Anda di halaman 1dari 30

Bahan Kuliah Akuntansi Forensik

UNIVERSITAS TRISAKTI
PROGRAM Pendidikan Profesi Akuntansi

CH 2/Pertemuan Kuliah 9
Aksioma Audit Investigatif, tujuan &
prinsip audit investigatif, perbedaan
akuntansi forensik & Fraud Audit, atribut,
kode etik, standar audit investigatif &
Kompetensi. Semester 2021/2022
Sabtu, 20 Mei 2023 MK 38
Jam 08.30 – 11.00 Ruang/Kampus MegaK

Dosen Pengasuh :
Dr. IMAN BASTARI, Ak, M.Acc,CA, CFrA, QIA, QRGP
.
AKSIOMA AUDIT Investigatif
 Sifat perbuatan fraud
tersebunyi/mengandung tipuan,
misal perampokan bank dgn
Fraud selalu manipulasi L/C kredit fiktif, sama2
kejahatan yg kasar & penipuan
tersembunyi  Auditor tdk boleh menyatakan dlm
report tdk ada Fraud, berisiko besar

 Pembuktian ada atau telah terjadi


fraud meliputi upaya utk buktikan
Pembuktian Fraud fraud tdk terjadi, hrs ada reverse
proof (pembuktian timbal baik).
secara Timbal  Ada atau tidak ada Fraud hrs
Balik diperiksa—pembuktian Fraud hrs
mengabaikan penjelasan kecuali
Asumsi dasar yg pengakuan kesalahan
gamblang tdk perlu
pembuktian  Hanya pengadilan (hakim/juri) yang
kebenarannya, Hanya Pengadilan yg berkewenangan menetapkan Fraud
Menetapkan Fraud  Auditor hanya berupaya
tetapi auditor tdk
membuktikan memang terjadi
boleh memang terjadi
Fraud, bersifat dugaan apakah
mengabaikannya seseorang bersalah atau tidak,
sampai pengadilan yg
menetapkannya.
2
AUDITOR ADALAH PROFESI
UTU
M
ALI
D
EN
URK
TECHNICAL
OSED
SKILL PR
PROFESIONALISME
COMMITMENT TO
PENDIDIKAN
INTEGRITY, MORALE, &
CONTINUOUS
AUDITOR
ETHICS VALUES
BERKELANJUTAN,
REVIU PELATIHAN, & IMPROVEMENT
SERTIFIKASI
BERJENJANG
& MONITORING
PENGALAMAN KERJA
TERSUPERVISI

PEM
B
REVIU SEJAWAT PENG ELAJAR
PENG LAMAN AN, PELA
A
ETAH D TI
UAN ILUAR K HAN, DA
ORA E N
NG K MAMPU
EBAN AN
YAK
AN
3

3
Atribut Audit Investigatif
Horward R Davia, memberikan 5 advice bagi auditor pemula dalam
melakukan investigasi :
1.Dari awal upayakan dugaan siapa pelaku? –bisa bertambah sesuai bukti di
lapangan
2.Fokus pengumpulan bukti utk proses pengadilan. Audtor harus mampu
membuktikan niat pelaku melakukan kejahatan dgn bukti2 yg cukup sesuai
syarat hukum. sering kali kasus gagal di pengadilan, karena saksi ahli tdk bisa
menjelaskan niat pelaku kejahatan, tidak perlu cerita yang bertele2.
3.Kreatif di dalam menerapkan teknik investigasi, berfikir seperti penjahat,
jangan mudah ditebak arah pemeriksaan oleh auditee/pelaku kejahatan.
4.Teori persekongkolan adalah bagian dari teori Fraud, bila sistem internal
control sudah baik, Fraud itu bisa terjadi karena adanya kolusi
(persekongkolan). Investigator hrs punya intuisi atau indra yg tajam utk
merumuskan teori persengkongkolan
5.Kenali pola Fraud, artinya bagaimana skema atau permainan Fraud itu
dilakukan. Hal ini penting utk dapat menggunakan teknik investigasi yg tepat

4
Tujuan Audit Investigatif
1. Beri teguran yg keras kpd manajemen yg tidak amanah, yg tdk mampu awasi & cegah
fraud oleh bawahannya—>Memberhentikan.
2. Periksa, kumpulkan, & nilai kecukupan serta relevansi bukti atas suatu kasus, bukti2 tsb
hrs bisa diterima sbg alat bukti yg meyakinkan di pengadilan (forensic evidence), bukan
sekedar bukti audit.
3. Lindungi reputasi karyawan yg tdk bersalah, melalui audit akan terungkap siapa yg
bersalah (Fraud)
4. Amankan dokumen yg relevan utk investigatif. Bila bukti2 itu banyak & dapat memberi
petunjuk kpd pelaku fraud, maka dokumen tersebut hrs diberik index (tanda) & tdk boleh
orang keluar masuk ruangan tsb.
5. Temukan aset yg digelapkan & mengupayakan pemulihan atas kerugian yg terjadi.
6. Pastikan semua orang yg diduga bersikap kooperatif.
7.Pastikan pelaku fraud tdk bisa lolos dari perbuatannya; 2 cara, penuntutan tanpa pandang
bulu, atau mengembalikan aset yg dicuri & meminta si pelaku mengundurkan diri atau
diberhentikan.
8. Sapu bersih pelaku fraud agar tdk menjadi virus atau buah busuk yg akan merusak.
9. Identifikasi saksi yg relevan mengetahui kejadian dgn memberikan bukti yg mendukung
audit investigatif.
10.Jaga kerahasiaan & memastikan perusahaan/lembaga ini tdk terperangkap dlm ancaman
tuntutan pencemaran nama baik.
11. Rekomendasi kelola manaj risiko yg baik agar tdk lagi terjadi fraud di kemudian hari. 5
Prinsip Audit Investigatif
Prinsip-prinsip (pengalaman dan praktik), sebagai pedoman bagi auditor investigatif:
1.Investigatif adalah tindakan mencari kebenaran (dgn keadilan,& atas dasar ketentuan
peraturan perundang2n yg berlaku.
2.Keg. investigatif cakup pemanfaatan sumber2 bukti yg dukung fakta fraud.
3.Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak kejahatan dengan waktu utk ‘merespons’,
kemungkinan fraud dpt terungkap akan semakin besar.
4.Investigator kumpul fakta2 sedemikian hingga bukti2 yg diperolehnya dpt memberikan
kesimpulan obyektif (telah terjadi tindak kejahatan & pelaku kejahatan tsbt teridentifikasi).
5.Bukti fisik merupakan bukti nyata, & sampai kapanpun akan terungkap hal yg sama.
6.Penggunaan tenaga ahli merupakan bantuan bagi pelaks investigatif, bukan merupakan
pengganti dari investigatif, hrs peroleh bukti fisik yg mungkin akan disampaikan kpd tenaga ahli
utk pengujian lebih lanjut.
7.Informasi hasil wawancara dgn saksi akan sangat dipengaruhi oleh kelemahan manusia.
Investigator harus selalu berusaha utk mengkonfirmasikan setiap pernyataan & keterangan yg
diberikan oleh saksi.
8.Jika investigator ajukan pertanyaan yg cukup kpd sejumlah org yg cukup, maka akhirnya ia
akan mendapatkan jawaban yang benar.
9.Informasi merupakan nafas & darahnya investigatif sehingga hrs pertimbangkan segala
kemungkinan utk dpt peroleh informasi.
10.Pengamatan, informasi & wawancara adalah bagian yg penting dm investigatif.
11.Pelaku kejahatan adalah manusia, perlakukan secara manusiawi.
6
Apa perbedaan yang utama antara akuntansi
forensik dan auditing?
The primary difference between forensic audits and
accounting lies in the purpose of audits…Forensic audits
relate directly to financial statement frauds whereas forensic
accounting require inventigative techniques and technology.
The auditor’s report must meet the standards for presentation
in court.
A Forensic audit is an examination and evaluation of a firm’s
or individual’s financial records to derive evidence that can be
used in a court of law or legal proceeding. Forensic auditing is
a specialization within the field of accounting, and most large
accounting firms have a forensic auditing department. What is
the difference between forensic accounting and auditing?

