Disusun Oleh :
Aisyah Arini : NIM PO.62.24.2.17.241
POLTEKKES KEMENKES
TAHUN 2017/2018
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, dan karunia serta taufik dan hidayah Nya kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai konsep dasar kebutuhan seksual ini
dengan baik dan lancar.
PENDAHULUAN
Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut
jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut
berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural.
Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk
bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan
seksual . Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan
fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis.
Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin
diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan. Dari segala macam
kebutuhan adapun kebutuhan yang paling mendasar yang harus di penuhi oleh setiap individu,
adapun 5 kebutuhan mendasar itu yakni : Kebutuhan Keamanan (Safety Needs), Kebutuhan Seks
(Sex Needs), Kebutuhan Ekonomi (Economical Needs), Kebutuhan Rohani (Spritual Needs),
Kebutuhan Inovasi (Innovation Needs). Dari kelima kebutuhan mendasar tersebut memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya sehingga semua kebutuhan dasar tersebut harus terpenuhi
dengan semestinya, salah satu kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan seksual
karena kebutuhan seksual merupakan yang harus benar-benar terpenuhi dan apabila kebutuhan
seksual ini tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi sesuatu penyimpangan seksual. Karena
begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksual bagi kelangsungan kehidupan manusia dan banyak
masalah yang ditimbulkan serta pertimbangan-pertimbangan yang sering kita jumpai dalam
kehidupan kita maka dari itu kami mengangkat sebuah judul makalah tentang “Pemenuhan
kebutuhan seksual”
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kesuburan
Pada beberapa kebudayaan, seorang wanita muda mungkin merasakan adanya
keinginan yang kuat untuk membuktikan kesuburannya bahkan walaupun ia
sebenarnya belum menginginkan anak pada tahap kehidupannya saat itu. Ini adalah
macam masyarakat yang secara tradisional wanita hanya dianggap layak dinikahi
apabila ia sanggup membuktikan kesuburannya.
2. Kenikmatan
Mungkin pendorong primer atau mendasar perilaku seksual adalah kenikmatan atau
kesenangan yang dirasakan yaitu suatu kombinasi kenikmatan sensual dan
kenikmatan khas seksual yang berkaitan dengan orgasme.
3. Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan
Dalam suatu pertalian seksual yang ekslusif, pasangan melakukan secara bersama-
sama hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dengan orang lain. Ini adalah esensi
dari keintiman seksual. Efektivitas seks dalam memperkuat keintiman tersebut
berakar dari risiko psikologis yang terlibat; secara khusus, resiko ditolak,
ditertawakan, mendapati bahwa dirinya tidak menarik, atau kehilangan kendali dapat
memadamkan gairah pasangan.
4. Menegaskan maskulinitas atau feminitas
Sepanjang hidup kita, terutama pada saat-saat identitas gender terancam karena
sebab lain (mis., saat menghadapi perasaan tidak diperlukan atau efek penuaan), kita
mungkin menggunakan seksualitas untuk tujuan ini.
5. Meningkatkan harga diri
Merasa secara seksual bagi orang lain, atau berhasil dalam upaya seksual, secara umum
dapat meningkatkan harga diri.
6. Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan
Kekuasaan (power) seksualitas cenderung dianggap sebagai salah satu aspek
maskulinitas, dengan pria, baik karena alasan sosial maupun fisik, biasanya berada dalam
posisi dominan. Namun, seks dapat digunakan untuk mengendalikan hubungan baik oleh
pria dan wanita dan karenanya sering merupakan aspek penting dalam dinamika
hubungan. Kekuasaan tersebut mungkin dilakukan dengan mengendalikan akses ke
interaksi seksual, menentukan bentuk pertalian seksual yang dilakukan, dan apakah
proses menimbulkan efek positif pada harga diri pasangan. Sementara dapat terus
menjadi faktor dalam suatu hubungan yang sudh berjalan, hal ini juga merupakan aspek
yang penting dan menarik dalam perilaku awal masa “berpacaran”.
7. Mengungkapkan permusuhan
Aspek penting dalam masalah “dominasi” pada interaksi seksual pria-wanita adalah
pemakaian seksualitas untuk mengungkapkan permusuhan. Hal ini paling relevan dalam
masalah perkosaan dan penyerangan seksual. Banyak kasus penyerangan atau pemaksaan
seksual dapat dipandang sebagai perluasan dari dominasi atau kekuasaan, biasanya oleh
pria terhadap wanita. Juga terdapat keadaan-keadaan dengan penyerangan seksual dapat
dipahami sebagai suatu ungkapan kemarahan, baik terhadap wanita itu sendiriatau
terhadap wanita itu sebagai pengganti wanita lain.
8. Mengurangi ansietas atau ketegangan
Menurunnya gairah yang biasanya terjadi setelah orgasme dapat digunakan sebagai cara
untuk mengurangi ansietas atau ketegangan.
9. Pengambilan resiko
Interaksi seksual menimbulkan berbagai risiko, berkisar dari yang relatif ringan,
misalnya ketahuan, sampai serius misalnya hamil atau infeksi menular seksual. Adanya
resiko tersebut menjadi semakin bermakna dan mengganggu dengan terjadinya epidemi
HIV dan AIDS. Bagi sebagian besar orang, kesadaran adanya resiko akan memadamkan
respon seksual sehingga mereka mudah menghindari resiko tersebut. Namun, bagi
beberapa individu, gairah yang berkaitan dengan persepsi resiko malah meningkatkan
respons seksual. Untuk individu yang seperti ini, resiko seksual menjadi salah satu
bentuk kesenangan yang dicari.
10. Keuntungan materi
Prostitusi adalah bentuk yang jelas dari aktivitas seksual untuk memperoleh keuntungan
dan hal ini sering merupakan akibat dari kemiskinan. Pernikahan, sampai masa ini masih
sering dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh satu bentuk perlindungan dan bukan
semata mata ikatan emosional komitmen untuk hidup bersama.
( Glasier: 2005 )
2.3 Kesehatan Seksualitas
2. 5 Respon Seksual
Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi
berturutturut.³Normal´ pada umumnya mengacu pada panjang siklus masing-masing fase,
dan hasil bercinta yang memuaskan.Empat tahapan siklus respon seksual:
1. Kegembiraan
2. Plateau
3. Orgasme
4. Resolusi
Keempat fase yang dialami oleh laki-laki dan perempuan, meskipun waktu dan
panjangdurasi dari masing-masing bervariasi antara kedua jenis kelamin. Selain itu,
intensitas darimasing-masing fase dapat bervariasi antara setiap orang, dan antara laki-
laki dan perempuan.
1. Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa
menitsampai beberapa jam. Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan meliputi:
a. Peningkatan ketegangan otot
b. Peningkatan denyut jantung
c. Perubahan warna kulit
d. Aliran darah ke daerah genital
e. Mulainya pelumasan Vagina
f. Testis membengkak dan skrotum mengencang
2. Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan
yangterjadi dalam fase ini meliputi :
a. Fase kegembiraan meningkat
b. Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina
c. Klitoris menjadi sangat sensitive
d. Testis naik ke dalam skrotum
e. Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah
f. Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot
3. Fase orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan faseterpendek,
hanya berlangsung beberapa detik.
Fase ini memiliki karakteristik seperti berikut:
a. Kontraksi otot tak sadar
b. Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
c. Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama
d. Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasi
e. Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh
4. Tahap terakhir, yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara perlahankembali ke
tingkat fisiologis normal.
Pada 3 bulan ketiga, beban kehamilan itu sudah memberati si Ibu. Banyak wanitayang jadi
susah makan. Juga banyak keringat yang membuatnya tidak bersih, sehingga
dayatariknya pun menurun. Selain itu pada kehamilan yang mulai tua, akan timbul
peningkatancairan tubuh. Hampir semua badan letih atau bengkak. Air ditahan dalam
badan. Akibatnya,cairan vagina juga bertambah. Ada terasa licin yang mengganggu
sehingga kontak seksualmenjadi kurang memuaskan. Pada pasangan-pasangan yang
saling mencintai akan senang akan kehamilan itu, pertambahan cairan vagina tak akan
mengganggu. Tetapi pada orang-orang yang sangatmendambakan kenikmatan seksual,
apalagi bila ada konflik suamiistri, maka kondisi itudapat menjadi biang keladi kekurang
puasan sampai pada hubungan seks luar nikah. Bila percekcokan atau hubungan diluar
nikah sampai terjadi, maka perlu dicari penyebabnya.Apakah pribadi suami yang
mengakibatkan pertambahan cairan vagina sebagai gara-gara atauada konflik diantara
mereka.
Pada sebagian wanita hamil berat, maka kontak seksual dirasakan ancaman
terhadapkehamilan. Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun kearah vagina, maka
penis suamidapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang berat ke leher rahim akan
membuat seluruhrahim bergerak seolah-seolah mau melahirkan. Bahkan ada yang bisa
gugur. Timbul kontraksi rahim yang kuat. Kadang ada darah, ancaman keguguran
menjadi kekhawatiran.Karenanya sebagaian wanita menolak melakukan hubungan
seksual pada akhir-akhir kehamilan. Pada kondisi dimana keguguran sering terjadi, maka
sepantasnyalah hubungan seksdilakukan dengan berhati-hati. Bila keguguran telah sering
terjadi dan kehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya 3 bulan
pertama dilarang atau berhentimelakukan hubungan seks. Sesudah 3 bulan pertama
lewat, hubungan seks dapat dicoba kembali dengan sangathati-hati sehingga penis
diharapkan tidak membentur daerah rahim. Namun bila terasa sakitatau keluar darah, maka
sebaiknya senggama dihentikan. Demikian juga pada akhir-akhir kehamilan. Benturan yang terlalu
keras dari penis terutama ke daerah rahim, akan membuatkontraksi rahim sangat kuat
seperti akan melahirkan. Ini membuat si Ibu ketakutan dankesakitan. Dalam keadaan
demikian hubungan seks harus dilakukan hati-hati dan jangansampai didorong kuat-kuat.
Dengan demikian penis tidak terlalu jauh masuk ke dalam namundiharapkan keduanya masih
bisa mencapai kepuasan. Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit.
Ada suami yang sudah terbiasakuat-kuat dengan harapan istri akan lebih puas padahal
justru bahaya jadi mengancam. Kemungkinan juga karena keduanya sudah terangsang
tinggi, maka secara otomatisdan tanpa sadar mendorong sekuat-kuatnya. Akibatnya
timbul benturan penis dengan leher rahim. Inipun akan mengancam keguguran.
2.7 Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas
2. Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman ini
dalammelakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan hidup, sang
wanita harusikut bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada
waktu suami istri pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang
sedang lelah jarangmerasakan bahwa hubungan seks menarik minat. Akhirnya mereka
memilih untuk tidur.Kelelahan bisa menyebabkan bertambahnya usaha yang diperlukan
untuk memuaskankebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal
yang akhirnya bisamemadamkan gairah seks.
3. Konflik
4. Kebosanan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa dianggap
seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi
berlebihan sampai kesuatu titik yang membosankan. Yang mendasari rasa bosan itu
adalah kemarahan yangdisadari atau tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi.
Masalah ini diderita olehkebanyakan pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-
tahun. Sebagian pasangan yangsudah hidup bersama untuk jangka waktu yang lama
merasa kehilangan getaran kenikmatanyang datang ketika melakukan hubungan seks
dengan pasangan yang baru. Orang demikianmelihat rayuan penguat ego, dibandingkan
bila bersenggama dengan mitra baru.
Pada awal masa remaja, sebagian besar seksualitas berkaitan dengan penegasan
identitas gender dan harga diri. Pada saat awitan pubertas terjadi perubahan-perubahan di
tubuh yang berlangsung tanpa dapat diduga sementara perubahan-perubahan hormon
menimbulkan dampak pada reaktivitas emosi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengolongan peran seks atau belajar
melakukan peran seks yang diakui lebih mudah bagi laki-laki daripada wanita. Pertama, sejak
awal masa anak-anak laki-laki telah didasarkan akan prilaku seksual yang patut dan didorong
,didesak atau bahkan dipermalukan untuk upaya penyelesaiuan diri dengan standar-standar yang
diakui. Kedua, dari tahun kwtahun laki-laki mengetahui bahwa peran pria member martabat yang
lebih terhormat daripada peran wanita.
Anak perempuan sebaiknya sering kali memasuki masa remaja dengan membawa konsep
peran wanita yang kabur sekalipun konsepnya tentang peran pria lebih jelas dan terumus secara
baik.kenyataan tersebut terjadi karena, sebagaimana anak-anak, perempuan diperbolehkan tampil,
ertindak dan berasa seperti lak-laki tanpa adanya dorongan untuk bersikap “feminism”. Sekalipun
berusa mempelajari harapan sosial, namun dorongan untuk membentuk perilaku sesuai dengan
dorongan perab seks wanita yang tradisional sering melemah karena remaja sadar bahwa peran
ini kurang bergengsi daripada peran pria dan lebih kurang bergengsi daripada peran anak-anak.
Kalau gadis remaja memberontak terhadap peran wanita tradisonal, mereka tidak saja
ditolak oleh lawan jenis tetapi juga oleh gadis-gadis yang lainya. Sebelum awal masa remaja
berakhir, sebagian besar perempuan menerima, dengan berat hati, stereotik peran wanita sebagai
panutan bagi prilaku mereka sendiri dan berpura-pura menjadi sangat “feminim” sekalipun lebih
menyukai peran sederajat yang menggabungkan cirri-ciri peran pria dan peran wanita. Inilah
pergorbanan mereka, setidaknya untuk sementra, untuk memperoleh dukungan sosial.
3.1 Kesimpulan
Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu aspek
inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan peran gender,
orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi. Fungsi dari
seksualitas itu sendiri yaitu sebagai Kesuburan, Kenikmatan, Mempererat ikatan dan
meningkatkan keintiman pasangan, Menegaskan maskulinitas atau feminitas,
Meningkatkan harga diri, Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan,
Mengungkapkan permusuhan, Mengurangi ansietas atau ketegangan, Pengambilan
resiko, Keuntungan materi. Seksualitas dipengaruhi oleh beberapa dimensi yakni dimensi
sosiokultural, dimensi agama dan etik, dimensi psikologis, dan dimensi biologis. Ada
banyak permasalahan seksualitas yang antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan
mengenai seks, kelelahan, konflik, dan kebosanan.
3.2 Saran
Masalah seksual merupakan masalah subyektif dan karena diagnosis sering kali
bergantung pada kesadaran orang untuk memeriksakan diri, masalah/gangguan seksual
sulit sekali untuk diidentifikasi, ditangani dan dipantau, terutama jika masalahnya
bersifat psikoseksual, untuk itu sebagai seorang perawat perlu adanya promosi kesehatan
seksual kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui dengan benar konsep seksualitas
untuk meningkatkan kontrol dan meningkatkan kesehatan seksual mereka. Apalagi
kepada remaja yang rentan terlibat dalam perilaku seksual yang beresiko yang
menyebabkan infeksi menular seksual, kehamilan tidak diharapkan, dan kesehatan
seksual yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA