Anda di halaman 1dari 15

Jawa timur merupakan

Sesuai dengan adanya peraturan otonomi daerah sebagaimana yang tertuang dalam undang- undang
nomor 23 tahun 2014 yang memberikan kewenangan lebih luas pada pemerintah daerah untuk
mengelola wilayahnya, membawa implikasi semakinbesar tanggung jawab dan tuntutan untuk menggali
dan mengembangkan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki daerah dalam rangka menopang
perjalanan pembangunan di daerah. Dengan adanya system otonomi daerah tersebut, membuat
beberapa daerah diindonesia kini mulai mengoptimalkan potensi pariwisata yang dimilikinya dan salah
satunya adalah provinsi jawa timur yang merupakan salah satu provinsi diindonesia juga memiliki
banyak sekali tempat- tempat pariwisata yang bagus dan tidak kalah menarik dengan provinsi yang lain.
Provinsi jawa timur yang memiliki potensi wisata cukup banyak dengan prospek kedepan sangat
menjanjikan. Pengembangan pariwisata di provinsi jawa timur , yang sebagian besar dilakukan dalam
upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik dari segi peningkatan sarana prasarana,
maupun penambahan daya tarik wisata baru.

2020 35.035 manca


2021 654manca
2020 125.343 domestik
2021 - (tidak ada data)domestik

Menurut data tahun 2020 -2021 menunjukan bahwa

Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi jawa timur tahun 2020 yang
terbesar berasal dari kawasan ASEAN dengan jumlah kunjungan sebesar 35.035 kunjungan yang turun
sebesar 85,64 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 243.899 kunjungan
sedangkan untuk wisatawan domestikdi provinsi jawa timur kunjungan wisata mencapai 125.343 .
Angka tersebut diambil dari jumlah kedatangan wisatawan mancanegara melalui bandara internasional
juanda,Surabaya Kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi jawa timur tahun 2020 yang terbesar
berasal dari kawasan ASEAN dengan jumlah kunjungan sebanyak 23.589 kunjungan (67.33 persen).
Kunjungan terbesar kedua berasal dari kawasan ASIA lainya selain ASEAN sebanyak 6.301 kunjungan
( 17,98 persen) dan diurutan ketiga berasal dari kawasan EROPA sebanyak 2.882 kunjungan ( 8.23
persen) kunjungan wisman dari kawasan amerika diurutan berikutnya , yaitu sebanyak 1.287 kunjungan
(3,67 persen), sedangkan untuk kawasan oceania berada diurutan kelima sebanyak 620 kunjungan
( 1,77 persen). Persentase kunjungan wisatawan tersebut menunjukan bahwa pangsa pasar utama
wiatawan mancanegara yang datang ke provinsi jawa timur masih berasal dari Negara Negara tetangga
dari kawasan ASIA khususnya ASEAN. Sedangkan tahun 2021 jumlah kunjungan wisatawan
mencanegarayang berkunjung ke provinsi jawa timur mencapai 654 kunjungan angka tersebut turun
hingga 98,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 34.771 kunjungan
sedangkan untuk wisatawan domestic di provinsi jawa timur kunjungan wisata belum terdapat data
terbaru dari dinas pariwisata provinsi jawa timur.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jika

Tahun Mancanegara Domestik


2018 52.546 846.530
2019 55.284 986.306
2020 5.531 496.552
Sumber : dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten probolinggo (update terahir 22
juni 2021)

Dari data yang diperoleh dari dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten probolinggo
dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan domestik kekabupaten probolinggo meningkat dari
tahun ketahun namun terjadi penurunan pada tahun 2020 diakibatkan adanya pandemic covid-
19 . pada tahun 2018 jumlah wisatawan domestik mencapai 846.530 orang pertahun, sedangkan
wisatawan mancanegara mencapai 52.546 ribu orang. Pada tahun 2019 jumlah wisatawan
domestik mencapai 986.306 orang pertahun, sedangkan wisatawan mancanegara 55.284. pada
tahun 2020 jumlah wisatawan domestik menurun menjadi 496.55 orang pertahun, sedangkan
wisatawan mancanegara menjadi 5.531 orang pertahun.
Berdasarkan kajian terdahulu

Hal tersebut terlihat berdasarkan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa peran pemerintah
desa dalam rangka pengembangan desa wisata dapat menjadikan sebuah program didalam
penyusunan program rencana pemerintah didalam pengembanganya sehingga tujuan yang inggin
didalam pengembanganya dapat dicapai. Adapun penelitian sebelumnya berkenaan dengan strategi
pemerintah desa dalam rangka pengembangan desa wisata akan diuraikan sebagai berikut :

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai landasan atas penelitian yang dilakukan.
Pertama oleh noviyanti (2014)dengan judul pengembangan desa wisata dalam rangka meningkatkan
pendapatan masyarakat dan pemerintah desa ( studi di desa wisata gunung kawi, desa wonosari,
kecamatan wonosari , kabupaten malang) dan hasil dari penelitian menunjukan bahwa pengembangan
yang diilakukan dalam mengembangkan wisata yang ada didesa wonosari meliputi pengembangan
sarana dan prasarana , pengembangan perencanaan produk wisata,viii promosi dan pemasaran wisata,
serta peran dan tanggung jawab pemerintah. Keempat bentuk pengembangan ini dilakukan untuk
mendukung dari beberapa potensi yang dimiliki desa wisata , seperti adanya objek wisata ritual , tradisi
kesenian,dan produk makanan unggulan agar dapat berkembang dengan baik sehingga dapat menarik
minat wisatawan untuk berwisata.

Kedua, penelitian oleh ( prasetiyo ,2018) dengan judul implementasi program satu kecamatan satu desa
wisata sebagai upaya pembangunan sektor pariwisata dan hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil
Dari Penelitian Ini Menunjukan Bahwa Implementasi Program Yang Digunakan Adalah Model
Implementasi Menurut Korten Yang Terdiri Dari Program ( Kesesuaian Antara Program Dengan
Kelompok Sasaran) ,Organisasi Pelaksana ( Kesesuaian Antara Kelompok Sasaran Dengan Organisasi
Pelaksana). Pada Pelaksanaan Program Satu Kecamatan Satu Desa Wisata Mendapat Respon Baik Dan
Antusias Yang Tinggi Dari Masyarakat , Sesuainya Peran Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten
Lumajang Sebagai Organisasi Pelaksana Dan Berjalanya Kerjasama Antara Dinas Pariwisata Dan
Kebudayaan Kabupaten Lumajang Dengan Masyarakat Kabupaten Lumajang. Selain Itu Terdapat Juga
Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Implementasi Program Satu Kecamatan Satu Desa Wisata
Sebagai Upaya Pembangunan Sektor Pariwisata, Faktor Pendukungnya Adalah Adanya Dana Dan
Sumberdaya Alam , Sedangkan Faktor Penghambatnya Adalah Kurangnya Keadaran Masyarakat Dan
Kurangnya Sarana Dan Prasarana.

Ketiga, penelitian oleh (Katila,2017) dengan judul implementasi pengembangan program desa wisata di
desa gunungsari kota batu (studi pada badan perencanaan pembangunan penelitian dan
pengembangan daerah kota batu) dan Hasil Dari Penelitian Ini Menujunjukan Bahwa Selama
Pengamatan Penulis Implementasi Pengembangan Program Desa Wisata Ini Melibatkan Pemerintah
Kota Batu Dan Masyarakat Wisata Setempat Dan Memnggunakan Model Implementasi George C
Edward Terdapat Empat Factor Yakni Komunikasi, Sumberdaya,Disposisi Dan Struktur Birokrasi. Actor
Yang Terlibat Antara Lain Pemerintah Kota Batu, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan
Pengembangan Daerah Kota Batu, Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan, Dan Masyarakat Desa Gunungsari
Kota Batu Terdapat Beberapa Tantangan Yaitu Harga Pupuk Yang Tidak Stabil, Pengembangan Yang
Monoton, Belum Adanya Wisata Yang Memiliki Nilai Untuk Edukasi, Sarana Dan Prasarana Yang Belom
Memadai. Selain Itu Terdapat Jalan Yang Masih Sulit Untuk Dilalui Kendaraan Besar. Wawasan
Masyarakat Untuk Mengembangkan Program Desa Wisata Didesa Gunungsari Ini Masih Kurang. Inovasi
Baru Dibutuhkan Untuk Pengembangan Program Desa Wisata Agar Pariwisatawan Tertarik Untuk
Berwisata Desa Gunungsari

Keempat, penelitian oleh (pujiasih,2017) dengan judul pengembangan desa wisata dalam meningkatkan
ekonomi lokal (studi pada desa joho kecamatan senen kabupaten Kediri)dan Hasil Penelitian Yang
Diperoleh Menunjukkan Bahwa Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho Dilakukan Dengan
Beberapa Langkah Yaitu Pengembangan Promosi Wisata Yang Dilakukan Dengan Memanfaatkan
Berbagai Macam Media Terutama Media Online, Pengembangan Aksebilitas Wisata Di Desa Joho
Dengan Melakukan Perbaikan Pada Infrastruktur Jalan Menuju Lokasi-Lokasi Wisata, Pengembangan
Kawasan Wisata Dilakukan Dengan Menambah Fasilitas Serta Objek Dan Daya Tarik Wisata,
Pengembangan Produk Wisata Dilakukan Dengan Mengembangkan Produk Lokal Dan Unggulan Dari
Desa Joho Seperti Madu, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dilakukan Dengan Pembinaan
Terkait Kepariwisataan, Serta Melakukan Pelaksanaan Kampanye Nasional Sadar Wisata Dilakukan
Dengan Membentuk Kelompok Sadar Wisata Untuk Mensosialisasikan Dan Mengamalkan Sapta Pesona.
Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho Memberikan Dampak Terhadap Ekonomi Lokal Yaitu Berupa
Semakin Terbukanya Lapangan Kerja Dan Usaha Bagi Masyarakat Sekitar Melalui Penyediaan Jasa-Jasa
Wisata Dan Usaha Berdagang Makanan Atau Minuman, Adanya Peningkatkan Pendapatan Masyarakat
Dari Bidang Pariwisata, Keberdayaan Usaha Mikro Dalam Produksi Dan Pemasaran Serta Terjalinnya
Kerjasama Antara Pemerintah Dan Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho.
Bab 2

Tinjauan pustaka

2.1 penelitian terdahulu ( nama belakang, tahun,judul

1.noviyanti .2014. pengembangan desa wisata dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat
dan pemerintah desa ( studi di desa wisata gunung kawi, desa wonosari, kecamatan wonosari ,
kabupaten malang) Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yang menunjukan bahwa pengembangan yang diilakukan dalam mengembangkan wisata yang
ada didesa wonosari meliputi pengembangan sarana dan prasarana , pengembangan perencanaan
produk wisata,viii promosi dan pemasaran wisata, serta peran dan tanggung jawab pemerintah.
Keempat bentuk pengembangan ini dilakukan untuk mendukung dari beberapa potensi yang dimiliki
desa wisata , seperti adanya objek wisata ritual , tradisi kesenian,dan produk makanan unggulan agar
dapat berkembang dengan baik sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berwisata.

2. prasetiyo .2018. implementasi program satu kecamatan satu desa wisata sebagai upaya
pembangunan sektor pariwisata Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yang menunjukan bahwa Hasil Dari Penelitian Ini Menunjukan Bahwa
Implementasi Program Yang Digunakan Adalah Model Implementasi Menurut Korten Yang Terdiri Dari
Program ( Kesesuaian Antara Program Dengan Kelompok Sasaran) ,Organisasi Pelaksana ( Kesesuaian
Antara Kelompok Sasaran Dengan Organisasi Pelaksana). Pada Pelaksanaan Program Satu Kecamatan
Satu Desa Wisata Mendapat Respon Baik Dan Antusias Yang Tinggi Dari Masyarakat , Sesuainya Peran
Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Sebagai Organisasi Pelaksana Dan Berjalanya
Kerjasama Antara Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Dengan Masyarakat
Kabupaten Lumajang. Selain Itu Terdapat Juga Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Implementasi
Program Satu Kecamatan Satu Desa Wisata Sebagai Upaya Pembangunan Sektor Pariwisata, Faktor
Pendukungnya Adalah Adanya Dana Dan Sumberdaya Alam , Sedangkan Faktor Penghambatnya Adalah
Kurangnya Keadaran Masyarakat Dan Kurangnya Sarana Dan Prasarana.

