Anda di halaman 1dari 7

Pelanggaran Kaidah Dasar Bioetik Kedokteran

Hanif Widi Masruroh (10-2016-008)


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6. Jakarta
Telp. (021) 5657867 E-mail : hanifwidimasruroh@gmail.com

1. Pendahuluan
Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang
berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar
dan standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap
suatu persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya. Kaidah bioetik harus dipegang
teguh oleh seorang dokter dalam proses pengobatan pasien, sampai pada tahap pasien
tersebut tidak mempunyai ikatan lagi dengan dokter yang bersangkutan.
2. Isi
A. Pengertian Bioetik
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran
membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis
dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga,
masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah
dikembangkan bioetika atau yang disebut jugadengan etika biomedis.
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah
yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya
memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga
memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.
Bioetik atau dikenal juga dengan istilah bioetika berasal dari kata bios yang
memiliki arti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral.

Bioetik merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh


perkembangan di bidang biologi dan juga ilmu kedokteran.
Saat ini, Bioetik tidak hanya membicarakan segala hal yang berkaitan dengan
bidang medis (seperti: pelanggaran kode etik profesi dokter dan permasalahan biaya
yang memberatkan keluarga pasien), tetap juga membahas masalah kesehatan, faktor
budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, moralitas, lingkungan
kerja, hak pasien, dsb.
B.

Prinsip-Prisip Dasar Bioetik


Di dalam kaidah dasar bioetik terkandung prinsip-prinsip dasar bioetik yang harus
selalu

diperhatikan.

Empat

prinsip

etik

(beneficence,

non-maleficence,

auotonomy, dan justice) dapat diterima di seluruh budaya, tetapi prinsip etik ini dapat
bervariasi antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lainnya.
Di Indonesia sendiri, ada 4 prinsip berkaitan dengan bioetik yang harus selalu
dipegang oleh seorang dokter. Keempat prinsip tersebut adalah:
a. Beneficence
Beneficence adalah prinsip bioetikdimana seorang dokter melakukan suatu
tindakan untuk kepentingan pasiennya dalam usaha untuk membantu mencegah atau
menghilangkan bahaya atau hanya sekedar mengobati masalah-masalah sederhana
yang dialami pasien.
Lebih khusus, beneficence dapat diartikan bahwa seorang dokter harus berbuat
baik, menghormati martabat manusia, dan harus berusaha maksimal agar pasiennya
tetap dalam kondisi sehat. Point utama dari prinsip beneficence sebenarnya lebih
menegaskan bahwa seorang dokter harus mengambil langkah atau tindakan yang
lebih bayak dampak baiknya daripada buruknya sehingga pasien memperoleh
kepuasan tertinggi.
b.

Non-Maleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip dimana seorang dokter tidak melakukan
suatu perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien. Dokter haruslah
memilih tindakan yang paling kecil resikonya. Do no harm merupakan point

penting dalam prinsip non-maleficence. Prinsip ini dapat diterapkan pada kasuskasus yang bersifat gawat atau darurat.
Prinsip-prinsip Non-Maleficece :
i)
Primum non nocere
ii)
Above all do not harm
iii)
Not to inflict evil or harm
iv)
Prevent evil or harm
v)
Remove evil or harm
vi)
Do or promote good
Kewajiban dari Prinsip Non-Maleficence :
i)
Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau beresiko hilangnya sesuatu yang
ii)
iii)
iv)

penting
Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
Tindakan kedokteran tesebut terbukti efektif
Manfaat bagi pasien lebih besal dari pada kerugian dokter (hanya mengalami

resiko minimal)
v)
Mencegah pasien dari bahaya menghindari misrepresentasi dari pasien
vi)
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
vii)
Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthansia)
c. Autonomy
Dalam prinsip

ini,

seorang dokter wajib menghormati

martabat dan

hak manusia, terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak
untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya
sendiri. Autonomy pasien harus dihormati secara etik, dan di sebagain besar negara
dihormati secara legal. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien
yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat menyetujui
atau menolak tindakan medis.
Melalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara
tertulis. Informed consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu
menerima dan memahami informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis
tindakan medik yang diusulkan, resiko, dan juga manfaat dari tindakan medis
tersebut.
d. Justice
Justice atau keadilan adalah prinsip berikutnya yang terkandung dalam bioetik.
Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakukan

yang adil untuk semua pasiennya. Dalam hal ini, dokter dilarang membeda-bedakan
pasiennya berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb.
Diperlukan nilai moral keadilan untuk menyediakan perawatan medis dengan
adil agar ada kesamaan dalam perlakuan kepada pasien. Contoh dari justice misalnya
saja: dokter yang harus menyesuaikan diri dengan sumber penghasilan seseorang
untuk merawat orang tersebut.
Untuk menentukan apakah diperlukan nilai keadilan moral untuk kelayakan
minimal dalam memberikan pelayaan medis, harus dinilai juga dar seberapa penting
masalah yang sedang dihadapi oleh pasien. Dengan mempertimbangkan berbagai
aspek dari pasien, diharapkan seorang dokter dapat berlaku adil.
C. Sekenario
Seorang sasien perempuan,21 tahun, dengan radang usus buntu dibawa ke
Unit Gawat Darurat (UGD) di sebuah Rumah Sakit. Kondisi pasien dalam keadaan
sakit parah dan membutuhkan perawatan segera yang intensif. Setibanya di Unit
Gawat Darurat dokter jaga dan perawat yang menerima pasien terkesan lamban dan
tidak mengacuhkan. Setelah diperiksa dan diberi penanganan, dokter jaga UGD
merujuk ke dokter spesialis bedah. Dokter spesialis bedah baru datang memeriksa
pasien setelah satu jam kemuadian, setelah memeriksa pasien dokter mengatakan
bahwa pasien harus di operasi dan dokter memberitahu kepada keluarga pasien
bahwabiaya operasi tidak sedikit. Pelaksanaan operasinya pun tidak bisa segera
karena dokter tersebut masih banyak jadwal operasi lain.
a. Rumusan Masalah
Seorang perempuan berusia 21 tahun, mengalami radang usus buntu, dibawa
ke UGD Rumah Sakit. Tetapi setelah dirujuk ke dokter bedah, dokter tersebut
memberi tahu tentang biaya operasi yang tidak sedikit dan dokter tidak dapat
melakukan operasi dengan segera.
b. Hipotesis
i)
Seorang dokter yanga melanggar Kaidah Dasar Bioetik (Non-Maleficence)
c. Analisis Masalah
Dari sekenario kasus di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
prinsip-prinsip dasar dari Kaidah Dasar Bioetik yaitu Non-Maleficence. Seorang
perempuan 21 tahun yang datang ke UGD sebuah Rumah sakit mengalami sakit usus
buntu dan memerlukan perawatan secara cepat dan intensif, kejadian ini termasuk
dalam kewajiban dari prinsip Non-Maleficence yaitu menolong pasien emergency

dan pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau beresiko hilangnya sesuatu
yang penting (gawat). Tetapi dokter jaga UGD dan perawat yang ada terkesan
lambat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien ini, setelah diperiksa
oleh dokter jaga UGD, dokter jaga lalu merujuk pasien itu ke dokter spesialis bedah.
Tindakan merujuk dari dokter jaga UGD tergolong benar, karena dokter yang
menangani harus sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut. Tetapi dokter
spesialis daru datang satu jam kemudian, dan setelah memeriksa pasien dokter
mengatakan bahwa pasien harus dioperasi dan dokter memberi tahu biaya operasi
nya tidak sedikit. Peryataan tentang biaya tersebut sudah termasuk pelanggaran
kaidah dasar bioetik yaitu memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya
mengguntungkan dokter. Dari analisa masalah dalam sekenario ini dapat diketahui
jika dokter spesialis melanggar kaidah dasar bioetik Non-Maleficence.
3. Kesimpulan
Seperti yang kita lihat kaidah dasar bioetik sangat diperlukan dalam menangani
pasien sebab sebagai seorang dokter harus menangani pasien dengan prinsip yang sesuai
dan terdapat di dalan kaidah dasar bioetik dan pelanggaran yang dilakukan olah dokter
yang ada di sekenario A dapat kita jadikan pembelajaran bahwa dokter harus sanggup
mencegah bahaya yang terjadi pada passien dan mendatangkan manfaat yang lebih besar
ke pasien dan meminimalkan kerugian dokter (hanya mengalami resiko minimal).

4. Daftar Pustaka
a. Hanafiah, M.J. dan A. Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi keempat
(Jakarta : EGC, 2008), p. 3.
b. Chang William, Bioetik (Yogyakarta : Kanisius, 2009), p. 14.
c. Bertens, K. Etika Biomedis (Jakarta: Kanisius, 2011)
d. Runzheimer Jane dan Johnson Linda L, Medical Ethics for Dummies (Canada : Wiley
Publishing, 2011)

Check List (Observation Sheet)


Non-Maleficence

N
O
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Tidak Merugikan (Non-Maleficence)


Menolong pasien Emergency.
Kondisi untuk menggambarkan kriteria :

Pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat) atau

beresiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat).


Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan

tersebut.
Tindakan kedokteran tersebut terbukti efektif.
Manfaat bagi pasien lebih banyak dari pada kerugian

dokter (hanya mengalami resiko minimal).


Mengobati pasien yang luka.
Tidak membunuh pasien.
Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien.
Tidak memandang pasien sebagai objek.
Mengobati secara tidak proporsional.
Tidak mencegah pasien dari bahaya.
Menghindari misreperesentasi dari pasien.
Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian.
Tidak memberikan semangat hidup.
Tidak melindungi pasien dari serangan.

Ada

Tidak Ada

V
V

V
V
V
V
V
V
V
V
V

13

Tidak melakukan white collar crime dalam bidang


kesehatan/kerumah
pasien/keluarganya.

sakitan

yang

merugikan

pihak

Anda mungkin juga menyukai