Anda di halaman 1dari 14

Nama : Ferdyannanda Arsaputri ( 18115009 )

Hubungan antara kehamilan usia remaja dengan resiko komplikasi Pada persalinan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut
peraturan menteri kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penuduk dalam rentang usia
10 – 18 tahun dan menurut badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN, 2017)
rentang usia remaja adalah 10 – 24 tahun dan belum menikah, jumlah kelompok usia 10 – 19 tahun
di indonesia menurut sensus pendduk 2013 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah
penduduk. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 miyar atau 18% dari jumlah
penduduk dunia (WHO, 2014)

Di Indonesia, jumlah remaja yang berusia 10-24 tahun mencapai 65 juta orang atau 30%
dari total penduduk. Sekitar 15-20 % dari remaja usia sekolah di Indonesia sudah melakukan
hubungan seksual di luar nikah. Setiap tahunnya 15 juta remaja perempuan usia 15-19 tahun
melahirkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia, dimana 20 persen
diantaranya adalah aborsi yang dilakukan oleh remaja (Okanegara, 2017)

Kehamilan remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya, juga dapat
berdampak sosial dan ekonomi. Kehamilan pada usia muda atau remaja antara lain berisiko
kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan, yang dapat
meningkatkan kematian ibu dan bayi. Kehamilan pada remaja juga terkait dengan kehamilan
Persalinan tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman (Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI, 2017)

pada ibu di bawah usia 20 tahun memiliki kontribusi dalam tingginya angka kematian
neonatal, bayi, dan balita. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukan
bahwa angka kematian neonatal, postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang dari
20 tahun lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia 20-39 tahun. (Badan Pusat Statistik et al., 2013)

Kehamilan dan komplikasi persalinan merupakan penyebab kematian remaja yang berusia
antara 15 – 19 tahun. Cara aborsi tidak aman yang berlangsung setiap tahun di kalangan remaja
berusia 15 – 19 tahun menjadi salah satu faktor penyebab kematian ibu dan masalah kesehatan
yang berterusan. Hamil pada usia muda meningkatkan risiko pada ibu dan anaknya. Bayi yang
lahir pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun mempunyai 50% risiko lebih tinggi untuk mati
dalam beberapa minggu pertama dari bayi yang lahir pada ibu yang berumur lebih dari 20 tahun.
Bayi yang lahir pada ibu remaja lebih cenderung mempunyai berat badan lahir rendah (BBLR)
dengan risiko efek jangka panjang (WHO, 2018)

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, pada tahun 2012 angka kematian ibu
mengalami peningkatan yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan tahun 2007 hanya
228 per 100.000 kelahiran hidup (BPS et al., 2013). Hasil laporan perkembangan pencapaian
Millennium Development Goals (MDGs) Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa aborsi yang
tidak aman bertanggung jawab terhadap 11% kematian ibu di Indonesia. Aborsi tidak aman ini
biasanya terjadi karena kehamilan tidak diinginkan (WHO, 2014)

Persoalan kehamilan tidak diinginkan di Indonesia tidak hanya mempengaruhi Angka


Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Derajat keselamatan dan perkembangan
sebuah generasi pun dipengaruhi oleh cara negara dan masyarakat melihat kesehatan reproduksi
dan seksual pada remaja. Kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi dan
seksualitas yang akan terjadi sesudahnya. Kehamilan tidak diinginkan menjadi salah satu bukti atas
kurang atau tidak adanya Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual (PKRS) bagi remaja. Hal
ini yang menjadi penting sekali untuk dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja
tentang kehamilan tidak diinginkan dikarenakan pengetahuan mengenai kesehatan reperoduksi
hanya sedikit remaja peroleh dari pelajaran biologi, itupun tidak membahas mengenai kehamilan
tidak diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah “ Hubungan Antara Kehamilan usia remaja dengan kejadian komplikasi pada
persalinan “

1.3 Pertanyaan Penelitian

a. Apakah ada pengaruh hubungan dari kehamilan usia remaja dengan kejadian
prematuritas
b. Apakah ada pengaruh hubungan dari kehamilan usia remaja dengan kejadian BBLR
c. Apakah ada pengaruh hubungan dari kehamilan usia remaja dengan kejadian Asfiksia

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Antara Kehamilan usia
remaja dengan kejadian komplikasi pada persalinan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk Mengetahui Seberapa besar presentase kehamilan pada usia remaja

2. Untuk Mengetahui pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian


komplikasi persalinan

3. Untuk Mengeahui Pengaruh kehamilan usia remaja dengan kejadian bblr,


Asfiksia dan prematuritas
BAB II

TINJAUAN TEORI

Proses kehamilan dan kelahiran pada usia remaja turut berkontribusi dalam meningkatkan
angka kematian perinatal di Indonesia. Menurut Sarwono (2005) pada ibu hamil usia remaja sering
mengalami komplikasi kehamilan yang buruk seperti persalinan prematur, berat bayi lahir rendah
(BBLR) dan kematian perinatal. Grady dan Bloom (2004), mengatakan bahwa kehamilan di bawah
umur 16 tahun berhubungan dengan peningkatan angka kematian perinatal dan lebih dari 18%
kelahiran prematur terjadi pada kelompok umur ini.

Beberapa komplikasi yang ditemui pada remaja hamil didasarkan pada kenyataan lebih dari
50% remaja hamil tidak menerima perawatan prenatal sampai trimester kedua, 10% remaja hamil
tidak menerima perawatan prenatal sampai trimester ketiga (Hockaday, Crase, Shelley &
Stockdale, 2000). Ibu remaja hamil juga menunjukkan angka kejadian komplikasi yang tinggi
meliputi preeklamsia, penyakit menular seksual, malnutrisi dan solusio plasenta (Grady & Bloom,
2004). Masalah malnutrisi yang diderita oleh ibu hamil remaja dapat menyebabkan risiko kelahiran
bayi prematur (Sarwono, 2005) dan juga mengalami berat lahir rendah (Cater & Coleman, 2006).

Peningkatan kebutuhan nutrisi selama kehamilan dapat membahayakan pertumbuhan


remaja dengan potensial yang sama terhadap fetus. Berat bayi lahir yang rendah dan penyulit
selama kehamilan dan persalinan dapat terjadi akibat tidak adekuatnya nutrisi, karena kebutuhan
nutrisi masih dibutuhkan untuk pertumbuhan fisik dari remaja sehingga terjadi kompetisi dengan
kebutuhan untuk janin. WHO (1999), memperkirakan sekitar 25 juta bayi BBLR lahir tiap tahun di
dunia ini merupakan 17% dari total kelahiran hidup. Hampir 95 % dari bayi BBLR ini lahir di
negara berkembang dan sebagian besar diantaranya lahir dari ibu usia remaja.

Hasil penelitian terhadap 900 remaja di Camden, New Jersey, tahun 1992 didapatkan pada
primi muda terjadi peningkatan BBLR. Hal ini terjadi karena umur remaja yang relatif muda
berkontribusi terhadap kejadian BBLR sebagai akibat dari penurunan usia menarkhe yang terjadi
pada setiap tahun (Departement of Obstetrics and Gynecology, 1992). Jadi usia kronologis pada
hakekatnya tidak dapat menjadi preditor yang baik untuk suatu hasil kehamilan. Namun remaja
tetap digolongkan sebagai risiko tinggi terjadinya kematian pada ibu hamil dan berat badan yang
rendah sebelum hamil.

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leppert, Namerow dan Barker (2003)
pada 911 ibu hamil di rumah sakit pendidikan di daerah urban menunjukkan hasil bahwa ibu hamil
remaja (13-19) meskipun dibandingkan dengan ibu hamil dewasa (20-36 tahun) lebih rendah
dalam hal melahirkan dengan operasi seksio namun lebih tinggi dalam melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah.

serius pada kehamilan maupun proses kelahiran. World Health Organization (WHO) dan Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa jarak antar kehamilan

sebaiknya 2 hingga 3 tahun. Jika kurang dari dua tahun, maka bisa berdampak buruk bagi

kesehatan ibu maupun janin.

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir kurang dari 2500 gram yang

merupakan hasil dari kelahiran prematur (sebelum 37 minggu usia kehamilan). Bayi dengan berat

badan lahir rendah sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas, sehingga akan

menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif serta penyakit kronis di kemudian


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menurut Notoatmdjo (2010),

merupakan formulasi dari kerangka teori atau teori-teori mendukung

Adapun kerangka konseptual atau sering disebut konsep pikir dengan judul
Hubungan Antara Kehamilan usia remaja dengan kejadian komplikasi pada persalinan

Faktor-faktor yang
mempengaruhi Jarak
Kehamilan :
Terjadi BBLR
Faktor-faktor yang
1.Hamil usia dibawah <16 (BB < 2500 gram)
mempengaruhi BBLR:
tahun dan > 35 tahun 1. BBLR (1500-<2500
1. Paritas
2. Jarak Kehamilan gram)
2.Ibu hamil yang pernah BBLR
mengalami atau bersalin a. Jarak terlalu dekat 2. BBLSR (<1500 gram)
secara sectio caesaria b.Jarak ideal 3. BBLER (<1000 gram)
3.Pola atau gaya hidup ibu yang c. Jarak terlalu jauh
buruk
4.Pola seks yang tidak tepat
5.Komplikasi pada persalinan

Gambar: 3.1 Kerangka Konseptual hubungan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR
Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu dengan

berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Pada saat tersebut kondisi rahim ibu

belum pulih sempurna serta waktu ibu untuk menyusui dan merawat bayinya

menjadi berkurang.

Jarak kehamilan ternyata juga dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan

janin. Jarak kehamilan terlalu dekat dapat menimbulkan komplikasi yang

serius pada kehamilan maupun proses kelahiran. World Health Organization (WHO)

dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa jarak antar

kehamilan sebaiknya 2 hingga 3 tahun. Jika kurang dari dua tahun, maka bisa berdampak

buruk bagi kesehatan ibu maupun janin.

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir kurang dari 2500

gram yang merupakan hasil dari kelahiran prematur (sebelum 37 minggu usia kehamilan).

Bayi dengan berat badan lahir rendah sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan

morbiditas, sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif serta

penyakit kronis di kemudian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap dari

pertanyaan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Ada Hubungan Antara Kehamilan usia remaja dengan kejadian

BBLR

……
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan jenis penelitian retrospektif yang

berusaha melihat kebelakang, artinya mengumpulkan data dimulai dari efek

atau akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri

penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut (Notoatmodjo,

2010). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan jarak kehamilan

dengan kejadian berat bayi lahir rendah (BBLR) di Rumah Sakit.

4.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan rancangan

penelitian retrospektif dimana pengambilan data variabel akibat (dependent) dilakukan

terlebih dahulu, kemudian baru diukur variabel sebab yang telah terjadi pada waktu yang lalu,

dengan cara mengumpulkan data dari rekam medik. Alasan pemilihan rancangan ini

didasarkan bahwa studi ini

cocok untuk mempelajari kasus-kasus yang jarang dan disebabkan oleh lebih dari satu faktor
penyebab. Disamping itu jenis studi ini dapat dilakukan segera, cepat dan relatif mudah. Penelitian
dilakukan dengan cara observasi retrospektif dengan tujuan untuk mengetahui hubungan jarak
kehamilan dengan kejadian BBLR

……
Waktu

Arah Penelitian

Faktor resiko +
Populasi
BBLR

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November – Desember Tahun 2020

4.3.2 Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Kab.

Tangerang

4.4 Populasi dan Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah persalinan aterm

dan bayi baru lahir cukup bulan dengan berat lahir < 2500 gram dari bulan

Januari-Desember 2016 dan Januari-Mei 2017 yaitu berjumlah 96 Bayi

dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Jumlah populasi yang diambil

adalah dengan cara merekrut sejumlah subjek dengan berat lahir rendah

(<2500 gram).

……
4.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan sabagai subjek

penelitian melalui sampel yang harus mewakili kriteria (Nursalam,

2015). Menurut nursalam (2016).

4.4.2 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.

Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel,

agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek

penelitian (Nursalam 2011). Adapun dalam penelitian ini teknik sampling yang

digunakan adalah total sampling yang berjumlah 96 Bayi dengan Berat badan Lahir

Rendah (BBLR).

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel dengan

populasi. (Sugiyono, 2013).

4.5 Identifikasi variabel

Identifikasi variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari

satu subyek kesubyek lainnya (Alimul dan Aziz, 2011). Selain itu Sugiyono (2013),

berpendapat bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini

menggunakan dua variabel meliputi:

1. Variabel independen (bebas)


Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). (Sugiyono, 2010).

Variabel independen pada penelitian ini adalah jarak kehamilan.

2. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (independen). (Sugiyono, 2010). Variabel

dependen pada penelitian ini adalah BBLR.

4.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan oeh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk

mengumpulakan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya Arikunto (2007). Instrumen dalam penelitian ini

menggunakan rekam medik.

Untuk mendapatkan data penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan

berat bayi lahir rendahn (BBLR) di Rumah Sakit Umum Kab. Tangerang, peneliti

menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar rekam medik yang merupakan

suatu daftar yang mengandung faktor yang ingin diteliti, mencakup berat bayi dan

jarak kehamilan.
4.8.2 Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder

yang didapat dari data rekam medik di Rumah Sakit Umum Umum Kab. Tangerang

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian.

2. Mengurus perizinan penelitian kepada Kepala Direktur Rumah Sakit

3. Menjelaskan tujuan penelitian kepada institusi lahan.

4. Memberikan surat persetujuan kepada institusi lahan.

5. Setelah menerima surat persetujuan peneliti melakukan pencatatan

rekam medik menggunakan checklist dan melakukan analisa data.

4.7 Etika Penelitian

Penelitian ini harus mendapatkan ijin dari Ketua Program Studi Diploma-

3 Bidan STIKes Yatsi Tangerang dan Kepala Direktur Rumah Sakit

Umum Kab. Tangerang dengan memperhatikan prinsip-prinsip etika

penelitian meliputi:

Informed concent (Lembar persetujuan)


Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden dengan tujuan subyek

mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti maka peneliti

tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

4.9.2 Anonimity (Tanpa nama)


Untuk menjaga kerahasian identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan

nama subyek pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut

hanya diberi nomor kode tertentu.

4.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data


tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian
(Nursalam, 2011)
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Keluarga Berencanan Nasional, Departemen
Kesehatan, & Macro International. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
2012. Sdki. https://doi.org/10.1111/j.1471-0528.2007.01580.x
BKKBN. (2017). Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional. In Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia.
Gorrie, T.M et all (1998). Foundations of maternal newborn nursing. 2 nd.ed. USA : W.B
Saubders Co
Departemen Kesehatan RI. (2000). Profil Kesehatan Indonesia 1999. Jakarta: Pusat Data
Kesehatan Jakarta
Okanegara. (2017). kondisi remaja indonesia saat ini. Dunia Remaja Indonesia, 09.
http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2017/09/kondisi-remajaindonesia-saat-
ini.html
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2017). Infodatin Reproduksi Remaja-
Ed.Pdf. In Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.
Saifuddin, A.B., Wiknjosastro, G.H., Affandi, B., & Waspodo, D.,(2002).Buku panduan
praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Edisi I, Cetakan I. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo.
Sugiyono. (1999). Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : CV. ALFABETA
WHO. (2018). Kehamilan remaja. Who.Int.
WHO, 2014. (2014). Angka kematian ibu. Jurnal Ilmiah Kebidanan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai