PENDAHULUAN
tubuh yang maksimal saat dewasa, kemampuan kognitif pada penderita juga
kondisi stunting. Lebih dari sepertiga anak usia dibawah lima tahun di
sebesar 22% atau sebanyak 149,2 juta pada tahun 2020. Tren penurunan
Berdasarkan data pada tahun 2017 Benua Asia dalam Joint Child
lagi berasal dari Benua Afrika yaitu sebesar 38%,populasi balita sebesar
55% berasal dari Asia Selatan yaitu 58,7% lalu diikuti Asia Tenggara
berasal dari Asia Tengah sebesar 0,9%. Prevalensi balita stunting di Asia
sebesar 50,2%, pada urutan kedua yaitu India sebesar 38,4%. sementara
1
Thailand memiliki rata-rata prevalensi terendah balita dengan stunting yaitu
akan berakibat pada berat badan lahir rendah dan kekurangan gizi pada
pada tahun 2015 sebesar 29% turun menjadi 26,9% pada tahun 2020,
adapun pada tahun 2013 angka stunting nasional mencapai 37,2%. Namun
Filipina (20%), Malaysia (17%), dan Thailand (16%) (KemenKes RI, 2020).
terendah ada di provinsi Sumatra Utara. Hal inilah yang mendorong WHO
kategori stunting berat diantara 15% provinsi lain di Indonesia, dimana pada
tahun 2018 angka stunting masing-masing 30,8%, angka stunting tertinggi
Sabang (23,8%) sementara Banda Aceh 23,4%. Jika melihat dari ambang
yaitu hanya 20%, maka tidak ada satupun kabupaten dan kota di Aceh yang
Faktor penyebab stunting ini tidak berlangsung begitu saja saat itu
juga melainkan stunting ini merupakan kondisi dari masalah kurang gizi
yang terjadi pada masa lampau dimulai dari masa remaja yang sudah
hingga saat melahirkan bayi mengalami kekurangan gizi dan terus berlanjut
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada bayi dan kekurangan gizi pada
balita. Kekurangan gizi dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik didalam
maupun diluar masalah kesehatan, baik dari asupan makanan yang tidak
cukup, penyakit infeksi, sanitasi, hingga faktor ekonomi. Ada 2 hal yang
infeksi. Sementara itu, secara tidak langsung asupan gizi yang tidak
infeksi, belum memadainya pola asuh ibu dan rendahnya akses keluarga
saat remaja dapat mencegah terjadi gizi yang kurang saat kehamilan, nutrisi
Pertama Kehidupan (HPK), yaitu pada Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Anak 0-23
kehidupan. Pada 1.000 HPK anak akan mengalami msa “Periode Emas”
dimana pertumbuhan anak akan berlangsung cepat. Oleh karena itu pada
periode ini cakupan gizi harus terpenuhi mulai dari 270 hari selama
kehamilan dan 730 hari pertama setelah bayi lahirkan (KemenKes RI,
2019).
memperbaiki gizi ibu hamil, perbaikan gizi yang dapat dilakukan saat
saat kehamilan, selain itu pada ibu yang mengalami Kurang Energi Kronis
lebih rendah jika dibandingkan anak yang tidak diberi ASI ekslusif
(KemenKes RI 2018).
anak adalah prediktor yang kuat dari stunting pada anak balita. Status
anak usia balita bulan, anak dengan keluarga yang memiliki status ekonomi
terjadinya stunting dari ibu yaitu, tingkat pendidikan ibu, dan tinggi badan
ibu. Faktor penyebab stunting dari bayi yaitu riwayat BBLR, jenis kelamin
anak, dan riwayat pemberian ASI ekslusif. Faktor penyebab stunting dari
maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang “Faktor- Faktor yang
Aceh.”
1. 2 Tujuan
1) Tujuan Umum
tahun di Aceh. Data determinasi faktor penyebab stunting pada anak balita
2) Tujuan Khusus
kejadian stunting.
d. Mengetahui hubungan faktor janin yaitu berat badan lahir dan jenis
stunting.
stunting.
1.3 Manfaat
1) Manfaat Akademis
2) Manfaat Praktis
a. Penulis
c. Masyarakat / Pasien.
TINJAUAN PUSTAKA
Defisiensi kalori dan protein pada balita dibagi menjadi tiga indikator
yaitu gizi kurang (underweight), stunting (pendek) dan wasting (kurus) yang
perjalanan hingga terjadi kekuragan gizi pada balita (Guyatt, Muiruri,Mburu &
Robins, 2020). Seorang anak yang mengalami stunting dan wasting pada saat
yang bersamaan juga mengalami gizi kurang (underweight) (Myatt et al, 2018.
menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut) dan disebabkan juga oleh situasi
dibawah.
seseorang berdasarkan z-skor Tinggi Badan (TB) terhadap Umur (U) dimana
terletak pada <-2 s/d 18 Indeks TB/U merupakan indeks antrometri yang
menggambarkan keadaan gizi pada masa lalu dan berhubungan dengan kondisi
Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan
Pengaruh kekurangan zat gizi terhadap tinggi badan dapat dilihat dalam waktu
anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan
pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) yang merupakan padanan
istilah stunting (pendek) dan severely stunting (sangat pendek). Balita pendek
(stunting) dapat diketahui bila seseorang balita sudah diukur panjang atau
dibawah normal. Balita pendek adalah balita dengan gizi yang berdasarkan
panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar
baku. WHO MGRS (multicenter growth reference study) tahun 2005, nilai z
scorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-
relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang
pendek. Pengaruh kekurangan zat gizi terhadap tinggi badan akan tanpak
dalam waktu yang relative lama sehingga indeks ini dapat digunakan untuk
2.1.2 Patofisiologi
pangan. Masalah gizi pada anak balita tidak mudah dikenalioleh pemerintah,
atau masyarakat bahkan keluarga karena anak tidak tampak sakit. Terjadinya
kurang gizi tidak selalu didahului oleh terjadinya bencana kurang pangan dan
kelaparan seperti kurang gizi pada dewasa. Hal ini berarti dalam kondisi
pangan melimpah masih mungkin terjadi kasus kurang gizi pada anak balita.
Kurang gizi pada anak balita sering disebut sebagai kelaparan tersembunyi
dalam panjang atau tinggi badan sebesar -2 Z-score atau lebih menurut buku
rujukan pertumbuhan World Health Statistics (WHO/NCHS) stunting
(misalnya infeksi dan asupan makanan yang buruk), yang kemudian tidak
berkelanjutan dalam setiap siklus hidup manusia. Wanita usia subuh (WUS)
dan ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronis (KEK) akan
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR ini akan
berlanjut menjadi balita gizi kurang (stunting) dan berlanjut ke usia anak
selain dampak terhadap tumbuh kembang anak kejadian ini biasanya tidak
india, china,Nigeria dan Pakistan. Saat ini prevelensi anak stunting dibawah 5
Menurut laporan UNICEF beberapa fakta terkait stunting dan pengaruhnya adalah
sebagai berikut :
a. Anak - anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam
bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun.
Stunting yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang
dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar
normal. Anak-anak dengan stunting cenderung lebih lama masuk sekolah dan
lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak-anak dengan status gizi
rendah. ASI yang tidak memdai, makanan tambahan yang tidak sesuai, diare
rekomendasi kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga
c. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunting dapat
pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian
berat lahir dengan kejadian stunting pada balita dikelurahan lakibaru, bayi
yang lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram, bayi dengan berat badan lahir
lebih rentan terkena infeksi dan terjadi hipotermi. Banyak penelitian yang
yang sama bahwa ada hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian
kemungkinannya menjadi stunting dan severe stunting dari pada anak laki-
laki, selain itu bayi perempuan dapat bertahan hidup dalam jumlah lebih
termasuk Indonesia. Anak perempuan memasuki masa puber dua tahun lebih
awal dari pada anak laki-laki, dan dua tahun juga merupakan selisih dipunck
laki-laki memiliki risiko dua kali lipat menjadi stunting dibandingkan bayi
dibanding rekan perempuan. Dalam hal ini tidak diketahui apa alasannya.
menunjukkan bahwa jenis kelamin anak adalah faktor prediktor yang kuat
dari stunting dan severe stunting pada anak usia 0-23 bulan 0-59 bulan.
Anak perempuan memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan anak laki-
laki dalam hal ini, selama masa bayi dan masa kanak-kanak, anak
severe stunting, selain itu bayi perempuan dalam bertahan hidup dalam
termasuk Indonesia.
c. ASI Eksklusif
nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu ekslusif adalah
pemberian air susu ibu tanpa menambahkan dan atau menggantikan dengan
makanan atau minuman lain yang diberikan kepada bayi sejak baru
dilahirkan selama 6 bulan. Pemenuhan kebutuhan bayi 0-6 bulan telah dapat
karena pada usia ini, makanan selain ASI belum mampu dicerna oleh enzim-
enzim yang ada didalam usus selain itu pengeluaran sisa pembakaran
makanan belum biasa dilakukan dengan baik karena ginjal belum sempurna.
Manfaat dari ASI Ekslusif ini sendiri sangat banyak mulai dari
bersih, higienis serta dapat meningkatkan jalinan dan ikatan batin anatara ibu
dan anak. Penelitian yang dilakukan di Kota Banda Aceh menyatakan bahwa
pemberian ASI yang tidak ekslusif, pemberian MP-ASI yang kurang baik,
yang dihasilkan dan jumlah uang yang akan dikeluarkan untuk membiayai
peran penting yang bersifat timbal balik sebagai sumber permasalahan gizi
proses kemiskinan.
memperoleh bahan pangan yang cukup dan gizi yang seimbang dan harga
yang terjangkau.
oleh setiap individu untuk makanan setara 2.100 kilo perhari dan untuk
memenuhi kebutuhan makanan berupa perumahan, pakaian, kesehatan,
e. Tingkat pendidikan
yang memiliki pendidikan yang lebih rendah. Anak-anak yang lahir dari
dengan anak yang lahir dari orang tua yang tingkat pendidikan rendah.
menderita stunting dibandingkan anak yang memiliki orang tua yang tidak
berpendidikan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haile
yang menyatakan bahwa anak yang terlahir dari orang tua yang memiliki
kebutuhan nutrisi saat hamil dan pemberian asi eksklusif selama 6 bulan.
Antropos artinya tubuh dan metos artinya ukuran, jadi antrometri adalah
ukuran dari tubuh. pengertian dari sudut pandang gizi antropometri adalah
hubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi, berbagai jenis ukuran
tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penialaian status
dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian status gizi secara langsung dan
penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi secara
dilakukan oleh siapa saja dengan hanya melakukan latihan sederhana, selain
ambang batas dan rujukan yang pasti mempunyai prosedur yang sederhana
Jenis ukuran tubuh yang paling sering digunakan dalam survey jenis
ukuran tubuh yang paling sering digunakan dalam survey gizi adalah berat
badan, tinggi badan dan lingkar lengan yang disesuaikan dengan usia anak.
adalah pengukuran Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) atau Panjang
yang merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih
umum dikenal yaitu berat badan menurut tinggi badan menurut umur
Indikator BB/U menunjukkan secara sensitiv status gizi saat ini (saat
diukur) karena mudah diubah, namum indikator BB/U tidak spesifik karena
berat badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh tinggi
BB/TB menggambarkan secara sensitiv dan spesifik status gizi saat ini.
2.1.6 Penatalaksanaan
Menurut Khoeroh dan Indriyanti, (2017) beberapa cara yang dapat dilakukan
setiap bulan.
3) Pemberian vitamin A.
meningkatkan asupan energi dan zat gizi yang besar bagi banyak pasien.
kekurangan gizi.
2. 1 7 Pemeriksaan Penunjang
elektrolit serum.
2.2 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Teori
stunting adalah :
1. Identitas pasien
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat, nama orang tua,
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa anaknya susah makan, berat badan sulit naik.
Ibu mengatakan terkadang anak enggan untuk makan, dan makan dalam
Tidak ada masalah saat hamil dan tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu,
persalinan dilakukan secara normal, berat badan anak saat lahir normal
5. Riwayat kesehatan lalu
7. Kondisi lingkungan
8. Riwayat sosial
9. Pemeriksaan penunjang
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
(D.0019).
diagnosis keperawatan maka tahap berikutnya adalah perencanaan. Pada tahap ini
digunakan untuk memecahkan masalah klien. Ada tiga fase dalam tahap
tindakan keperawatan. Sedangkan menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
intervensi merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat yang
2.2.4 Implementasi
keperawatan yang dilakukan oleh perawat. Seperti tahap – tahap yang lain dalam
proses keperawatan, fase pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan antara lain
keperawatan.
2.2.5 Evaluasi
merupakan kegiatan sengaja dan terus-menerus yang melibatkan klien atau pasien