3.Katila.2017. implementasi pengembangan program desa wisata di desa gunungsari kota batu (studi
pada badan perencanaan pembangunan penelitian dan pengembangan daerah kota batu) Penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang menunjukan Bahwa
Selama Pengamatan Penulis Implementasi Pengembangan Program Desa Wisata Ini Melibatkan
Pemerintah Kota Batu Dan Masyarakat Wisata Setempat Dan Memnggunakan Model Implementasi
George C Edward Terdapat Empat Factor Yakni Komunikasi, Sumberdaya,Disposisi Dan Struktur
Birokrasi. Actor Yang Terlibat Antara Lain Pemerintah Kota Batu, Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian Dan Pengembangan Daerah Kota Batu, Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan, Dan Masyarakat
Desa Gunungsari Kota Batu Terdapat Beberapa Tantangan Yaitu Harga Pupuk Yang Tidak Stabil,
Pengembangan Yang Monoton, Belum Adanya Wisata Yang Memiliki Nilai Untuk Edukasi, Sarana Dan
Prasarana Yang Belom Memadai. Selain Itu Terdapat Jalan Yang Masih Sulit Untuk Dilalui Kendaraan
Besar. Wawasan Masyarakat Untuk Mengembangkan Program Desa Wisata Didesa Gunungsari Ini Masih
Kurang. Inovasi Baru Dibutuhkan Untuk Pengembangan Program Desa Wisata Agar Pariwisatawan
Tertarik Untuk Berwisata Desa Gunungsari

4.pujiasih.2017. pengembangan desa wisata dalam meningkatkan ekonomi lokal (studi pada desa
joho kecamatan senen kabupaten Kediri) Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif yang menunjukan Bahwa Dalam Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho
Dilakukan Dengan Beberapa Langkah Yaitu Pengembangan Promosi Wisata Yang Dilakukan Dengan
Memanfaatkan Berbagai Macam Media Terutama Media Online, Pengembangan Aksebilitas Wisata Di
Desa Joho Dengan Melakukan Perbaikan Pada Infrastruktur Jalan Menuju Lokasi-Lokasi Wisata,
Pengembangan Kawasan Wisata Dilakukan Dengan Menambah Fasilitas Serta Objek Dan Daya Tarik
Wisata, Pengembangan Produk Wisata Dilakukan Dengan Mengembangkan Produk Lokal Dan Unggulan
Dari Desa Joho Seperti Madu, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dilakukan Dengan
Pembinaan Terkait Kepariwisataan, Serta Melakukan Pelaksanaan Kampanye Nasional Sadar Wisata
Dilakukan Dengan Membentuk Kelompok Sadar Wisata Untuk Mensosialisasikan Dan Mengamalkan
Sapta Pesona. Pengembangan Desa Wisata Di Desa Joho Memberikan Dampak Terhadap Ekonomi Lokal
Yaitu Berupa Semakin Terbukanya Lapangan Kerja Dan Usaha Bagi Masyarakat Sekitar Melalui
Penyediaan Jasa-Jasa Wisata Dan Usaha Berdagang Makanan Atau Minuman, Adanya Peningkatkan
Pendapatan Masyarakat Dari Bidang Pariwisata, Keberdayaan Usaha Mikro Dalam Produksi Dan
Pemasaran Serta Terjalinnya Kerjasama Antara Pemerintah Dan Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan
Desa Wisata Di Desa Joho.DARI BEBERAPA HASIL PENELITIAN TERDAHULUDIATAS, TERDAPAT
KESAMAAN DALAM PENELITIAN INI, ANTARA LAIN :

1.MENGGUNAKAN METODE PENELITIAN KUALITATIF BERSIFAT DESKRIPTIF

2. MELAKUKAN PENELITIAN TENTANG PERENCANAAN STRATEGIS KEPARIWISATAAN.

2.2 ADMINISTRASI PUBLIK

2.2.1 PENGERTIAN ADMINISTRASI PUBLIK

Dalam buku Sjamsudin (2010:1-2) kata "administrasi" yang dikenal saat ini di
Indonesia berasal dari kata administrare (latin: ad = pada, ministrare = melayani).
Dengan demikian ditinjau dari asal kata administrasi berarti "memberikan pelayanan
kepada". Kata "administrasi" juga berasal dari kata "administration: (to administer).
Kata to administer dapat berarti to manage (mengelola) dan (menggerakkan). Ini yang
berarti administrasi merupakan kegiatan mengelola atau menggerakkan. Kata
"administrasi" juga dapat berasal dari bahasa Belanda, "administratie" yang
pengertiannya mencakup stelselmatige verkrijging en verwerking van gegeven (tata
usaha), bestuur (manajemen organisasi) dan beheer (manajemen sumber daya). Dari
asal kata ini administrasi mencakup kegiatan perusahaan dan manajemen.
Administrasi Publik menurut Chandler dan Plano (dalam Keban, 2014: 3) adalah
proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk
memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-
keputusan dalam kebijakan publik. "Publik" dapat diartikan sebagai masyarakat luas
sebagai lawan dari individu tetapi "publik" juga menunjuk pada mereka yang bekerja
untuk kepentingan masyarakat luas atau dikenal dengan "lembaga pemerintah".
Sejalan dengan beberapa pendapat terkait dengan administrasi, akademik dan
teoritik. maka administrasi dapat disimpulkan memiliki arti yang sempit dan arti yang
luas. Arti yang sempit administrasi memiliki makna sebagai tata usaha. Sedangkan
administrasi dalam arti luas memiki arti sebagai proses rangkaian kegiatan usaha
kerjasama sekelompok orang secara terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu secara
efisien kegiatan tersebut berupa implementasi kebijakan publik, kegiatan melakukan
analisis, menyeimbangkan dan mempresentasekan keputusan, pertimbangan-
pertimbangan kebijakan, sebagai pekerjaan individual dan kelompok dalam
menghasilkan barang dan jasa publik.

