Anda di halaman 1dari 7

SEWA GUNA USAHA (LEASING) DAN JENISNYA

Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing)

Sewa guna usaha menurut Keiso dan Jerry (1995 : 21) adalah suatu perjanjian kontraktual
antara seorang leasor ( yang menyewabelikan) dan seorang lessee (penyewa beli) yang
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan harta tertentu, yang dimiliki oleh leasor,
selama periode tertentu dengan memberikan imbalan berupa pembayaran tunai tertentu yang
biasanya periodik.

Usaha leasing pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1974 dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama tiga Menteri: Menteri Keuangan, Menteri
Perdagangan, dan Menteri Perindustrian dengan Nomor Kep-122/MK/2/1974, No.
32/M/SK/2/1974, dan No. 30 /Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan Usaha
Leasing. Menurut Surat Keputusan Bersama menyatakan : “Leasing adalah setiap kegiatan
pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh
suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara
berkala disertai dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang
modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu lease berdasarkan nilai sisa yang
telah disepakati bersama”

Keputusan Menteri Keuangan No. 125/KMK.O13/1988 tanggal 20 Desember 1988, jenis


kegiatan sewa guna usaha telah diperluaskan sebagai mana tersirat dalam pasal 1 keputusan
tersebut yang menampung definisi-definisi sebagai berikut: “Perusahaan sewa guna usaha
(Leasing Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Financial lease adalah akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Operating lease adalah kegiatan sewa
guna usaha, dimana penyewa guna usaha tidak mempnyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha”
Terdapat beberapa pengertian mengenai leasing3, antara lain:

1) “Suatu perjanjian penyediaan barang-barang modal yang digunakan untuk suatu


jangka waktu tertentu (Financial Accounting Standard Board/FASB-13).”
2) “Suatu perjanjian dimana lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan
oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu
(The International Accounting Standard (IAS-17).”
3) “Suatu kontrak antara lessor dengan lessee untuk penyewaan suatu jenis barang
tertentu langsung dari pabrik atau agen penjual oleh lessee. Hak kepemilikan
barang tetap berada pada lessor. Lessee memiliki hak pakai atas barang tersebut
dengan membayar sewa dengan jumlah dan jangka waktu yang telah ditetapkan
(The Equipment Leasing Association (ELAUK) dan Accounting Standars
Committee of European Countries.”
4) “Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa
guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala (Keputusan Menteri Keuangan No.
1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang kegiatan Sewa Guna
Usaha.”

Berdasarkan berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan dalam setiap transaksi leasing
selalu melibatkan 3 pihak, yaitu:
1) Lessor adalah perusahaan leasing atau dalam hal ini pihak yang memiliki hak
kepemilikan atas barang (asset).
2) Lessee adalah perusahaan atau pemakai barang (asset) yang memiliki hak opsi
pada akhir perjanjian.
3) Supplier (vendor) adalah pihak penjual barang yang di sewa guna usahakan.
Jenis-Jenis Sewa Guna Usaha

Jenis-jenis sewa guna usaha yang sudah dikenal secara umum dan telah ditampung dalam
Keputusan Menteri Keuangan tersebut, adalah sebagai berikut dalam (Standar Akuntansi
keuangan, 2002: 302):

1. Finance lease ( Sewa Guna Usaha Pembiayaan)


2. Operating lease (Sewa menyewa Biasa)
3. Sales type lease (Sewa Guna Usaha Penjualan)
4. Leveraged lease

Adapun jenis-jenis sewa guna usaha menurut Brigham dan Gapenski (dalam Alamsyah
1993), membagi sewa guna usaha ke dalam 3 jenis atau kategori serta ciri-ciri sebagai berikut :

1. operating Lease
Jenis sewa guna usaha ini disebut juga lease jasa (service leases), dimana perusahaan sew
guna usaha atau pemilik yang merniliki aktiva lease (lessor), menawarkan pembiayaan
sekaligus dengan pemeliharaan dan perawatan Lazimnya di sini diatur bahwa lessor
bertanggung jawab untuk merawat dan menservis peralatan yang di-lease, dan biaya
perawatan tersebut diperhitungkan dalam pembayaran sewa guna usaha. Karakteristik
penting dari operating lease ini adalah lease tidak di amortisasikan sepenuhnya (not fully
amortized), dengan kata lain pembayaran lease-nya tidak cukup untuk menutupi seluruh
biaya peralatan tersebut. Akan tetapi kontrak lease diadakan untuk periode yang sangat
pendek bila dibandingkan dengan umur ekonomis peralatan yang di-lease, dan lessor
mengharapkan dapat menutup semua biaya investasinya dari pembayaran lease atas
kontrak yang diperbaharui, dari kontrak lease dengan lease lain, atau dari hasil penjualan
aktiva lease tersebut.
Ciri lain dari operating lease terdapat pasal mengenai pembatalan dalam kontrak lease-
nya Klausula ini merupakan bahan pertimbangan yang penting bagi lessee karena harta
atau asset yang di-lease dapat dikembalikan kepada lessor kalau terjadi obsolete by
technological development atau harta yang bersangkutan tidak lagi dibutuhkan.
2. Financial Lease
Jenis leasing ini disebut juga lease modal, berbeda dengan operating lease, maka financial
lease tidak menyediakan jasa pemeliharaan atau perawatan, kontrak lease tidak bisa
dibatalkan, dan lease di amortisasikan secara penuh (fiilully amortized), artinya lessor
menerima pembayaran sewa yang sama dengan harga penuh dari peralatan lease
ditambah dengan tingkat pengembalian atau bunga tertentu atas investasi tersebut.
Lazimnya dalatn perjanjian financial lease, calon lessee memilih barang-barang tertentu
yang diperlukannya dan menegosiasikan harganya dan syarat-syarat pengirimannya
dengan pihak pabrik.
Kemudian ia akan menegosiasikan syarat-syarat lease dengan perusahaan leasing, dan
setelah kesepakatan dicapai, maka lessor diminta untuk membeli peralatan tersebut dari
pabrik atau distributor. Bersamaan dengan pembelian peralatan tersebut, lessee
melaksanakan kontrak lease.
3. Sale and leaseback
Pada jenis leasing ini perusahaan yang memiliki tanah, bangunan, atau peralatan menjual
hartanya tersebut serta merta mengadakan perjanjian untuk me-lease kembali barang-
barang tersebut untuk periode tertentu dengan syarat-syarat tertentu. Pembeli bisa
berupa perusahaan asuransi, bank komersial, perusahaan leasing, atau malah investor
perorangan. Tipe leasing ini merupakan alternatif bagi mortgage (pengambilan pinjaman
dengan mengagunkan aktiva tetap). Perusahaan yang menjual hartanya tersebut, atau
lessee langsung menerima harga jual dari pembeli atau lessor. Bersamaan dengan itu
lessee, pihak penjual tetap menggunakan harta bersangkutan, seakan-akan sama halnya
dengan apabila ia mengambil pinjaman dan menyerahkan hartanya sebagai agunan.

Pembayaran Ieuse ditetapkan sedemikian rupa sehingga harga beli atas barang tersebut
dan sejumlah tertentu bunga akan dibayar lessee kepada lessor. Hal yang berbeda juga
disampaikan oleh Noor (dalam Gaol 2012:105) jenis –jenis leasing ada 10 jenis berikut.

1. Direct financing lease


Direct financing lease yaitu suatu transaksi yang dilakukan oleh perusahaan leasing
(lessor), dimana lessor membeli peralatan/equipment dari pihak ketiga (penjual/supplier)
secara tunai. Selanjutnya barang tersebut di leasingkan kepada lessee untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya. Disini hak kepemilikan (ownership) dari peralatan/Equipment ada
pada lessor.
2. Operating Lease
Operating lease yaitu suatu transaksi leasing yang bukan hanya sekedar pengadaan
peralatan/equipment, tetapi juga pemeliharaan dan pengoperasiannya. Pada kasus ini
lessor bertindak sebagai pemilik dan pengelola, dan lessee hanya sebagai penerima jasa
atas barang modal yang dileasekan tersebut. Cara ini mendekati sistim sewa (rental)
biasa.
3. Capital Lease
Capital Lease yaitu kontrak leasing yang memenuhi-memenuhi kriteria berikut:
a. Kontak leasing akan memindahkan (transfer) hak milik atas barang sewa secara
yuridis kepada lessee pada akhir kontrak.
b. Kontrak leasing tersebut mengandung hak memilih atau opsi untuk membeli
barang yang disewa denga harga murah (bargain price).
c. Jangka waktu kontrak leasing minimal 75% dari umur produktif barang modal
yang disewakan.
d. Jumlah pembayaran leasing, minimum 90% dari nilai (harga) pasar barang modal
yang dileasingkan.
4. Sale and Lease Back
Sale and Lease Back yaitu suatu transaksi leasing, dimana pemilik awal dari barang yang
dileasingkan tersebut, adalah perusahaan lessee sendiri. Dalam kasus ini sebelum
perjanjian atau kontrak leasing dilakukan oleh kedua belah pihak, harus dilakukan
terlebih dahulu transaksi jual beli oleh dan antara lessse sebagai penjual dengan lessor
sebagai pembeli, dan oleh karena itu hak kepemilikan barang yang dileasingkan tersebut,
berpindah dari lessee sebagai pemilik awal kepada lessor sebagai pemilik akhir, saat
kontrak leasing di mulai.
5. Cross Border Leasing
Cross Border Leasing yaitu leasing yang dilakukan oleh dan antara lessor dari suatu
negara dengan lessee di negara lain, yang biasanya mempunyai sistem atau peraturan
yang berbeda khusunya mengenai penanganan leasing. Leasing jenis ini disebut juga
offshore lease bagi lessee.
6. Vendor Channel Lease
Vendor channel lease yaitu transaksi leasing yang terjadinya karena kerja sama antara
lessor dengan pihak penjual/supplier modal atau vendor.
7. Indirect International Lease
Indirect International Lease yaitu transaksi leasing, dimana antara lessor dan lessee
berasal dari negara yang sama, tetapi sebagian dari saham perusahaan leasing dimiliki
oleh perusahaan lessor luar negeri.
8. Conditional Sale Leasing
Conditional Sale Leasing yaitu suatu transaksi leasing, dimana lesseediperlakukan
sebagai pemilik (owner). Dari barang modal yang dileasingkan. Conditional sale ini mirip
dengan sewa beli (Hire Purchase).
9. Master Lease
Master Lease suatu jenis kontrak leasing yang memperbolehkan pihak lesseeuntuk
menambah barang yang dileasing berdasarkan ketentuan yang sama dengan ketentuan
pokok tanpa harus merundingakan kontrak leasing yang baru.
10. Sub. Lease
Sub. Lease yaitu transaksi leasing, dimana barang modal yang dileasingkan kepada
lessee, oleh lessee tersebut dileasingkan lagi kepada pihak ketiga.
DAFTAR PUSTAKA

Widyastuti, Maria. 2009. Kredit Bank Sewa Guna Usaha Dengan Hak Opsi Sebagai Sumber
Pendanaan Alternatif Atas Perolehan Aktiva Tetap Dalam Rangka Penghematan Pajak.
Jurnal Bisnis Perspektif (BIP’s) Vol. 1, No. 1 Hal. 24-42

Nahrowi. 2013. Permasalahan Hukum Pembiayaan Leasing di Indonesia. Jurnal Cita Hukum.
Vol. 1 No. 1 Hal. 25-38

Gaol. (2019). Analisis Pembiayaan Melalui Finance Lease Dan Aplikasi Perlakuan Akuntansi
Leasing Berdasarkan PSAK No.30 Tahun 2012 Pada CV.Rico Pratama Abadi Medan
Sunggal. Skripsi. Medan: Universitas Medan Area.

Alamsyah. (1997). Analisis Kebijakan Struktur Modal Dan Pengaruhnya Terhadap Posisi
Keuangan Dan Kinerja Perusahaan Sewa Guna Usaha PT.”X”. Skripsi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai