Sesuai dengan adanya peraturan otonomi daerah sebagaimana yang tertuang dalam undang- undang
nomor 23 tahun 2014 yang memberikan kewenangan lebih luas pada pemerintah daerah untuk
mengelola wilayahnya, membawa implikasi semakinbesar tanggung jawab dan tuntutan untuk menggali
dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah dalam rangka menopang
perjalanan pembangunan di daerah. Dengan adanya system otonomi daerah tersebut, membuat
beberapa daerah diindonesia kini mulai mengoptimalkan potensi pariwisata yang dimilikinya dan salah
satunya adalah provinsi jawa timur yang merupakan salah satu provinsi diindonesia juga memiliki
banyak sekali tempat- tempat pariwisata yang bagus dan tidak kalah menarik dengan provinsi yang lain.
Provinsi jawa timur yang memiliki potensi wisata cukup banyak dengan prospek kedepan sangat
menjanjikan. Pengembangan pariwisata di provinsi jawa timur , yang sebagian besar dilakukan dalam
upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik dari segi peningkatan sarana prasarana,
maupun penambahan daya tarik wisata baru.
Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi jawa timur tahun 2020 yang
terbesar berasal dari kawasan ASEAN dengan jumlah kunjungan sebesar 35.035 kunjungan yang turun
sebesar 85,64 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 243.899 kunjungan
sedangkan untuk wisatawan domestikdi provinsi jawa timur kunjungan wisata mencapai 125.343 .
Angka tersebut diambil dari jumlah kedatangan wisatawan mancanegara melalui bandara internasional
juanda,Surabaya Kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi jawa timur tahun 2020 yang terbesar
berasal dari kawasan ASEAN dengan jumlah kunjungan sebanyak 23.589 kunjungan (67.33 persen).
Kunjungan terbesar kedua berasal dari kawasan ASIA lainya selain ASEAN sebanyak 6.301 kunjungan
( 17,98 persen) dan diurutan ketiga berasal dari kawasan EROPA sebanyak 2.882 kunjungan ( 8.23
persen) kunjungan wisman dari kawasan amerika diurutan berikutnya , yaitu sebanyak 1.287 kunjungan
(3,67 persen), sedangkan untuk kawasan oceania berada diurutan kelima sebanyak 620 kunjungan
( 1,77 persen). Persentase kunjungan wisatawan tersebut menunjukan bahwa pangsa pasar utama
wiatawan mancanegara yang datang ke provinsi jawa timur masih berasal dari Negara Negara tetangga
dari kawasan ASIA khususnya ASEAN. Sedangkan tahun 2021 jumlah kunjungan wisatawan
mencanegarayang berkunjung ke provinsi jawa timur mencapai 654 kunjungan angka tersebut turun
hingga 98,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 34.771 kunjungan
sedangkan untuk wisatawan domestic di provinsi jawa timur kunjungan wisata belum terdapat data
terbaru dari dinas pariwisata provinsi jawa timur.
Dari data yang diperoleh dari dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten probolinggo
dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan domestik kekabupaten probolinggo meningkat dari
tahun ketahun namun terjadi penurunan pada tahun 2020 diakibatkan adanya pandemic covid-
19 . pada tahun 2018 jumlah wisatawan domestik mencapai 846.530 orang pertahun, sedangkan
wisatawan mancanegara mencapai 52.546 ribu orang. Pada tahun 2019 jumlah wisatawan
domestik mencapai 986.306 orang pertahun, sedangkan wisatawan mancanegara 55.284. pada
tahun 2020 jumlah wisatawan domestik menurun menjadi 496.55 orang pertahun, sedangkan
wisatawan mancanegara menjadi 5.531 orang pertahun.
Berdasarkan kajian terdahulu
Hal tersebut terlihat berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa peran pemerintah
desa dalam rangka pengembangan desa wisata dapat menjadikan sebuah program didalam
penyusunan program rencana pemerintah didalam pengembanganya sehingga tujuan yang inggin
didalam pengembanganya dapat dicapai. Adapun penelitian sebelumnya berkenaan dengan strategi
pemerintah desa dalam rangka pengembangan desa wisata akan diuraikan sebagai berikut :
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai landasan atas penelitian yang dilakukan.
Pertama oleh noviyanti (2014)dengan judul pengembangan desa wisata dalam rangka meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pemerintah desa ( studi di desa wisata gunung kawi, desa wonosari,
kecamatan wonosari , kabupaten malang) dan hasil dari penelitian menunjukan bahwa pengembangan
yang diilakukan dalam mengembangkan wisata yang ada didesa wonosari meliputi pengembangan
sarana dan prasarana , pengembangan perencanaan produk wisata,viii promosi dan pemasaran wisata,
serta peran dan tanggung jawab pemerintah. Keempat bentuk pengembangan ini dilakukan untuk
mendukung dari beberapa potensi yang dimiliki desa wisata , seperti adanya objek wisata ritual , tradisi
kesenian,dan produk makanan unggulan agar dapat berkembang dengan baik sehingga dapat menarik
minat wisatawan untuk berwisata.
Kedua, penelitian oleh ( prasetiyo ,2018) dengan judul implementasi program satu kecamatan satu desa
wisata sebagai upaya pembangunan sektor pariwisata dan hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil
Dari Penelitian Ini Menunjukan Bahwa Implementasi Program Yang Digunakan Adalah Model
Implementasi Menurut Korten Yang Terdiri Dari Program ( Kesesuaian Antara Program Dengan
Kelompok Sasaran) ,Organisasi Pelaksana ( Kesesuaian Antara Kelompok Sasaran Dengan Organisasi
Pelaksana). Pada Pelaksanaan Program Satu Kecamatan Satu Desa Wisata Mendapat Respon Baik Dan
Antusias Yang Tinggi Dari Masyarakat , Sesuainya Peran Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten
Lumajang Sebagai Organisasi Pelaksana Dan Berjalanya Kerjasama Antara Dinas Pariwisata Dan
Kebudayaan Kabupaten Lumajang Dengan Masyarakat Kabupaten Lumajang. Selain Itu Terdapat Juga
Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Implementasi Program Satu Kecamatan Satu Desa Wisata
Sebagai Upaya Pembangunan Sektor Pariwisata, Faktor Pendukungnya Adalah Adanya Dana Dan
Sumberdaya Alam , Sedangkan Faktor Penghambatnya Adalah Kurangnya Keadaran Masyarakat Dan
Kurangnya Sarana Dan Prasarana.
Ketiga, penelitian oleh (Katila,2017) dengan judul implementasi pengembangan program desa wisata di
desa gunungsari kota batu (studi pada badan perencanaan pembangunan penelitian dan
pengembangan daerah kota batu) dan Hasil Dari Penelitian Ini Menujunjukan Bahwa Selama
Pengamatan Penulis Implementasi Pengembangan Program Desa Wisata Ini Melibatkan Pemerintah
Kota Batu Dan Masyarakat Wisata Setempat Dan Memnggunakan Model Implementasi George C
Edward Terdapat Empat Factor Yakni Komunikasi, Sumberdaya,Disposisi Dan Struktur Birokrasi. Actor
Yang Terlibat Antara Lain Pemerintah Kota Batu, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan
Pengembangan Daerah Kota Batu, Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan, Dan Masyarakat Desa Gunungsari
Kota Batu Terdapat Beberapa Tantangan Yaitu Harga Pupuk Yang Tidak Stabil, Pengembangan Yang
Monoton, Belum Adanya Wisata Yang Memiliki Nilai Untuk Edukasi, Sarana Dan Prasarana Yang Belom
Memadai. Selain Itu Terdapat Jalan Yang Masih Sulit Untuk Dilalui Kendaraan Besar. Wawasan
Masyarakat Untuk Mengembangkan Program Desa Wisata Didesa Gunungsari Ini Masih Kurang. Inovasi
Baru Dibutuhkan Untuk Pengembangan Program Desa Wisata Agar Pariwisatawan Tertarik Untuk
Berwisata Desa Gunungsari
Keempat, penelitian oleh (pujiasih,2017) dengan judul pengembangan desa wisata dalam meningkatkan
ekonomi lokal (studi pada desa joho kecamatan senen kabupaten Kediri)dan Hasil Penelitian Yang
Diperoleh Menunjukkan Bahwa Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho Dilakukan Dengan
Beberapa Langkah Yaitu Pengembangan Promosi Wisata Yang Dilakukan Dengan Memanfaatkan
Berbagai Macam Media Terutama Media Online, Pengembangan Aksebilitas Wisata Di Desa Joho
Dengan Melakukan Perbaikan Pada Infrastruktur Jalan Menuju Lokasi-Lokasi Wisata, Pengembangan
Kawasan Wisata Dilakukan Dengan Menambah Fasilitas Serta Objek Dan Daya Tarik Wisata,
Pengembangan Produk Wisata Dilakukan Dengan Mengembangkan Produk Lokal Dan Unggulan Dari
Desa Joho Seperti Madu, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dilakukan Dengan Pembinaan
Terkait Kepariwisataan, Serta Melakukan Pelaksanaan Kampanye Nasional Sadar Wisata Dilakukan
Dengan Membentuk Kelompok Sadar Wisata Untuk Mensosialisasikan Dan Mengamalkan Sapta Pesona.
Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho Memberikan Dampak Terhadap Ekonomi Lokal Yaitu Berupa
Semakin Terbukanya Lapangan Kerja Dan Usaha Bagi Masyarakat Sekitar Melalui Penyediaan Jasa-Jasa
Wisata Dan Usaha Berdagang Makanan Atau Minuman, Adanya Peningkatkan Pendapatan Masyarakat
Dari Bidang Pariwisata, Keberdayaan Usaha Mikro Dalam Produksi Dan Pemasaran Serta Terjalinnya
Kerjasama Antara Pemerintah Dan Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho.
Bab 2
Tinjauan pustaka
1.noviyanti .2014. pengembangan desa wisata dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat
dan pemerintah desa ( studi di desa wisata gunung kawi, desa wonosari, kecamatan wonosari ,
kabupaten malang) Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yang menunjukan bahwa pengembangan yang diilakukan dalam mengembangkan wisata yang
ada didesa wonosari meliputi pengembangan sarana dan prasarana , pengembangan perencanaan
produk wisata,viii promosi dan pemasaran wisata, serta peran dan tanggung jawab pemerintah.
Keempat bentuk pengembangan ini dilakukan untuk mendukung dari beberapa potensi yang dimiliki
desa wisata , seperti adanya objek wisata ritual , tradisi kesenian,dan produk makanan unggulan agar
dapat berkembang dengan baik sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berwisata.
2. prasetiyo .2018. implementasi program satu kecamatan satu desa wisata sebagai upaya
pembangunan sektor pariwisata Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yang menunjukan bahwa Hasil Dari Penelitian Ini Menunjukan Bahwa
Implementasi Program Yang Digunakan Adalah Model Implementasi Menurut Korten Yang Terdiri Dari
Program ( Kesesuaian Antara Program Dengan Kelompok Sasaran) ,Organisasi Pelaksana ( Kesesuaian
Antara Kelompok Sasaran Dengan Organisasi Pelaksana). Pada Pelaksanaan Program Satu Kecamatan
Satu Desa Wisata Mendapat Respon Baik Dan Antusias Yang Tinggi Dari Masyarakat , Sesuainya Peran
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Sebagai Organisasi Pelaksana Dan Berjalanya
Kerjasama Antara Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Dengan Masyarakat
Kabupaten Lumajang. Selain Itu Terdapat Juga Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Implementasi
Program Satu Kecamatan Satu Desa Wisata Sebagai Upaya Pembangunan Sektor Pariwisata, Faktor
Pendukungnya Adalah Adanya Dana Dan Sumberdaya Alam , Sedangkan Faktor Penghambatnya Adalah
Kurangnya Keadaran Masyarakat Dan Kurangnya Sarana Dan Prasarana.
3.Katila.2017. implementasi pengembangan program desa wisata di desa gunungsari kota batu (studi
pada badan perencanaan pembangunan penelitian dan pengembangan daerah kota batu) Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menunjukan Bahwa
Selama Pengamatan Penulis Implementasi Pengembangan Program Desa Wisata Ini Melibatkan
Pemerintah Kota Batu Dan Masyarakat Wisata Setempat Dan Memnggunakan Model Implementasi
George C Edward Terdapat Empat Factor Yakni Komunikasi, Sumberdaya,Disposisi Dan Struktur
Birokrasi. Actor Yang Terlibat Antara Lain Pemerintah Kota Batu, Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kota Batu, Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan, Dan Masyarakat
Desa Gunungsari Kota Batu Terdapat Beberapa Tantangan Yaitu Harga Pupuk Yang Tidak Stabil,
Pengembangan Yang Monoton, Belum Adanya Wisata Yang Memiliki Nilai Untuk Edukasi, Sarana Dan
Prasarana Yang Belom Memadai. Selain Itu Terdapat Jalan Yang Masih Sulit Untuk Dilalui Kendaraan
Besar. Wawasan Masyarakat Untuk Mengembangkan Program Desa Wisata Didesa Gunungsari Ini Masih
Kurang. Inovasi Baru Dibutuhkan Untuk Pengembangan Program Desa Wisata Agar Pariwisatawan
Tertarik Untuk Berwisata Desa Gunungsari
4.pujiasih.2017. pengembangan desa wisata dalam meningkatkan ekonomi lokal (studi pada desa
joho kecamatan senen kabupaten Kediri) Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yang menunjukan Bahwa Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho
Dilakukan Dengan Beberapa Langkah Yaitu Pengembangan Promosi Wisata Yang Dilakukan Dengan
Memanfaatkan Berbagai Macam Media Terutama Media Online, Pengembangan Aksebilitas Wisata Di
Desa Joho Dengan Melakukan Perbaikan Pada Infrastruktur Jalan Menuju Lokasi-Lokasi Wisata,
Pengembangan Kawasan Wisata Dilakukan Dengan Menambah Fasilitas Serta Objek Dan Daya Tarik
Wisata, Pengembangan Produk Wisata Dilakukan Dengan Mengembangkan Produk Lokal Dan Unggulan
Dari Desa Joho Seperti Madu, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dilakukan Dengan
Pembinaan Terkait Kepariwisataan, Serta Melakukan Pelaksanaan Kampanye Nasional Sadar Wisata
Dilakukan Dengan Membentuk Kelompok Sadar Wisata Untuk Mensosialisasikan Dan Mengamalkan
Sapta Pesona. Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho Memberikan Dampak Terhadap Ekonomi Lokal
Yaitu Berupa Semakin Terbukanya Lapangan Kerja Dan Usaha Bagi Masyarakat Sekitar Melalui
Penyediaan Jasa-Jasa Wisata Dan Usaha Berdagang Makanan Atau Minuman, Adanya Peningkatkan
Pendapatan Masyarakat Dari Bidang Pariwisata, Keberdayaan Usaha Mikro Dalam Produksi Dan
Pemasaran Serta Terjalinnya Kerjasama Antara Pemerintah Dan Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan
Desa Wisata Di Desa Joho.DARI BEBERAPA HASIL PENELITIAN TERDAHULUDIATAS, TERDAPAT
KESAMAAN DALAM PENELITIAN INI, ANTARA LAIN :
Dalam buku Sjamsudin (2010:1-2) kata "administrasi" yang dikenal saat ini di
Indonesia berasal dari kata administrare (latin: ad = pada, ministrare = melayani).
Dengan demikian ditinjau dari asal kata administrasi berarti "memberikan pelayanan
kepada". Kata "administrasi" juga berasal dari kata "administration: (to administer).
Kata to administer dapat berarti to manage (mengelola) dan (menggerakkan). Ini yang
berarti administrasi merupakan kegiatan mengelola atau menggerakkan. Kata
"administrasi" juga dapat berasal dari bahasa Belanda, "administratie" yang
pengertiannya mencakup stelselmatige verkrijging en verwerking van gegeven (tata
usaha), bestuur (manajemen organisasi) dan beheer (manajemen sumber daya). Dari
asal kata ini administrasi mencakup kegiatan perusahaan dan manajemen.
Administrasi Publik menurut Chandler dan Plano (dalam Keban, 2014: 3) adalah
proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk
memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-
keputusan dalam kebijakan publik. "Publik" dapat diartikan sebagai masyarakat luas
sebagai lawan dari individu tetapi "publik" juga menunjuk pada mereka yang bekerja
untuk kepentingan masyarakat luas atau dikenal dengan "lembaga pemerintah".
Sejalan dengan beberapa pendapat terkait dengan administrasi, akademik dan
teoritik. maka administrasi dapat disimpulkan memiliki arti yang sempit dan arti yang
luas. Arti yang sempit administrasi memiliki makna sebagai tata usaha. Sedangkan
administrasi dalam arti luas memiki arti sebagai proses rangkaian kegiatan usaha
kerjasama sekelompok orang secara terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu secara
efisien kegiatan tersebut berupa implementasi kebijakan publik, kegiatan melakukan
analisis, menyeimbangkan dan mempresentasekan keputusan, pertimbangan-
pertimbangan kebijakan, sebagai pekerjaan individual dan kelompok dalam
menghasilkan barang dan jasa publik.
Melalui 7 (tujuh) ide pokok tersebut, setidaknya ada kata kunci yang bisa ditemukan yakni
proses, sadar, terencana, pertumbuhan dan perubahan, modernitas, multidimensional, menuju
kukuh dan mantap keberadaan suatu negara. Dari berbagai pendapat di atas, Administrasi
Pembangunan dapat disimpulkan sebagai proses yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
pada sebuah negara secara sadar dan terencana untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Administrasi pembangunan memiliki dua fungsi, sebagai penyempurnaan administrasi publik
dan penyempurnaan bagi penyelenggaraan proses pembangunan.
Menurut Rasyid yang dikutip oleh Selviana (2013:15), fungsi administrasi publik
dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu :
a. Pemberdayaan masyarakat (society empowerment), yakni upaya nyata
yang mendorong kemandirian masyarakat di segala bidang.
b. Pengembangan (development), yang dimaksudkan yaitu menciptakan
kemakmuran, khususnya kemakmuran ekonomi yang nyata dan mereka
yang dirasakan oleh seluruh masyarakat.
c. Pelayanan masyarakat (public service), yaitu pemenuhan kebutuhan
masyarakat di segala bidang. Sedangkan tugas pemerintahan dalam bidang
pelayanan ini adalah menjamin keamanan, memelihara ketertiban,
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi
administrasi publik dibedakan menjadi tiga, yaitu pemberdayaan
masyarakat,pengembangan dan pelayanan masyarakat. Dalam penelitian
ini lebih membahas pada fungsi administrasi publik yang kedua,yaitu
pengembangan .
a. Dimensi Kebijakan, menyangkut keputusan untuk penentuan tujuan dan cara atau
alternative terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Dimensi Organsisasi, berkenaan dengan pengaturan struktur dan hirarki yang
meliputi pembentukan unit, pembagian tugas antar unit (lembaga-lembaga
publik), penetapan prosedur, aturan dan standar untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Dimensi Manajemen, berkaitan dengan proses bagaimana kegiatan-kegiatan yang
telah dirancang diimplementasikan untuk mencapai tujuan organisasi melalui
prinsip-prinsip tertentu.
d. Dimensi Etika dan Moral, memberikan tuntunan moral terhadap administrator
tentang apa yang salah dan apa yang benar, atau apa yang baik atau apa yang
buruk.
e. Dimensi Lingkungan, diibaratkan dengan suhu atau iklim serta karakteristik
lokasi dimana tubuh manusia bertumbuh dan berkembang, manakala iklim atau
suhu serta lokasi kurang cocok atau bersifat mengancam tubuh manusia maka
tubuh tersebut akan sakit atau terhambat untuk berkembang.
f. Dimensi Akuntabilitas Kinerja, merupakan dimensi yang menggambarkan dunia
administrator yang telah dipercayakan sebagai pihak yang profesional dan
bermoral itu dituntut untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan
keputusannya kepada pihak yang seharusnya mereka layani dalam bentuk kinerja.
Dilihat dari definisi-definisi yang diungkapkan oleh Pearce dan Robinson serta
Dirgantoro diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tampak beberapa kesamaan
mengenai pengertian manajemen strategi yaitu mengenai adanya tujuan yang ingin
dicapai, perubahan lingkungan yang harus diantisipasi dan strategi yang harus
diimplementasikan