1.1.1. Pengertian adminsitrasi pembangunan


Administrasi Pembangunan terdiri dari Administrasi dan Pembangunan Pembangunan
merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana
yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas
dalam rangka pembinaan bangsa (Dunser dalam Hakim, 2016:37). Administrasi Pembangunan
tidak lain adalah bagian dari administrasi publik yang ditujukan untuk mendukung proses
pembangunan. Maka dari itu, kaidah kaidah administrasi publik berlaku pada administrasi
pembangunan. Selanjutnya, administrasi pembangunan memberikan perhatian yang lebih luas
daripada hanya membahas penyelenggaraan administrasi pemerintahan berupa memelihara
keamanan, hukum dan ketertiban, mengumpulkan pajak atau memberikan pelayanan publik
menyelenggarakan hubungan dengan negara lain.

”Sifat dari Administrasi Pembangunan lebih dinamis dan inovatif karena


menyangkut upaya mengandalkan perubahan-perubahan sosial, dalam upaya
tersebut administrasi pembangunan sangat berkepentingan dan terlibat dalam
pengerahan sumber daya dan pengalokasiannya untuk kegiatan pembangunan
(Katz dalam Hakim, 2016: 63)”
Administrasi Pembangunan dapat didefinisikan sebagai proses pengendalian usaha
(administra si) oleh negara /pemerintah untuk mewujudkan pertumbuhan yang direncanakan ke
arah suatu keadaan yang dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam berbagai aspek kehidupan
bangsa (Tjokroamidjojo, 2014: 18). Siagian selanjutnya juga menjelaskan bahwa pembangunan
didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara
terencana dan sadar, yang ditempuh oleh suatu bangsa dan Negara menuju modernitas dalam
rangka pembinaan bangsa (nation building) yang kemudian menyimpulkan bahwa terdapat tujuh
ide poko dari pe,bangunan yang dilakukan, yaitu sebagai berikut :

a. Pembangunan merupakan sebuah proses, berarti pembangunan berkelanjutan selama


suatu bangsa ada dan memiliki tahapan yang pada satu pihak sebagai independensi
dan pada pihak lain sebagai bagian dari sesuatu yang tidak akan pernah berakhir. Hal
ini sesuai dengan tujuan pembangunan yang dilaksanakan adalah mencapai
masyarakat yang sejahtera dengan hakikat untuk membangun manusia Indonesia
seutuhnya.
b. Pembangunan dilaksanakan secara sadar, hal ini dikarenakan kegatan yang dilakukan
dalam masyarakat tanpa melalui proses atau tahapan tertentu dan dilakukan secara
sporadis.
c. Pembangunan dilaksanakan secara terencana, perencanaan dalam pembangunan
dapat berupa perencanaan jangka pendek, jangan menengah,ataupun jangka panjang
yang setiap tahapnya memiliki memiliki rentang waktu tertentu. Sehingga rencana
pembangunan mengandung makna pertumbuhan dan perubahan. Pertumbuhan
dimaksutkan agar terjadi peningkatan kemampuan suatu Negara untuk berkembang
sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk berkembang. Sedangkan perubahan dalam
pembangunan berarti melakukan antisipasi dan proaktif dalam menghadapi situasi
yang berbeda dari waktu ke waktu.
d. Rencana pembangunan mengandung makna , pertumbuhan dan perubahan.
Pertumbuhan itu dimaksutkan sebagai peningkatan kemampuan suatu Negara untuk
berkembang dan tidak sekedar mempertahankan kemerdekaan,kedaulatan, dan
eksistensinya.
e. Pembangunan mengarah pada modernitas, diartikan sebagai cara hidup yang baru dan
lebih daripada sebelumnya , cara berfikir yang rasional dan system budaya yang kuat
tetapi fleksibel.
f. Modernitas yang terkandung dalam pembangunan tidak bersifat tungga, tetapi
meliputi berbagai aspek kehidupan berasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Modernitas tersebut dapat diwujudkan dalalm bidang politik , ekonomi, sosial
budaya, ataupun pertahanan dan kemanan.
g. Pembangunan sebagai wadah pembinaan bangsa,melalui keenam ide pokok diatas
ditujukan kepada wadah pembinaan bangsa yang memiliki fungsi untuk
memperkukuh fondasinya dan memantapkan keberadaanya didunia internasional .
wadah pembangunan diharapkan dapat menghasilkan kesetaraan terhadap bangsa dan
negara lain didunia. Serta wadah ini juga diharapkan dapat menghilangkan status
Negara berkembang , Negara miskin,Negara terbelakang,Negara dunia ketiga, dan
sebagainya yang membawa stigma negative dalam pergaulan dunia internasional.

Melalui 7 (tujuh) ide pokok tersebut, setidaknya ada kata kunci yang bisa ditemukan yakni
proses, sadar, terencana, pertumbuhan dan perubahan, modernitas, multidimensional, menuju
kukuh dan mantap keberadaan suatu negara. Dari berbagai pendapat di atas, Administrasi
Pembangunan dapat disimpulkan sebagai proses yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
pada sebuah negara secara sadar dan terencana untuk menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Administrasi pembangunan memiliki dua fungsi, sebagai penyempurnaan administrasi publik
dan penyempurnaan bagi penyelenggaraan proses pembangunan.

a. The Development of Administration yaitu penyusunan kebijakan


penyempurnaan administrasi Negara yang meliputi:
1. Penyempurnaan dan pendayagunaan organisasi bagi pembangunan
(organisasi-organisasi pemerintah untukmelaksanakan
pembangunan)
2. Pendayagunaan kepegawaian (pengadaan, pembinaan, pendidikan
dan pelatihan)
3. Pendayagunaan ketatalaksanaan (masalah organisasi dan tata
laksana termasuk prosedur dan tata kerja)
b. The Administration of Development yaitu perumusan kebijakan-
kebijakan dan program-program pembangunan serta pelaksanaannya
secara efektif, meliputi:
1. Administrasi Perencanaan dan pemograman pembangunan
(misalnya kemampuan dan mekanisme analisa dan pembentukan
kebijakan pembangunan, sistem perencanaan dan penganggaran)
2. Administrasi Pembiayaan pembangunan (penyaluran biaya untuk
berbagai macam kegiatan pembangunan yang berbeda-beda
sifatnya)
3. Administrasi program dan proyek pembangunan termasuk berbagai
cara koordinasinya
4. Sistem pengendalian dan pengawasan dalam penyelenggaraan
pembangunan (Tjokroamidjojo, 1985: 14-15)

Melalui dari kedua fungsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa TheDevelopment of


Administration membahas bagaimana mempersiapkan perangkat pembangunannya yang dimulai
dari pendayagunaan organisasi,aparatur dan tata laksananya. Sedangkan The Administration of
Development membahas bagaimana pembangunan itu dilaksanakan meliputi perumusan
kebijakan dan program-program pembangunan.

2.2.3fungsi administrasi publik

Menurut Rasyid yang dikutip oleh Selviana (2013:15), fungsi administrasi publik
dikelompokkan dalam tiga hal, yaitu :
a. Pemberdayaan masyarakat (society empowerment), yakni upaya nyata
yang mendorong kemandirian masyarakat di segala bidang.
b. Pengembangan (development), yang dimaksudkan yaitu menciptakan
kemakmuran, khususnya kemakmuran ekonomi yang nyata dan mereka
yang dirasakan oleh seluruh masyarakat.
c. Pelayanan masyarakat (public service), yaitu pemenuhan kebutuhan
masyarakat di segala bidang. Sedangkan tugas pemerintahan dalam bidang
pelayanan ini adalah menjamin keamanan, memelihara ketertiban,
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi
administrasi publik dibedakan menjadi tiga, yaitu pemberdayaan
masyarakat,pengembangan dan pelayanan masyarakat. Dalam penelitian
ini lebih membahas pada fungsi administrasi publik yang kedua,yaitu
pengembangan .

2.2.4 Ruang lingkup administrasi publik


Menurut Keban (2014:11) proses pembuatan ruang lingkup administrasi publik ada 6 (enam)
dimensi strategis antara lain:

a. Dimensi Kebijakan, menyangkut keputusan untuk penentuan tujuan dan cara atau
alternative terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Dimensi Organsisasi, berkenaan dengan pengaturan struktur dan hirarki yang
meliputi pembentukan unit, pembagian tugas antar unit (lembaga-lembaga
publik), penetapan prosedur, aturan dan standar untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Dimensi Manajemen, berkaitan dengan proses bagaimana kegiatan-kegiatan yang
telah dirancang diimplementasikan untuk mencapai tujuan organisasi melalui
prinsip-prinsip tertentu.
d. Dimensi Etika dan Moral, memberikan tuntunan moral terhadap administrator
tentang apa yang salah dan apa yang benar, atau apa yang baik atau apa yang
buruk.
e. Dimensi Lingkungan, diibaratkan dengan suhu atau iklim serta karakteristik
lokasi dimana tubuh manusia bertumbuh dan berkembang, manakala iklim atau
suhu serta lokasi kurang cocok atau bersifat mengancam tubuh manusia maka
tubuh tersebut akan sakit atau terhambat untuk berkembang.
f. Dimensi Akuntabilitas Kinerja, merupakan dimensi yang menggambarkan dunia
administrator yang telah dipercayakan sebagai pihak yang profesional dan
bermoral itu dituntut untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan
keputusannya kepada pihak yang seharusnya mereka layani dalam bentuk kinerja.

2.3 Manajemen Strategi


2.3.1 Pengertian manajemen strategi
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.

Menurut Pearce dan Robinson (1997) dalam Amirullah, ( 2015:5 ) menjelaskan


manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana
yang dirancang untuk mencapai sasaransasaran perusahaan. Manajemen strategi adalah
upaya untuk mengelola strategi agar tercapai tujuannya. Manfaat manajemen strategi
beberapa diantaranya adalah: (a) untuk mencegah timbulnya masalah karena segala
sesuatu dilaksanakan dan direncanakan secara sistematis dan konsisten; (b) merupakan
hasil kerja; (c) melibatkan berbagai belah pihak terkait sehingga menimbulkan
partisipasi sesame anggota. Manajemen strategi juga memiliki tugas-tugas yang
menjadi kewajibannya, diantaranya adalah: (a) pengungkapan visi misi badan usaha;
(b) penentuan usaha-usaha; (b) penentuan tujuan-tujuan; (c) menciptakan strategi; (d)
melaksanakan dan mengimplementasikan strategi; dan (e) menilai kinerja dan
melaksanakan penyesuaian-penyesuaian (Reksohadiprodjo, 2010:41).

Pada umumnya banyak yang menyatakan bahwa manajemen strategi berkaitan


dengan jalannya organisasi serta bagaimana kontribusinya terhadap keberhasilan atau
kegagalan suatu organisasi dan akan berlangsung secara terus menerus dalam suatu
organisasi. Menurut Dirgantoro (2001:9) beberapa pengertian mengenai manajemen
strategi, yaitu :

a. Manajemen strategi adalah suatu proses yang


berkesinambungan yang membuat organisasi secara
keseluruhan dapat selalu responsive 20 terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dilingkungannya baik bersifat
eksternal maupun internal.
b. Manajemen strategi merupakan kombinasi ilmu dari seni
untuk memformulasikan, mengimplementasikan, serta
mengevaluasi keputusan yang memungkinkan organisasi
dapat mencapai tujuannya.
c. Manajemen strategi merupakan usaha untuk mengembangkan
kekuatan yang ada di dalam perusahaan untuk menggunakan
atau menangkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai
tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai misi yang
ditentukan.

Dilihat dari definisi-definisi yang diungkapkan oleh Pearce dan Robinson serta
Dirgantoro diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tampak beberapa kesamaan
mengenai pengertian manajemen strategi yaitu mengenai adanya tujuan yang ingin
dicapai, perubahan lingkungan yang harus diantisipasi dan strategi yang harus
diimplementasikan

2.3.2 Konsep manajemen strategi


Konsep manajemen strategis adalah untuk mencapai dan mempertahankan
keunggulan kompetitif. Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu
merumuskan, menerapkan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuan dari manajemen strategis
adalah untuk menggunakan dan menciptakan peluang baru dan berbeda untuk masa
depan; Perencanaan jangka panjang, di sisi lain, mencoba untuk mengoptimalkan tren
saat ini untuk keuntungan masa depan. Manajemen strategis didasarkan pada
pemahaman yang jelas tentang misi organisasi; visi Anda tentang di mana Anda ingin
berada di masa depan; dan nilai-nilai yang memandu tindakan mereka. Proses ini
membutuhkan komitmen terhadap perencanaan strategis, bagian dari tata kelola
perusahaan yang mencakup kemampuan organisasi untuk menetapkan tujuan jangka
pendek dan jangka panjang. Perencanaan strategis juga mencakup perencanaan
keputusan strategis, kegiatan, dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Proses yang ditetapkan untuk manajemen strategi membantu organisasi
membuat keputusan logis dan dengan cepat mengembangkan tujuan baru untuk
mengikuti perkembangan teknologi, pasar, dan lingkungan. Perusahaan Oleh karena itu,
manajemen strategis dapat membantu perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif,
meningkatkan pangsa pasarnya, dan merencanakan masa depannya.
Ilmuwan manajemen Kanada Henry Mintzberg menyimpulkan bahwa proses
manajemen strategis adalah hal dinamis. Dalam makalahnya tahun 1987, “The Strategy
Concept I: Five Ps for Strategi,” ia berpendapat “bidang manajemen strategis tidak
mampu mengandalkan satu definisi strategi.” Sebaliknya, ia menjabarkan lima definisi
strategi dan keterkaitannya: (terlalu masuk katanya)

1. Plan (Rencana): Strategi sebagai tindakan yang secara sadar


dimaksudkan untuk menghadapi suatu situasi.
2. Ploy (Taktik) : Strategi sebagai manuver untuk mengecoh pesaing,
yang juga bisa menjadi bagian dari rencana.
3. Pattern (Pola): Strategi yang berasal dari konsistensi dalam perilaku,
baik yang dimaksudkan atau tidak dan yang dapat terlepas dari suatu
rencana.
4. Position (Posisi): Strategi sebagai kekuatan penengah atau
kecocokan antara organisasi dan lingkungan, yang dapat kompatibel
dengan salah satu atau semua .
Perspektif: Strategi sebagai konsep atau cara yang sudah tertanam dalam
memahami dunia – misalnya, penentu kecepatan yang agresif vs penggerak akhir –
yang dapat kompatibel dengan salah satu atau semua

2.3.3 Tahapan-tahapan manajemen strategi


Manajemen strategis adalah serangkaian fase terpadu. Proses ini bertujuan
untuk mengintegrasikan misi dan tujuan dalam kaitannya dengan lingkungan eksternal
dan internal, kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang perusahaan agar dapat
memilih strategi yang tepat dan menentukan pencapaian strategi yang diinginkan.
Pearce dan Robinson (1997) dalam Amirullah, (2015:15) menyebutkan model
manajemen strategis, yang terdiri dari beberapa fase, yaitu:menetapkan misi organisasi;

a pengembangan profil organisasi (kuantitas dan kualitas sumber daya


organisasi serta kekuatan dan kelemahan organisasi);
b analisis lingkungan eksternal organisasi;
c menganalisis dan menentukan pilihan strategi;
d menentukan sasaran jangka panjang;
e menetapkan strategi umum;
f menetapkan sasaran umum;
g menetapkan strategi fungsional;
h menetapkan kebijakan;
i melembagakan strategi;
j pengendalian dan evaluasi.
Sedangkan menurut Amirullah (2015;15) tahapan-tahapan manajemen strategi
adalah sebagai berikut :

A. Menetapkan misi dan tujuan organisasi. Tujuan dan misi perusahaan


penting untuk menentukan penilaian dari pembuat keputusan terpenting
perusahaan.
B. Meneliti ancaman dan peluang. Meneliti ancaman dan peluang dilakukan
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki oleh
perusahaan.
C. Meneliti kekuatan dan kelemahan. Hal ini dilakukan untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki oleh perusahaan.
D. Mempertimbangkan alternatif strategi. Untuk menentukan strategi yang
akan dipilih sesuai dengan keadaan perusahaan dan keadaan lingkungan
baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
E. Memilih strategi. Setelah mempertimbangkan strategi, maka dilakukan
pemilihan strategi, yaitu untuk memastikan strategi yang tepat.
F. Implementasi strategi. Perusahaan harus dapat mengalokasikan sumber
daya dan menyesuaikan kebijakan fungsional sesuai dengan strategi yang
telah dipilih.
G. Evaluasi strategi. Untuk memastikan pelaksanaan strategi dapat mencapai
tujuan

Anda mungkin juga menyukai