7
Forensic Accounting vs Fraud Auditing
(Bologna & Lindquist,1995 Fraud Auditing & Forensic Acconting, 1995)

Forensic Accounting Fraud Auditing


 Relatif istilah baru dlm profesi akuntansi,  Creating an environment that encourages the
peran ahli forensik profesi lain tlh dikenal detection and prevention of frauds in
jauh lebih lama. commercial transactions.
 Arti forensik dlm kamus Webster, berkaitan  Fraud Auditor Harus terlatih dgn baik,
atau digunakan dlm perkara peradilan, atau memiliki kompetensi dalam akuntansi,
dalam debat publik. auditing,& pengetahuan tentang fraud.
 Istilah forensik kedokteran adalah ilmu yg  Fraud auditing tdk bisa dikurangi sebagai
berhubungan dan penerapan fakta2 medis “Checklist” yg sederhana.
dlm masalah hukum. Forensik dlm profesi  Apa yg hrs dilakukan Fraud Auditor:
akuntansi adalah berkaitan & penerapan
fakta2 finansial thd masalah hukum. a. Hrs punya standar & kode etik
 Bukti dari akuntansi forensik ditujukan utk b. Hrs memahami jenis2 perilaku
peradilan hukum, apakah peradilan pidana penyimpangan masa lalu
atau perdata. c. Hrs memahami arah yg lebih fokus
 Karena orientasinya utk pengadilan, maka kualitas mengungkapkan potensi fraud
pekerjaan Akuntan Forensik hrs mengungkapkan d. Hrs mempertimbangkan motif &
masalah2 yg akan diselesaikan melalui pengadilan.
mempertimbangkan lingkungan yg
 Keterlibatan akuntan forensik hampir selalu reaktif,
menyebabkan pegawai buat kecurangan.
berbeda dgn Fraud Auditor yg cenderung terlibat
secara aktif dlm pencegahan & deteksi fraud di e. Hrs memberi perhatian terhadap manfaat dan
perusahaan. identifikasi pengembalian kerugian
 Akuntan Forensik dilatih utk tanggap thd tuntutan perusahaan
yg timbul dari masalah kejahatan, pernyataan2
klaim perselisihan perdata, rumor2, & pertanyaan2
f. Hrs mampu menyusun investigative finding
yg muncul dlm penyelidikan perusahaan. berdasarkan pembuktian yg professional.
8
Fraud Auditor vs Forensic Accountant

Fraud Auditor : an accountant especially skilled in auditing who is


generally engaged in auditing with a view toward fraud discocery,
documentation, and prevention.
Contoh : Akuntan di BPKP adalah akuntan yang memliliki keahlian di
dalam audit yg juga melakukan tugas investigasi yg bertujuan untuk
mengungkapkan kejahatan/kecurangan, dokumentasi & pencegahan.

Forensic Accountant;
May take on fraud auditing engagements & may be a fraud auditor,
but he or she will also use other accounting, consulting, and legal
skills in broader engagements. In addition to accounting skills, he or
she will need a working knowledge of the legal system and excellent
communication skills to carry out expert testimony in the
courtroom and to aid in other litigation support engagements.

9
Perbedaan antara auditor keuangan (financial auditor) dan
akuntan forensic (Forensic Accountants)

Auditor keuangan (Financial auditor): Akuntan Forensik (forensic accountant);


•Auditor keuangan sering disebut auditor •Gabungan akuntan dan investigator privat.
eskternal, atau financial statement auditor. •Pengetahuan audit & ketrampilan audit sangat
•Tidak mengungkapkan adanya Fraud, penting, disamping harus memiliki kemampuan
berfikir di luar dari biasa (think out of the box).
tetapi menentukan apakah laporan
•Melakukan penugasan yang bersifat penelitian
keuangan telah disajikan secara wajar
yang ditujukan pada area yang sangat berpotensi
sesuai prinsip atau standar akuntansi adanya fraud, dan pengujian secara populasi tidak
keuangan yg berlaku secara universal berdasarkan sample dari wilayah fraud yang dituju.
(SAK). •Forensic accountants are more likely to follow
•Harus membatasi kegiatan auditnya leads suggested by immaterial items.
untuk mengungkapkan adanya salah saji •Menggunakan beberapa teknik investigative yang
yang material dari laporan keuangan yg berbeda dari yg digunakan oleh auditor keuangan.
diauditnya. •Tidak memberikan opini bahwa telah terjadi
•Memberikan opini. kecurangan (fraud was committed), menentukan
apakah terjadi Fraud adalah kewenangan
pengadilan.

10
Tahapan Proses Audit Forensik
Perencanaan Investigasi Pengumpulan Bukti

Pada tahap ini, auditor forensic & tim • Bukti yg dikumpulan hrs cukup utk
melakukan, a.l: membuktikan identitas dari pelaku
Identifikasi fraud apa yg dilakukan/terjadi,
bila ada
kejahatan di pengadilan, menjelaskan
Menentukan periode lamanya kpn Fraud secara detil skema/modus kejahatan, &
tsb terjadi dokumentasi perhitungan kerugian yg
Mengungkapkan bgmn Fraud itu diderita serta pihak2 yg dipengaruhi
disembunyikan oleh kejahatan tsb.
Mengenali nama2 pelaku kejahatan • Alur bukti secara logis yg dijelaskan
Menghitung jumlah kerugian yg terjadi sbg
oleh auditor forensic akan membantu
akibat kejahatan/fraud
Mengumpulkan bukti2 yg diperlukan pengadilan (memperjelas kasus) utk
sesuai dgn bukti yg dipersyaratkan di memahami Fraud yg terjadi & bukti yg
pengadilan. dipaparkan di pengadilan.
Menyarankan utk pencegahan kejahatan • Auditor forensic hrs hati2 utk menjaga
yg serupa tidak terjadi di kemudian hari jangan sampai bukti2 ini dirusak atau
dirubah oleh siapapun

Laporan Audit 11
Investigasi/Forensik
Apa sebenarnya yg dicari oleh Akuntan Forensik

• Forensic accountants combine their accounting, auditing,


and investigative skills to look for and uncover
information regarding financial irregularities, fraudulent
activity, and commercial negligence.
Artinya: Akuntan forensik menggabungkan keahliannya di
bidang akuntansi, auditing & investigasi utk menemukan
atau mengungkapkan informasi yg berkaitan dgn
penyimpangan2 finansial (financial frauds), aktivitas-
aktivitas illegal atau tidak jujur’ dan kelalaian atau
malpraktik dlm berbisnis (misalnya pengabaian praktik-
praktik tata kelola perusahaan yang baik).

12
Bagaimana proses audit forensic dilakukan ?

Proses audit forensic sama seperti halnya dengan proses audit


keuangan regular (audit opini) yaitu; perencanaan, pengumpulan
bukti (evidence), & menuliskan laporan hasil auditnya, dgn langkah
tambahan utk digunakan dlm kemungkinan adanya potensi proses
peradilan (a potential court appearance).

Pengacara utk kedua pihak (dlm persidangan, jaksa & pengacara


tersangka/suspect) meminta bukti utk menjelaskan kejahatan yg
dilakukan & berapa nilai kerugian yang terjadi. Auditor menjelaskan
temuannya di pengadilan kepada clientnya apakah kasus ini
diteruskan ke pengadilan (di Indonesia, biasanya auditor forensic
diminta sebagai saksi ahli oleh hakim melalui jaksa untuk dihadirkan
di pengadilan).

13
STANDAR AUDIT INVESTIGATIF

Spencer Pickett & Jennifer Pickett, merumuskan Standar


utk auditor yg melakukan investigatif, meliputi :
1.Seluruh investigasi hrs dilandasi praktik terbaik yg diakui (accepted best
practices)
2.Kumpulkan bukti2 dengan prinsip kehati2an (due care) sehingga dapat
diterima di pengadilan.
3.Pastikan seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi, terindex
dan jejak audit tersedia (dlm praktik kronologis kejadian).
4.Pastikan investigator menegakan kode etika profesi dan pegawai
(memahami hak hak azasi pegawai)
5.Beban pembuktian ada pada perusahaan yang menduga pegawainya
melalui kejahatan, dan jaksa selaku penuntut umum yang mendakwa
pegawai yg melakukan kecurangan, baik dlm kasus hukum administrative
maupun pidana.
6.Cakup seluruh substansi investigasi dan mencakup aspek atau target yang
kritis mengingat keterbatasan waktu investigatif.
7.Laksanakan seluruh tahapan kunci proses investigatif, mulai dari pra
perencanaan s/d pelaporan hasil audit sesuai dengan standar pelaporan
investigatif 14
BPK RI dlm Standar Rik Keuangan Negara terkait dgn
Fraud
(Ref: Tuanakotta, contoh standar umum & khusus utk Audit
Forensik)
Merancang pemeriksaan utk mendeteksi tejadinya penyimpangan dari ketentuan
perundangan2an, ketidakpastian thd kontrak/perjanjian; kecurangan (fraud); dan
ketidakpatutan (abuse), al;
1.Apabila ketentuan perundangan & kontrak perjanjian punya pengaruh signifikan
thd tujuan pemeriksaan, pemeriksa hrs merancang metodologi dan prosedur
pemeriksaan sedemikian rupa sehingga dpt memberikan keyakinan yg memadai bw
metode & proses tsb dpt mendeteksi penyimpangan yg dpt membawa akibat
signifikan thd hasil pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan mengenai penilaian
risiko hrs disiapkan.
2.Pemeriksa tdk perlu menetapkan standar yg tepat apakah ketentuan
perundang2n serta kontrak/perjanjian punya pengaruh signifikan thd tujuan
pemeriksaan, karena ketentuan tsb sangat bervariatif terutama program2
pemerintah.
3.Pemeriksa dpt mengandalkan pekerjaan penasehat hukum, missal dlm
menentukan peraturan perundangan dan kontrak/perjanjian yg punya pengaruh
signifikan thd tujuan pemeriksaan, merancang pengujian & evaluasi hasil pengujian
kepatuhan thd peraturan perundang2an tsb.
Catatan: Penilaian risiko sangat penting, utk mendeteksi risiko kemungkinan terjadinya
farud, sehingga auditor hrs merancang audit prosedur yg tepat, auditor hrs waspada
thd transaksi2 yg berindikasi adanya fraud 15
STANDAR AUDIT
UMUM PELAKSANAAN PELAPORAN TL

Pemeriksa
yang PKA
Prosedur KKA LHA
memenuhi Audit
syarat

 TERENCANA TERTULIS

 AHLI  PAHAMI SPI SESUAI TUGAS
 INDEPENDEN  WASPADA
 CERMAT
 SESUAI STANDAR
 PEMBUKTIAN  INFORMATIF
 RAHASIA
 DOKUMENTASI  KONSTRUKTIF

16
IMPLEMENTASI PROFESIONALISME

tupimpinan27april2012@hw
Kompetensi dan
Standar Umum Pelatihan yang Independensi Kemahiran Profesional
Memadai

Perencanaan Baik serta


Pemahaman yang
Supervisi yang Bukti yang Kompeten
Standar Pekerjaan Lapangan Memadai atas SPI
memadai

Mempertimbangkan Risiko & Lingkungan Pengendalian


Inherent Risk Control Risk Detection Risk

Berdasarkan
Berdasarkan Prosedur dan
Memberikan Nilai Tambah Proses vs Tradisi Kebiasaan

17
KODE ETIK
Untuk menjamin profesionalisme dan integritas profesi, setiap
instansi yang melaksanakan audit forensik sesuai dengan
kewenangan yg ada pada instansi atau lembaga tsb memiliki
kode etik yg harus ditegakkan dengan sanksi yang tegas bagi
yang melanggar. KPK, Kepolisian, BPKP dan Aparat Pengawasan
Internal Pemerintah juga memiliki kode etik profesi yg harus
dijunjung tinggi.
Kode Etik mengatur hubungan antar anggota profesi dgn
sesamanya, dengan pemakai jasanya dan stakeholders lainnya,
serta masyarakat luas. Kode etik berisi nilai2 luhur yang amat
penting bagi eksitensi profesi, seperti integritas,
profesionalisme, independensi dan obyektivitas serta nilai
luhur lainnya sehingga menciptakan trust bagi
usersnya/masyarakat luas.
18
Kerangka Audit Investigatif

Pengertian

Karakteristik Aksioma Audit Prinsip & Fraud


Fraud Investigatif Fraud Tree
Pendekatan Triangle

Tahapan Audit Investigatif

Pra Pengumpulan Evaluasi Tindak


Perencanaan
Perencanaan
Bukti Bukti
Pelaporan Lanjut
• Sumber • Hipotesa • Bukti  Analisa • Prinsip • Ktr Ahli
Informasi • Audit • Teknik Bukti pelaporan • Kerugian
• Telaah Program/PKA Pengumpul  Revisi • Format
• Keputusan • Renc Sumber KN
-an Bukti Hipotesa • Substansi
Penanganan Daya  Unsur
• Penugasan/ Delik
ST

Referensi : Piping Efrianto, dkk, Implemetasi Audit Investigatif


19
Pengertian Audit Investigatif
Office of Audit Compliance (OAC) Univ Pennsylvania, dikutip
Karyono (2013;129) memberikan pengertian Investigatif sbb;
An investigation encompasses a review of an operational area, looking
for fraudulent transactions are to confirm a loss fraudulent act occurred to
determine the amount loss to identify control weaknesses to assist the
unit by prevent recurrences and law enforcement.
Artinya investigasi meliputi reviu atas bidang operasional, dan mencari
atau menemukan kecurangan transaksi transaksi (keuangan) dgn tujuan:
•Menegaskan telah terjadi tindakan kecurangan yg merugikan
•Menetapkan jumlah kerugian
•Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pengendalian
•Memberikan rekomendasi guna mencegah agar kejadian tidak terulang
•Penegakan hukum (law enforcement)

20
Investigatif--Lanjutan

Lebih lanjut, Karyono (2013;131) memberikan pengertian investigatif


sbb : “Investigatif merupakan metode atau teknik.” Pendekatan
investigatif didasarkan pada penilaian logis terhadap individu dan
segala sesuatu atau benda terkait dengan perbuatan kejahatan (fraud).
Penilaian individu mencakup penilaian saksi dan pelaku sebagai
subyek, sedagkan penilaian benda mencakup sarana & segala jenis
peralatan yg tekait dalam melakukan kejahatan.

Dari kedua pengertian di atas, dpt disimpulkan bahwa investigatif:


Merupakan metode atau teknik, kaji ulang (reviu) transaksi keuangan
serta penilaian logis terhadap indvidu dan segala yang terkait dgn
perbuatan kecurangan yg ditujukan untuk menegaskan kapan terjadi
kecurangan, menetapkan jumlah kerugian, mengidentifikasi kondisi
yang lemah, serta digunakan dalam penegakan hukum

21
Audit Investigatif ? ---definisi formil yg berlaku di
Indonesia

UU No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan


Pertanggungjawaban Keuangan Negara (BPKP, Dias Priantana
2013;28); “Pemeriksaan Investigatif sebagai audit khusu ditujukan
untuk mengungkapkan kasus atau penyimpangan yang berindikasi
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.”

Peraturan Meneg PAN No:PER/05/M.PAN/03/2005) mendefinisikan :


“Audit Investigatif adalah proses mencari, menemukan dan
mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu perbuatan dan pelakunya
dilakukan tindakan hukum selanjutnya.”
Dari definisi sesuai kedua peraturan perundangan di atas dpt
disarikan:

22
Audit Investigatif
Audit investigatif adalah proses mencari, menemukan,
mengumpulkan, dan menganalisis serta mengevaluasi
bukti-bukti secara sistematis oleh pihak yang
kompeten dan independen untuk mengungkapkan
fakta atau kejadian yang sebenarnya tentang
indikasi tindak pidana korupsi dan/atau tujuan spesifik
lainnya sesuai peraturan yang berlaku
(Referensi : Piping Effriyanto)

Audit Investigatif adalah merupakan proses mencari,


menemukan dan mengumpulkan bukti secara
sistematif yg bertujuan untuk megungkapkan terjadi
atau tidak terjadi penyimpangan yang berindikasi KKN
guna dilakukan tindakan hukum slanjutnya. 23
24
UU No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Pasal 7 ayat (3) : Anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara
pribadi atas kerugian perseroan bilamana bersalah & lalai menjalankan
tugas pengurusan dengan itikad baik (good faith) serta penuh tanggung
jawab.

Pasal 155 ; ….pertanggungjawaban Direksi/Komisaris atas kesalahan &


kelalaiannya tak mengurangi pertanggungjawaban di bidang pidana.

Catatan Penting :
Dlm bisnis, Direksi terutama harus berani mengambil keputusan dlm
pengurusan perseroan,, karena apabila direksi tidak berani mengambil
risiko tentunya juga akan menghambat jalannya dan perkembangan
perseroan.
Dlm praktek, keengganan atau ketakutan atau kegamanan direksi untuk
tidak mengambil keputusan sering dianggap suatu keputusan bagi direksi.
Situasi ini tentunya merupakan dilema, apabila keputusan diambil direksi
takut untuk dikenakan pidana, tetapi bila tidak mengambil keputusan juga
perusahaan tidak akan berkembang. Situasi ini menjadikan dilema bagi
Direksi Perseroan ?
25
Dilema bagi Direksi dalam pengambilan Keputusan ?
Dilema atau agar Direksi tidak serba salah dalam mengambil
keputusan, dalam UU PT ini sesungguhnya telah mengadopsi
konsep Business Judgement Rules (BJR) sehingga pengambilan
keputusan Direksi untuk perseroan terhindar dari sanksi pidana,
yaitu pada pasal 97 ayat (5) & pasal 114 ayat (5) UU PT, yang
mengatur batasan-batasan tertentu soal kapan direksi dan
komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas risiko
keputusan atau tindakan pengawasan yang telah mereka ambil.

Dua pasal penting ini dan merupakan pelindung bagi


direksi/komisaris utk terhindar dari risiko keputusan yg diambil
sbg tindak pidana, namun dgn catatan hrs memenuhi batasan2
atau syarat2 yg hrs mereka penuhi sesuai pasal 97 ayat (5) &
pasal 114 ayat (5), UU No.40 Tahun 2017 tentang PT.

26
DIREKSI : Ps 97 ayat (5) KOMISARIS: Ps114 ayat (5)

Anggota Direksi tdk dpt Anggota Dekom tdk dpt


dipertanggungjawabkan atas dipertanggungjawabkan atas kerugian
kerugian sebagaimana dimaksud Komisaris
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
pada ayat Direksi
(3) apabila dpt Ps 114 ayat (5)
membuktikan; Ps 97 ayat (5) apabila dpt membutktikan :
a.Kerugian tersebut bukan karena a.Telah melakukan pengawasan dgn
kesalahan atau kelalaiannya itikad baik & kehatia-hatian utk
b.Telah melakukan pengurusan dgn kepentingan Perseroan dan sesuai
itikad baik (good faith) dan kehati dengan maksud dan tujuan perseroan.
hatian utk kepentingan dan sesuai
dgn maksud & tujuan Perseroan. b.Tidak mempunyai kepentingan
pribadi baik langsung maupun tdk
c.Tidak mempunyai benturan
kepentingan (conlflic of interest), langsung atas tindakan pengurusan
baik langsung maupun tidak Direksi yg mengakibatkan kerugian.
langsung atas tindakan pengurusan c.Telah memberikan nasihat kpd
yang mengakibatkan kerugian Direksi untuk mencegah timbul atau
(loyalty), dan
berlanjutnya kerugian tersebut.
d.Telah mengambil tindakan untuk
mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut.

27
Diskusi/Latihan/Kasus

Berikut adalah 2 contoh kasus atau informasi


apakah diperlukan dilakukan penugasan akuntansi
forensik untuk mengungkapan ada tidaknya suatu
fraud yang menimbulkan adanya kecurangan?:
1.Konflik manajemen organisasi klub sepakbola
Barca  dampak yg dirasakan Barca gagal
mendapatkan trophy juara.
2.Kasus korupsi FIFA (WC 2012)

28
Sabtu, 11 April 2020 jam 11.00 WIB, VIVA.co.id: (DISKUSI 1)
Skandal Korupsi Besar-besaran, Barcelona Terjebak dalam Era Kegelapan
Barcelona harus menghadapi tuntutan dari mantan pejabatnya, Emili Rousaud.
Sempat menduduki jabatan wakil Presiden, Rousaud tiba-tiba digulingkan tanpa
alasan yang jelas oleh sejumlah pihak di tubuh manajemen Barcelona sekarang.
Semua bermula kala ada enam petinggi yang mengajukan pengunduran diri pecan
lalu. Masih jadi misteri, mengapa mereka mundur secara bersamaan. Dari isu yang
berkembang, ternyata ada konspirasi dalam proses pengunduran diri mereka.
Presiden Barcelona saat ini, Josep Maria Bortomeu, justru yang meminta mereka
mundur. Rousaud dianggap Bartomeu, sebagai ancaman. Sebab, dalam waktu dekat
akan digelar pemilihan Prsiden Barcelona dan Rousaud jadi salah satu kandidat.
Banyak keanehan yang muncul selama masa kepemimpinan Bartomeu, terutama soal
keuangan.. Saya tidak tahu siapa saja yang terlibat. Ketika Anda membayar jutaan
euro untuk sebuah barang yang nilainya Cuma ratusan ribu, itu terlihat jelas seperti
barang yang putih di dalam botol, kata Rousaud. Dia (Bartomeu) menyelsaikan
pembayaran dengan cepat, untuk menghindari control dari komisioner. SEkarang
investigasi sudah berlangsung. Bartomeu sudah tahu, lanjutnya. Barcelona di musim
ini memang sedang dilanda krisis dalam urusan manajemen. Para pemain dan
petinggi Barcelona kerap berseteru karena beberapa yang penting dan tidak.
Contohnya adalah saat Lione Messi berseteru dengan Direktur Olah Raga Eruc
Abidal. Disusul dengan perdebatan antara pemain dengan manajemen Barcelona
terkait dengan kebijakan pemotongan gaji. Messi menyebutnya, manajemen
Barcelona tak menempatkan pemain dalam posisi tawar yang baik. Saya rasa ,
“seseorang memiliki tangan besi yang begitu kuat. Tapi, saya tak tahu siapa itu. Saya
juga tak berpikiran, orang itu ada di dalam jajaran direksi,” ujar Rousaud. 29
2. Studi Kasus (Konferensi FRAUD di Singapura)

Kasus Korupsi FIFA


terbongkar karena fungsi whistlerblower
(kerjasama kejaksaan Amerika & Swiss)

7 tahun
baru
kegiatan FIFA melibatkan dana yang besar, terungkap
kontrak bisnis yang melibatkan banyak
perusahaan di dunia

Karena lemahnya internal control dan


Timbul auditing environment yang tidak mendukung
bribery &
corruption

Lesson learn :
prinsip-prinsip tata kelola dengan sistem internal control30
yang
30
handal dan berfungsinya auditor internal

Anda mungkin juga menyukai