Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH PROFESIONALISME KEBIDANAN

ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Dosen pengampu: Betty Mangkuji, SST, M.Keb

Disusun oleh

Kelompok 11

Devita Natalia sihombing P07524419014


Nurjannah batu bara P07524419028
Amelia kartika P07524419046
Parida P07524419075
Aina Sabrina Putri Harahap P07524419091
Efplin Tresia Manik P07524419100
Shofia Az-Zahra P07524419111
Putri Regina Andalia Br.Sinuhaji P07524419108

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

MEDAN

TA. 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan tugas makalah dari mata kuliah Profesionalisme Kebidanan
dengan judul “ Etik Biomedis dan Aplikasinya dalam Praktik Kebidanan”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mambantu dalam pengusunan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan 2022

Penulis .

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................1

Daftar Isi..............................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Etik Biomedis............................................................................................6


B. Tujuan Etik Biomedis..............................................................................................6
C. Hak-Hak Serta Kewajiban Pasien dan Bidan...........................................................7
D. Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan......................................10
E. Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan...............................................11
F. Masalah Yang Timbul Dalam Bioetika Termasuk Pada
Praktik Kebidanan..................................................................................................12

G. Aplikasi Etik Dalam Praktik Kebidanan..................................................................18

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................37
B. Saran......................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................38

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar
seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah
satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas
inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan,
terutama mengenai hak hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit
yang mereka derita.

Seorang tenaga kesehatan yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar
bisa mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya. Penerapan kaidah bioetik
merupakan sebuah keharusan bagi seorang tenaga kesehatan yang berkecimpung didalam
dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar dan standar, tentang
bagaimana seorang tenaga kesehatan harus bersikap atau bertindak terhadap suatu
persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.

Kebidanan sendiri merupakan salah satu profesi tertua didunia yang lahir sejak
adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai perempuan terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu-ibu yang melahirkan.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan.

Kode etik adalah daftar kewajiban yang harus ditaati dan dbuat oleh profesi tertentu
itu serta mengikat semua anggotanya. Kode etik sebenarnya bukan suatu hal yang baru.
Sudah lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh
seluruh kelompok. zaman kita diwarnai suasana etis yang khusus, salah satu buktinya
adalah peranan dan dampak kode etik ini.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu etik biomedis?
2. Apa tujuan dari etik biomedis?
3. Apa saja hak-hak dan kewajiban pasien dan bidan?
4. Bagaimana Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan?
5. Apa Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan?
6. Apa masalah-masalah yang timbul dalam bioetika termasuk pada praktik
kebidanan?

C. Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Profesionalisme kebidanan.

2. Mengetahui pengertian etik biomedis.

3. Mengetahui tujuan dari etik biomedis.

4. Mengetahui apa saja hak-hak dan kewajiban pasien dan bidan

5. Mengetahui bagaimana Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan

6. Mengetahui Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan

7. Mengetahui masalah-masalah apa saja yang timbul dalam bioetika termasuk


pada praktik kebidanan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Etik Biomedis

Sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan Bioetika atau yang disebut juga
dengan Etika Biomedis.

Bioetika berasal dari kata Bios yang berati kehidupan dan Ethos yang berarti norma-
norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah
yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala
mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial,
agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang
medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan
rekayasa genetik, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam
lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional,
lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar
pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang


ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan
masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan
timbulnya masalah pada masa yang akan datang.

Etika biomedis dalam arti ini dedifinisikan oleh International Association of Bioethics
adalah studi tentang isu-isu etis, sosial, hukum, dan isu-isu lain yang timbul dalam
pelayanan kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.

Pengertian etika biomedis juga masih perlu dipilah lagi dalam isu-isu etika medis
tradisional yang sudah dikenal sejak ribuan tahun dan lebih banyak menyakut hubungan
individual dalam interaksi terapeutik antara dokter dan pasien. Kemungkinan adanya
masalah etika medis, demikianlah yang dalam pelayanan di rumah sakit sekarang cepat
oleh masyarakat (media massa) dituding sebagai malpraktek.

B. Tujuan Etik Biomedis

6
Dalam 15 tahun terakhir bioetika cenderung mengarah pada isu-isu tentang nilai-nilai
dan etika yg timbul karena ilmu dan teknologi serta biomedis. Misal dalam bidang medis
bioetika mengarah pada hal-hal yang boleh dilakukan atau tidak, seperti: Transplantasi
organ tubuh, Kloning, Aborsi, Bayi tabung, Euthanasia, Kontrasepsi, penelitian biomedis,
dll. Tujuan dari bioetika ini sendiri adalah:

a. Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi


modern.
b. Pembelajaran bioetika diarahkan untuk mencegah dampak negatif yang
muncul dari teknologi.
c. Pembelajaran bioetika menunjukkan pada mahasiswa untuk menjadi ilmuwan
yang memiliki tanggung jawab sosial.
d. Pembelajaran bioetika dibutuhkan karena menekankan pada pengembangan
berpikir kritis untuk menentukan sisi baik dan buruk atau dimensi etis dari
biologi modern dan teknologi yang terkait dengan kehidupan.
e. Pembelajaran bioetika dapat melatih mahasiswa menjadi ilmuwan biologi
yang dapat mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan
sebagaimana pengembangan pola berpikir yang dikemukakan Rasulullah
SAW yaitu pola berpikir menggunakan akal.

C. Hak-Hak Serta Kewajiban Pasien dan Bidan


1. Hak Pasien
a. pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi

7
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
kritis dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
j. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tsb
k. Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi
m. Pasien berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
o. Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di
RS.
r. Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal
praktek.
t. Hak untuk menentukan diri sendiri.
u. Pasien berhak melihat rekam medik.
2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat
yang merawatnya.,
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan RS.
d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.
3. Hak Bidan

8
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan dan kode etik profesi
d. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baik
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
4. Kewajiban Bidan
a. Bidan wajib mematuhi kewajiban RS.
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
profesi dengan menghorati hak pasien.
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh
suami/keluarga.
e. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinannya.
f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien.
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.
i. Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
j. Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan formal atau non formal.
k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan
kebidanan.
9
D. Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan


teramasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.keadilan dalam pelayanan dimulai
dari: pemenuhan kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan kebidanan untuk
meningkatkan pelayanan kebidanan dan keterjangkauan tempat pelayanan. Pelayanan
kebidanan meliputi aspek biopsikososial spiritual dan kultural. Pasien memerlukan bidan
yang mempunyai karakter semangat melayani, simpati,empati,ikhlas,memberi kepuasan.

Dimensi kepuasan pasien meliputi 2 hal :

1. Kepuasan mengacu penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi


2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kebidanan Pelaksanaan etika dalam pelayanan kebidanan, mencakup :

1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi


Pemilihan alat kontrsepsi merupakan hak klien dan suami untuk merencanakan
pengaturan kelahiran mereka
Tujuan konseling kontrasepsi adalah:
a. Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya dan
keluarga
b. Calon akseptor mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan
menggunakan KB dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi

Bidan sebagai konselor harus memiliki kepribadian sbb:

a. Minat untuk menolong orang lain


b. Mampu untuk empati
c. Menjadi pendengar yang aktif dan baik
d. Mempunyai pengamatan yang tajam
e. Terbuka terhadap pendapat orang lain
f. Mampu mengenali hambatan psikologis sosial dan

budaya Langkah-langkah pelaksanaan konseling meliputi :

10
a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya
b. Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor
c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi
Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi,bidan
menyiapkan informed consent secara tertulis.
2. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut kode etik bidan internasional adalah bahwa bidan seharusnya
meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman
pelayanan kebidanan dan dari riset kebidanan. Bidan wajib mendukung penelitian
yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap
untukmengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan berdasarkan
hasil penelitian. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk :
a. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan.
b. Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri

Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia


harus memenuhi ketentuan :
a. Bermanfaat bagi umat manusia
b. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang
cukup dari dukungan kepustakaan ilmiah.
c. Tidak membahayakan objek
d. Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu
e. Harus selalu dibandingkan rasio untung , rugi resiko.

E. Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan


 Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
 Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan
yg merugikan/membahayakan orang lain
 Menjaga privacy setiap individu
 Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan
porsinya

11
 Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan
apa alasannya
 Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah
 Menghasilkan tindakan yg benar
 Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
 Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik,
buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
 Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
 Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
 Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
 Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun
tata cara di dalam organisasi profesi
 Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya
yg biasa disebut kode etik profesi.

F. Masalah Yang Timbul Dalam Bioetika Termasuk Pada Praktik Kebidanan

Kaidah kaidah bioetik merupakan sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter atau
tenaga kesehatan lain. Seorang tenaga kesehatan wajib mengamalkan prinsip prinsip yang
ada dalam kaidah tersebut, tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu
prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip
yang lain. Kondisi seperti ini disebut Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan
mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran dan
medis lain di Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga
disebut kaidah dasar etik biomedis, yaitu: Beneficence, Non - Maleficence, Justice dan
Autonomi.

1. Beneficence
Dalam arti bahwa seorang tenaga kesehatan berbuat baik, menghormati
martabat manusia, tenaga kesehatan tersebut harus berusaha maksimal agar
pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan
poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran tenaga
kesehatan untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien
12
mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang
buruk. Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;
a. Mengutamakan Alturisme
b. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
c. Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang tenaga kesehatan
d. Tidak ada pembatasan “goal based”
e. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan suatu keburukannya
f. Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang
g. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
h. Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
i. Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti
yang orang lain inginkan
j. Memberi suatu resep berkhasiat namun murah
k. Mengembangkan profesi secara terus menerus
l. Minimalisasi akibat buruk
2. Non-maleficent
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang tenaga kesehatan
tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan
yang paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya.
Pernyataan kunoFist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence
mempunyai ciri-ciri:
a. Menolong pasien emergensi
b. Mengobati pasien yang luka
c. Tidak membunuh pasien
d. Tidak memandang pasien sebagai objek
e. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
f. Melindungi pasien dari serangan
g. Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian tenaga kesehatan
h. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
i. Menghindari misrepresentasi
j. Memberikan semangat hidup
13
k. Tidak melakukan white collar crime
3. Autonomi
Dalam kaidah ini, seorang tenaga kesehatan wajib menghormati martabat
dan hak manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang
mempunyai hak menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk
berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud
menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi
dirinya sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut:
Menghargai hak menentukan nasib sendiri
a. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
b. Berterus terang menghargai privasi
c. Menjaga rahasia pasien
d. Menghargai rasionalitas pasien
e. Melaksanakan Informed Consent
f. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
g. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
h. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan,
termasuk keluarga pasien sendiri
i. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
j. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien
k. Mejaga hubungan atau kontrak
4. Justice
Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang tenaga kesehatan
wajib memberikan perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan
kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik,
agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan
kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan tenaga kesehatan
terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :
a. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
b. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
c. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
d. Menghargai hak sehat pasien
14
e. Menghargai hak hukum pasien
f. Menghargai hak orang lain
g. Menjaga kelompok rentan
h. Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social,
dan sebagainya
i. Tidak melakukan penyalahgunaan
j. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
k. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
l. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil
m. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
n. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat
o. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan
kesehatan
p. Bijak dalam makroalokasi

Selain 4 kaidah dasar etik biomedis diatas, terdapat juga kaidah atau prinsip Utama
Bioetika antara lain:

a. Respek terhadap hidup dan kehidupan (bioetika sangat menghargai kehidupan yg


menganggap bahwa kehidupan bukan sekedar reaksikimia fisika biasa)
b. Perlunya keseimbangan antara risiko dan manfaat (keputusan yg diambil hrs
mempertimbangkan keuntungan/manfaat dan segi kerugian/resikonya)
c. Adanya suatu kesepakatan bahwa etika tidak sesederhana alamiah (Problem etika
tidak mudah utk mendapat penyelesaian, krn keputusan etika yg diambil
dipengaruhi antara lain: ideologi, kepentingan, polapikir dan tujuan)

Issu Etik Dalam Pelayanan Kebidanan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang
berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:

a. Persetujuan dalam proses melahirkan.


b. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
c. Kegagalan dalam proses persalinan.
d. Pelaksanan USG dalam kehamilan.

15
e. Konsep normal pelayanan kebidanan
f. Bidan dan pendidikan seks.
g. Agama / kepercayaan.
h. Hubungan dengan pasien.
i. Hubungan dokter dengan bidan.
j. Kebenaran.
k. Pengambilan keputusan.
l. Pengambilan data.
m. Kematian.
n. Kerahasiaan.
o. Aborsi.
p. AIDS.
q. In Vitro fertilization

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:

1. Perawatan intensif pada bayi.


2. Skreening bayi.
3. Transplantasi organ.
4. Teknik reproduksi dan kebidanan

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:

1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.


2. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
3. Etik dalam penelitian kebidanan.
4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif

Contoh Masalah Bioetika pada Kontrasepsi:

Kontrasepsi adalah : sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma.

16
Ny. S datang ke BPM Mutiara menggunakan mobil mewah, dia ingin menggunakan
alat kontrasepsi jangka panjang. Tanpa menjelaskan terlebih dahulu, bidan T langsung
menyarankan Ny. S untuk menggunakan AKDR dengan merk tertentu (yg mahal).

Apakah bidan tersebut menggunakan prinsip Bioetika?

 Aspek Etika Metode Kontrasepsi:


1. Cara alamiah
Misal sanggama terputus : sebagian pemuka cara ini menjadi alternatif yang
secara moral dapat diterima, namun bagi pasutri nampak sebagai pembatasan
yang menyulitkan, sehingga tingkat keberhasilannya rendah, karena jarang orang
mau mengorbankan kesenangan seksualnya untuk lebih berfikir rasional
mengenai kesejahteraan keluarga.
2. Alat-alat Kontrasepsi (Kondom, Pil, Suntik, Implan, IUD, MOW/MOP )
Alat kontrasepsi ini selalu dianggap sebagai juru selamat bagi mereka yang tidak
menginginkan kehamilan dan mengurangi risiko aborsi jika terjadi kehamilan
diluar rencana.
Dampak yang kurang menyenangkan alat kontrasepsi: Menyumbang
terjadinya Penyimpangan moral : seks bebas, seks diluar nikah, perselingkuhan.
Apalagi bisa akses memperoleh alat kontrasepsi dipermudah misalnya ATM
kondom, Pil KB dijual tanpa resep dll.
Kontrasepsi juga berdampak kekerasan dan diskriminasi gender,
mengingat karena peserta KB sebagian besar wanita (Alat kontrasepsi pria
terbatas hanya kondom dan vasektomi) Vasektomi berdampak pada faktor budaya
yang merendahkan pria karena dipersamakan dengan kebirian, sdgkan kondom
dirasa membuat pria kurang nyaman. Shg ada justifikasi yg wajib menggunakan
kontrasepsi adalah wanita, pdhal dlm hak azasi manusia wanita, pria mempunyai
hak yang sama.
Dampak yang lain adalah ketika program KB diharuskan pada kalangan
tertentu, misal ABRI dan PNS.

Pembatasan kelahiran jika bukan karena pertimbangan kesehatan adalah yang secara
etika tidaklah benar. Pengaturan kelahiran memang penting tetapi tidak perlu secara
ekstrem menjadi program yang dipaksakan. Pengaturan harus karena pertimbangan

17
kesehatan, bukan karena kesejahteraan yang bersifat ekonomi, sehingga program KB
dilakukan atas kesadaran.

 Aspek Hukum Keluarga Berencana

Dari sudut pandang hak-hak pasien segala cara kontrasepsi yang ditawarkan harus
mendapat persetujuan dari pasutri setelah memperoleh penjelasan (informed consent).

Dalam UU No 52 Tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan


pembangunan Keluarga, terdapat butir-butir tentang penyelenggaraan Keluarga
Berencana dari segi hak pasutri dan etik.

Pasal 24

Ayat 1 : Penyelenggaraan kontrasepsi diselenggarakan dengan cara yang berdaya guna


dan berhasil guna serta diterima dan dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh
pasangan suami isteri sesuai dengan pilihan dan pempertimbangkan kondisi kesehatan
suami isteri

Ayat 2 : Pelayanan kontrasepsi secara paksa kepada siapapun dan dalam bentuk apapun
bertentangan dengan hak asasi manusia dan pelakunya akan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tenaga kesehatan yang melaksanakan kewenangan nya harus berlandaskan


standar profesi kesehatan yg berlaku, sehingga tenaga kesehatan tersebut memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan kewenangannya tersebut

Aplikasi Etik Dalam Praktik Kebidanan

2.1.1 Aplikasi etik dalam ANC

Filosofi asuhan Antenatal Care

Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang

akan mewarnai asuhan itu.

18
1. Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan

yang terjadi pada wanita selama kehamilannormal adalah bersifat

fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan

pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus

memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari

tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti

manfaatnya.

2. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan

(continuity of care). Sangat penting bagi wanita untuk

mendapatkan pelayanan dari seorang professional yang sama atau

dari satu team kecil tenaga professional, sebab dengan begitu maka

perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan

baik selain juga mereka menjadi lebih percaya dan terbuka karena

merasa sudah mengenal si pemberi asuhan.

3. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta

keluarga (family centered). Wanita (ibu) menjadi pusat asuhan

19
kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus

berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan

kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya

melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu

sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral /

tak terpisah dari ibu hamil. Sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu

hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh

ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga.

Selain itu, kelurga juga merupakan unit social yang terdekat dan

dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya. Dalam

hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan

bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai

penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu

mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan

dimana ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.

Tujuan ANC adalah :

1) Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan social ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

20
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal

dan memberikan ASI eksklusif.

6) Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

Aplikasi etika dalam pelayanan ANC. Ruang lingkup asuhan kehamilan

meliputi :

a) Konsepsi : bersatunya ovum dan sperma yang didahului oleh

ovulasi dan inseminasi.

b) Ovulasi : runtuhnya ovum dari folikel dalam ovarium bila ovum

gagal bertemu dalam waktu 2x24 jam, mati atau hancur.

c) Inseminasi : keluarnya sperma dari uretra pria ke dalam vagina

wanita. Sperma bergerak melalui uterus lalu ke tuba fallopi dengan

kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma adalah ekor dengan

panjang rata-rata 10x bagian kepala.

d) Asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam

rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan

mencegah adanya kkkooomplikasi kehamilan.

Standart asuhan kehamilan. Kebijakan program untuk standar asuhan

kehamilan merupakan anjuran dari who, yaitu :

a) TM I : 1x kunjungan

b) TM II : 1x kunjungan

21
c) TM III : 2x kunjungan

Standart minimal asuhan ANC “ 7 T

a) Timbang BB

b) Tinggi fundus uteri

c) Tekanan darah

d) Tetanus toxoid

e) Tablet Fe

f) Tes PMS

g) Temu wicara

Pelayanan atau asuhan antenatal care ini hanya dapat diberikan

oleh tenaga kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh

dukun bayi. Sebagai professional bidan, dalam melaksanankan

prakteknya harus sesuai dengan standart pelayanan kebidanan yang

berlaku. Standart mencerminkan norma, pengetahuan dan tingkat

kinerja yang telah disepakati oleh profesi. Penerapan standart

pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat karena penilaian

terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan atas dasar

yang jelas. Kelalaian dalam praktek terjadi bil pelayanan yang

diberikan tidak memenuhi standart dan terbukti membahayakan.

Prinsip pokok dalam asuhan kehamilan .

Prinsip-prinsip pokok asuhan antenatal konsisten dengan dan didukung

oleh prinsip-prinsip asuhan kebidanan. 5 prinsip utama asuhan kebidanan

adalah :

22
1. Kehamilan adalah proses yang normal

Kehamilan dan kelahiran biasanya merupakan proses yang normal,

alami dan sehat. Sebagai bidan, kita membantu dan melindungi

proses kelahiran tersebut. Sebagai bidan kita percaya bahwa model

asuhan kebidanan yang membantu dan melindungi proses kelahiran

normal, adalah yang paling sesuai untuk kebanyakan ibu selama

kehamilan dan kelahiran.

2. Otonomi

Ibu dan keluarga memerlukan informasi sehingga mereka dapat

membuat suatu keputusan. Kita harus tahu dan menjelaskan

informasi yang akurat tentang resiko dan keuntungan semua

prosedur, obat-obatan dan tes. Kita juga harus membantu ibu dalam

membuat suatu pilihan tentang yang terbaik untuk diri dan bayinya

berdasarkan nilai dan kepercayaannya(termasuk kepercayaan-

kepercayaan budaya dan agama).

3. Jangan membahayakan

Intervensi haruslah tidak dilaksanakan secara rutin kecuali terdapat

indikasi-indikasi yang spesifik. Pengobatan pada kehamilan,

kelahiran atau periodepasca persalinan dengan tes-tes “rutin” , obat

atau prosedur dapat membahayakan bagi ibu dan bayinya. Bidan

yang terampil harus tahu kapan harus melakukan sesuatu. Asuhan

selama kehamilan, kelahiran dan pasca persalinan, seperti halnya

juga penanganan komplikasi hrus dilakukan berdasarkan suatu

bukti.

23
4. Tanggung jawab

Bidan harus bertanggung jawab terhadap asuhan yang ia berikan.

Praktek asuhan maternitas harus dilakukan berdasarkan kebutuhan

ibu dan bayinya, bukan atas kebutuhan penolong persalinan.

Asuhan yang berkualitas tinggi, berfokus pada klien dan saying ibu

berdasarkan bukti ilmiah sekarang ini adalah tanggung jawab

semua bidan.

2.1.2 Aplikasi etik dalam INC

Aplikasi etika dalam pelayanan intranatal dapat dilukiskan melalui prinsip-

prinsip etika antara lain :

1. Menghargai otonomi.

2. Melakukan tindakan yang benar (beneficience).

3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan (nonmaleficience).

4. Memberlakukan manusia dengan adil (justice).

5. Menjelaskan dengan benar.

6. Menepati janji yang telah disepakati.

7. Menjaga kerahasiaan (nonmaleficience dan maleficience.

Prinsip-prinsip tersebut merupakan prinsip utama untuk tindakan

professional dan untuk menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan

sebagai berikut :

1. Otonomi

Otonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu autos (self atau diri

sendiri) dan nomos yang artinya aturan (rule). Dengan demikian

otonomi mengandung arti mengatur diri sendiri yaitu bebas dari

24
control pihak lain dan dari perbatasan pribadi. Bidan harus

menghormati otonoi pasien oleh karena itu kita mengenal yang

namanya informed consent.

Persetujuan penting dari sudeut pandang bidan, karena itu

berkaitan dengan aspek hkum yang memberikan otoritas untuk

semua prosedur yang dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan

(choice) lebih penting dari sudut pandang wanita (pasien) sebagai

konsumen penerima jasa asuhan kebidanan. Tujuannya adalah

untuk mendorong wanita memilih asuhannya. Peran bidan tidak

hanya membuat asuhan dalam manajemen asuhan kebidanan tetapi

juga menjamin bahwa hak wanita untuk memilih asuhan dan

keinginannya terpenuhi. Hal ini sejalan dengan kode etik

internasional bidan yang dinyatakan oleh ICM 1993, bahwa bidan

harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan

dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab untuk

hasil dari pilihannya.

2. Beneficience dan maleficience

Beneficience berarti berbuat baik, ini adalah prinsip yang

mengharuskan bidan untuk bertindak dengan menguntungkan

pasien. Nonmaleficience berarti tidak merugikan pasien. Jika bidan

tidak bias berbuat baik kepada pasien atau melakukan tindakan

kepada pasien, paling tidak bidan tidak merugikan pasien.

Beneficience dan nonmaleficience merupakan keharusan untuk

meningkatkan kesehatan klien dan tidak merugikannya. Hal ini

25
sering bertentangan dengan otonomi. Sebagai contoh. Seorang

klien melahirkan bayinya namun mengalami robekan jalan lahir.

Oleh karena itu, perlu dilakukan inspeksi khusus pada vulva,

vagina dan serviks dengan menggunakan speculum. Untuk

tindakan selanjutnya semua sumber perdarahan harus di klem,,

diikat, dan luka ditutup dengan penjahitan sampai perdarahan

berhenti. Teknik penjahitan memerlukan rekan, anestesi local dan

penerangan yang cukup. Namun klien tidak ingin jika rekan bidan

tersebutikut membantu, pertimbangan bidan yaitu perdarahan akan

lebih parah jika tetap dibiarkan. Teman sejawat ataupun asisten

bidan tentu dibutuhkan karena akan sulit jika melakukannya

sendiri.

Dalam hal ini bidan harus pandai membaca keadaan spiritual,

psikologis klien, menenangkan klien, meminta bantuan keluarga

(misalnya suami) untuk meyakinkan klien, dan memberi penjelasan

kepada klien dan keluarga akan tindakan yang akan dilakukan serta

akibat buruk yang terjadi jika klien tetap mempertahankan egonya.

Bidan harus menolak otonomi pasien demi mewujudkan

beneficience dan nonmaleficience.

3. Justice

Justice atau keadilan merupakan prinsip yang sangat penting.

Penting bagi bidan untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Bidan memberikan pelayanan dengan kualitas yang baik pada

semua klien tanpa membedakannya.

26
4. Menjaga kerahasiaan klien

Berdasarkan kode etik kebidanan salah satu kewajiban bidan

terhadap tugasnya adalah menjamin kerahasiaan keterangan yang

didapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh

pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

Etika bidan dalam pelayanan INC

1) Langkah pengambilan keputusan klinik

Pada saat klien dating pada bidan, maka yang pertama kali

dilakukan oleh bidan adalah melakukan pendekatan komunikasi

terapeutik dengan ucapan salam, bersikap sopan, terbuka, dan siap

melayani. Setelah terbina hubugan saling percaya, barulah bidan

melakukan pengumpulan data (anamnesis) baik data subjektif dan

data objektif. Data yang dikumpulkan harus memenuhi kriteria :

a) Data harus akurat. Data yang didapatkan dari pasien adalah

sesuai kenyataan atau data sebenarnya, sehingga pada saat

pengambilan keputusan klinik dapat tepat dan efektif.

b) Kemampuan analisis. Bidan harus memiliki kemampuan

analisis yang tinggi mengenai masalah, data subjektif dan

data objektif serta sangat dibutuhkan dalam pengambilan

keputusan klinis.

c) Pengetahuan esensial. Pengetahuan esensial seorang bidan

adalah semua pengetahuan yang berkaitan dan mendukung

pelayanan bidan. Pengetahuan ini dapat berasal dari

pendidikan formal, nonformal dan dari membaca. Semakin

27
banyak atau tinggi pengetahuan bidan tentang pelayanan

kebidanan, maka peluang untuk mengambil keputusan yang

tepat dalam pelayanan akan makin besar.

d) Pengalaman yang relevan. Bidan sebaiknya memiliki

pengalaman yang cukup dan relevan dengan bidang ilmu

yang ditekuninya, sehingga tidak memiliki keraguaan saat

harus mengambil keputusan.

2) Hak-hak klien pada asuhan saying ibu dan bayi pada persalinan

a) Memberi pelayanan kepada ibu dengan ramah dan penuh

perhatian.

b) Memberikan semangat dan dukungan kepada ibu.

c) Meminta keluarga mendampingi ibu selama proses

persalinan.

d) Memberi kesempatan bagi ibu untuk memilih posisi

mengejan yang diinginkan.

e) Memberi asypan nutrisi yang cukup bagi ibu, seperti makan

dan minum di setiap proses persalinan.

f) Melakukan rawat gabung ibu dan bayinya. Memantau

kondisi ibu dan janin setelah melahirkan.

g) Memberikan asupan utrisi setelah melahirkan.

3) Pencatatan (dokumentasi)

Pada setiap layanan atau asuhan, harus memperhatikan pencatatan

atau dokumentasi .manfaat dokumentasi sebagai berikut :

28
a) Aspek legal atau landasan hokum bagi bidan dalam

pelayanannya.

b) Aspek manajemen, dokumentasi dapat mengidentifikasi

mutu pelayanan seorang bidan dan juga untuk mengatur

kebutuhan saran yang perlu dipersiapkan seorang bidan saat

praktik.

c) Aspek pembelajaran, dokumentasi merupakan asset yang

sangat berharga bagi bidan dalam pelayanannya karena data

sebelumnya yang sudah didokumentasikan dapat dipakai

sebagai referensi atau acuan saat menghadapi masalah atau

kasus yang mungkin sama dan pernah dihadapi.

4) Penilaian klinik

a) Kala I

i. Pengkajian awal. Apabila seorang ibu hendak

melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk

menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya,

apakah kondisi ibu dan bayi normal.

ii. Pemantauan. Selama persalinan berlangsung perlu

pemantauan kondisi kesehatan ibu maupun bayinya.

Hasil pemantauan dicatat dalam partograf.

iii. Penanganan

a. Mengahdirkan orang yang dianggap paling penting

oleh ibu seperti suami, keluarga pasien atau teman

dekat.

29
b. Mengatur aktivitas sesuai dengan

kesanggupan dan posisi ibu.

c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada

his.

d. Menjaga privasi ibu.

e. Penjelasan tentang kemajuan persalinan.

f. Menjaga kebersihan diri.

g. Mengatasi rasa panas.

h. Massase.

i. Pemberian cukup minum.

j. Sentuhan.

iv. Rujukan. Diharapkan dirujuk ke fasilitas kesehatan

terdekat yang memiliki kemampuan menangani

kegawatdaruratan obstetric dengan melibatkan

keluarga dalam pengambilan keputusan yang cepat

dan tepat.

b) Kala II

 Pemantauan. Pemantauan dicatat pada partograf dan

dilakukan pada :

1. Kemajuan persalinan tenaga atau usaha

mengedan dan kontraksi uterus ibu.

2. Kondisi janin, periksa DJJ setiap 15 menit,

penurunan presentasi dan posisi serta warna

cairan yang keluar dari jalan lahir.

30
3. Kondisi ibu, periksa TTV dan respons

keseluruhan pada kala II.

 Diagnosis

1. Persalinan kala II ditegakkan dengan

melakukan pemeriksaan untuk memastikan

pembukaan lengkap.

2. Bila kala II berjalan baik maka ada

kemajuan penurunan kepala bayi.

3. Bila tidak diperlukan kondisi

kegawatdaruratan maka segera persiapkan

rujukan.

 Penanganan

1. Memberikan dukungan terus menerus

kepada ibu.

2. Menjaga kebersihan diri.

3. Mengipasi dan masase.

4. Memberikan dukungan mental.

5. ,engatur posisi ibu.

6. Menjaga kandung kemih kosong.

7. Memberikan cukup minum.

8. Bernapas selama persalinan.

c) Kala III

 Pengkajian awal/segera

31
1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada

bayi yang kedua.

2. Menilai apakah bayi lahir dalam keadaan stabil.

 Diagnosis

1. Kehamilan dengan janin normal tunggal.

2. Bayi normal.

3. Beyi dengan penulit segera lakukan rujukan.

 Penanganan manajemen aktif kala III

1. Jepit dan gunting tali pusat.

2. Memberikan oksitosin segera secara IM 10 UI

3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali.

4. Melakukan masase fundus uteri.

d) Kala IV

 Pemantauan. Melakukan pemeriksaan

1. Fundus kontraksi atau tidak, berada dibawah

umbilicus.

2. Kelengkapan plasenta.

3. Selaput ketuban.

4. Memperkirakan pengeluaran darah.

5. Lokhea.

6. Kandung kemih.

7. Kondisi ibu.

8. Kondisi bayi baru lahir.

 Diagnosis

32
1. Involusi normal.

2. Kala IV dengan penyulit segera rujuk.

 Penanganan

1. Ikat tali pusat.

2. Pemeriksaan fundus dan masase uterus.

3. Nutrisis dan dehidrasi.

4. Bersihkan ibu.

5. Istirahat.

6. Memulai menyusui.

7. Menolong ibu ke kamar mandi.

8. Mengajari ibu dan anggota keluarga memeriksa

fundus, masase uterus dan tanda-tanda bahaya

bagi ibu dan bayi.

2.1.3 Aplikasi etik dalam PNC

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta

sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003).

Tujuan PNC. Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi

pada ibu maupun bayinya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi serta perawatan

bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan KB.

33
Kunjungan PNC, terdiri dari :

1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan, tujuannya :

a. Mencegah perdarahan nifas karena atonia uteri.

b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk

bila perdarahan berlanjut.

c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri.

d. Pemberian ASI awal.

e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan, tujuannya :

a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus.

b. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan

abnormal.

c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan

istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda-

tanda penyakit.

e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi,

tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-

hari.

34
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan, tujuannya : sama dengan

kunjungan II

4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan, tujuannya :

a. Menanyakan ibu tentang penyakit-penyakit yang dialami.

b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).

Kode etik masa nifas

1. Kebijakan program nasional masa nifas, dengan tujuan untuk :

a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan

adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.

c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada

masa nifas.

d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan

menggangu kesehatan ibu ifas maupun bayinya.

2. Undang-undang yang mengatur kode etik bidan dalam asuhan nifas

Pasal 10 ayat 1 menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan ibu antara

lain pada masa nifas. Pada ayat 2 menjelaskan bahwa bidan

memberikan pelayanan ibu nifas normal. Ayat 3 e menjelaskan bahwa

bidan berwenang memberikan vitamin A dosis tinggi pada masa nifas.

Dengan adanya undang-undang diatas diharapkan bidan bidan dapat

melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dan

sesuai etika kebidanan dan dapat memberikan pelayanan sesuai

kebutuhan ibu.

35
2.1.4 Aplikasi etik dalam BBL

Tujuan bidan memberikan asuhan (kunjungan) pada BBL dan neonates

1. Mengidentifikasi gejala penyakit.

2. Menawarkan tindakan skrining metabolis.

3. Memberikan KIE kepada orang tua.

4. Hendaknya di poliklinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agarbayi

terlindung dari anak-anak yang sakit.

5. Intuisi pelayanan kesehatan harus mengusakana orang tua bisa ikut ke

ruangan periksa pada saat anak menjalani pemeriksaan.

2.1.5 Aplikasi etik dalam KB

Penerapan etika dalam pelayanan KB

1. Konseling

2. Inform choice dan informed concent dalam pelayanan KB

3. Pencegahan infeksi

4. Penjelasan atau penerangan yang diberikan saat pemasangan alatkontrasepsi

5. Pelaksanaan tindakan sesuai SOP

6. Menjaga kerahasiaan dan privasi klien

7. System pencatatan dan pelaporan pelayanan KB

36
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknologi telah berkembang yang memunculkan berbagai problem etika. Institusi-institusi


telah membahas masalah bioetika seperti transpalasi organ tubuh, pembuahan in vitro, jantung
buatan, abortus, penguasaan kelahiran, alokasi sumber daya, rekayasa genetik, pengubahan
perilaku, dan problem-problem yang berkaitan dengan kematian. Karena bioetika menyelidiki
dimensi etis dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi, sejauh diterapkan
pada kehidupan, maka mau tidak mau cakupannya luas sekali.

Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut dapat diterapkan dalam menghadapi pasien, sehingga
terciptanya situasi yang,baik bagi hubungan pasien dan bidan dalam pelayanan kesehatan demi
kesembuhan pasien.

B. Saran

Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus berpedoman pada kaidah-kaidah etik
biomedis serta memperhatikan hak-hak pasien juga. Agar terciptanya pelayanan yang berkualitas
dan terhindar dari isu-isu yang tidak benar.

37
DAFTAR PUSTAKA

Bertens,K. (1990). Prospek Perkembangan Bioetika di Indonesia. Jakarta:Makalah Kongres


Persi.

https://fendygoo.blogspot.com/2015/01/makalah-bioetika-atau-biomedis.html?m=1

http://yasintaevi.blogspot.com/2014/06/permasalahan-etika-dalam-praktik.html?m=1

Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Jones, S. 2000. Ethics ang Midwifery. New York : Molbes.

Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia Press.
Jogjakarta.

38

Anda mungkin juga menyukai