Anda di halaman 1dari 1

Menurut World Health Organization (WHO), kehamilan remaja adalah kehamilan yang berlaku

pada wanita yang berusia 11-19 tahun. Setiap tahun, diperkirakan 21 juta anak

perempuan berusia 15–19 tahun di negara berkembang hamil dan

sekitar 12 juta di antaranya melahirkan (Sully, EA, dkk. 2020). Studi

mengenai faktor risiko dan protektif terkait kehamilan remaja di negara-

negara berkembang dan berkembang menunjukkan bahwa tingkat

kehamilan remaja cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan

pendidikan rendah atau status ekonomi rendah. Di Indonesia, sekitar

10% fertilitas terjadi pada remaja usia 15-19 tahun yang mempunyai anak

sebelum menccapai usia 20 tahun, padahal BKKBN (2019) menyebutkan

bahwa organ reproduksi perempuan dengan usia dibawah 20 tahun

masoh belum matang dan rentan terkena kanker mulut rahim 10-20

tahun mendatang apabila tersentuh alat kelamin laki-laki. Penelitian yang

dilakukan Catur Esty Pamungkas, dkk menyebutkan bahwa Hamil pada usia
remaja berdampak terhadap pertumbuhan dan gizi remaja, mereka sangat rentan terhadap
kekurangan gizi, sehingga kehamilan dan menyusui dapat meningkatkan risiko ini. Ketika remaja
masih tumbuh, kehamilan dapat menyebabkan persaingan untuk nutrisi antara ibu dan janin,
yang dapat mengakibatkan hasil yang merugikan bagi keduanya.

Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan


anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan
panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Stunting terjadi sejak dalam
kandungan

Anda mungkin juga menyukai