Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MENERAPKAN NILAI PANCASILA DALAM

ASUHAN KEBIDANAN

DI SUSUN OLEH:

RISA KHALISAH (PO.62.24.2.17.273)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

PROGRAM DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan inayah-Nya Penulis telah dapat menyelesaikan Makalah ini meski secara
sederhana. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Makalah ini Penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan mengenai Penerapan Nilai Pancasila Dalam Asuhan Kebidanan.
Dalam penyusunannya Penulis menemui berbagai rintangan. Namun Tuhan sangat
memperhatikan hambanya yang mau berusaha dan berdo’a. Sehingga dengan adanya
bantuan dari berbagai pihak Makalah ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini, tak lupa Penulis ucapkan Terima Kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penulisan Makalah ini. Semoga bantuan dan
partisipasi dari berbagai pihak dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan balasan
yang berlipat ganda. Penulis berharap Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Palangka Raya, Desember 2017

Penyusun

Palangka Raya, November 2017

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Makalah..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................ 3


A. Pelaksanaan Pancasila Dalam Pelaksanaan Tugas Seorang Bidan....... 3
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa............................................................. 4
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab........................................... 5
c. Sila Persatuan Indonesia…………………………………………......... 6
d. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan / Perwakilan................................................. 7
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia ………………………………………….................................. 8

BAB III PENUTUP...................................................................................... 9


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 9
3.2 Saran.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini telah banyak sekali terjadi perubahan - perubahan yang cukup pesat
dan luas di seluruh Dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya nalar atau pikir
manusia. Perubahan Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai,
tetapi karena tata nilai baru belum melembaga sementara tata nilai lama mulai
ditinggalkan, maka dapat menimbulkan berbagai gejolak, ketidakpastian, rasa cemas
dan kegelisahan.
Bangsa Indonesia harus makin memantapkan kesetiaannya kepada Pancasila,
dengan cara menghayati mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan Ekonomi,
Sosial Budaya. Kehidupan manusia tanpa mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa pada
sila yang pertama dapat mengakibatkan mereka kehilangan nilai-nilai etik, moral dan
spritual. Tanpa Kemanusiaan yang adil dan beradab, kemajuan bidang ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi justru akan memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke
dalam tempat yang rendah.
Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan, bangsa Indonesia akan mengalami
perpecahan dari dalam, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau
ras. Tanpa nilai - nilai Kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan
kekuatan pemerintahan yang sewenang - wenang yang akhirnya terjadi pertentangan
antara pemerintah dan rakyat. Tanpa nilai - nilai Keadilan sosial, dapat disaksikan
kesenjangan sosial dalam masyarakat,akan terjadi kecemburuan sosial antara sikaya
dan si miskin. Lebih lanjut hal ini dapatmenimbulkan keresahan dan perpecahan yang
selanjutnya dapat membahayakan kelestarian hidup bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mutlak
harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita dapat terhindar
dari akibat - akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut.

1
2

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja Penerapan Nilai Pancasila Dalam Asuhan Kebidanan ?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui tentang apa saja nilai pancasila yang diterapkan dalam
asuhan kebidanan
1.4 MANFAAT PENULISAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang apa saja nilai
pancasila yang diterapkan dalam asuhan kebidanan
BAB II

TINJAUAN TEORI

Sebagai nilai-nilai dasar, Pancasila telah mencakup semuanya.


Kesadaraan akan nilai-nilai universal yang ada di Indonesia telah terangkum
semuanya di dalam Pancasila. Pancasila harus dibuat bermakna bagi
kehidupan kita agar tidak hanya menjadi sekedar konsep yang sewaktu-waktu
bisa dibuang. Karena itu kesadaran akan Pancasila harus muncul dari bawah.
Nilai-nilai Dasar sangat penting untuk selalu dimaknai kembali, karena
generasi di masa mendatang belum tentu bisa menghayati Pancasila sebagai
perekat dasar yang mempersatukan Indonesia. Hal tersebut akan sulit sekali
dicapai jika kita tidak berusaha memaknai kembali nilai-nilai luhur Pancasila.
Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah
pengertian bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan
kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban
bidan berguna untuk kesejahteraan manusia.

Tugas bidan menjadi sangat penting dalam menurunkan angka


kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pengamalan Pancasila bagi bidan sangat
penting. Seorang bidan yang melaksanakan Pancasila dengan baik dalam
kehidupan sehari-hari akan menjadi warganegara yang baik dan menjadi
tenaga kesehatan yang profesional.

A. Pelaksanaan Pancasila dalam Pelaksanaan Tugas Seorang Bidan


Seorang bidan yang profesional, perlu mengamalkan Pancasila dalam
kehidupan sehari-harinya. Pelaksanaan Pancasila secara subyektif yaitu sesuai
dengan butir-butir Pancasila.

3
Pelaksanaan Pancasila, sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab dalam kehidupan sehari-hari seorang bidan adalah
sebagai berikut:

4
5

a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Beragama.
3. Berdoa sebelum dan setelah menolong pasien.
4. Mengajarkan pasien untuk menyerahkan hasil pertolongan kepada Tuhan
YME.
5. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
6. Menghormati kepercayaan dan agama pasien.
7. Tidak memaksakan kehendak mengenai kebiasaan berdoa dan beribadah
kepada orang lain.
8. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
9. Menghormati kebiasaan berdoa dan beribadah pasiennya.
10. Menghormati agama orang lain.
11. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
12. Tetap menjaga kerukunan umat beragama meskipun berbeda-beda
kepercayaan dan agama.
13. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
14. Memegang teguh prinsip bahwa agama dan kepercayaan menyangkut
hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
15. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
6

16. Menghormati kebebasan pasien untuk berdoa dan beribadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya dan membimbing untuk selalu berdoa sesuai
keyakinannya.
17. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
18. Tidak memaksakan agama dan kepercayaan kita kepada pasien.

b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menghargai hak prifasi pasien, memperlakukan pasien dengan penuh empati
karena pasien memiliki hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang
bermartabat.
3. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,
jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
4. Bidan selalu berusaha mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
5. suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit dan sebagainya.
6. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
7. Dasar pelayanan kebidanan yang baik yaitu dengan rasa kecintaan pada
sesama manusia.
8. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
9. Bidan selalu bersikap tenggang rasa dan tepa selira dalam mengahadapi
pasien.
10. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
11. Tidak berlaku semana-mena terhadap klien.

6
7

12. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.


13. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
14. Memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak dan berusaha melakukan kegiatan
kemanusiaan.
15. Berani membela kebenaran dan keadilan.
16. Selalu berani untuk membela kebenaran dan keadilan dalam hukum.
17. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
sehingga bidan wajib menghargai kehidupan manusia untuk meneruskan
kehidupan bangsa.
18. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
19. Bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya.

c. Sila Persatuan Indonesia


1. Mengutamakan keselamatan dan kepentingan klien di atas kepentingan
pribadi.
2. Seorang bidan rela berkorban demi keselamatan klien.
3. Menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap profesinya.
4. Selalu bersikap ramah terhadap klien dalam memberikan pelayanan.
5. Bersikap asertif kepada siapapun terutama kepada klien.
6. Tidak membeda-bedakan status, ras, suku, pangkat, dan golongan setiap
individu manusia.
7. Bersosialisasi dengan masyarakat demi terwujudnya kerukunan, persatuan,
dan kesatuan.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan / Perwakilan
1. Seorang bidan harus menghormati dan menghargai kedudukan, hak dan
kewajiban setiap individu.
2. Seorang bidan memiliki hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-
undang dan kode etik kebidanan.
3. Seorang bidan harus melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya
sebelum menuntut haknya.
4. Bidan tidak boleh memaksakan suatu kehendak kepada klien, begitu juga
sebaliknya bidan dapat menolak pemaksaan kehendak klien yang
bertentangan dengan hokum.
5. Mengutamakan musyawarah antara bidan dengan klien dalam mengambil
tindakan misalnya rujukan.
8

6. Musyawarah dalam mengambil tindakan harus dengan persetujuan satu sama


lain, tidak saling merugikan dan memihak di satu sisi saja.
7. Bertanggung jawab atas setiap keputusan yang telah diambil sebagai hasil
musyawarah.
8. Dengan I’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan dan suatu tindakan.
9. Pengambilan keputusan dilakukan dan didasarkan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati nurani yang luhur.
10. Keputusan dan tindakan yang diambil harus dapat
11. dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
12. Memberikan rasa nyaman pada klien dengan cara melaksanakan setiap
tindakan dengan baik agar klien dapat memberikan kepercayaannya kepada
bidan.
e. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang baik sesuai dengan etika yang
mencerminkan sikap asertif.
2. Bersikap adil kepada setiap klien dalam memberikan pelayananan yang
terbaik.
3. Menghormati hak klien.
4. Memberi pertolongan dengan sebaik-baiknya kepada klien.
5. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap klien.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum khususnya klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar negara


Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat
Indonesia, maka rakyat Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai
perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan
kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya harus dimulai oleh setiap warga
negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara yang secara meluas akan
berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan
dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah.
Dalam menjalankan profesi sebagai bidan, memberikan pelayanan yang
terbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena
uang. Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah
satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.

3.2 Saran

1. Uraian diatas kiranya kita dapat menyadari bahwa pancasila merupakan


pandangan hidup negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjunjung
tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut dengan setulus hati
dan penuh rasa tanggung jawab.
2. Dalam praktek kebidanan, diharapkan bidan lebih pengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila untuk melakukan pelayanan kebidanan
kepada pasien.

9
DAFTAR PUSTAKA

 Undang-undang republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan
 Soepardan, Suryani.2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta :
EGC
 Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia. hlm. 12.
 Bagian ini sudah tidak berlaku lagi karena Ketetapan MPR no. II/MPR/1978
telah dicabut dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk
dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat final atau selesai
dilaksanakan menurut Ketetapan MPR no. I/MPR/2003
 Notonegoro. 1995. pancasila secara ilmiah populer. Jakarta: Bumi Aksara.
 Jarmanto. 1982. Pancasila Suatu Tujuan Aspek Histotis dan Sosio-
politis.yogyakarta: Liberty.
 Salam, Burhanuddin. 1985. Filsafat pancasilaisme. Bandung: Bina Aksara.
 Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma

10

Anda mungkin juga menyukai