Skenario 4
Seorang pasien berusia 63 tahun dibawa ke unit gawat darurat RS , setelah diperiksa
ternyata pasien tersebut mengalami stroke perdarahan. Dokter segera memutuskan agar
pasien dirawat diruang itu. Namun ternyata ruang ICU sudah penuh karena hanya terdapat 4
tempat tidur, satu ditempat tidur diantaranya telah diisi pasien dengan mati batang otak
dimana sangat membutuhkan ventilator untuk bantuan hidupnya. Pihak rumah sakit sudah
menghubungi rumah sakit lain juga penuh. Mengetahui keadaan tersebut, keluarga pasien
pasrah dan meminta dan meminta agar dokter memberikan pengobatan yang minimum saja.
Step 1
1. ICU
2.
3.
4.
5.
6.
Step 2
1. Apa etika kedokteran yang berhubungan dengan etika pelayanan pasien di ICU ?
2. Bagaimana sikap dokter ketika ada keluarga yang meminta mendapatkan pengobatan
yang minimal ?
3. Sebutkan upaya seorang dokter terhadap pasien jika ruang ICU sudah penuh ?
4. Apakah dengan membiarkan pasien gawat darurat dengan pelayanan yang minimal
dapat melanggar kode etik dan pancasila sebagai sila ke 2 ?
5. Apakah tindakan RS melanggar hak pasien pada UU no 44 pasal 32 tahun 2009
tentang RS ?
6. Upaya pemerintah mengatasi ruang ICU di RS yang terbatas ?
Step 3
1. Justice
Autonomy
Non maleficience
Beneficience
2. Memberika sran yang terbaik bagi keluarga pasien
Memberikan peayanan yang maksimal
Menghormati keputusan keluarga pasien
3. Memberikan pelayanan minimal dan terbaik sesuai prosedur
Rujukan ke rumah sakit daerah lain
4. Melanggar
Tidak melanggar
5. Melanggar
Tidak melanggar
6. Menyediakan gedung-gedung dan bangunan baru yang lebih banyak
Memberikan bantuan dana lebih & mengawasi dana tersebut
Step 4
1. a. Justice : Kewajiban memberikan pelayanan yang sama bagi pasien
b. Autonomy : Hak dan pasien untuk menentukan apa yang terbaik bagi dirinya
c. Non Maleficience : Tidak melakukan hal-hal yang membahayakan pasien
d. Beneficience : Kewajiban dokter untuk memberikan apa yang terbaik dan
bermanfaat bagi pasien
2. Memberikan pelayanan yang terbaik & maksimal seusai dengan prosedur serta
memberikan saran yang baik. Jika keluarga pasien menolak dokter harus
menghormati keputusan keluarga pasien
3. Memberikan pelayanan yang maksimal meskipun fasilitas dokter dan berkonsultasi
dengan pihak rumah sakit
4. Tidak melanggar, karena pihak rumah sakit sudah memberikan saran terbaik untuk
keluarga pasien sedangkan pihak keluarga itu sendiri meminta pengobatan minimal
5. a. Memberikan anggaran untuk pembangunan gedung
b. Mempermudah izin rumah sakit
Kode Etik
Dasar Bioetik
Hukum Kesehatan
yang berkaitan
pemecahan pelayanan
keselamatan pasien
kesehatan dan
masalah mengenai
dasar Bioetik
Step 5
1.
2.
3.
4.
Step 6
Belajar Mandiri
Step 7
1. Pengertian bioetik ada beberapa macam definisi mengenai bioetik.
a. Bioetik adalah Semacam ilmu pengetahuan yang menawarkan pemecahan
masalah bagi konflik moral yang timbul dalam tindakan,praktik kedokteran dan
ilmu hayati (Sahin, Aksoy, 2002 dalam Muchtadi,2007)
b. Bioetika adalah suatu disiplin baru yang menggabungkan pengetahun biologi
dengan pengetahuan mengenai system nilai manusia, yang akan menjadi jembatan
antara ilmu pengetahuan dan kemanusiaan,membantu menyelamatkan
kemanuasiaan,mempertaakan dan memperbaiki dunia beradab (Van Potter,1970
dalam Muchtadi,2007)
c. Bioetika adalah kajian mengenai pengaruh moral dan sosial dari tekhnik-tekhnik
yang dihasilan oleh kemajuan ilmu-ilmu hayati (Honderich Oxford,1995 dalam
Muchtadi,2007)
d. Bioetika bukanlah suatu disiplin. Bioetika telah menjadi tempat bertemunya
sejumlah disiplin,dikursus,dan organisasi yang terlibat dan peduli pada persoalan
etika,hokum,sosial yang di timbulkan kemajuan dalam kedokteran,ilmu
pengetahuan,dan biotekhnologi (Onara ONeill,2002 dalam Muchtadi,2007)
e. Bioetik mengacu pada kajian sistematis,plural dan interdisiplin dan penyelesaian
masalah etik yang timbul dari ilmu-ilmu kedokteran,hayati,dan sosial,
sebagaimana yang diterapkan pada manusia dan hubungannya dengan
biosfera,termasuk masalah yang terkait dengan ketersediaan dan keterjangkauan
perkembangan keilmuan dan keteknologian dan penerapaannya (UNESCO,2005
dalam Muchtadi,2007)
f. Berdasarkan Kepmen MERISTEK No.112 tahun 2009,menyatakan bahwa
bioetika adalah ilmu hubungan timbal balik sosial (Quasi social science) yang
menawarkan pemecahan terhadap konflik moral yang muncul dalam
penelitian,pengembangan,dan pemanfaatan sumber daya hayati. Di perlukan
rambu-rambu berperilaku (etika) bagi para pengelola ilmu pengetahuan,ilmuan
dan ahli teknologi yang bergerak di bidang biologi molekuler dan teknologi
rekayasa genetika.
SEJARAH BIOETIK
Istilah bioetik pertama kali muncul pada tahun 1974,dan diperkenalkan oleh Van
Rensselaer Potter dalam bukunya bioetehics: Bridge to the future (1971). Yang
mendefinisikan bioetika sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengkombinisikan pengetahuan
biologi dengan pengetahuan system nilai manusiawi. Perkembangan bioetik selanjutnya
tidak terbatas pada masalah kesehatan dan kedokteran saja. L. Feito mengatakan bahwa
bioetik adalah ilmu baru yang mempelajari ilmu manusia dan ilmu yang berkaitan dengan
hidup.
TUJUAN BIOETIK
a. Bioetik sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi modern.
b. Pembelajaran boetik diarahkan untuk mencegah dampak negative yang muncul dan
teknologi.
c. Pembelajaran bioetik menunjukkan pada mahasiswa untuk menjadi ilmuwan yang
memiliki tanggung jawab sosial.
d. Pembelajaran bioetik di butuhkan karena menekankan pada pengembangan berpikir
kritis untuk menentukan sisi baik dan buruk atau dimensi etis dari biologi modern dan
teknologi yang terkait dengan kehidupan.
e. Pembelajaran bioetika dapat melatih mahasiswa menjadi ilmuwan biologi yang dapat
mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan di lakukan sebagaimana
pengembangan pola berpikir yang di kemukakan Rasulullah SAW yaitu pola berpikir
menggunakan akal.
LANDASAN ETIK : Sumpah Hipocrates, Deklarasi Jenewa 1948, International Code
of Medical Ethics 1949,Lafal sumpah dokter Indonesia (PP No.26 Tahun
1960),Deklarasi yang dikeluarkan oleh Medical World Association 1949-1975),
KODEKI disahkan berdasarkan Keputusan Menkes 434 tahun 1983.
1.Medical Ethics : etik jabatan, yaitu sikap dan tindakan terhadap sejawat,bawahan,
masyarakat dan pemerintah
2.Ethics of Medical Care : etik asuhan,sikap dan tindakan terhadap pasien dibawah
tanggungjawabnya
b. Non- Malficance
Non- Malficance adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang
paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist , do no harm, tetap
berlaku dan harus diikuti
Dalam konteks, prinsip prima-facienya adalah ketika pasien (berubah menjadi atau
dalam keadaan) gawat darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam
rangka penyelamatan nyawanya.
Atau konteks ketika menghadapi pasien yang rentan, mudah dimarjinalisasikan dan
berasal dari kelompok anak-anak atau orang uzur ataupun juga kelompok perempuan
(dalam konteks isu jender).
Ciri ciri :
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko kehilangan sesuatu
yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
c. Justice
Keadilan ( justice) adalah suatu prisip dimana seorang dokter memperlakukan
sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan
tingkat
ekonomi,pandangan
polotik,
agama,
kebangsaan,
perbedaankedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah
sikap dokter terhadap pasiennya
Prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam keadaan) konteks membahas hak
orang lain selain diri pasien itu sendiri.
Hak orang lain ini khususnya mereka yang sama atau setara dalam mengalami
gangguan kesehatan di luar diri pasien, serta membahas hak-hak sosial masyarakat
atau komunitas sekitar pasien.
ciri ciri:
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
d. Autonomy
Daam prinsip ini seoran dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus
diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri.
Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan
sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki , menyetujui, membenarkan,
membela,dan membiarkan pasien demi dirinya sendiriDalam konteks autonomy,
prima facie disini muncul (berubah menjadi atau dalam keadaan) pada sosok pasien
yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan berkepribadian matang.
ciri ciri:
a. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
b. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
c. Berterus terang
d. Menghargai privasi
e. Menjaga rahasia pasien
f. Menghargai rasionalitas pasien
g. Melaksanakan informed consent
h. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
i. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
j. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk
k. keluarga pasien sendiri
l. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
m. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
n. Menjaga hubungan (kontrak)
Hak Pasien
a. Pasal 32d UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional
b. Pasal 32e UU No.44/2009
Setiap pasien berhak mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan
efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi
c. Pasal 32q UU No.44/2009
Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis,alternative
tindakan,risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
Hukum
1. Hukum berlaku untuk umum.
2. Hukum dibuat oleh suatu kekuasaan
atau adat.
3. Sanksi terhadap pelanggaran
hukum berupa tuntutan
4. Pelanggaran hukum diselesaikan
melalui pengadilan atau di luar
pengadilan (Alternatif Penyelesaian
Sengketa).
10
11
12
Daftar Pustaka
Dalami, Ermawati, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Cv. Jakarta: Trans Info Media.
Potter dan Perry, 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (1999, 2000). Kode Etik Keperawatan, lambing dan
Panji PPNI dan Ikrar Perawat Indonesia, Jakarta: PPNI
Wulan dan Hastuti.2011. Pengantar Etika Keperawatan Panduan Lengakap Menjadi Perawat
Profesional Berwawasan etis. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Thompson J.B dan Thopson H.O. 1981. Ethics in Nursing. Macmian Publ. Co
Sumber: Naldi,Aumas (2014). Etika Kedokteran.Yogyakarta
http.google cendekia.com