Anda di halaman 1dari 41

Suatu harapan dimasa mendatang

Profil Dokter Dalam Bioetika, Medikolegal


dan Humaniora Kesehatan
di Fakultas Kedokteran.

Dr H Nurtjahjo SpF SH Dipl of Bioethics


FK UNUSA
Surabaya

Pedoman etik profesi adalah :


1. Keputusan yang diambil anggota profesi
adalah demi kepentingan klien/pasien.
2. Memberi arah moral yang benar.
3. Perilaku anggota dapat diawasi.
4. Dalam memberikan sanksi berpedoman
pada kode etik dan peraturan terkait.
5. Kepercayaan masyarakat terhadap
profesi menjadi kuat.

Selama

berabad-abad, sejak zaman


Yunani kuno, hukum mengatur
semua kehidupan manusia; kecuali
kedokteran.
Para dokter mengatur diri sendiri
dengan kode etik dan sumpah
profesi yang kuat tradisi dan
pengaruhnya dalam masyarakat.
Oleh karena itu, para dokter dan
masyarakat menganggap profesi itu
tidak perlu diatur oleh pihak luar,
juga tidak oleh hukum.

Namun,

pada bagian kedua abad XX


keadaan berubah :
Ilmu dan teknologi kedokteran
berkembang pesat.
Masalah kesehatan tidak lagi hanya
dokter dan pasien.
Profesi dokter juga sudah berkembang
sampai tingkat spesialisasi dan
subspesialisasi.
Pelaku lain juga berperan : pemerintah,
asuransi kesehatan, industri farmasi,
industri alat medis, bisnis, dan
penanam modal.,ranah hukum

Karena

perkembangan pendidikan
dan kesejahteraan masyarakat
secara umum, tuntutan masyarakat
meningkat.
Masyarakat menuntut dokter lepas
dari isolasi hukum.
Masyarakat tidak mau lagi menerima
sikap paternalistik dokter, yang
dalam zaman modern ini sudah
setara dengan warga negara lain di
hadapan hukum.

Dengan

adanya berbagai perubahan


tadi, sekitar tahun 60-an di Eropa dan
Amerika mulai dikembangkan
spesialisasi baru sistem hukum :
Hukum Kesehatan.

Hukum kedokteran/kesehatan
Pertengahan abad keduapuluh timbul krisis
malpraktek terhadap dokter maupun rumah
sakit. Salah satu sebabnya adalah para
dokter tidak memahami adanya aspek
hukum dalam pelayanan kesehatan.
Dikembangkanlah hukum kedokteran dan
hukum kesehatan
Kebijakan: masuk kurikulum pendidikan

Hubungan dokter - pasien


Transaksi terapetik antara pasien dan
dokter didasari atas saling hormat
menghormati, saling percaya mempercayai
dan saling berbagi peran dalam mencapai
tujuan bersama yaitu kesembuhan pasien
atau mengurangi penderitaannya.

Bioetika
Sejak tahun 1960-an :
Revolusi bioteknologi dan biomedis
Pengendalian populasi : Kontrasepsi, sterilisasi
Perpanjangan hidup : respirator, pacu jantung,
hemodialisis, transplantasi, organ buatan, dsb.
Seleksi kelamin, tukar kelamin, face-off
Teknologi reproduksi buatan, bayi tabung,
surrogate mother
Rekayasa genetik, klonasi
Pengakhiran hidup: abortus, eutanasia
9

Bioetika (bios=kehidupan ; ethos =


nilai-nilai moral) atau etika biomedis
adalah studi interdisipliner tentang
problem-problem yang ditimbulkan
oleh perkembangan di bidang biologi
dan ilmu kedokteran, baik pada skala
mikro maupun makro, masa kini dan
masa mendatang. (Bertens, 2001)

10

Etika Kedokteran

Bioetika

Profesi Kedokteran

Interdisiplin

Manusia

Semua makluk hidup

Dokter-pasien, (individual), Masyarakat luas (makro)


keluarga, masyarakat, TS
Saat transaksi terapeutik

Masa kini dan masa datang

Isu medis, pilihan pasien,


kualitas hidup, masalah
kontekstual

Isu, sosial, budaya,


ekonomi, hukum, politik,
etik

Bioethics is an especially difficult field


because it regularly concerns some of
the most troubling topics : the nature
of life, the nature of death, what sort of
life is worth living, what constitutes
murder, how we should treat people
who are in especially vulnerable and
painful circumstances, just what sort
of responsibilities any of has to other
human beings, and so on.

Whom does it affect ?


Bioethics affect everyone. This include :
Patients and their families
Members of the public
Health care professionals

Perkembangan Institusi Bioetika


1969 Institute for the study of society,
Ethics and the Life Sciences, Hasting
Center, New York (USA) D. Callahan
dan W. Gayling
1971
Kennedy Institute of Human
Reproduction and Bioethics A.
Hellegers, E. Pellegrino, T.
Beauchamp, J. Childress, R. Veatch
1985
European Association for Centres of
Medical Ethics
1992 International Association for
Bioethics P. Singer, First Chairman.
14

Perkembangan di Indonesia
2000 : Bioethics, International Exhange, UGM,
PERNAS I Bioetika dan Humaniora
Center for Bioethics and Medical Humanities,
UGM, Yogyakarta.
2002 : PERNAS II Bioetika dan Humaniora, Bandung
Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan
Indonesia (JBHKI)
2004 : PERNAS III JBHKI, Jakarta
2006 : PERNAS IV JBHKI, Surabaya
2009 : PERNAS V JBHKI, Medan
15

Ethical Questions
We can, but should we?
Should

animals be used in pharmaceutical


research?

Should

we inject women with hormones that


will allow them to have children in their
sixties?

Should

new life forms be created to try to


solve world problems such as hunger and
pollution?

Should

we allow doctor assisted suicide to


hasten the death of terminally ill patients? 16

We can, but should we?


Should

stem cell research be continued?

Should

vast amounts of money be spent


on space exploration when many people
world wide live in substandard
conditions?

Should

we treat hereditary diseases by


replacing defective genes?
Should we use gene therapy techniques to
improve an unborn childs appearance or
17
intelligence potential?

We can, but should we?


Should

a parent have a right to refuse


immunizations for his or her child?
Does public safety supersede an individuals
right?
Should children with serious birth defects be
kept alive?
Should a woman be allowed an abortion for
any reason?
Should terrorists be tortured to gain
information possibly saving hundreds of lifes?
Who should get the finite number of organs for
transplantation?
18

Hasil kuisioner
Tinjauan Profil Dokter dalam Bioetika,
Medikolegal dan Humaniora Kesehatan
di Fakultas Kedokteran USU dan RSUP.
HAM

Mengikuti Seminar, simposium, kongres tentang


Bioetika, Medikolegal

Pernah mendengar tentang Kaidah


Dasar Moral

Samakah Etika Klasik dan Bioetika ?

Kaedah dasar moral yang dominan dalam


pengambilan keputusan medik dan etik
A.
B.
C.
D.
E.

Beneficence
Nonmalaficence
Justice
Autonomi
Tidak tahu

42
11
11
29
11

UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

UU No. 29 tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran

Perlindungan dokter dalam hukum


kesehatan

Apa itu Malpraktek?

Pernah menganalisa kasus malpraktek


dalam tiga tahun terakhir

Analisa kasus berdasarkan


rumus empat D
A. Ya
B. Tidak
C. Tidak tahu

31
18
44

Kompetensi sesuai jaminan mutu


A.
B.
C.
D.
E.

Attitude
Skills
Knowlege
Responsibility
Acountability

39
19
17
17
13

Kaedah dasar moral Mengutamakan


kepentingan pasien
A.
B.
C.
D.
E.

Beneficence
Nonmalaficence
Justice
Autonomy
Norma

62
15
16
12
13

Kaedah Manfaat bagi pasien lebih


besar dari kerugian dokter
A.
B.
C.
D.
E.

Beneficence
Justice
Autonomy
Nonmalaficence
Norma

40
2
5
52
4

Kaedah dasar moral yang berhubungan


erat dengan doktrin informed consent
A.
B.
C.
D.
E.

Autonomy
Beneficence
Nonmalaficence
Justice
Norma

65
6
2
21
6

Dokter tidak mungkin menguasai


semua ilmu kedokteran sehingga ia
harus:
A.
B.
C.
D.
E.

Menyimpan dan mempertahankan


rahasia jabatan
Membuat penjelasan untuk
persetujuan tindakan medik
Belajar sepanjang hayat
Komunikasi efektif dengan pasien
Konsultasi/rujukan

1
2
39
3
57

Tidak patuh pada KODEKI pasal 13 Setiap dokter


wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu
tugas perikemanusiaan,kecuali ia yakin ada orang lain
bersedia dan mampu memberikannya
A.

Dokter tersebut terancam jiwanya

69

B.

Dokter tersebut dalam keterbatasan waktu

C.

Dokter tersebut tidak di dalam wilayah kerjanya

26

D.

Dokter tersebut tidak memiliki Surat Izin Praktek

E.

Dokter tersebut sedang dalam masa pendidikan


tertentu

Membuat ikatan atau menerima imbalan dari perusahaan


farmasi/obat perusahaan alat kesehatan/kedokteran atau badan
lain yang dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan dianggap
bertentangan dengan etik sesuai KODEKI:
A. Pasal 1 : Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan sumpah dokter

B. Pasal 9 : Setiap dokter dalam bekerja dengan para pejabat di


bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus
saling menghormati

C. Pasal 4 : Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan


yang bersifat memuji diri

D. Pasal 3 : Dalam melakukan pekerjaan kedokteran, seorang


dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan kebebasan dan kemandirian profesi

93

E. Pasal 7 : Seorang dokter harus menghormati hak pasien, hakhak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien

Etika penelitian yang menggunakan hewan


percobaan, maka untuk meminimalisasi
jumlah hewan coba dipergunakan prinsip
A

Refinement

15

Reduction

77

Replacement

10

Recondition

Refresment

Kasus : Dokter bedah senior melakukan tindakan bedah dengan


metode yang sudah tertinggal dengan akibat operasi berjalan lebih
lama, rasa sakit lebih hebat dan penyembuhan lebih lama, disamping
dokter senior tersebut membuat Jokes tentang pasien tersebut.
Tindakan dokter anestesi menemani operasi yang baik adalah:
A.

Membiarkan hal itu terjadi, bahkan ikut tertawa dengan lelucon


yang dibuat dokter senior dimaksud demi menjaga hubungan
sesama sejawat

B.

Melaporkan hal ini kepada pihak pimpinan rumah sakit atau


pihak yang lebih berkompeten sebagai tindakan pelanggaran
etik

C.

Berbicara langsung kepada dokter ahli bedah senior tersebut


untuk memberikan koreksi dan masukan-masukan /saran

102

D.

Menyampaikan seluruh hal yang terjadi pada saat operasi


kepada pihak keluarga pasien demi kepentingan keselamatan
pasien

E.

Melaporkan hal ini secara lisan maupun tertulis kepada IDI

Kasus 2 : Seorang pasien wanita dalam keadaan tidak sadar masuk


ke sebuah rumah sakit dan diputuskan untuk segera dilakukan
tindakan bedah untuk menyelamatkan nyawanya. Pasien ini diantar
ke rumah sakit oleh ayah, ibu, saudara laki-laki, dan suaminya. Pada
saat dokter meminta pihak keluarga untuk menandatangani Surat
Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent. Sang ayah
mengatakan bahwa ia yang paling berhak karena pasien sedang
dalam proses perceraian dengan suaminya. Pada kasus ini maka yang
paling berhak untuk menandatangani PTM tersebut adalah:

A.
B.
C.
D.
E.

Ayah pasien
Ibu pasien
Saudara laki-laki pasien
Suami pasien
Tidak perlu membuat PTM

18
7
0
79
5

Ethical, Medicolegal,
Humanity Dilemma:
Value conflicts, no clear consensus as
to the right thing to do. A conflict
between moral obligations that are
difficult to reconcile and require
moral reasoning.
Situations necessitating a choice
between two equal (usually
undesirable) alternatives
40

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai