Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN 3

LIABILITAS JANGKA PANJANG

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan kembali konsep liabilitas jangka panjang.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis liabilitas jangka panjang.
3. Membuat jurnal untuk mencatat transaksi penerbitan obligasi.
4. Membuat jurnal untuk mencatat transaksi penerbitan wesel.

B. URAIAN MATERI
3.1. LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas jangka panjang merupakan kewajiban yang muncul bukan
semata untuk tujuan diperdagangkan. Waktu penyelesaian liabilitas jangka
panjang lebih dari 12 bulan. Di samping itu, entitas juga seringkali memiliki hak
untuk menunda penyelesaian liabilitasnya sekurang-kurangnya dalam waktu 12
bulan. Ini artinya, secara karakteristik, liabilitas jangka panjang merupakan
lawan dari liabilitas jangka pendek.
Liabilitas jangka panjang dapat berubah menjadi liabilitas jangka pendek
apabila waktu jatuh temponya mencapai 12 bulan. Misalnya, suatu entitas
berutang jangka panjang ke bank selama 5 tahun dan diharuskan untuk
membayar cicilan liabilitasnya pertahun, maka untuk pembayaran tahun
pertama, itu sudah termasuk liabilitas jangka pendek. Hal ini disebut sebagai
utang jangka panjang yang jatuh tempo.
Liabilitas jangka panjang yang banyak diketahui adalah utang bank
jangka panjang maupun penerbitan surat utang. Namun selain kedua jenis
utang tersebut, masih banyak hal lain yang merupakan bagian dari liabilitas
jangka panjang. Dalam mencatat transaksi liabilitas jangka panjang yang
sifatnya keuangan, perlu memperhatikan nilai sekarang (present value) dari
uang,. Hal ini karena nilai uang sekarang tidak sama dengan nilai uang di masa
yang akan datang. Sebagai contoh, nilai uang 100.000.000 yang didapatkan
hari ini, lebih besar nilainya daripada nilai uang 100.000.000 2 tahun yang akan
datang.

3.2. JENIS-JENIS LIABILITAS JANGKA PANJANG


Liabilitas jangka panjang yang biasanya terjadi dalam suatu perusahaan
diantarannya : utang bank (bank loan), obligasi (bonds), liabilitas pajak
tangguhan, liabilitas pensiun, dan pendanaan-pendanaan jangka panjang
lainnya. Perusahaan-perusahaan go public biasa menuliskan liabilitas jangka
panjang lainnya ini dengan nama akun yang berbeda-beda dalam laporan
keuangannya. Ada yang mencatat sebagai utang pihak ketiga,
Apabila dikategorikan, liabilitas jangka panjang dapat dibagi menjadi 2
yaitu liabilitas keuangan dan liabilitas non keuangan. Liabilitas jangka panjang
yang termasuk liabilitas keuangan diantarannya adalah obligasi dan wesel
bayar, sedangkan liabilitas jangka panjang yang bersifat non keuangan yaitu
liabilitas pajak tangguhan serta liablitas pensiun.
Disebut sebagai liabilitas jangka panjang keuangan karena merupakan
instrumen keuangan, yaitu benda atau sesuatu yang dapat diperjualbelikan.
Dalam hal ini obligasi dan wesel bayar dapat diperjualbelikan, sedangkan
liabilitas non keuangan tidak bisa. Suatu instrumen keuangan dapat berupa
liabilitas keuangan maupun juga instrumen ekuitas.
Dalam PSAK 50, dijelaskan bahwa liabilitas keuangan dan instrumen
ekuitas dapat dibedakan dengan memahami substansi dari perjanjian
kontraktural instrumen keuangan terkait. Dimana, suatu instrumen ekuitas
dapat diketahui apabila memenuhi 2 kondisi yaitu pertama, instrumen tersebut
tidak memiliki kewjaiban kontraktual yang berupa a: menyerahkan kas atau aset
keuangan lain kepada entitas lain, serta b: untuk mempertukarkan aset
keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
Kondisi kedua, yaitu jika instrumen tersebut akan diselesaikan dengan
isntrumen ekuitas yang diterbitkan entitas, yang dalam hal ini instrumen ekuitas
tersebut adalah 1) efek non derivatif yang tidak ada kewajiban kontraktual bagi
penerbitnya untuk menyerahkan sesuatu jumlah yang berbeda dari instrumen
ekuitas yang diterbitkannya, atau 2) efek derivatif (turunan) yang diselesaikan
hanya dengan cara dipertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan
lainnya dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
Sebagai contoh, saham preferen yang seringkali dianggap sebagai
instrumen ekuitas dapat diakui sebagai liabilitas keuangan apabila saham
preferen tersebut mewajikan perusahaan penerbitnya untuk menebus kembali
saham tersebut pada harga yang ditetapkan serta memiliki pembayaran dividen
tetap. Kewajiban kontraktual untuk menebus kembali saham preferen inilah
yang membuatnya menjadi liabilitas keuangan.
Liabilitas keuangan yang lazim dipergunakan oleh perusahaan untuk
mendapatkan pendanaan yaitu obligasi dan wesel bayar. Baik itu obligasi
maupun wesel sama-sama dapat diterbitkan untuk mendapatkan kas (tunai)
ataupun juga untuk suatu pendanaan non kas misalya untuk mendapatkan aset
tetap, ataupun juga untuk melunasi utang.
3.2.1. Obligasi
Obligasi (bond) adalah instrumen keuangan yang berupa surat utang.
Perbedaannya dengan wesel bayar adalah bahwa obligasi sudah memiliki
pasar yang lebih luas seperti misalnya di bursa efek atau di lembaga-lembaga
keuangan lainnya, sedangkan wesel bayar cenderung tidak memiliki pasar
seperti obligasi. Dalam hal ini, obligasi dianggap sebagai alternatif pendanaan
jangka panjang yang merupakan pembanding dari rencana pendanaan dengan
penerbitan sekuritas ekuitas (saham).
Apabila dilihat dari segi penerbitnya, obligasi dapat dibagi menjadi 2
yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah gan obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan. Di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah ada 4
jenis yaitu 1) Surat Utang Negara (SUN), 2) Obligasi Ritel Indonesia (ORI), 3)
Obligasi Rekap, dan 4) Surat Berharga Syariah Negara atau SUKUK. Selain
keempat jenis obligasi dari pemerintah pusat ini, pemerintah daerah juga dapat
menerbitkan obligasi yang biasa disebut sebagai obligasi daerah atau obligasi
municipal.
Adapun obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan atau yang biasa
disebut sebagai obligasi korporasi, jenisnya tergolong cukup banyak dan dapat
dikategorikan berdasarkan jaminannya, hak penukarannya, sistem pembayaran
bunganya, nilai nominalnya, dan perhitungan imbal hasilnya.
Dalam menerbitkan obligasi, perusahaan penerbit obligasi dengan
pembeli obligasi akan mengikat kontrak obligasi (bond indeture). Dalam hal ini,
obligasinya dapat berupa obligasi berjangka dan obligasi berseri. Obligasi
berjangka adalah obligasi yang yang diterbitkan dalam satu waktu jatuh tempo
secara bersamaan. Adapun obligasi berseri (serial bond), merupakan obligasi
yang tanggal jatuh temponya tersebar dalam beberapa tanggal, bisa setiap
tahun, semester, atau kuartal.
Menurut [ CITATION War15 \l 1033 ] obligasi yang dapat dipertukarkan
dengan efek lainnya biasanya disebut sebagai obligasi konvertibel (convertible
bonds). Obligasi yang dapat memungkinkan perusahaan penerbitnya menebus
obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh tempo disebut sebagai obligasi yang
dapat ditebus (callable bonds). Adapun obligasi yang diterbitkan berdasarkan
kredit perusahaan, disebut sebagai obligasi debentur (debenture bonds).
Apabila suatu perusahaan menerbitkan obligasi hasil yang diterima akan
bergantung pada 1) nilai nominal obligasi, 2) suku bunga obligasi, dan 3) suku
bunga pasar untuk obligasi yang relatif mirip [ CITATION War15 \l 1033 ]. Nilai
nominal obligasi adalah nilai yang akan jatuh tempo. Nilai nominal ini digunakan
untuk menentukan perhitungan suku bunga kontrak (contract rate) atau yang
juga dikenal sebagai suku bunga kupon. Adapun suku bunga pasar atau yang
juga disebut sebagai bunga efektif merupakan suku bunga obligasi sejenis
dalam bursa efek.
Obligasi yang diterbitkan, dapat dijual dibawah, sama, atau diatas nilai
nominalnya. Apabila nilai obligasi yang dijual berada dibawah nilai nominalnya,
maka disebut sebagai obligasi dengan diskon. Apabila obligasi diterbitkan pada
nilai nominalnya, maka obligasi tersebut dijual dalam kurs a pari. Adapun jika
penjualan obligasi berada di atas harga nominalnya, maka obligasi ini dijual
dalam harga premium yang berarti pembeli mau membeli obligasi dengan suku
bunga kupon di atas suku bunga efektif.
3.2.2. Penerbitan Obligasi
Obligasi yang dijual pada harga diskon ataupun premium perlu
diamortisasi sepanjang umur obligasinya. Dalam hal ini, ketika jatuh tempo, nilai
nominalnya harus terbayar kembali. Mengapa harus diamortisasi, karena
diskon bunga obligasi belum dapat dianggap sebagai beban bunga, meskipun
pada akhirnya akan menambahkan bunga obligasi, sedangkan premium
obligasi, harus diakui sebagai utang meskipun pada akhirnya akan menjadi
pengurang dari beban bunga.
Metode yang digunakan untuk amortisasinya dapat menggunakan
metode garis lurus ataupun metode suku bunga efektif. Dalam hal ini, setiap
akhir tahunnya perusahaan membuat jurnal penyesuaian untuk menghitung
amortisasi diskon maupun premium obligasi. Diskon obligasi dikreditkan
dengan mendebit beban bunga, sedangkan premium obligasi didebit dengan
mengkredit beban bunga.
Perhitungan obligasi perlu memperhatikan aspek nilai sekarang (present
value) dari nilai pokok utang serta nilai sekarang dari anuitas bunga kupon yang
akan dibayarkan. Perlu diingat bahwa perhitungan nilai sekarang dari nilai
pokok utang serta anuitas bunga kupon dihitung berdasarkan bunga efektif,
bukan berdasarkan bunga kupon. Rumusnya adalah :
1
PV Principal=F x
(1+i)n
1
1−
(1+i)n
PV Interest =(FxC) x
i
Keterangan :
PV Principal : Nilai sekarang dari pokok utang
PV Interest : Nilai sekarang dari bunga
F : Nilai Obligasi
i : Tingkat Bunga Efektif
C : Tingkat Bunga Kupon
N : Jumlah kali pembayaran kupon

Selain yang ada bunganya, obligasi juga dapat dijual tanpa bunga yang
disebut sebagai obligasi tanpa bunga (zero coupon bonds). Untuk liabilitas
obligasi tanpa bunga, biasanya dijual pada harga diskon yang lebih besar.
Adapun pelunasannya, tetap diberikan sesuai nilai nominal. Investor yang
membeli jenis obligasi seperti ini dapat mencari keuntungan melalui penjualan
kembali obligasi tersebut serta dari pelunasan nilai nominal obligasinya.
Contoh Penerbitan Obligasi Harga Nominal (Kurs a Pari)
Pada 1 Januari 2014 PT Alabama menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal sebesar 200.000.000 yang tingkat bunga kuponnya sebesar 10% dan
akan dibayar setiap tanggal 31 Desember. Adapun tingkat bunga efektif adalah
10% pertahun. Dimana, obligasi itu akan jatuh tempo tanggal 1 Juni 2019.
Jangka waktu obligasi selama 5 tahun.
1
PV Principal=200.000 .000 x =124.184 .265
(1+10 %)5
1
1−
(1+10 % )5
PV Interest =(200.000 .000 x 10 %) x =75.815 .735
10 %
Jadi total harga obligasinya pasti setara dengan harga jualnya yaitu
124.184.265 + 75.815.735 = 200.000.000.
Maka Jurnal yang dibuat pada penjualan obligasi (1 Januari 2014) :
Cash Dr.200.000.000
Bonds Payable Cr. 200.000.000
Selanjutnya, setiap tanggal 31 Desember perusahaan melakukan pembayaran
bunga yang dihitung dengan cara (200.000.000 x 10% = 20.000.000).
Jurnal yang dibuat pada saat pembayaran bunga (31 Desember 2014)
Interest Expense Dr. 20.000.000
Cash Cr. 20.000.000
Setiap kali perusahaan membayar bunga, jurnal yang dicatat adalah
sebagaimana diatas. Kemudian, pada saat jatuh tempo, perusahaan membayar
obligasi sesuai nilai nominalnya
Jurnal pada saat jatuh tempo atau pelunasan obligasi (1 Januari 2019)
Bond Payable Dr. 200.000.000
Cash Cr. 200.000.000

Contoh Penerbitan Obligasi Harga Premium


Obligasi yang bunga kuponnya lebih besar daripada bunga efektif pasti
akan menghasilkan harga premium. Harga premium itu adalah harga penjualan
yang melebihi nilai nominalnya. Sebagai contoh, pada 1 Januari 2014 PT
Alabama menerbitkan obligasi dengan nilai nominal sebesar 400.000.000 yang
tingkat bunga kuponnya sebesar 13% dan akan dibayar setiap tanggal 1
Januari, dan 1 Juli. Adapun tingkat bunga efektif adalah 11% pertahun.
Obligasi itu akan jatuh tempo tanggal 1 Jan 2019.
1
PV Principal=400.000.000 x =234.172 .232
(1+ 5,5 %)10
1
1−
6 ( 1+5,5 % )10
(
PV Interest = 400.000 .000 x 13%x
12 )
x
5,5 %
=195.978 .272

Prosentase bunga menjadi 5,5% dengan nilai n 10 karena dilihat dari


pembayaran kupon yang dalam hal ini adalah 2 kali dalam setahun, sehingga n
adalah 5 tahun dikali 2, sedangkan bunganya 11% dibagi 2. Selanjutnya,
berdasarkan perhitungan PV Principal dan PV Interest, didapatkan harga
obligasi sebesar 234.172.232 + 195.978.272 = 430.150.503. Dengan demikian,
obligasi ini terjual pada harga premium sehingga jurnal yang perlu disusun oleh
PT Alabama pada saat penerbitan obligasi adalah :

Cash Dr. 430.150.503


Bonds Premium Cr. 30.150.503
Bonds Payable Cr. 400.000.000

Bond premium atau premium obligasi sebesar 30.150.503 merupakan


selisih dari kas yang diterima dengan nilai nominal obligasi. Selanjutnya,
premium obligasi ini akan diamortisasi selama periode obligasi tersebut.
Caranya, adalah dengan mendebit premium tersebut dengan mengkredit kas
bersamaan dengan pembayaran bunga kupon.
Untuk memudahkan penjurnalan saat pembayaran obligasi, maka dapat
disusun tabel perhitungan amortisasi premium obligasi sebagai berikut :
Tanggal Amortisasi Sisa Premium Nilai Tercatat
Bunga Dibayar Bunga efektif
1 Jan 2014 Premium 30,150,503 430,150,503
1 Jul 2014 26,000,000 23,658,278 2,341,722 27,808,781 427,808,781
1 Jan 2015 26,000,000 23,529,483 2,470,517 25,338,264 425,338,264
1 Jul 2015 26,000,000 23,393,605 2,606,395 22,731,868 422,731,868
1 Jan 2016 26,000,000 23,250,253 2,749,747 19,982,121 419,982,121
1 Jul 2016 26,000,000 23,099,017 2,900,983 17,081,138 417,081,138
1 Jan 2017 26,000,000 22,939,463 3,060,537 14,020,600 414,020,600
1 Jul 2017 26,000,000 22,771,133 3,228,867 10,791,734 410,791,734
1 Jan 2018 26,000,000 22,593,545 3,406,455 7,385,279 407,385,279
1 Jul 2018 26,000,000 22,406,190 3,593,810 3,791,469 403,791,469
1 Jan 2019 26,000,000 22,208,531 3,791,469 0 400,000,000
3.    Pada tanggal 1 Januari 2014 PT Ginto menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal senilai 180.000.000 dengan bunga kupon 11% yang akan dibayarkan
setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Suku bunga efektif adalah senilai 8%. Obligasi
ini akan jatuh tempo pada 1 Juli 2019. Buatlah jurnal pada saat penerbitan, dan
pembayaran kupon pertama. Buat juga tabel amortisasi diskon/premium
obligasinya.

Pada tanggal 1 Juli 2014 PT Mustova menerbitkan obligasi dengan nilai nominal
senilai 600.000.000 dengan bunga kupon 8% yang akan dibayarkan setiap tanggal
1 Januari dan 1 Juli. Suku bunga efektif adalah senilai 12%. Obligasi ini akan jatuh
tempo pada 1 Januari 2019. Buatlah jurnal pada saat penerbitan, dan pembayaran
kupon pertama. Buat juga tabel amortisasi diskon/premium obligasinya.

Apabila tabel perhitungan amortisasi telah disusun, maka perusahaan


menyusun jurnal setiap kali pembayaran kupon dengan menyesuaikan tabel
tersebut. Sebagai contoh, berikut adalah jurnal yang perlu disusun perusahaan
ketika pembayaran kupon pertama (1 Juli 2014) :
Interest Expense Dr. 23.658.278
Bonds Premium Dr. 2.341.722
Cash Cr. 26.000.000
Apabila melihat tabel amortisasi premium, nilai tercatat diawali dengan
nilai kas yang diterima pada saat penerbitan obligasi. Sehingga tidak perlu
melakukan pendeitan pada bonds payable setiap kali amortisasi premium
karena nilai bonds payable yang dicatat pada saat penerbitan nilainya sudah
sesuai dengan nilai nominalnya dan tidak berubah hingga obligasi tersebut
jatuh tempo. Ketika telah jatuh tempo, maka perusahaan dapat menyusun
jurnal untuk pelunasannya sebagaimana berikut :
Bonds Payable Dr. 400.000.000
Cash Cr. 400.000.000
Contoh transaksi diatas terjadi apabila tidak terjadi penebusan obligasi
sebelum jatuh tempo. Pada prakteknya, tidak sedikit obligasi yang memberikan
hak kepada penerbitnya untuk menebus kembali obligasi yang telah diterbitkan.
Apabila terjadi penebusan atau pembelian kembali obligasi sebelum jatuh
tempo, maka perusahaan harus mengestimasi fair value dari obligasi tersebut
karena harga perolehan obligasi akan sesuai dengan fair value. Apabila fair
value lebih besar daripada nilai tercatat, maka akan menjadi kerugian,
sedangkan apabila sebaliknya, maka keuntungan.
Sebagai contoh, pada tanggal 1 Juli 2014 PT Halilintar menerbitkan
obligasi dengan nilai nominal senilai 200.000.000 dengan bunga kupon 14%
yang akan dibayarkan setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Suku bunga efektif
adalah senilai 12%. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 1 Juli 2019.
1
PV Principal=200.000 .000 x =111.678 .955
(1+6 % )10
1
1−
6 ( 1+6 % )10
(
PV Interest = 200.000.000 x 14 %x
12)x
6%
=103.041 .219

Dengan demikian, harga obligasinya adalah 111.678.955 + 103.041.219


= 214.720.174 sehingga jurnal yang dibuat pada saat penerbitan adalah :
Cash Dr. 214.720.174
Bonds Premium Cr. 14.720.174
Bonds Payable Cr. 200.000.000
Adapun perhitungan amortisasi premium obligasinya adalah sebagai
berikut :
Sisa
Tanggal Bunga Amortisasi Nilai Tercatat
Bunga efektif Premium
Dibayar Premium
1 Jul 2014 14,720,174 214,720,174
1 Jan 2015 14,000,000 12,883,210 1,116,790 13,603,385 213,603,385
1 Jul 2015 14,000,000 12,816,203 1,183,797 12,419,588 212,419,588
1 Jan 2016 14,000,000 12,745,175 1,254,825 11,164,763 211,164,763
1 Jul 2016 14,000,000 12,669,886 1,330,114 9,834,649 209,834,649
1 Jan 2017 14,000,000 12,590,079 1,409,921 8,424,728 208,424,728
1 Jul 2017 14,000,000 12,505,484 1,494,516 6,930,211 206,930,211
1 Jan 2018 14,000,000 12,415,813 1,584,187 5,346,024 205,346,024
1 Jul 2018 14,000,000 12,320,761 1,679,239 3,666,785 203,666,785
1 Jan 2019 14,000,000 12,220,007 1,779,993 1,886,792 201,886,792
1 Jul 2019 14,000,000 12,113,208 1,886,792 0 200,000,000
Selanjutnya diasumsikan bahwa pada 2 Januari 2016 PT Halilintar
menebus kembali obligasinya dengan nilai fair value obligasi sebesar
215.000.000. Maka jurnal yang perlu disusun adalah :
Bonds Payable Dr. 200.000.000
Bonds Premium Dr. 11.164.763
Loss from reedemtion bonds Dr. 3.835.237
Cash Cr. 215.000.000

Akun loss from reedemtion bonds atau kerugian dari penebusan kembali
obligasi merupakan selisih antara fair value dengan nilai tercatat. Tujuan dari
penebusan kembali obligasi diantarannya adalah untuk menghindari
pembayaran bunga kupon sehingga dapat memperbaiki rasio utang terhadap
ekuitas perusahaanya.
Contoh Obligasi Harga Diskon
Obligasi yang bunga kuponnya lebih kecil daripada bunga efektif akan
menghasilkan harga diskon atau harga penjualan yang dibawah nilai
nominalnya. Hal ini karena investor pasti akan lebih mencari obligasi dengan
bunga yang lebih besar agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar pula.
Namun, apabila dana investor tidak banyak, maka membeli obligasi pada harga
diskon dapat menjadi alternatif investasi yang menguntungkan.
Sebagai contoh, pada tanggal 1 Januari 2014 PT Guntur menerbitkan
obligasi dengan nilai nominal senilai 200.000.000 dengan bunga kupon 10%
yang akan dibayarkan setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Suku bunga efektif
adalah senilai 12%. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 1 Januari 2019.
1
PV Principal=200.000 .000 x =111.678 .955
(1+6 % )10
1
1−
6 ( 1+6 % )10
(
PV Interest = 200.000.000 x 10 %x
12)x
6%
=73.600 .871

Dengan demikian harga obligasinya adalah 111.678.955 + 73.600.871 =


185.279.826. Harga ini dibawah nilai nominalnya atau harga diskon. Maka
jurnal yang disusun pada saat penerbitan adalah :
Cash Dr.185.279.826
Discount Bonds Dr. 14.720.174
Bonds Payable Cr. 200.000.000
Sama seperti premium bonds akun discount bonds juga perlu
diamortisasi. Proses amortisasinya adalah dengan mengkredit diskon obligasi
dengan mendebit beban bunga pada saat pembayaran kupon. Perhitungan
amortisasi diskonnya adalah sebagaimana berikut :
Tanggal Bunga Sisa Diskon Nilai Tercatat
Bunga efektif Amortisasi Diskon
1 Jan 2014 Dibayar 14,720,174 185,279,826
1 Jul 2014 10,000,000 11,116,790 1,116,790 13,603,384 186,396,616
1 Jan 2015 10,000,000 11,183,797 1,183,797 12,419,588 187,580,412
1 Jul 2015 10,000,000 11,254,825 1,254,825 11,164,763 188,835,237
1 Jan 2016 10,000,000 11,330,114 1,330,114 9,834,649 190,165,351
1 Jul 2016 10,000,000 11,409,921 1,409,921 8,424,727 191,575,273
1 Jan 2017 10,000,000 11,494,516 1,494,516 6,930,211 193,069,789
1 Jul 2017 10,000,000 11,584,187 1,584,187 5,346,024 194,653,976
1 Jan 2018 10,000,000 11,679,239 1,679,239 3,666,785 196,333,215
1 Jul 2018 10,000,000 11,779,993 1,779,993 1,886,792 198,113,208
1 Jan 2019 10,000,000 11,886,792 1,886,792 0 200,000,000

Dalam mengamortisasi diskon, nilai utang obligasi tercatat perlahan-


lahan akan naik dan pada akhirnya akan berada pada nilai nominalnya.
Penyusunan jurnal setiap kali pembayaran kupon harus disesuaikan dengan
tabel amortisasi diatas. Sebagai contoh, berikut adalah jurnal yang dibuat pada
saat pembayaran kupon pertama (1 Juli 2014):
Interest Expense Dr.11.116.790
Bonds Discount Cr. 1.116.790
Cash Cr. 10.000.000
Kemudian jika tidak terjadi penebusan sebelum jatuh tempo, maka
pelunasan obligasi pada saat jatuh temponya (1 Juli 2019) adalah :
Bonds Payable Dr. 200.000.000
Cash Cr. 200.000.000

3.2.3. Wesel Bayar


Selain obligasi, alternatif pembiayaan yang juga seringkali diambil oleh
perusahaan adalah dengan menerbitkan wesel bayar (notes payable). Wesel
bayar seringkali digunakan untuk membeli suatu aset tetap, membayar piutang
dagang, maupun untuk mendapatkan sejumlah kas. Oleh karena itu, wesel
bayar dapat bersifat tunai dan non tunai, tergantung jenis transaksinya.
Wesel bayar tunai adalah untuk mendapatkan kas. Jadi menerbitkan
obligasi untuk menerima sejumlah uang dari pembeli wesel bayar tersebut.
Adapun wesel bayar non tunai adalah penerbitan wesel bayar untuk
mendapatkan sejumlah barang maupun jasa tertentu, misalnya untuk
mendapatkan aset tetap, persediaan, dan lain-lain.
Mirip seperti obligasi, wesel bayar juga memiliki nilai nominal serta
memiliki bunga. Meskipun ada juga transaksi wesel bayar yang tidak berbunga.
Untuk wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun atau wesel bayar
jangka panjang, perusahaan penerbit wesel bayar akan melakukan
pembayaran angsuran atas pokok dan bunga yang ditetapkan.
3.2.4. Penerbitan Wesel Bayar
Tujuan penerbitan wesel bayar relatif mirip dengan tujuan penerbitan
obligasi, yaitu untuk mendapatkan pembiayaan dalam rangka meningkatkan
kapasitas produksi perusahaan. Hanya saja, nominal yang didapatkan dari
wesel bayar cenderung lebih rendah daripada obligasi. Perlakuan akuntansinya
juga sama dengan obligasi yaitu dinilai sebesar nilai kini dari arus kas
pembayaran di masa depan [ CITATION Mar15 \l 1033 ].
Contoh Penerbitan Wesel Bayar Tunai
Pada 1 Januari 2015, PT Rohmana menerbitkan wesel bayar dengan
nilai nominal sebesar 84.000.000 yang akan jatuh tempo selama 5 tahun
dengan bunga 5% pertahun. Berdasarkan kesepakatan dengan bank, PT
Rohmana diharuskan untuk melakukan angsuran pokok dan bunganya dengan
nilai PV Anuitas dari nilai 5% untuk jangka waktu 5 tahun yaitu 4,32948. Maka,
angsuran anuitasnya adalah sebesar 84.000.000 : 4,32948=19.401.868. Jurnal
yang perlu disusun saat penerbitan wesel bayar adalah :
Cash Dr.84.000.000
Notes Payable Cr. 84.000.000
Selanjutnya, untuk mempermudah perhitungan bunga serta melakukan
penjurnalan, perusahaan perlu membuat tabel amortisasi wesel bayar
sebagaimana berikut : Pembayaran Beban Penurunan Wesel Bayar
Tanggal Nilai Buku
Angsuran Bunga Wesel Bayar Tercatat
31-Des-15 84.000.000 19.401.868 4.200.000 15.201.868 68.798.132
31-Des-16 68.798.132 19.401.868 3.439.907 15.961.961 52.836.171
31-Des-17 52.836.171 19.401.868 2.641.809 16.760.059 36.076.111
31-Des-18 36.076.111 19.401.868 1.803.806 17.598.062 18.478.049
31 Des-19 18.478.049 19.401.868 923.82 18.478.049 0
Beban bunga yang dituliskan pada 31 Desember 2019 dibulatkan untuk
mengnolkan nilai wesel bayar yang tercatat. Pembayaran angsuran wesel
dijurnal sesuai dengan tabel amortisasi wesel bayar tersebut. Berikut contoh
jurnal yang dibuat pada saat pembayaran cicilan pertama :
Jurnal pada saat pembayaran cicilan 1 (Desember 2015)
Interest Expense Dr. 4.200.000
Notes Payable Dr. 15.201.868
Cash Cr. 19.401.868

Contoh Penerbitan Wesel Bayar Non Tunai


Pada 1 Januari 2017 PT Abdul menerbitkan wesel bayar dengan nilai
nominal 150.000.000 yang bunganya 5% pertahun untuk membeli aset tetap
berupa kios. Wesel bayar tersebut fair value nya adalah 135.000.000 dengan
jatuh tempo selama 2 tahun. Pembayaran pokok dan bunga akan dilaksanakan
pada saat pelunasan. Berdasarkan transaksi ini, jurnal yang dapat disusun
pada saat penerbitan wesel adalah sebagai berikut :
Store Dr.135.000.000
Discount Note Payable Dr. 15.000.000
Notes Payable Cr. 150.000.000
Akun discount notes payable atau diskonto wesel bayar merupakan
selisih dari nilai pasar dengan nilai nominal wesel bayarnya. Apabila nilai
nominal lebih rendah daripada nilai pasarnya, maka disebut sebagai premium
wesel bayar. Baik itu diskonto maupun premium wesel bayar perlu diamortisasi
dengan cara mendebit beban bunga dan mengkredit diskonto wesel bayar.
Berikut contoh jurnal yang dibuat pada saat mengamortisasi diskonto wesel
pada periode pertama (31 Desember 2017) :

Interest Expense Dr.7.500.000


Discount Notes Payable Cr. 7.500.000

Begitupun halnya pada tahun kedua (31 Desember 2018), perusahaan


perlu menyusun jurnal penyesuaian sebagaimana tahun pertama untuk
mengamortisasi diskonto wesel. Sehingga dalam 2 tahun, beban bunga yang
sudah diakui sudah senilai dengan nilai diskonto weselnya (15.000.000).
Selanjutnya, pada saat pelunasan, perusahaan tetap perlu mendebit beban
bunga dengan mengkredit kas, sebagaimana berikut :
Interest Expense Dr.15.000.000
Notes Payable Dr.150.000.000
Cash Cr. 165.000.000

Berdasarkan jurnal pada saat pelunasan, terlihat bahwa beban bunga


tambahan adalah 15.000.000 yang dihitung dari 150.000.000 x 5 % = 7.500.000
x 2 = 15.000.000. Apabila ditotalkan dengan beban bunga yang sudah diakui
diawal untuk mengamortisasi diskonto, maka total bunganya adalah
30.000.000.
Kemudian, dalam suatu kondisi, perusahaan dapat menerbitkan wesel
bayar pada tingkat bunga yang lebih rendah daripada bunga pasar. Hal ini akan
menyebabkan hak tambahan bagi pembeli wesel bayar. Penerbitan wesel
bayar seperti ini seringkali disebut sebagai wesel bayar dengan hak tertentu.
Adapun hak tertentu sebagaimana dimaksud, dapat berupa hak untuk membeli
barang dengan harga yang lebih murah, atau mendapatkan prioritas lainnya.
Selisih antara kas yang diterima dari penerbitan wesel bayar dengan nilai
nominalnya karena adanya perbedaan bunga wesel dengan bunga pasar ini
juga dicatat sebagai diskonto wesel bayar. Perbedaannya, wesel bayar ini
diakui dengan juga mengkredit pendapatan diterima dimuka (prepaid income)
karena perusahaan penerbit wesel ‘terbebani’ oleh adanya kewajiban untuk
memenuhi kesepakatan hak tertentu kepada perusahaan pembeli wesel.
Sebagai contoh, PT Samudra pada 1 Januari 2017 menerbitkan wesel
bayar dengan nilai nominal 400.000.000 tanpa bunga sedangkan bunga pasar
untuk wesel sejenis saat itu adalah 7%. Jatuh tempo wesel adalah 2 tahun.
Wesel tersebut dibeli senilai harga nominalnya oleh PT Surya Kencana asalkan
PT Samudra mau menjual barang dagangan kepada PT Surya Kencana senilai
250.000.000 di bawah harga normal. Jurnal yang disusun oleh PT Samudra
pada saat penerbitan wesel adalah :
Cash Dr.400.000.000
Discount Notes Payable Dr. 50.624.509
Notes Payable Cr. 400.000.000
Prepaid Income Cr. 50.624.509

Nilai diskonto wesel bayar dihitung dengan cara mengurangi nilai kas
yang diterima dengan nilai kini dari wesel bayar sebagaimana berikut :
PV Wesel Bayar = 400.000.000 : (1 + 7%)2 = 349.375.491
Diskonto Wesel Bayar = 400.000.000 - 349.375.491 = 50.624.509
Selanjutnya, pada tahun pertama, PT Samudra menjual persediaan
sebesar 100.000.000, maka jurnal yang disusun adalah :
Cash Dr. 79.750.197
Prepaid Income Dr. 20.249.803
Sales Cr. 100.000.000

Adapun diskonto wesel bayar diamortisasi dengan perhitungan tabel


dibawah ini :
Tanggal Bunga Bunga Sisa Diskon Nilai Tercatat
Amortisasi Diskon
1 Jan 2017 Dibayar efektif 50,624,509 400,000,000
31 Des 2017 - 28,000,000 28,000,000 22,624,509 422,624,509
31 Des 2018 - 22,624,509 22,624,509 - 422,624,509

Diskonto wesel bayar diamortisasi dengan cara mendebit beban bunga.


Pada tahun pertama, beban bunga yang diakui dihitung dengan cara
400.000.000 x 7% =28.000.000. Namun ditahun kedua, beban bunga diakui
sebesar sisa diskon, karena amortisasi diskonto tidak boleh melebih nilai sisa
diskontonya.

C. LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud liabilitas jangka panjang, serta mengapa
perusahaan memerlukan liabilitas jangka panjang?
2. Terdapat 2 jenis liabilitas jangka panjang yaitu liabilitas keuangan dan
non keuangan, jelaskan perbedaannya.
3. Pada tanggal 1 Januari 2014 PT Ginto menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal senilai 180.000.000 dengan bunga kupon 11% yang akan
dibayarkan setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Suku bunga efektif
adalah senilai 8%. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 1 Juli 2019.
Buatlah jurnal pada saat penerbitan, dan pembayaran kupon pertama.
Buat juga tabel amortisasi diskon/premium obligasinya.
4. Pada tanggal 1 Juli 2014 PT Mustova menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal senilai 600.000.000 dengan bunga kupon 8% yang akan
dibayarkan setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli. Suku bunga efektif
adalah senilai 12%. Obligasi ini akan jatuh tempo pada 1 Januari 2019.
Buatlah jurnal pada saat penerbitan, dan pembayaran kupon pertama.
Buat juga tabel amortisasi diskon/premium obligasinya.
5. Pada 1 Januari 2013, PT Gugun menerbitkan wesel bayar dengan nilai
nominal sebesar 149.000.000 yang akan jatuh tempo selama 5 tahun
dengan bunga 5% pertahun. Angsuran pokok dan bunganya dibayar
dengan nilai PV Anuitas dari nilai 5% untuk jangka waktu 5 tahun yaitu
4,32948. Tentukan jurnal pada saat penerbitan, dan pembayaran
pertama angsurannya. Buat juga tabel amortisasi weselnya.

D. DAFTAR PUSTAKA
Martani, D., Siregar, S. V., & Wardhani, R. (2015). Akuntansi Keuangan
Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat.
Warren, R. (2015). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Jakarta Selatan:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai