Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Survei Data Kependudukan Indonesia (SDKI) 2007, di
beberapa daerah didapatkan bahwa sepertiga dari jumlah pernikahan terdata
dilakukan oleh pasangan usia di bawah 16 tahun. Jumlah kasus pernikahan dini di
Indonesia mencapai 50 juta penduduk dengan rata-rata usia perkawinan 19,1
tahun. Di Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Jawa Barat, angka
kejadian pernikahan dini berturut-turut 39,4%, 35,5%, 30,6%, dan 36% (Fadlyana
E dkk.,2009).
Kehamilan pada masa remaja akan meningkatkan risiko kematian 2-
4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan perempuan yang hamil pada usia 20-30
tahun. Demikian juga dengan risiko kematian bayi akan mencapai 30% lebih
tinggi pada ibu yang hamil di usia remaja dibandingkan pada ibu hamil usia 20-
30 tahun atau masa reproduksi sehat , hasil penelitian menunjukkan emaja
memiliki prevalensi anemia kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia 20
sampai 35 tahun (Putri P.H., 2017).

Dampak besar yang ditimbukan dari adanya pernikahan dan kehamilan di


usia remaja salah satunya adalah Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari
kehidupan keluarga, dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu
kehamilan yang diharapkan atau tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk
keluarga pemula, kehamilan adalah periode transisi dari masa anak-anak menjadi
orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai tanggungjawab
yang menuntut kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita akan menjadi ibu dan
suaminya akan menjadi ayah , dalam hal ini peran kedua keluarga sangatlah
dibutuhkan untuk menjaga kestabilan emosi ibu dalam menghadapi kehamilan di
usia muda (Yulianti., 2010)

Pada usia 15-19 tahun, sistem hormonal belum stabil. Dengan sistem
hormonal yang belum stabil maka proses kehamilan menjadi tidak stabil, mudah
terjadi anemia, perdarahan, abortus atau kemati- an janin.3 Semakin muda umur
ibu hamil, semakin berisiko untuk terjadinya anemia. ibu remaja memiliki
prevalensi anemia kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia 20 sampai 35
tahun. Hal ini dapat dikarenakan pada remaja, Fe dibutuhkan lebih banyak karena
pada masa tersebut remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan, ditambah lagi
jika hamil maka kebutuhan akan Fe lebih besar. Selain itu, faktor usia yang lebih
muda dihubungkan dengan pekerjaan, status sosial ekonomi dan pendidikan yang
kurang (Putri dkk., 2015).
Indonesia memiliki masalah terhadap angka kematian ibu (AKI) yang
cukup tinggi yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
kematian Ibu (AKI) yang tinggi ini disebabkan oleh perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama, dan abortus tahun 2010 sampai 2013 (Kemenkes RI,
2014). Perdarahan pada ibu melahirkan memiliki persentase paling tinggi
penyebab kematian ibu (28%). Anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada ibu hamil menjadi penyebab utama perdarahan (Aprilia I.N., 2020).
Masalah kesehatan masyatrakat terbesar di dunia kelompok WUS
adalaha anemia. Berdasarkan riset Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
bahwa kejadian anemia di indonesia sebesar 37,1 % pada ibu hamil, di
perkotaan sebesar 36,4% dan di pedesaan sebesar 37,8%s. selain itu, kejadian
BBLR yang dipengaruhi oleh kehamilan usia remaja di Puskesmas Juwana pada
Januari -Juli 2018 selain mengaalami anemia juga mengalami KEK (Aprilia
I.N., 2020).

Anemia pada kehamilan adalah kondisi dimana ibu hamil yang


mempunyai kadar Hb < 11,00 gr% pada trimester I, II dan III atau kadar Hb <
10,50 gr% pada trimester II, karena ada perbedaan hemodilusi terutama terjadi
pada trimester II (Pujiningsih, 2010). Anemia dalam kehamilan yang paling sering
dijumpai adalah anemia akibat kekurangan zat besi (Khairussyifa dkk., 2020).

Ibu hamil yang menderita anemia akan terjadi kurangnya suplai darah
pada plasenta yang akan berpengaruh terhadap fungsi plasenta terhdapa janin.
Ibu selama kehamilan mengalami perubahan fisiologis yang menyebabkan
ketidakseimbangan jumlah plasma darah dan sel darah merah yang dapat dilihat
dalam bentuk penurunan kadar hemoglobin (Hb). Hal ini akan berpengaruh
terhadap penyuplaian oksigen ke Rahim dan menganggu kondisi intrauterine
khususnya pertumbuhan janin akan terganggu sehingga berdampak pada janin
lahir dengan BBLR. Faktor yang diprediksi menjadi penyebab terjadinya KEK
dan Anemia pada ibu hamil yaitu kehamilan usia remaja yang mana secara
psikologi dan fisik seorang wanita belum siap untuk menerima tanggungan
seorang bayi pada tubuhnya (Aprilia I.N., 2020).
Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah
sebesar 41,8%. Prevalensi anemia paa ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar
48,2%. Afrika 57,1% Amerika 24,1% dan Eropa 25,1%. Anemia merupakan
masalah Kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok wanita
usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia subur (WUS) dapat
menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan atau
produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi, asam folat dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya (Astriana., 2017).
Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Secara umum, salah satu penyebab anemia defisiensi
zat besi yaitu asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat
Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan vitamin C dalam tubuh
ibu. Peranan Vitamin C dapat membantu mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi
ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah diabsorbsi, proses reduksi tersebut
akan semakin besar bila pH didalam lambung semakin asam. Vitamin C dapat
menambah keasaman sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga
30% (Prasetyani dkk.,2017).

Salah satu buah yang sangat kaya vitamin C adalah Jambu biji. Kandungan
Vitamin C pada jambu biji setara dengan 6 kali kandungan vitamin C pada jeruk,
10 kali kandungan vitamin C pada pepaya, 17 kali kandungan vitamin C pada
jambu air, dan 30 kali kandungan Vitamin C pada pisang (Khairussyifa dkk.,
2020).
1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh dari pemberian jus jambu biji terhadap perubahan
kadar HB pada ibu hamil.

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari pemberian jus jambu biji
terdahap perubahan kadar HB pada ibu hamil.

Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui permasalahan yang timbul pada Ibu hamil usia remaja.
 Untuk mengetahui peran serta keluarga dan suami dalam mendukung
kehamilan ibu usia remaja.
1.4 Manfaat

 Dapat mengetahui alternatif non medikasi dalam peningkatan kadar HB pada


ibu hamil.
 Dapat menjadi alternatif penanganan kasus anemia pada ibu hamil dengan
biaya yang tejangkau dan akses yang mudah didapat.
 Dapat mengetahui permasalahan yang timbul pada ibu hamil usia remaja.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Landasan Teori

a. Kehamilan Usia Dini


Kehamilan definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan implantasi. Kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9
bulan menurut internasiona, kehamilan dibagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke-40) (Yuliani.,
2017)
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi
pada remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan
oleh karena hubungan seksual (hubu ngan intim) dengan pacar, dengan
suami, pemerkosaan, maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma
membuahi telurnya dalam rahim perempuan tersebut (Yuliani., 2017)
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun,
jika terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan
dikatakan beresiko akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4 x lebih tinggi
dari reproduksi sehat (Manuaba, 2010).
Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah karena
pertumbuhan tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial ekonomi,
kesulitan dalam persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai
ibu. Alasan kehamilan pada remaja adalah:
1) Kecelakaan (hamil di luar nikah)
2) Untuk mendapatkan tunjangan kesejahteraan.
3) Ingin anak
4) Ingin berperan
5) Faktor hubungan
6) Keinginan untuk meniru saudara yang sedang hamil pada usia remaja
(Yuliani., 2017)

Dampak yang Memengaruhi Hamil Usia Dini

1) Kesiapan Menerima Kehamilan


Langkah pertama untuk beradaptasi dengan peran sebagai ibu adalah
menerima kehamilan. Tingkat penerimaan ini digambarkan dalam
kesiapan wanita untuk hamil dan dalam respon emosinya. Banyak
wanita merasa kaget mendapatkan dirinya hamil. Penerimaan terhadap
kondisi hamil sejalan dengan penerimaan tumbuhnya janin secara nyata.
Kehamilan yang tidak diterima, berbeda dengan menolak anak. Seorang
wanita dapat saja tidak suka hamil, tetapi mencintai anak yang akan
dilahirkan.

2) Kesiapan sebagai Seorang Ibu


Periode kehamilan adalah suatu kondisi yang dipersiapkan secara fisik
dan psikologis untuk kelahiran dan menjadi orang tua. Kehamilan adalah
suatu krisis yang mematangkan dan dapat menimbulkan stres tetapi
konsekuensinya adalah wanita tersebut harus siap memasuki suatu fase
baru untuk bertanggungjawab dan memberi perawatan. Konsep dirinya
berubah, siap menjadi orang tua dan menyiapkan peran barunya. Secara
bertahap ia berubah dari memperhatikan dirinya sendiri, punya
kebebasan menjadi suatu komitmen untuk bertanggungjawab kepada
makhluk lain.

Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari kehidupan keluarga,


dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu kehamilan yang
diharapkan atau tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk keluarga
pemula, kehamilan adalah periode transisi dari masa anak-anak menjadi
orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai
tanggungjawab yang menuntut kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita
akan menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah

3) Cemas Melahirkan Tidak Normal


Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan
kehamilan. Cemas merupakan emosi positif sebagai perlindungan
menghadapi stressor, yang dapat menjadi masalah apabila berlebihan.
Tingginya kecemasan pada ibu hamil usia dini berhubungan dengan
kejadian abnormal yang dialaminya, sehingga ibu cemas akan
melahirkan tidak normal.
4) Takut Mengalami Komplikasi Kehamilan
Efek psikologis pada kehamilan remaja putri adalah ibu takut mengalami
terjadinya komplikasi kehamilan seperti perdarahan, infeksi pada masa
kehamilan, kurang darah, dan lain-lain
5) Perubahan Fisiologi
Respons emosi dan psikologis ibu hamil selama hamil termasuk
menolak, menerima, perubahan perasaan, dan perubahan citra tubuh
seperti ibu merasa tidak cantik lagi, ibu merasa suami tidak sayang lagi
pada dirinya, takut suaminya selingkuh
6) Emosi Masih Labil

Kondisi hamil mengganggu citra tubuh dan juga ia perlu mengkaji


kembali perubahan peran dan hubu ngan sosialnya. Stres ibu hamil
dipengaruhi oleh emosinya yang masih labil, lingkungan sosial, latar
belakang budaya, dan penerimaan atau penolakan terhadap
kehamilannya.

7)  Khawatir Bayi Lahir Prematur

Stres pada ibu hamil tidak saja berakibat pada ibu tetapi juga berakibat
pada janin yang dikandungnya. Karena posisi janin yang berada di dalam
rahim dalam merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan
penelitian, ibu hamil yang mengalami stres akan meningkatkan resiko
melahirkan bayi pr ematur, melahirkan bayi yang lebih kecil. Bahkan
bahaya stres pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin keguguran

7) Khawatir Berhubungan Seksual

Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang kehamilan menyebabkan


mereka takut untuk melakukan hubungan seksual terutama pada
trimester III. Ketakutan tersebut karena mereka beranggapan dengan
melakukan hubungan seksual akan mencederai bayi

8) Peran Dukungan Keluarga Keluarga dengan ibu hamil,


Perlu memelihara keterbukaan dan keseimbangan, menjaga tugas
perkembangan, serta mencari bantuan dan dukungan agar tidak terjadi
konflik. Selama hamil, pasangan merencanakan bersama kelahiran anak
pertama mereka, dan mengumpulkan informasi tentang cara menjadi
orang tua.
Ketersediaan dukungan sosial untuk kesejahteraan hamil merupakan
faktor penting. Anggota keluarga yang lain, terutama ayah dan ibu,
kakek/nenek dan saudara yang lain juga harus menyesuaikan diri dengan
remaja yang hamil. Untuk beberapa pasangan, kehamilan dapat
berkembang menjadi krisis yang merupakan gangguan atau konflik yang
dapat mengganggu keseimbangan antara anggota keluarga
10) Sosial Ekonomi

Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya


wanita untuk melakukan hubungan seksual pranikah. Karena kemiskinan
ini, remaja putri terpaksa bekerja. Namun sering kali mereka
tereksploitasi, bekerja lebih dari 12 jam sehari, bekerja di perumahan
tanpa dibayar hanya diberi makan dan pakaian, bahkan beberapa
mengalami kekerasan seksual

Masalah yang Terjadi pada Kehamilan Usia Dini


1) Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja yang akan menikah kelak akan menjadi orang tua sebaiknya
mempunyai kesehatan reproduksi yang sehat sehingga dapat
menurunkan generasi penerus yang sehat. Untuk itu memerlukan
perhatian karena belum siapnya alat reproduksi untuk menerima
kehamilan yang akhirnya akan menimbulkan berbagai bentuk
komplikasi. Selain itu kematian maternal pada wanita hamil dan
melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi
dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
2)  Masalah Psikologis
Umumnya para pasangan muda keadaan psikologisnya masih belum
matang, sehingga masih lebih dalam menghadapi masalah yang timbul
dalam perkawinan. Dampak yang dapat terjadi seperti perceraian,
karena kawin cerai biasanya terjadi pada pasangan yang umurnya pada
waktu kawin relatif masih muda. Tetapi untuk remaja yang hamil di
luar nikah menghadapi masalah psikologi seperti rasa takut, kecewa,
menyesal, rendah diri dan lain-lain, terlebih lagi masyarakat belum
dapat menerima anak yang orang tuanya belum jelas.
3)  Masalah Sosial Ekonomi
Makin bertambahnya umur seseorang, kemungkinan untuk
kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan makin nyata. Pada
umumnya dengan bertambahnya umur akan makin kuatlah dorongan
mencari nafkah seba gai penopang. Ketergantungan sosial ekonomi
pada keluarga menimbulkan stres (tekanan batin). (Yuliani., 2017)

Menurut Manuaba (2010), penyulit pada kehamilan remaja lebih


tinggi dibandingkan dengan kurun reproduksi sehat yaitu umur 20-30
tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi
untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut aakan makin
menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress psikologis, sosial,
ekonomi), sehingga memudahkan terjadinya :

1) Keguguran
Keguguran sebagian dilakukan dengan sengaja untuk menghilangkan
kehamilan remaja yang tidak dikehendaki. Kegugur an sengaja yang
dilakukan oleh tenaga non profesional dapat menimbulkan akibat
samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat
reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2) Persalinan prematur,BBLR dan kelainan bawaan
Kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dapat
mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir
rendah, dan cacat bawaan. Mudah terjadi infeksi Keadaan gizi yang
buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stres memudahkan terjadi
infeksi saat hamil, terlebih pada kala nifas.
3) Anemia kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
4) Keracunan
Kehamilan Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil
dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan kehamilan,
dalam bentuk preeklampsia atau eklampsia. Preeklampsia dan
eklampsia memerlukan perhatian yang serius karena dapat
menyebabkankematian.
5) Kematian ibu yang tinggi
Remaja putri yang stres akibat kehamilannya sering mengambil jalan
pintas untuk melakukan gugur kandung oleh tenaga dukun. Angka
kematian karena gugur kandung yang dilakukan dukun cukup tinggi,
tetapi angka pasti tidak diketahui. Kematian ibu terutama karena
perdarahan dan infeksi.

b. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin umumnya berbeda pada
laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai
kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100 ml dan pada wanita sebagai
hemoglobin kurang dari 12,0 gram/100 ml (Proverawati, 2011).

Anemia adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup sel darah
merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh.
Anemia adalah suatu kondisi dimana konsentrasi hemoglobin lebih rendah
dari biasanya. Kondisi ini mencerminkan kurangnya jumlah eritrosit dalam
sirkulasi. Akibatnya, jumlah oksigen yang dikirim ke jaringan tubuh juga
berkurang. Anemia bukanlah penyakit yang spesifik namun merupakan
tanda kelainan mendasar (Jitowiyono, 2018).

Anemia pada pasien tertentu disebabkan oleh kerusakan atau oleh


produksi eritrosit yang tidak memadai berdasarkan faktor kemampuan
sumsum untuk merespon eritrosit yang menurun (yang dibuktikan dengan
peningkatan jumlah retikulosit dalam darah beredar); tingkat dimana
eritrosit mudah berkembang biak di sumsum tulang (seperti yang diamati
pada biopsi susmsum tulang); serta ada tidaknya hasil akhir dari kerusakan
eritrosit dalam sirkulasi (misalnya, peningkatan kadar bilirubin, penurunan
tingkat haptoglobin) (Jitowiyono, 2018).

Hemoglobin adalah suatu zat di dalam sel darah merah yang berfungsi
mengangkut zat asam dari paru-paru ke seluruh tubuh, selain itu yang
memberikan warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4
molekul zat besi (heme), 2 molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai
globin beta. Rantai globin alpha dan beta adalah protein yang produksinya di
sandi oleh gen globin alpha dan beta. (Yuni, 2015).

Menurut Yuni (2015), kadar hemoglobin bervariasi tergantung umur :


1)  Bayi baru lahir : 17-22
2)  Bayi 1 minggu 15-20
3)  Bayi 1 bulan 11-15
4)  Anak-anak 11-13
5)  Laki-laki dewasa 14-18
6)  Perempuan dewasa 12-16
7)  Laki-laki paruh baya 12,4-14,9
8)  Wanita paruh baya : 11,7-13,8

Menurut Proverawati (2011), tanda dan gejala anemia terbagi menjadi dua,
yaitu: 1) Anemia Ringan
Jika anemia ringan, biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Jika
anemia secara perlahan terus menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi
dan mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala
apapun sampai anemia menjadi lebih berat.
Gejala anemia mungkin termasuk yang berikut:

a) Kelelahan
b) Penurunan energi
c) Kelemahan
d) Sesak napas
e) Tampak pucat

2) Anemia Berat
Beberapa tanda-tanda yang mungkin menunjukan anemia berat pada
seseorang dapat mencakup:
a) Perubahan warna tinja
b) Denyutjantungcepat
c) Tekanan darah rendah
d) Frekuensi pernapasan cepat
e) Kulit kuning (jaundice)

c. Jambu Biji
Tanaman jambu biji (Psidium guajava Linn.) termasuk Genus Psidium,
famili Myrtaceae. Bagian yang paling penting dari jambu biji adalah
buahnya. Buah yang sudah masak atau matang mengandung gizi yang cukup
tinggi. Buah jambu biji biasanya dimanfaatkan sebagai buah segar atau
olahan berupa jus (Rismunandar dalam Sinaga, 2016). Jambu biji (Psidium
guajava linn), yang terdapat di Indonesia berasal dari daerah tropika
Amerika,dan dibudidayakan di seluruh kepulauan Indonesia sebagai pohon
buah-buahan

Salah satu buah yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin adalah


jambu biji merah, kandungan zat kimia dalam buah jambu biji adalah asam
amino (triptofan, lisin), kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, vitamin
B1, dan vitamin C. Kandungan mineral yang ada dalam buah jambu biji
dapat mengatasi penderita anemia (kekurangan darah merah) karena di
dalam buah jambu biji merah mengandung juga zat mineral yang dapat
memperlancar proses pembentukan hemoglobin sel darah merah.
Kandungan mineral seperti magnesium, tembaga dan mangan. Mangan
digunakan oleh tubuh sebagai faktor rekan untuk enzim antioksidan,
superoksida dismutasi. Tembaga dibutuhkan dalam produksi sel darah
merah (Ningtyastuti, 2018).

Jambu biji merupakan buah sebagai sumber vitamin A (beta karoten)


dan kaya dengan vitamin C. Semua buah-buahan mengandung vitamin C,
namun buah jambu mempunyai kandungan vitamin C tertinggi
dibandingkan buah lainnya. Vitamin C dalam buah jambu biji memiliki
fungsi menjaga pembuluh kapiler, mencegah anemia, sariawan, gusi
bengkak dan berdarah. Selain itu vitamin C dapat menjaga kekebalan tubuh
dalam melawan berbagai infeksi, sehingga terjaga dari penyakit flu, demam
dan batuk (Afrianti, 2010). Keistimewaan buah jambu biji merah yang
memiliki berbagai jenis antioksidan yang bermanfaat untuk mencegah
terjadinya oksidasi atau menetralkan senyawa yang telak teroksidasi
(Rismunandar dalam Sinaga, 2016).
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY. T USIA 16 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 12 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PONED CIKEUSAL KIDUL
PENGKAJIAN
Tanggal : 23 SEPTEMBER 2021
Jam : 09.30
IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien Penanggung jawab
Status : suami
1. Nama : Ny. T 1. Nama : Tn R
2. Umur : 16 tahun 2. Umur : 17 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : pelajar SMA
5. Pekerjaan : Tidak bekerja 5. Pekerjaan : tidak bekerja
6. Suku bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku bangsa:Jawa/ Indonesia
7. Alamat : Ciseureuh rt 1/7 7. Alamat :Ciseureuh rt 1/ 7

I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan dengan kunjungan kedua


KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan pusing dan mudah lelah
Uraian keluhan utama
Ibu mengatakan pusing dan mudah lelah dirasakan ibu sudah 1 minggu
RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit / kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Tidak pernah menderita penyakit berat seperti hypertensi stroke, jantung,
DM, ginjal dan HIV
Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan)
Keluarga tidak mempunyai penyakit menular dan keturunan
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun Nyeri haid : tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 7 hari
Warna darah : merah
Banyaknya : 2-3 pembalut 1 hari.
b. Riwayat kehamilan sekarang
1). G1 P0 A0
2). Usia kehamilan : 12 minggu
3). HPHT : 01-07-2021
4). HPL : 07-04-2022
5). Gerak janin :-
 Pertama kali :-
 Frekuensi dalam 12 jam :-

6). Tanda bahaya


a. Trimester I : ada, anemia

7). Keluhan
a. Trimester I : pusing dan mudah lelah
8). Riwayat terapi
a. Trimester I : ferros, asam folat
9). Riwayat alergi : tidak ada
10). Kekhawatiran khusus : Ibu merasa cemas dan malu dengan
kehamilannya
11). Imunisasi / TT : TT3

12). ANC
Tanggal 23 september 2021 ibu melakukan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas Cikeusal kidul, masalah yang ditemukan ibu merasa
pusing dan cepat lelah dengan hasil HB 9 gr% Ibu di beri terapi Ferros
dan Asam Folat.

Pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu minum obat tablet


tambah darah 1 hari sekali sebelum tidur dengan air putih atau jus
jambu dan jeruk.

Ibu makan dengan gizi seimbang yaitu sayuran yang berwarna hijau
telor, ikan dan buah-buahan

Ibu harus banyak istirahat dan menghindari stres


c. Riwayat kehamilan dan persalinan dan nifas yang lalu :

Kehamilan yang pertama


2. RIWAYAT KB :

Ibu tidak pernah menggunakan KB sebelum hamil, ibu berencana


menggunakan KB suntik setelah melahirkan
3. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHRAI-HARI :

Sebelum hamil Selama hamil


A. NUTRISI

1). Makan
3 X / Hari 3 X / Hari
Frekuensi makan
Pokok
3x @ 1Piring sedang 3x @ 1Piring sedang
Komposisi nasi
3 x @ 1potong sedang 3 x @ 1potong sedang
Lauk jenisnya telor, ikan jenisnya telor, ikan
Sayuran 3 x @ 1/2 Mangkuk sayur ; 3 x @ 1/2 Mangkuk sayur ;
Jenis sayuran kangkung, Jenis sayuran kangkung,
bayem bayem
Buah 1x sehari jenis pisang jeruk 1x sehari jenis pisang jeruk
salak salak
Cemilan 1 x sehari; jenis jajanan 1 x sehari; jenis jajanan
warung warung
pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama
hamil

2). Minum
Jumlah total 8 Gelas perhari ; jenis air 8 Gelas perhari ; jenis air
putih putih
Susu tidak 1 Gelas perhari ; jenis susu
Jamu tidak tidak
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Perubaha selama Tidak ada
Hamil
b). eliminasi
1). BAK
Frekuensi perhari 5x perhari 6 x perhari
Warna Jernih kekuningan Jernih kekuningan
Keluhan Tidak ada Tidak ada
konsistensi cair cair
2). BAB
Frekuensi perhari 1 x perhari 1 x perhari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
konsistensi lembek lembek
Keluhan
C. Personal hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari

Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu

Gosok gigi 2 x sehari 2 x sehari

Ganti pakaian 2 x sehari 2 x sehari

Celana dalam 2 x sehari 2x sehari

Kebiasaan memakai Ibu memakai sandal


alas kaki ketika keluar rumah
Keluhan
d. hubungan
sexsual
frekuensi 3 x seminggu 2 x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil
e. istirahat/tidur
Tidur malam 8jam 8 jam

Tidur siang 1jam 1 jam

Keluhan/ masalah Tidak ada Tidak ada


Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil
f. aktivitas fisik dan
olah raga
Aktivitas fisik Melakukan pekerjaan Melakukan pekerjaan
( beban pekerjaan) rumah rumah
Olahraga
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil
g. kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tidak Tidak
Minuman beralkohol Tidak Tidak
Obat obatan Tidak Tidak
NAPZA Tidak Tidak
Aktivitas yang Tidak Tidak
merugikan

4. Riwayat psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan
1). Status perkawinan : Menikah, umur waktu menikah: 16 thn
2). Pernikahan ini yang ke1 sah lamanya 1 bulan
3). Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini tidak diharapkan oleh ibu, suami, keluarga; Respon &
dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : keluarga kurang mendukung
Mekanisme koping ( cara pemecahan masalah ) :Orang tua
Ibu tinggal serumah dengan : Suami dan orang tua
Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Orang tua
Dalam kondisi emergensi, ibu tidak dapat mengambil keputusan sendiri.
b. Orang terdekat ibu : ibu
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami.
c. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :

Ibu hamil tidak boleh keluar malam


d. Rencana tempat penolong persalinan yang diinginkan : puskesmas
e. Kebutuhan sehari hari ditanggung oleh orang tua
f. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
Kebiasaan puasa/ apakah ibu berpuasa selama hamil ini tidak .
Keyakinan ibu tentang pelayanan Kesehatan :
o Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan Kesehatan yang
diberikan oleh nakes Wanita maupun pria;
g. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal hal yang sudah diketahui ibu :
tentang pentingnya periksa kehamilan
Hal hal yang ingin diketahui ibu :
ibu ingin tahu tentang bahaya kehamilan
h. Kebiasaan kontak dengan binatang : ayam
i. Paparan dengan polutan : Tidak

DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan umum
1). Keadaan umum : Baik Tensi : 100/70 mmHg
2). Kesadaran : composmentis Nadi : 80 X /menit
3). BB sebelum/ sekarang : 40 /40 kg Suhu : 36
4). Tb : 150 cm P : 20 X /menit
5). LILA : 24 cm IMT : 18,1

b. Status present
Kepala : normal
Mata : conjungtiva anemis
Hidung : normal
Mulut : gigi baik
Telinga : bersih
Leher : tidak ada pembesaran
Ketiak : normal
Dada : simetris
Perut : tidak ada luka bekas op
Lipat paha : normal
Ekstermitas : tidak ada odema
Refleks patela :+
Punggung : normal
Anus : tidak ada hemoroid
Lain lain :-
Palpasi : leoplod I : teraba ballotement
TFU : 2 jari diatas simpisis
c. Pemeriksaan penunjang :
Golda B
HB 9 gr %
HbSAg NR
HIV NR
Syphilis negatif
III. ANALISA
Diagnose kebidanan :
G1 P0 A0 12 minggu teraba ballottement dengan anemia ringan
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal 23 september 2021 jam 09.30
1. Memberitahu hasil pemeriksaan.

Rasionalisasi : Ibu berhak tahu hasil pemeriksaan


Hasil : Ibu sudah tahu hasil pemeriksaan
2. Memberitahu tentang tanda bahaya kehamilan.

Rasionalisasi : Tanda bahaya kehamilan adalah anemi, hyperemesis


gravidarum, perdarahan pervaginam, Hipertensi,
Hasil : Ibu mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan
3. Memberitahu tentang cara mengatasi anemi pada ibu hamil

Rasionalisasi : Cara mengatasi anemi pada kehamilan yaitu dengan cara


mengkonsumsi makanan bernutrisi dan bergizi tinggi
kususnya yang kaya zat besi dan asam folat serta
mengkonsumsi vitamin C lebih banyak contohnya jus
jambu, jus jeruk, jus bit.
Hasil : Ibu mengetahui tentang cara mengatasi anemi pada ibu
hamil
4. Memberitahu ibu penyebab anemia pada kehamilan

Rasionalisasi :Ibu hamil termasuk orang yang paling rentan


mengalaminya. Semua wanita hamil berisiko
mengalami anemia. Anemia disebabkan oleh tubuh
yang tidak mampu mencukupi kebutuhan pasokan
darah, zat besi, dan asam folat yang lebih banyak dari
biasanya semasa kehamilan.
Hasil : Ibu mengetahui tentang penyebab kehamilan
5. Memberitahu tentang akibat anemia pada kehamilan

Rasionalisasi : Ibu hamil yang menderita anemia akan terjadi kurangnya


suplai darah pada plasenta yang akan berpengaruh
terhadap fungsi plasenta terhadap janin
Hasil : ibu mengetahui tentang akibat anemi pada kehamilan
6. Memotivasi suami dan keluarga untuk menerima dan mendukung
kehamilan ibu

Rasionalisasi : Dukungan suami dan keluarga untuk ibu hamil sangatlah


penting untuk menjadi motivasi dan penguat, baik yang
berupa empati dan segala bantuan. Dengan dukungan
psikis terhadap ibu hamil dari suami dan keluarga akan
meningkatkan hormone endokrin yang akan membuat
ibu merasa lebih nyaman, dan saat hormone endokrin
naik akan menekan hormone kortison dan membuat
hromon kortison akan membuat pembuluh darah melebar
dan membuat ibu menjadi lebih rilex
Hasil : Suami dan keluarga sudah mengerti pentingnya dukungan
terhadap ibu hamil
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
PADA NY. T USIA 16 TAHUN G1 P0 A0 USIA HAMIL 13 MINGGU
DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PONED CIKEUSAL KIDUL

PENGKAJIAN
Tanggal : 30 SEPTEMBER 2021
Jam : 09.30
IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien Penanggung jawab
Status : suami
8. Nama : Ny. T 1. Nama : Tn R
9. Umur : 16 tahun 2. Umur : 17 th
10. Agama : Islam 3. Agama : Islam
11. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : pelajar SMA
12. Pekerjaan : Tidak bekerja 5. Pekerjaan : Tidak bekerja
13. Suku bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku bangsa: Jawa/ Indonesia
14. Alamat : Ciseureuh 1/7 7. Alamat : Ciseureuh rt 1 rw 7

II. DATA SUBYEKTIF


5. ALASAN DATANG

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan dengan kunjungan ketiga


KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan pusing
Uraian keluhan utama
Ibu mengatakan pusing dirasakan ibu sudah 2 minggu
RIWAYAT KESEHATAN
Penyakit / kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Tidak pernah menderita penyakit berat seperti hypertensi stroke, jantung,
DM, ginjal dan HIV
Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan)
Keluarga tidak mempunyai penyakit menular dan keturunan
RIWAYAT OBSTETRI
d. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun Nyeri haid : tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 7 hari
Warna darah : merah
Banyaknya : 2-3 pembalut 1 hari.
e. Riwayat kehamilan sekarang
1). G1 P0 A0
2). Usia kehamilan : 12 minggu
3). HPHT : 01-07-2021
4). HPL : 07-04-2022
5). Gerak janin :-
 Pertama kali :-
 Frekuensi dalam 12 jam :-

6). Tanda bahaya


a. Trimester I : ada, anemia
b. Trimester II : ada, anemia

7). Keluhan
a. Trimester I : pusing dan mudah lelah
b. Trimester II : pusing
8). Riwayat terapi
a. Trimester I : ferros, asam folat
b. Trimester II : feros, asam folat
9). Riwayat alergi : tidak ada
10). Kekhawatiran khusus : Ibu merasa cemas dan malu dengan
kehamilannya
11). Imunisasi / TT : TT3

12). ANC

Tanggal 23 september 2021 ibu melakukan pemeriksaan kehamilan di


Puskesmas Cikeusal kidul, masalah yang ditemukan ibu merasa
pusing dan cepat lelah dengan hasil HB 9 gr% Ibu di beri terapi Ferros
dan Asam Folat.

Tanggal 30 september 2021 ibu melakukan pemeriksaan kehamilan di


Puskesmas Cikeusal kidul, masalah yang ditemukan ibu merasa
pusing dan cepat lelah dengan hasil HB 10 gr% Ibu di beri terapi
Ferros dan Asam Folat

Pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu minum obat tablet


tambah darah 1 hari sekali sebelum tidur dengan air putih atau jus
jambu dan jeruk.

Ibu makan dengan gizi seimbang yaitu sayuran yang berwarna hijau
telor, ikan dan buah-buahan

Ibu harus banyak istirahat dan menghindari stres


f. Riwayat kehamilan dan persalinan dan nifas yang lalu :

Kehamilan yang pertama


6. RIWAYAT KB :

Ibu tidak pernah menggunakan KB sebelum hamil, ibu berencana


menggunakan KB suntik setelah melahirkan
7. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHRAI-HARI :

Sebelum hamil Selama hamil


B. NUTRISI
1). Makan
3 X / Hari 3 X / Hari
Frekuensi makan
Pokok
3x @ 1Piring sedang 3x @ 1Piring sedang
Komposisi nasi
3 x @ 1potong sedang 3 x @ 1potong sedang
Lauk jenisnya telor, ikan jenisnya telor, ikan
Sayuran 3 x @ 1/2 Mangkuk 3 x @ 1/2 Mangkuk sayur ;
sayur ; Jenis sayuran kangkung,
Jenis sayuran kangkung, bayem
bayem
Buah 1x sehari jenis pisang 1x sehari jenis pisang jeruk
jeruk salak salak
Cemilan 1 x sehari; jenis jajanan 1 x sehari; jenis jajanan
warung warung
pantangan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama
hamil

2). Minum
Jumlah total 8 Gelas perhari ; jenis air 8 Gelas perhari ; jenis air
putih putih
Susu tidak 1 Gelas perhari ; jenis susu
Jamu tidak tidak
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Perubaha selama Tidak ada
Hamil
b). eliminasi
1). BAK
Frekuensi perhari 5x perhari 6 x perhari
Warna Jernih kekuningan Jernih kekuningan
Keluhan Tidak ada Tidak ada
konsistensi cair cair
2). BAB
Frekuensi perhari 1 x perhari 1 x perhari
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
konsistensi lembek lembek
Keluhan
C. Personal hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari

Keramas 3 x seminggu 3 x seminggu

Gosok gigi 2 x sehari 2 x sehari

Ganti pakaian 2 x sehari 2 x sehari

Celana dalam 2 x sehari 2x sehari

Kebiasaan memakai Ibu memakai sandal


alas kaki ketika keluar rumah
Keluhan
d. hubungan
sexsual
frekuensi 3 x seminggu 2 x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil
e. istirahat/tidur
Tidur malam 8jam 8 jam

Tidur siang 1jam 1 jam


Keluhan/ masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil
f. aktivitas fisik dan
olah raga
Aktivitas fisik Melakukan pekerjaan Melakukan pekerjaan
( beban pekerjaan) rumah rumah
Olahraga
Perubahan selama Tidak ada Tidak ada
hamil
g. kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tidak Tidak
Minuman beralkohol Tidak Tidak
Obat obatan Tidak Tidak
NAPZA Tidak Tidak
Aktivitas yang Tidak Tidak
merugikan

8. Riwayat psikososial-spiritual
j. Riwayat perkawinan
1). Status perkawinan : Menikah, umur waktu menikah: 16
thn
2). Pernikahan ini yang ke1 sah lamanya 1 bulan
3). Hubungan dengan suami : baik
b. kehamilan ini tidak diharapkan oleh ibu, suami, keluarga; Respon &
dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :baik.
Mekanisme koping ( cara pemecahan masalah ) :Orang tua
Ibu tinggal serumah dengan : Suami dan orang tua
Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Orang tua
Dalam kondisi emergensi, ibu tidak dapat mengambil keputusan sendiri.
k. Orang terdekat ibu : ibu
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami.
l. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :

Ibu hamil tidak boleh keluar malam


m. Rencana tempat penolong persalinan yang diinginkan : puskesmas
n. Kebutuhan sehari hari ditanggung oleh orang tua
o. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
Kebiasaan puasa/ apakah ibu berpuasa selama hamil ini tidak .
Keyakinan ibu tentang pelayanan Kesehatan :
o Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan Kesehatan yang
diberikan oleh nakes Wanita maupun pria;
p. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal hal yang sudah diketahui ibu :
tentang pentingnya periksa kehamilan
Hal hal yang ingin diketahui ibu :
ibu ingin tahu tentang bahaya kehamilan
q. Kebiasaan kontak dengan binatang : ayam
r. Paparan dengan polutan : Tidak

DATA OBYEKTIF
2. PEMERIKSAAN FISIK
d. Pemeriksaan umum
1). Keadaan umum : Baik Tensi :110/70 mmHg
2). Kesadaran : composmentis Nadi : 80 X permenit
3). BB sebelum/ sekarang : 40 /40 kg Suhu : 36
4). Tb : 150 cm P :20 X permenit
5). LILA : 24 cm IMT : 18,1
e. Status present
Kepala : normal
Mata : conjungtiva anemis
Hidung : normal
Mulut : gigi baik
Telinga : bersih
Leher : tidak ada pembesaran
Ketiak : normal
Dada : simetris
Perut : tidak ada luka bekas op
Lipat paha : normal
Ekstermitas : tidak ada odema
Refleks patela :+
Punggung : normal
Anus : tidak ada hemoroid
Lain lain :-
Palpasi : leoplod I : teraba ballotement
TFU : 2 jari diatas simpisis
f. Pemeriksaan penunjang :
HB 10 gr %
III. ANALISA
Diagnose kebidanan :
G1 P0 A0 13 minggu teraba ballottement dengan anemia ringan
IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal 30 september 2021 jam 09.30
1. Memberitahu hasil pemeriksaan.

Rasionalisasi : ibu berhak tahu hasil pemeriksaan


Hasil : ibu sudah tahu hasil pemeriksaan
2. Melakukan pemeriksaan HB

Rasionalisasi : Salah satu buah yang dapat meningkatkan kadar


hemoglobin adalah jambu biji merah, kandungan
zat kimia dalam buah jambu biji adalah asam
amino (triptofan, lisin), kalsium, fosfor, besi,
belerang, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C.
Kandungan mineral yang ada dalam buah jambu
biji dapat mengatasi penderita anemia
(kekurangan darah merah) karena di dalam buah
jambu biji merah mengandung juga zat mineral
yang dapat memperlancar proses pembentukan
hemoglobin sel darah merah. Kandungan mineral
seperti magnesium, tembaga dan mangan.
Mangan digunakan oleh tubuh sebagai faktor
rekan untuk enzim antioksidan, superoksida
dismutasi. Tembaga dibutuhkan dalam produksi
sel darah merah
Hasil : Setelah diberikan jus jambu merah satu hari sekali
selama 1 minggu bisa meningkatkan kadar Hb
pada ibu hamil sebanyak 1 gr% hasil 10gr%
BAB IV
PEMBAHASAN
Kehamilan pada remaja dapat menimbulkan masalah karena pertumbuhan
tubuhnya belum sempurna, kurang siap dalam sosial ekonomi, kesulitan dalam
persalinan, atau belum siap melaksanakan peran sebagai ibu (Yuliana., 2017).
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari kehamilan usia remaja adalah
terjadinya anemia pada ibu. (Manuaba 2010) Anemia pada kehamilan adalah
anemia karena kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan merupakan masalah
nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat,
dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia
(Manuaba.,2010)
Perubahan kadar hemoglobin juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor
lain, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu usia, paritas.
Dalam penelitian ini ibu hamil yang dijadikan responden yaitu usia 20 – 35 tahun,
apabila usia Ibu hamil terlalu muda yaitu kurang dari 16 tahun dimana organ
reproduksi belum siap untuk terjadinya pembuahan dan Ibu hamil diatas 35 tahun
menjadi masalah karena dengan bertambahnya umur maka akan terjadi penurunan
fungsi dari organ yaitu melalui proses penuaan (Khairussyifa Ummy dkk., 2020)
Hasil perlakuan menunjukkan adanya perubahan kadar Hb pada pasien setelah
dan sesudah diberikan perlakuan berupa konsumsi jus jambu, hal ini sesuai
dengan teori yang menunjukkan bahwa Pada wanita hamil anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Secara umum, salah satu
penyebab anemia defisiensi zat besi yaitu asupan zat besi tidak cukup dan
penyerapan tidak adekuat (Widyastuti, 2005). Penyerapan zat besi sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan vitamin C dalam tubuh ibu. Peranan Vitamin C
dapat membantu mereduksi besi ferri (Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus
halus sehingga mudah diabsorbsi, proses reduksi tersebut akan semakin besar bila
pH didalam lambung semakin asam. Vitamin C dapat menambah keasaman
sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 30% (Sari, 2013). Salah
satu buah yang sangat kaya vitamin C adalah Jambu biji. Kandungan Vitamin C
pada jambu biji setara dengan 6 kali kandungan vitamin C pada jeruk, 10 kali
kandungan vitamin C pada pepaya, 17 kali kandungan vitamin C pada jambu air,
dan 30 kali kandungan Vitamin C pada pisang. (Hadieti dan Apriyanti, 2015).
Jambu biji merupakan buah sebagai sumber vitamin A (beta karoten) dan kaya
dengan vitamin C. Semua buah-buahan mengandung vitamin C, namun buah
jambu mempunyai kandungan vitamin C tertinggi dibandingkan buah lainnya.
Vitamin C dalam buah jambu biji memiliki fungsi menjaga pembuluh kapiler,
mencegah anemia, sariawan, gusi bengkak dan berdarah. Selain itu vitamin C
dapat menjaga kekebalan tubuh dalam melawan berbagai infeksi, sehingga terjaga
dari penyakit flu, demam dan batuk (Afrianti, 2010). Keistimewaan buah jambu
biji merah yang memiliki berbagai jenis antioksidan yang bermanfaat untuk
mencegah terjadinya oksidasi atau menetralkan senyawa yang telak teroksidasi
(Rismunandar dalam Sinaga, 2016).

Dampak besar yang ditimbukan dari adanya pernikahan dan kehamilan di usia
remaja salah satunya adalah Kehamilan merupakan tantangan, titik balik dari
kehidupan keluarga, dan biasanya diikuti oleh stres dan gelisah, baik itu
kehamilan yang diharapkan atau tidak terutama pada kehamilan usia dini. Untuk
keluarga pemula, kehamilan adalah periode transisi dari masa anak-anak
menjadi orang tua dengan karakteristik yang menetap dan mempunyai
tanggungjawab yang menuntut kesiapan menjadi seorang ibu. Wanita akan
menjadi ibu dan suaminya akan menjadi ayah , dalam hal ini peran kedua keluarga
sangatlah dibutuhkan untuk menjaga kestabilan emosi ibu dalam menghadapi
kehamilan di usia muda (Yulianti., 2010)

Pada hasil observasi didapati adanya permasalahan berupa suami yang tidak
berkenan untuk membantu urusan rumah tangga yang mana dalam kasus ini suami
masih memiliki status sebagai pelajar.hal ini bertolak belakang dengan teori
(Setiani F.T., 2020). Yang menyatakan bahwa peran serta dan dukungan keluarga
merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kesehatan ibu dan anak,
selain itu juga dukungan keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk
menurunkan tingkat kecemasan pada ibu hamil, oleh karena itu selama proses
observasi dilakukan edukasi dan penanaman pemahaman pada keluarga terutama
suami, agar dapat lebih kooperatif untuk membantu istri dalam mengurus
keperluan rumah tangga., dan menjaga kestabilan emosi ibu untuk menunjang
kesehataan saat kehamilan, selian ini pada observasi ini juga dilakukan bimbingan
personal pada keluarga yang memberikan pengertian mengenai pentingnya peran
keluarga dalam mendukung ibu untuk merawat dan mempertahankan janin dalam
kandungan
BAB V

KESIMPULAN

Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari pemberian jus jambu
dengan perubahan kadar Hb pada ibu hamil dengan anemia, hal ini menunjukkan
bahwa jus jambu dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kadar Hb pada ibu
hamil
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia I.N (2020) Pengaruh Kehamilan Usia Remaja Teradap Kejadian Anemia
dan KEK pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada

Astriana W(2017) Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Ditinjau dari Paritas dan Usi.
Jurnal Ilmu Kesehatan

Fadlyana E., Larasaty S (2009) Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari
Pediatri

Hadiati & Apriyanti. (2015). Bertanam Jambu Biji di Pekarangan. Jakarta:


Agriflo.
Hematologi. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Jitowiyono, S (2018) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem

Khairussyifa U., Khofidoh N., Ernawati D (2020) Pengaruh Pemberian Jus Jambu
Biji Terhadap Peningkatan Kadar HB pada Ibu Hamil Anemia di Wilayah Kerja
Puskesmas Karangdadap kOTA Pekalongan. Jurnal Kebidanan Khatulistiwa

Manuaba, IBG (2010) Pengantar kuliah obstetri. Jakarta :arcan

Ningtyastuti, Y. E dan Suryani, E (2018) Pengaruh Mengkonsumsi Jambu Biji


Merah Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Kelurahan
Bandung Kecamatan Ngampel Kabupaten Sragen. Jurnal Publikasi, Jurusan
Kebidanan Klaten. Poltekkes Kemenkes Surakarta.

Prasetyani D.K., Putri L.E.A (2017) Efektivitas Jus Jambu Biji Terhadap
Perubahan Kadar HB Pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas
Bacam Kabupaten Blitas Tahun 2015. Strada Jurnal Ilmiah Kesehatan

Proverawati, A (2011) Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medik
Putri P.H (2017) Pengaruh Umur Kehamilan Usia Remaja, Pengetahuan Ibu
Tentang Anemia, dan Status Gizi Terhadap Kejadian Anemia di Kecamatan
Sawahan Kota Surabaya.MTPH Journal

Putri P.H, Sulistyo A., Mahmudah (2015) Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Anemia pada Kehamilan Usia Remaja.Majalah Obstetri & Ginekologi

Sari, R K (2013) “Vitamin Dan Mineral” dalam Artikel Universitas Airlangga.


Sinaga, F. A (2016) Pengaruh Pemberian Jus Buah Jambu Biji Merah Terhadap
Kadar Hemoglobin Dan V02max Pada Aktifitas Fisik Maksimal. Medan. V Hal
36- 46.

Widyastuti, Palupi(2005)Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Yuliani (2017) Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ny. E G1P0A0, 16 Tahun


Usia Kehamilan 33 Minggu Lebih 1 Hari dengan Kehamilan Usia Dini.
Repository Unimus

Yuni, N, E (2015) Kelainan Darah. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai