Anda di halaman 1dari 13

JURNAL EKOBIS, Ekonomi Bisnis dan Manajemen

MANAJEMEN RISIKO BISNIS


Lela Nurlaela Wati
STIE Muhammadiyah Jakarta

Ahmad Darda
STIE Muhammadiyah Jakarta

Abstrak: Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis
perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan, adanya persaingan yang
semakin ketat, serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan
meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Risiko bisa datang kapan saja dan sulit
dihindari, risiko bisa berdampak signifikan terhadap kerugian perusahaan, sehingga risiko
sangat penting untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga
perusahaan atau organisasi bisa mengoptimalkan risiko tersebut.
Keberhasilan mengkomunikasikan dan mengintegrasikan manajemen risiko dalam
sebuah organisasi tidak terletak pada tekniknya saja, tetapi juga tergantung pada manusia
pengambil dan pengelola risiko tersebut. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan
konsep manajemen risiko dan cara mengelola risiko di perusahaan ataupun organisasi.

Kata Kunci: Risiko, Manajemen Risiko

PENDAHULUAN menerapkan manajemen risiko. Harus diakui,


Krisis multidimensi yang melanda Indonesia penerapan manajemen risiko di Indonesia
dalam kurun waktu tahun 1997-1998 masih sangat rendah.
memberikan akses yang sangat besar terhadap Manajemen risiko merupakan salah
dinamika kehidupan ekonomi, sosial dan satu elemen penting dalam menjalankan bisnis
politik bangsa. Dimulai dari krisis ekonomi perusahaan karena semakin berkembangnya
yang menghantam Indonesia pada tahun 1997, dunia perusahaan serta meningkatnya kom-
efek domino pun langsung mendera masya- pleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan
rakat Indonesia di berbagai lini. Penurunan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi
daya beli masyarakat, munculnya krisis sosial, perusahaan. Sasaran utama dari implementasi
dan meningkatnya pengangguran karena PHK manajemen risiko adalah melindungi perusa-
menjadi permasalahan sosial yang krusial. haan terhadap kerugian yang mungkin timbul.
Begitu juga dengan krisis global yang terjadi Informasi yang diperoleh dari mana-
pada tahun 2008 semester kedua yang jemen risiko sangat bermanfaat bagi pihak-
disebabkan oleh sub prime mortage Amerika pihak yang terkait, seperti investor, pemasok,
Serikat, turut berdampak pada melemahnya kreditur, pemegang saham dan pihak-pihak
harga-harga saham perusahaan di Bursa Efek lainnya yang memiliki kepentingan. Informasi
Indonesia. mengenai manajemen risiko berguna bagi
Adanya krisis tersebut berdampak investor dalam melakukan analisis risiko agar
besar terhadap eksistensi suatu perusahaan, hasil pengembalian yang diharapkan dapat
dan terjadinya dampak krisis tersebut diakui diterima. Selanjutnya, informasi tersebut juga
sebagai akibat belum diterapkannya manaje- berguna bagi pemasok untuk mengetahui ke-
men risisko perusahaan secara efektif, bahkan mampuan perusahaan untuk melunasi utang
banyak perusahaan-perusahaan yang belum atas pembelian barang dan jasa. Informasi
ISSN: 2088-219X, Volume I, Nomor 4, September 2012  1255
risiko juga berguna bagi kreditor untuk meni- ses dalam mengidentifikasi risiko, penilaian
lai kemampuan perusahaan untuk melunasi risiko dan pengambilan langkah-langkah un-
kewajiban (hutang) dan bunganya. tuk mengurangi risiko sehingga risiko tersebut
Berdasarkan latar belakang penulisan berada pada tingkat yang dapat diterima
di atas, penulis dapat merumuskan permasa- Clough and Sears (1994) menyatakan bahwa
lahan, yaitu: Bagaimana manajemen risiko manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
mampu mengelola dan meminimalkan risiko pendekatan yang komprehensif untuk mena-
yang akan terjadi? ngani semua kejadian yang menimbulkan
Adapun tujuan dari penulisan artikel kerugian. Manajemen risiko juga merupakan
ini adalah untuk menjelaskan konsep manaje- suatu aplikasi dari manajemen umum yang
men risiko dan cara mengelola risiko di mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur,
perusahaan ataupun organisasi. Metode penu- dan menangani sebab dan akibat dari
lisan berdasarkan kajian pustaka melalui ber- ketidakpastian pada sebuah organisasi.
bagai literatur.
Faktor Penyebab Terjadinya Risiko dan
PEMBAHASAN Tipe Risiko
Risiko dan Manajemen Risiko Dua faktor penyebab risiko adalah bencana
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, (perils) dan bahaya (hazards). Banjir, tanah
ini terjadi karena kurang atau tidak terse- longsor, gempa, gelombang laut tinggi meru-
dianya cukup informasi tentang apa yang akan pakan contoh-contoh bencana yang secara
terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) langsung dapat menimbulkan kerugian. Se-
dapat berakibat menguntungkan atau merugi- mentara bahaya terbagi atas beberapa jenis :
kan.menurut Wideman dalam Mamduh 1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya
(2009), ketidakpastian yang menimbulkan berhubungan dengan fasilitas bangunan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan suatu perusahaan,
istilah peluang (Opportunity), sedangkan keti- 2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya
dak pastian yang menimbulkan akibat yang sikap ketidakjujuran atau ketidakdisiplinan.
merugikan dikenal dengan istilah risiko 3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya
(Risk). Risiko dapat juga diartikan sebagai sikap yang tidak hati-hati ataupun
suatu kemungkinan yang menimbulkan atau kurangnya perhatian dari pihak-pihak
menge- sankan kerugian atau bahaya terkait dalam suatu perusahaan.
(Regan:2003). Risiko pertama kali dikenal 4. Bahaya karena hukum atau peraturan
pada tahun 2100 sebelum masehi dan (legal hazard) misalnya akibat
dapat ditemukan pada Piagam mengabaikan undang-undang atau
Hammurabi (codex Hammurabi), peraturan yang telah ditetapkan.
yang mencetuskan konsep ‘bottomry'. Piagam (Kasidi:2010)
tersebut mencantumkan peraturan dimana pe-
milik kapal dapat meminjam uang untuk Mamduh Hanafi (2009)
membeli kargo; namun bila dalam perjalanan mengklasifikasikan risiko menjadi dua yaitu:
kapalnya tenggelam atau hilang, ia tidak perlu 1. Risiko murni (pure risks) adalah risiko
mengembalikan uang pinjaman tersebut. Masa dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi
ini disebut sebagai zaman pertama manaje- kemungkinan keuntungan tidak ada.
men risiko, di mana perusahaan hanya melihat Contoh : kecelakaan, kebakaran, kebanjiran
risiko non-entrepreneurial (seperti misalnya dsb.
keamanan). 2. Risiko spekulatif adalah risiko dimana kita
Untuk dapat menanggulangi semua risiko mengharapkan terjadinya kerugian dan
yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah pro- juga keuntungan. Contoh: usaha bisnis,
ses yang dinamakan sebagai manajemen ri- membeli saham.
siko. Manajemen risiko merupakan suatu pro-
Gambar 1
Tipe Risiko
Sumber: Mamduh Hanafi (2009)

Disamping kategori murni dan risiko investasi di pasar modal dianggap tidak
spekulatif, risiko juga bisa dibedakan antara terlalu tinggi. Risiko obyektif adalah risiko
risiko yang dinamis dan statis. Risiko statis yang didasarkan pada observasi parameter
muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. yang obyektif (Mamduh:2009).
Contoh: risiko terkena petir merupakan risiko
yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Konsep Dasar Manajemen Risiko
Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah Manajemen risiko adalah sebuah cara yang
dari waktu kewaktu. Risiko dinamis muncul sistematis dalam memandang sebuah risiko
dari perubahan kondisi tertentu. Contoh: dan menentukan dengan tepat penanganan
perubahan kondisi masyarakat semakin kritis, risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana
sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan
risk) yang muncul karena masyarakat lebih ketidakpastian, dan memperkirakan dampak
berani mengajukan gugatan hukum (sue) yang ditimbulkan dan mengembangkan
terhadap perusahaan akan semakin besar. respon yang harus dilakukan
Risiko bisa bersifat subyektif dan untuk menanggapi risiko (Uher 1996).
obyektif. Risiko subyektif berkaitan dengan Ada lima konsep dasar dalam Manaje-
persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan men Risiko yang menurut James Essinger dan
kata lain, kondisi mental seseorang akan Joseph Rosen harus terlebih dahulu dipahami
menentukan kesimpulan tinggi rendahnya oleh para pejabat organisasi yang terlibat
risiko tertentu. Contoh: untuk standar dalam proses Manajemen Risiko, yaitu:
deviasi (risk) pasar yang sama sebesar 25%, 1. Manajemen risiko hanyalah sebuah
dua orang dengan kepribadian berbeda akan pendekatan. Ada banyak pendekatan dalam
mempunyai cara pandang yang berbeda. menilai risk and return dari setiap transaksi
Orang yang risk averse akan menganggap atau instrument. Manajemen risiko akan
risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi. lebih efektif untuk portfolio yang besar dan
Sementara bagi orang agresif (risk seeker), kompleks. Tetapi manajemen risiko juga
merupakan strategi yang fleksibel, karena 2. Mampu memberi arah bagi suatu
tidak hanya diterapkan untuk portfolio perusahaan dalam melihat pengaruh-
yang besar, tetapi juga dapat menjadi pengaruh yang mungkin timbul baik secara
pendekatan yang rinci bagi portfolio yang jangka pendek maupun jangka panjang.
kecil. 3. Mendorong para manajer dalam
2. Sifat dari instrument yang digunakan akan mengambil keputusan untuk selalu
menentukan parameter dari sebuah strategi menghindari risiko dan menghindari dari
manajemen risiko. Secara relative tidak ada pengaruh terjadinya kerugian khususnya
satu strategi manajemen risiko yang dapat kerugian finansial.
diterapkan pada semua jenis pasar uang 4. Memungkinkan perusahaan memperoleh
atau semua instrument. risiko kerugian yang minimum.
3. Sistem manajemen risiko haruslah sis- 5. Dengan adanya konsep manajemen risiko
tematis dan diikuti secara konsisten tetapi yang dirancang secara detail maka
tidak kaku dan fleksibel. perusahaan telah membangun arah dan
4. Manajemen risiko bukan merupakan alat mekanisme secara sustainable.
sulap yang secara ajaib akan meningkatkan
Return dan sekaligus mengurangi Risiko. Budaya Manajemen Risiko dan Komitmen
Peter L. Berstein berpendapat bahwa mana- Keberhasilan mengkomunikasikan dan
jemen risiko sendiri bisa menghasilkan mengintegrasikan manajemen risiko dalam
risiko baru, yaitu berkurangnya kewaspa- sebuah organisasi tidak terletak pada
daan manajemen Organisasi terhadap se- tekniknya akan tetapi tergantung pada
luruh risiko Organisasi yang ada. Ibarat manusia pengambil dan pengelola risiko
pengemudi mobil yang menggunakan tali tersebut. Banyak pegawai, karakter, sikap
pinggang pengaman, akan mengemudikan (attitude) dan keterampilan yang berbeda
mobil secara kurang berhati-hati dalam organisasi menuntut adanya budaya
dibanding- kan apabila ia tidak organisasi dimana setiap orang harus menjadi
menggunakan ikat pinggang pengaman. manajer risiko karena setiap pegawai
5. Lingkungan usaha organisasi saat ini telah bertanggung jawab atas kegiatan dan hasil
menyebabkan kompleksitas manajemen kerjanya.
risiko menjadi sangat tinggi dan Pengembangan budaya manajemen
merupakan proses yang semakin sulit. risiko jauh lebih penting dibandingkan
Kecenderungan pasar yang semakin membangun sebuah kebijakan dan prosedur
bergejolak, perkem- bangan instrument yang paling komplit karena pengelolaan risiko
baru, meningkatnya per- saingan, harus di implantasikan kepada setiap orang
meningkatknya interaksi global, nasabah dari jenjang paling bawah sampai pada
yang semakin menuntut, dan per- jenjang paling atas (Tampubolon:2009).
kembangan-perkembangan baru dalam Langkah untuk membangun budaya risiko:
teknologi informasi dan telekomunikasi te- 1 Membentuk Satuan Kerja Manajemen
lah semakin mempersulit Pengelolaan Risi- Risiko sebagai pusat untuk membangun
ko Organisasi. dan menyebarluaskan kebijakan dan
prosedur risiko keseluruh jenjang
Dengan diterapkannya manajemen organisasi.
risiko di suatu perusahaan, Irham Fahmi 2 Menyusun manual kode etik.
(2011) mengatakan bahwa terdapat beberapa 3 Merekrut pegawai yang memiliki sikap
manfaat yang diperoleh, yaitu: yang baik untuk memberikan pelayanan
1. Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai yang terbaik.
pijakan dalam mengambil setiap 4 Menjadikan manajemen risiko sebagai sya-
keputusan, sehingga para manajer lebih rat untuk menduduki semua posisi manaje-
berhati-hati dan selalu menempatkan men
ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
5 Menerapkan sanksi bagi pelaksana atau komitmen berorganisasi secara totalitas (total
pengambil risiko. organizational commitment.
6 Memberikan insentif guna mendorong pe- Komitmen ini harus dimulai oleh
gawai dalam mengelola risiko dengan baik. manajemen puncak yang selanjutnya
7 Menerapkan seperangkat aturan agar dipublikasikan dan didemonstrasikan melalui
pegawai tidak berani mengambil risiko program seperti diskusi dalam rapat-rapat,
yang berlebihan. memorandum, kebijakan, deskripsi jabatan,
8 Memasukkan penilaian kinerja mengelola dan sistem performance evaluation.
risiko ke dalam proses penilaian kinerja Terdapat banyak struktur organisasi
pegawai. dalam kaitannya dengan manajemen risiko.
Strktur organisasi ini dapat disesuaikan
Kunci sukses sebuah organisasi adalah dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran
adanya manajemen yang berkualitas pada dan kompleksitas serta kemampuan suatu
semua tingkatan. Manajemen bisa didukung organisasi. Berikut ini adalah contoh struktur
dan juga bisa dibatasi oleh organisasi yang organisasi yang terkait dengan manajemen
mengelilingi dan mengawasi mereka. Sebagai risiko:
pengambil keputusan di tingkat transaksi,
mereka akan melaksanakan pekerjaan mereka Proses Manajemen Risiko
dengan semakin baik apabila didukung oleh Manajemen menurut Nickels, McHugh and
budaya organisasi, sistem, struktur dan lain- McHugh (1997) adalah sebuah proses yang
lain yang juga harus baik. dilakukan untuk mewujudkan tujuan
Mc Kinsey dalam Tampubolon (2009) organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa
menawarkan lima hal yang perlu mendapat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
perhatian dewan Komisaris dan Direksi dalam dan pengendalian orang-orang serta sumber
membangun organisasi seperti berikut: daya organisasi lainnya
1. Definisikan dan komunikasikan filosofi Berdasarkan pengertian tersebut di
dan tujuan organisasi atas maka Mamduh Hanafi (2009) membagi
2. Buat risiko terlihat lebih nyata dengan cara proses manajemen risiko menjadi beberapa
mengembangkan bahasa risiko yang tahap antara lain:
bersifat umum bagi organisasi 1. Perencanaan
3. Identifikasi pengambil risiko terbaik dan Perencanaan manajemen risiko bisa
bangun struktur organisasi yang kondusif dimulai dengan menetapkan visi, misi dan
disekitar mereka tujuan yang berkaitan dengan manajemen
4. Selaraskan tujuan setiap individu dalam risiko. Kemudian perencanaan manajemen
organsasi dengan tujuan perusahaan risiko bisa diteruskan dengan penetapan
5. Evaluasi ulang sistem-sistem limit secara target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan
berkala dengan manajemen risiko. Akan lebih baik
Oleh karena itu menjadi tanggung lagi jika visi, misi, kebijakan dan prosedur
jawab Dewan Komisaris dan Direksi untuk tersebut dituangkan secara tertulis. Dokumen
membangun organisasi yang kondusif bagi tertulis semacam itu memudahkan pengarah-
pengambilan keputusan yang menguntungkan an, sekaligus menegaskan dukungan manaje-
di tingkat transaksi dan bagi terbangunnya men terhadap program manajemen risiko.
Gambar 2
Organisasi Manajemen Risiko
Sumber: Robert Tampubolon (2009)

Contoh misi atau kebijakan dan prosedur Teknik untuk mengidentifikasi risiko,
yang berkaitan dengan manajemen risiko dari misal dengan menelusuri sumber risiko
beberapa perusahaan/organisasi: sampai terjadinya peristiwa yang tidak
Peryataan Misi Manajemen Risiko Goldman diinginkan. Sebagai contoh: kompor
Sach: ditaruh dekat penyimpanan minyak tanah.
Misi dari departemen risiko adalah Api merupakan sumber risiko, kompor
mengumpulkan, menganalisis, memonitor, yang ditaruh dekat minyak tanah
dan mendistribusikan informasi yang merupakan kondisi yang meningkatkan
berkaitan dengan risiko pasar dari posisi terjadinya kecelakaan, bangunan yang bisa
perusahaan supaya traders, manajer dan terbakar merupakan eksposur yang
prsonel lain dalam organisasi dan terutama dihadapi perusahaan.
komite risiko memahami dan membuat
keputusan berdasarkan informasi (informed b. Evaluasi dan Pengukuran Risiko
decision) mengenai manajemen dan Tujuan evaluasi risiko adalah untuk
pengendalian risiko yang diambil. memahami karakteristik risiko dengan
(Goldman Sach adalah perusahaan sekuritas lebih baik. Jika kita memperoleh
Amerika Serikat) pemahaman yang lebih baik, maka risiko
akan lebih mudah dikendalikan. Evaluasi
2. Pelaksanaan yang lebih sistematis dilakukan untuk
Pelaksanaan manajemen risiko meliputi mengukur risiko tersebut. Sebagai contoh:
aktivitas operasional yang berkaitan dengan kita bisa memperkirakan probabilitas
manajemen risiko. Proses identifikasi dan (kemungkinan) risiko atau suatu kejadian
pengukuran risiko kemudian diteruskan jelek terjadi. Dengan probabilitas tersebut
dengan manajemen (pengelolaan) risiko yang kita berusaha mengukur risiko. Misal: ada
merupakan aktivitas operasional yang utama risiko perusahaan terkena jatuhan meteor
dari manajemen risiko. atau komet, tetapi probabilitas risiko
semacam ini sangat kecil (0,000000001).
a. Identifikasi risiko Karena itu risiko tersebut tidak perlu
Identifikasi risiko dilakukan untuk diperhatikan. Contoh lain: risiko kebakar-
mengidentifikasi risiko-risiko apa saja an dengan probabilitas (misal) 0.6. karena
yang dihadapi oleh suatu organisasi.
probabilitas yang tinggi maka risiko
kebakaran perlu diberi perhatian ekstra. Risiko mempunyai sekuen (rangkaian) dari
sumber risiko sampai kemudian munculnya
c. Pengelolaan Risiko kerugian karena risiko tersebut.
Risiko harus dikelola, jika tidak maka Dengan adanya analisis sekuen kita bisa
konsekuensinya bisa cukup serius misal melakukan pencegahan munculnya kejadian
kerugian yang culup besar. Risiko bisa yang tidak diinginkan dengan fokus terhadap
dikelola dengan berbagai cara antara lain sekuen yang terjadi. Contohnya untuk
dengan melakukan penghindaran, risiko menghadapi faktor risiko atau bangunan yang
tersebut ditahan, melakukan diversifikasi, menghadapi eksposur terhadap kebakaran
mentransfer risiko, dan mengendalikan dapat dilakukan dengan cara menggunakan
risiko dan mendanai kerugian sendiri. kompor listrik, menjauhkan minyak tanah.
Dengan demikian, bisa mengurangi kerusakan
3. Pengendalian gedung karena kebakaran
Tahap berikutnya dari proses
manajemen risiko adalah pengendalian yang 2. Mengidentifikasi Sumber-sumber risiko
meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan Dengan memperluas pengamatan terhadap
manajemen risiko, output pelaporan yang sumber-sumber risiko. Sumber-sumber risiko
dihasilkan oleh manajemen risiko dan umpan dilingkungan sekitar kita :
balik (feedback). Format pelaporan a. Lingkungan fisik : bangunan yang dimakan
manajemen risiko bervariasi dari satu usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang
organisasi ke organisasi lainnya dan dari satu menyebabkan banjir, gempai, badai, topan.
kegiatan kegiatan lainnya. b. Lingkungan sosial : Kerusuhan sosial,
demonstrasi, konflik dengan masyarakat
Identifikasi Risiko lokal, pemogokan pegawai, perampokan.
Jika risiko tidak bisa diidentifikasi c. Lingkungan politik : perubahan perundang,
maka risiko tidak dapat diukur sehingga kita perubahan aturan, konflik antar negara
tidak bisa mengelola risiko. Terdapat dua tipe yang mendorong boikot produk
risiko yaitu risiko murni dan risiko spekulatif perusahaan.
(risiko bisnis). Karena risiko memiliki d. Lingkungan legal : gugatan karena gagal
karakteristik yang berbeda-beda maka mematuhi peraturan dan perundangan yang
pengukurannya pun juga berbeda-beda. berlaku.
Pengidentifikasian risiko adalah hal e. Lingkungan operasional : kecelakaan kerja,
pertama yang harus dilakukan sebelum kerusakan mesin, kegagaglan sistem
pengukuran risiko. Secara umum langkah- komputer, serangan virus terhadap
langkah dalam identifikasi dan pengukuran komputer.
risiko adalah: f. Lingkungan ekonomi : kelesuhan ekonomi,
1. Mengidentifikasi risiko dan memelajari inflasi yang tidak terkendali.
karakteristik risiko.
2. Mengukur risiko dengan melihat seberapa Dengan mengamati sumber-sumber risiko,
besar dampak risiko tersebut terhadap kita bisa memperoleh gambaran risiko apa
kinerja perusahaan. saja yang mungkin muncul dan
3. Menentukan prioritas risiko. membahayakan organisasi. Alternatif katagori
Terdapat beberapa teknik yang bisa sumber risiko adalah sebagai berikut :
digunakan dalam mengidentifikasi bahwa a. Konsumen : keluhan dari konsumen yang
perusahan atau organisasi memiliki eksposur mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau
terhadap risiko: membeli produk perusahaan, konsumen
1. Analisis Sekuen Risiko merasa rugi kemudian menuntut
perusahaan.
b. Supplier : pasokan dari supplier tidak
sesuai yang diharapkan.
c. Pesaing : pesaing meluncurkan produk e. Survei atau wawancara terhadap manajer,
baru yang lebih baik, pesaing menurunkan manajer paling tahu operasi perusahaan ter-
harga yang bisa mengakibatkan persaingan masuk risiko-risiko yang dihadapi. Sebagai
harga. ilustrasi, United Grain Growers yang me-
d. Regulator : perusahaan gagal mematuhi rupakan perusahaan di bidang pertanian di
perusahaan yang berlaku, perubahan Canada melakukan sesi brainstroming an-
perundangan yang berlaku mengakibatkan tara manajer dan konsultan manajer risiko.
perusahaan rugi. Untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang
paling penting dihadapi. Hasil diskusi ter-
3. Teknik pendukung lainnya sebut menunjukkan ada 6 yang paling pen-
a. Metode laporan keuangan ting :
Metode tersebut dimulai dengan melihat 1) Risiko Komoditas : harga komoditas
rekening-rekening dengan laporan yang jatuh padahal perusahaan meme-
keuangan. Dari rekening tersebut kemudian gang komoditas tersebut
dianalisis risiko apa saja yang bisa muncul 2) Risiko Cuaca : Cuaca yang tidak meng-
dari rekening yang melibatkan rekening untungkan sehingga mengacaukan pa-
tersebut. nen dan menurunkan volume pertanian
Contoh : khas merupakan salahsatu (penjualan menurun)
rekening di neraca, risiko yang bisa muncul 3) Risiko Counterparty : Counterparty per-
atau melibatkan khas misalnya pencurian usahaan gagal memenuhi kontraknya
khas, penyelewengen khas, dll terhadap perusahaan
b. Menganalisis flow chart kegiatan dan 4) Risiko Lingkungan : Perusahaan meng-
operasi perusahaan hadapi tuntutan hukum karena per-
Metode ini berusaha melihat sumber risiko usahaan dituduh merusak lingkungan
dari flow chart kegiatan dan operasi (pencemaran lingkungan)
perusahaan. Metode ini sangat sesuai untuk 5) Risiko Persediaan : Persediaan meng-
risiko tertentu seperti risiko dari proses alami kerusakan ( membusuk)
produksi. 6) Risiko Kredit : Counterparty gagal
Proses produksi dimulai dengan masuknya bayar kepada perusahaan. Risiko
input, mengerjakan input sampai menjadi komoditas merupakan risiko yang paling
output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan dianggap paling penting oleh manajer
produksi ada kemungkinan muncul UGG.
kejadian yang tidak diinginkan, seperti
kecelakaan kerja, kerusakan mesin, dll Mengukur Risiko
Dengan mengamati prosesnya kita bisa Setelah risiko diidentifikasi tahap berikutnya
mengidentifikasi sumber risiko yang mengukur risiko. Dengan pengukuran risiko
menyebabkan kejadian negatif tersebut. kita bisa melihat tinggi rendahnya risiko yang
c. Analisis Kontrak dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat
Bertujuan melihat risiko yang bisa muncul dampak dari risiko terhadap kinerja perusa-
karena kontrak tertentu. Risiko ini haan sekaligus bisa melakukan prioritisasi
berkaitan dengan risiko tuntutan hukum. risi- ko ( risiko yang mana yang paling
d. Catatan Satistik Kerugian dan Laporan relevan). Pengukuran biasanya dilakukan
Kerugian Perusahaan melalui kuan- tifikasi risiko. Pengukuran dan
Jika perusahaan mempunyai database yang kuantifikasi risiko sangat bergantung kepada
baik maka dapat mencatat kerugian- karakteristik risiko tersebut. Tabel berikut ini
kerugian. manyajikan ringkasan tipe-tipe risiko dan
Analisis terhadap penyimpangan dapat teknik peng- ukurannya yang berbeda-beda:
membantu mengidentifikasi sumber-
sumber risiko.
Tabel 1
Pengukuran untuk beberapa risiko
Tipe Risiko Definisi Teknik Pengukuran
Risiko pasar Harga pasar bergerak ke arah Value at Risk (VAR), stress
yang tidak menguntungkan testing
(merugikan)
Risiko kredit Counterparty tidak bisa Credit rating, creditmetrics
membayar kewajibannya
(gagal bayar) ke perusahaan
Risiko perubahan tingkat Tingkat bunga berubah yang Metode pengukuran jangka
bunga mengakibatkan kerugian pada waktu, durasi
portfolio perusahaan
Risiko operasional Kerugian yang terjadi melalui Matriks frekuensi dan
operasi perusahaan (misal signifikansi kerugian, VAR
sistem yang gagal, serangan operasional
teroris)
Risiko kematian Manusia mengalami kematian Probabilitas kematian dengan
dini (lebih cepat dari usia tabel mortalitas
kematian wajar)
Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit Probabilitas terkena penyakit
tertentu dengan menggunakan tabel
mordibitas
Risiko teknologi Perubahan teknologi Analisis skenario
mempunyai konsekuensi
negatif terhadap perusahaan
Sumber: Mamduh Hanafi (2009)

Teknik pengukuran berbeda tingkat 1. Mengembangkan standar risiko


kecanggihannya (tingkat kuantifikasi), mulai 2. Menerapkan standar tersebut untuk risiko
dari yang paling sederhana, yaitu matrik yang telah diidentifikasi
frekuensi dan signifikansi kerugian, sampai Sebagai contoh, manusia gampang melakukan
pada stresstesting yang lebih rumit. kesalahan jika mereka kelelahan atau tidak
konsentrasi, kemudian dilakukan evaluasi
Matriks frekuensi dan signifikansi risiko terhadap kesalahan manusia tersebut (human
Matriks frekuensi dan signifikansi risiko error) dalam pemrosesan transaksi.
merupakan teknik pengukuran yang cukup Berdasarkan pengalaman masa lalu kejadian
sederhana dan tidak terlalu melibatkan tersebut sering terjadi, tetapi kerugian yang
kuantifikasi yang rumit, yaitu adalah ditimbulkan biasanya tidak terlalu besar.
mengelompokkan risiko berdasarkan dua Berdasarkan informasi tadi, risiko kesalahan
dimensi yaitu frekuensi dan signifikansi. manusia dalam pemrosesan transaksi bisa
Terdapat 2 hal dalam proses tersebut yaitu : dikategorikan sebagai frekuensi tinggi dan
signifikansi rendah.
Gambar 3
Bagan matriks frekuensi dan
signifikansi
Gambar di atas menjelaskan daftar risiko yang Pengelolaan Risiko
bisa dibagikan kepada manajer untuk Risiko harus dikelola, jika tidak maka
dievaluasi. Terlihat bahwa risiko regulator dan konsekuensinya bisa cukup serius misal
lingkungan berada pada kuadran signifikansi kerugian yang culup besar. Risiko bisa
tinggi dan frekuensi rendah. Jika suatu risiko dikelola dengan berbagai alternatif antara lain:
berada dalam kuadran frekuensi rendah dan 1) Penghindaran
signifikansi rendah, maka monitoring secara Cara paling mudah dan aman untuk mengelola
berkala cukup, sedangkan jika risiko berada risiko adalah menghindar. Tetapi cara
dalam kuadran frekuensi tinggi dan semacam ini barangkali tidak optimal.
signifikansi tinggi, maka risiko tersebut sangat Sebagai contoh: jika kita ingin memperoleh
serius. Maka harus cepat-cepat di atasi agar keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau
tidak mengalami kehancuran. kita harus keluar dan menghadapi risiko
Berikut ini adalah map risiko untuk tersebut. Kemudian kita akan mengelola risiko
risiko pengrusakan lingkungan, dimana risiko tersebut.
pengrusakan lingkungan tersebut mempunyai 2) Ditahan (Risk Retention)
nilai rata-rata 2 untuk likelihood dan Dalam beberapa situasi, akan lebih
signifikansi berada pada angka 7, artinya baik jika perusahaan menghadapi sendiri
kemungkinan terjadinya risiko tersebut jarang risiko tersebut (menahan risiko tersebut
(frekuensi rendah) tetapi memiliki dampak atau risk retention). Jika risiko tersebut benar-
yang serius (signifikansi tinggi). Dampak benar terjadi, maka perusahaan harus
yang serius tersebut muncul karena tuntutan menyediakan dana untuk menanggung risiko
ganti rugi dengan nilai yang signifikan. tersebut. Risiko yang ditahan bisa didanai dan
Gambar 4
Risk Map untuk Risiko Pengrusakan
bisa juga tidak didanai. Jika perusahaan tidak disisihkan, berapa besarnya tanggungan
menetapkan pendanaan yang khusus ditujukan yang bisa diberikan.
untuk mendanai risiko tertentu, jika risiko Captive – insurance dilakukan dengan
tersebut tidak muncul, maka risiko tersebut mendirikan anak perusahaan asuransi yang
tidak didanai. Dalam beberapa situasi, menjadi bagian dari perusahaan. Risiko
alternatif tersebut merupakan pilihan yang dalam perusahaan bisa di asuransikan ke
masuk akal. Dalam situasi tersebut, captive insurers tersebut.
perusahaan bisa mendanai risiko tersebut. 3) Transfer Risiko
Pendanaan bisa dilakukan melalui beberapa Alternatif lain dari manajemen risiko
cara, seperti menyisihkan dana cadangan, adalah memindahkan risiko ke pihak lain
Self- insurance, dan captive insures. (mentransfer risiko ke pihak lain). Pihak lain
a. Dana Cadangan tersebut biasanya mempunyai kemampuan
Perusahaan menyisihkan dana tertentu yang lebih baik untuk mengendalikan risiko,
secara periodik yang ditujukan untuk baik karena skala ekonomi yang lebih baik
membiayai kerugian akibat dari risiko sehingga bisa mendiversifikasikan risiko lebih
tertentu. baik. Risiko transfer dilakukan melalui
b. Self – insurance dan Captive Insures beberapa cara:
Pengelolaan dana cadangan bisa
ditingkatkan lagi menjadi semacam 1. Asuransi
asuransi untuk internal perusahaan sendiri ( Asuransi merupakan metode transfer risiko
self-insurance ). Meskipun ada keberatan yang paling umum, khususnya untuk risiko
disini tidak mengindikasikan adanya murni ( pure risk ). Asuransi adalah kontak
transfer risiko ke pihak luar. Risiko masih perjanjian antara yang diasuransikan
berada di perusahaan. (insured) dan perusahaan asuransi
Dengan self – insurence, perhitungan (insurer), di mana insurer bersedia
dilakukan lebih teliti untuk menentukan memberikan kompensasi atas kerugian
berapa besarnya premi yang harus yang dialami pihak yang diasuransikan, dan
pihak pengasuransi ( insurer ) memperoleh Ada beberapa teori yang ingin menelusuri
premi asuransi sebagai balasannya. penyebab munculnya risiko, antara lain :
Empat hal diperlukan dalam transaksi 1. Teori domino ( Heinrich, 1959 )
asuransi : Teori ini mengatakan bahwa kecelakaan
- Perjanjian kontrak bisa dilihat sebagai urutan lima tahap
- Pembayaran premi berikut ini :
- Tanggungan (benefit) yang dibayarkan o Lingkungan sosial dan faktor bawaan
jika terjadi kerugian seperti yang yang menyebabkan seseorang
disebutkan dalam kontrak berperilaku tertentu ( misal
- Penggabungan (pool) sumber daya oleh mempunyai temperamen tinggi
perusahaan asuransi yang diperlukan sehingga gampang marah )
untuk membayar tanggungan. o Personal fault ( kesalahan individu ),
2. Hedging dimana individu tersebut tidak
Hedging atau lindung nilai pada dasarnya mempunyai respon yang tepat (benar)
mentransfer risiko kepada pihak lain yang dalam situasi tertentu.
lebih bisa mengelola risiko lebih baik o Unsafe act or physical hazard (
melalui transaksi instrument keuangan. tindakkan yang berbahaya atau kondisi
Cara kerja hedging mirip dengan asuransi, fisik yang berbahaya )
yaitu jika kita rugi karena risiko tertentu o Kecelakaan
kita memperoleh kompensasi dari kontrak o Cedera
lainnya. Jika di asuransi, asuransi diberikan 2. Rantai risiko ( Risk Chain )
oleh perusahaan asuransi. Sedangkan untuk Menurut Mekhofer, 1987, risiko yang
hedging dengan instrument derivatif, muncul bisa dipecah ke dalam beberapa
kompensasi diberikan oleh pihak lain ( komponen :
counter party ) yang menjual kontrak o Hazard ( kondisi yang mendorong
derivatif tersebut. terjadinya risiko )
3. Incorporated o Lingkungan di mana hazard tersebut
Incorporated atau membentuk perseroan berada
terbatas merupakan alternatif transer risiko, o Interaksi hazard dengan lingkungan
karena kewajiban pemegang saham dalam o Hasil dari interaksi
perseroan terbatas hanya terbatas pada o Konsekuensi dari hasil tersebut
modal yang disetorkan.
4. Teknik lainnya 3. Fokus dan Timing Pengendalian Risiko
Selain teknik transfer risiko yang a. Fokus pengendalian risiko
disebutkan di atas, ada banyak teknik Pengendalian risiko bisa difokuskan
transfer risiko lainnya. pada usaha mengurangi kemungkinan (
probability ) munculnya risiko dan
5) Pengendalian Risiko mengurangi keseriusan ( severity )
Pengendalian risiko dilakukan untuk konsekuensi risiko tersebut.
mencegah atau menurunkan probabilitas Pemisahan ( separation ) dan duplikasi (
terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita duplication ) merupakan dua bentuk
inginkan. Untuk risiko yang tidak bisa umum metode untuk mengurangi
dihindari,organisasi perlu melakukan keseriusan risiko. Contoh pemisahan
pengendalian risiko. Dengan menggunakan adalah menyebar operasi perusahaan,
dua dimensi yaitu probabilitas dan severity. sehingga terjadi kecelakaan kerja,
Pengendalian risiko bertujuan untuk karyawan yang menjadi korban akan
mengurangi probabilitas munculnya kejadian, terbatas.
mengurangi tingakt keseriusan ( severity ), Tentunya kita bisa menggunakan metode
atau keduanya. mengurangi kemungkinan munculnya
risiko dengan pengurangan severity dalam organisasi menuntut adanya budaya
secara bersamaan. Sebagai contoh, organisasi dimana setiap orang harus menjadi
dokter ahli bedah belajar metode baru manajer risiko karena setiap pegawai
dalam pembedahan yang lebih canggih bertanggung jawab atas kegiatan dan hasil
dan lebih aman. Dengan metode baru kerjanya. Oleh karena itu menjadi tanggung
tersebut, dokter tersebut bisa jawab semua pihak yang terlibat dalam
mengurangi probabilitas terkena risiko organisasi untuk memiliki komitmen penuh
digugat akibat mal – praktik, dan juga dalam menjalankan manajemen risiko untuk
sekaligus menurunkan severity tuntutan memitigasi risiko yang akan terjadi.
jika risiko gugatan terjadi. Dengan adanya manajemen risiko di
b.Timing pengendalian risiko suatu perusahaan, diharapkan perusahaan
Dari sisi timing ( waktu ), pengendalian dapat mengelola risiko-risiko yang mungkin
risiko bisa dilakukan sebelum, selama, timbul dengan cepat dan penanganan yang
dan sesudah risiko terjadi. Sebagai tepat sehingga visi, misi dan tujuan
contoh, perusahaan bisa melakukan perusahaan/organisasi bisa tercapai dengan
training untuk karyawannya mengenai baik.
peraturan, prosedur, dan teknik untuk
menghindari kecelakaan kerja. Karena
aktivitas tersebut dilakukan sebelum DAFTAR PUSTAKA
terjadinya kecelakaan kerja, maka
aktivitas tersebut merupakan aktivitas Clough R.H, and Sears G.A. 1994.
sebelum risiko terjadi. Construction Contracting, 6th Edition.
New York: John Wiley and Sons Inc.
KESIMPULAN Darmawi Herman. 2012. Manajemen Risiko.
Kunci sukses sebuah organisasi adalah adanya Jakarta: Bumi Aksara.
manajemen yang berkualitas pada semua Irham Fahmi. 2011. Manajemen Risiko.
tingkatan. Manajemen bisa didukung dan juga Bandung: Alfabeta.
bisa dibatasi oleh organisasi yang Kasidi. 2010. Manajemen Risiko. Ghana
mengelilingi dan mengawasi mereka. Sebagai Indonesia. Bogor.
pengambil keputusan di tingkat transaksi, Mamduh M. Hanafi. 2009.
mereka akan melaksanakan pekerjaan mereka Manajemen Risiko. UPP
dengan semakin baik apabila didukung oleh STIM YKPN:
budaya organisasi, sistem, struktur dan lain- Yogyakarta
lain yang juga harus baik. Robert Tampubolon. 2006. Risk Management.
Keberhasilan mengkomunikasikan dan PT Elex Media Komputindo: Jakarta
mengintegrasikan manajemen risiko dalam Sadgrove, Kid. 2005. The Complete Guide to
sebuah organisasi tidak terletak pada Business Risk Management. Gower
tekniknya saja, tetapi juga tergantung pada Publishing Limited: Burlington.
manusia pengambil dan pengelola risiko Uher, Thomas E. 1996. Introduction to Risk
tersebut. Banyak pegawai, karakter, sikap Management. New South Wales
(attitude) dan keterampilan yang berbeda Faculty of The Built Environment:
UNSW Press.

Anda mungkin juga menyukai