Anda di halaman 1dari 22

MODUL PRAKTEK

PROFESIONAL BIDAN
ETIK BIOMEDIS DAN APLIKASINYA
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Dosen Pengampu : Betty Mangkuji,SST,M.Keb

DISUSUN OLEH:
Kelompok 10

Devita Natalia Sihombing (P07524419013)


Nur Jannah Batu Bara (P07524419028)

KELAS : D-IV/3A KEBIDANAN

K
A
T
Puji syukur dan terimakasih
POLTEKKES A kepada TuhanRIYang
penulis panjatkan
KEMENKES Maha Esa atas
MEDAN
terselesaikannya modul JURUSAN
ini.Ucapan terimakasih takP lupa
KEBIDANAN
penulis sampaikan kepada semua
1 T.A E:2021/2022
N
G
pihak maupun elemen yang mendukung baik dari moril maupun materi isi modul sehingga
modul ini dapat terselesaikan.

Adapun judul modul ini yaitu “Etik Biomedis dan Aplikasinya Dalam Praktik
Kebidanan”
. Penulis sangat berharap semoga dengan adanya modul ini penulis dapat memberikan sedikit
gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kita miliki.Penulis juga berusaha menyajikan
dengan bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti.

Walaupun demikian penulis sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan
kekhilafan. Untuk itu bila ada kutipan ataupun saduran yang salah, kritik dan saran untuk
penyempurnaan modul ini sangat kami harapkan. Akhirnya penulis mengucapkan banyak
terimakasih, dan semoga modul ini memberi manfaat dan menambah pengetahuan.

Medan, Januari 2022

Penulis

D
A
F
T
A
Cover………………………………………………………………………..i
R
Kata Pengantar ..................................................................................1
IS
2 I
Daftar Isi..............................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................4
C. Tujuan Penulisan......................................................................4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


1. Definisi Etik Biomedis................................................................5
2. Tujuan Etik Biomedis.................................................................6
3. Hak-Hak Serta Kewajiban Pasien dan Bidan.............................7
4. Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan.........9
5. Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan.....................12
6. Masalah Yang Timbul Dalam Bioetika Termasuk Pada
Praktik Kebidanan.......................................................................12

BAB III : PENUTUP


1) Kesimpulan...................................................................................21
2) Saran............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….22

BAB
I
PEN
DAH
ULU
L
AN at
ar
B
el3
ak
an
g
Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar
seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah
satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas
inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama
mengenai hak hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka
derita.

Seorang tenaga kesehatan yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya. Penerapan kaidah bioetik
merupakan sebuah keharusan bagi seorang tenaga kesehatan yang berkecimpung didalam
dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar dan standar, tentang
bagaimana seorang tenaga kesehatan harus bersikap atau bertindak terhadap suatu persoalan
atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.

Kebidanan sendiri merupakan salah satu profesi tertua didunia yang lahir sejak adanya
peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai perempuan terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu-ibu yang melahirkan.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya, termasuk dalam
mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muncul dalam asuhan.

Kode etik adalah daftar kewajiban yang harus ditaati dan dbuat oleh profesi tertentu itu
serta mengikat semua anggotanya. Kode etik sebenarnya bukan suatu hal yang baru. Sudah
lama diusahakan untuk mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh
kelompok. zaman kita diwarnai suasana etis yang khusus, salah satu buktinya adalah peranan
dan dampak kode etik ini.

1) Rumusan Masalah
a) Apa itu etik biomedis?
b) Apa tujuan dari etik biomedis?
c) Apa saja hak-hak dan kewajiban pasien dan bidan?

4
d) Bagaimana Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan?
e) Apa Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan?
f) Apa masalah-masalah yang timbul dalam bioetika termasuk pada praktik kebidanan?

2) Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Profesionalisme kebidanan.

2. Mengetahui pengertian etik biomedis.

3. Mengetahui tujuan dari etik biomedis.

4. Mengetahui apa saja hak-hak dan kewajiban pasien dan bidan

5. Mengetahui bagaimana Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan

6. Mengetahui Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan

7. Mengetahui masalah-masalah apa saja yang timbul dalam bioetika termasuk pada
praktik kebidanan.

DESKRIPSI SINGKAT

5
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu memahami
tentang penjelasan apa itu Etik Biomedis dan Aplikasinya Dalam Praktik Kebidanan

RELE VANSI
RELEVANSI

Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah Praktek Profesional
Bidan.

TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari modul ini anda diharapkan dapat :

1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari Etik Biomedis.

2. Mahasiswa mampu memahami Konsep Dasar Bio-Etika Profesionalisme


Bidan.

3. Mahasiswa mampu memahami Peran Bio-Etika dan Profesionalisme Dalam


Dunia Kebidanan.

4. Mahasiswa mampu mengetahui Masalah yang timbul dalam Bioetika pada Praktik
Kebidanan

PETUNJUK BELAJAR

 PETUNJUK BELAJAR

6
1. Modul ini memiliki deskripsi singkat dan relevansi yang mengandung penjelas
singkat tentang isi modul dan buku yang berkaitan dengan modul ini .
2. Modul ini juga memiliki indikator dan tujuan umum khusus yang menjadi standart
pembelajaran dalam buku panduan atau modul ini .
3. Modul ini berisikan tentang Kasus Asfiksia.
4. Modul ini juga berisikan latihan dan tes formatif pada bagian akhir setelah penjelasan
uraianyang berguna untuk mengetahui kemampuan kita memahami bahan uraian yang
telah disediakan , yang juga disertai dengan kunci jawaban.

IN
DI
K
A
1. Memahami arti Etik Biomedis T
O
2. Memahami arti dari Moral
R
3. Mengerti macam” Etika PE
4. Mengerti Kegunaan Etika M
B
E
L
AJ
A
R
A
N

URAIAN MATERI
U
R
AI
Etik 7 A
Biomedis
N
M
A
A. Pengertian Etik Biomedis

Sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan Bioetika atau yang disebut juga
dengan Etika Biomedis.

Bioetika berasal dari kata Bios yang berati kehidupan dan Ethos yang berarti norma-
norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti
abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,
membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi,
dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan
pada manusia dan hewan percobaan.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang


ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan
masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya
masalah pada masa yang akan datang.

Etika biomedis dalam arti ini dedifinisikan oleh International Association of Bioethics
adalah studi tentang isu-isu etis, sosial, hukum, dan isu-isu lain yang timbul dalam pelayanan
kesehatan dan ilmu-ilmu biologi.

Pengertian etika biomedis juga masih perlu dipilah lagi dalam isu-isu etika medis tradisional
yang sudah dikenal sejak ribuan tahun dan lebih banyak menyakut hubungan individual
dalam interaksi terapeutik antara dokter dan pasien. Kemungkinan adanya masalah etika
medis, demikianlah yang dalam pelayanan di rumah sakit sekarang cepat oleh masyarakat
(media massa) dituding sebagai malpraktek.

1) Tujuan Etik Biomedis

8
Dalam 15 tahun terakhir bioetika cenderung mengarah pada isu-isu tentang nilai-nilai dan
etika yg timbul karena ilmu dan teknologi serta biomedis. Misal dalam bidang medis bioetika
mengarah pada hal-hal yang boleh dilakukan atau tidak, seperti: Transplantasi organ tubuh,
Kloning, Aborsi, Bayi tabung, Euthanasia, Kontrasepsi, penelitian biomedis, dll. Tujuan dari
bioetika ini sendiri adalah:

a. Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset biologi dan bioteknologi


modern.
b. Pembelajaran bioetika diarahkan untuk mencegah dampak negatif yang muncul
dari teknologi.
c. Pembelajaran bioetika menunjukkan pada mahasiswa untuk menjadi ilmuwan
yang memiliki tanggung jawab sosial.
d. Pembelajaran bioetika dibutuhkan karena menekankan pada pengembangan
berpikir kritis untuk menentukan sisi baik dan buruk atau dimensi etis dari biologi
modern dan teknologi yang terkait dengan kehidupan.
e. Pembelajaran bioetika dapat melatih mahasiswa menjadi ilmuwan biologi yang
dapat mempertimbangkan tindakan-tindakan yang akan dilakukan sebagaimana
pengembangan pola berpikir yang dikemukakan Rasulullah SAW yaitu pola
berpikir menggunakan akal.

2) Hak-Hak Serta Kewajiban Pasien dan Bidan


a. Hak Pasien
a. pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di RS.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan
tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi

9
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses persalinan
berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis
dan mendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
j. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tsb
k. Pasien berhak meminta atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi
m. Pasien berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya.
o. Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di RS.
r. Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal
praktek.
t. Hak untuk menentukan diri sendiri.
u. Pasien berhak melihat rekam medik.
b. Kewajiban Pasien
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib RS.
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,bidan,perawat yang
merawatnya.,
3) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan RS.
4) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati.
c. Hak Bidan
A. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
B. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar profesi pada
setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan
10
C. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan
dengan paraturan perundangan dan kode etik profesi
D. Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baik dicemarkan
baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain
E. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
F. Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai.
G. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
d. Kewajiban Bidan
 Bidan wajib mematuhi kewajiban RS.
 Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar
profesi dengan menghorati hak pasien.
 Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh
suami/keluarga.
 Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya.
 Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien.
 Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
 Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.
 Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
 Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta
menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan formal atau non formal.
 Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan asuhan
kebidanan.

3) Etika Dan Pelaksanaannya Dalam Pelayanan Kebidanan

11
Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan
teramasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.keadilan dalam pelayanan dimulai dari:
pemenuhan kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan kebidanan untuk meningkatkan
pelayanan kebidanan dan keterjangkauan tempat pelayanan. Pelayanan kebidanan meliputi
aspek biopsikososial spiritual dan kultural. Pasien memerlukan bidan yang mempunyai
karakter semangat melayani, simpati,empati,ikhlas,memberi kepuasan.

Dimensi kepuasan pasien meliputi 2 hal :

a. Kepuasan mengacu penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi


b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan kebidanan
Pelaksanaan etika dalam pelayanan kebidanan, mencakup :

1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi


Pemilihan alat kontrsepsi merupakan hak klien dan suami untuk merencanakan
pengaturan kelahiran mereka
Tujuan konseling kontrasepsi adalah:
a. Agar calon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya dan keluarga
b. Calon akseptor mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan menggunakan
KB dan segala hal yang berkaitan dengan kontrasepsi
Bidan sebagai konselor harus memiliki kepribadian sbb:
1) Minat untuk menolong orang lain
2) Mampu untuk empati
3) Menjadi pendengar yang aktif dan baik
4) Mempunyai pengamatan yang tajam
5) Terbuka terhadap pendapat orang lain
6) Mampu mengenali hambatan psikologis sosial dan budaya

Langkah-langkah pelaksanaan konseling meliputi :


1) Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya
2) Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor
3) Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi
Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi,bidan menyiapkan
informed consent secara tertulis.
2. Etika dalam penelitian kebidanan

12
Menurut kode etik bidan internasional adalah bahwa bidan seharusnya
meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman
pelayanan kebidanan dan dari riset kebidanan. Bidan wajib mendukung penelitian
yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap
untukmengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan berdasarkan hasil
penelitian. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk :
1. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan.
2. Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri
Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus
memenuhi ketentuan :
1) Bermanfaat bagi umat manusia
2) Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pengetahuan yang cukup
dari dukungan kepustakaan ilmiah.
3) Tidak membahayakan objek
4) Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu
5) Harus selalu dibandingkan rasio untung , rugi resiko.

4) Fungsi Fungsi Etika Dalam Pelayanan Kebidanan


1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yg
merugikan/membahayakan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5. Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah
7. Menghasilkan tindakan yg benar
8. Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk,
benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa
disebut kode etik profesi.

5) Masalah Yang Timbul Dalam Bioetika Termasuk Pada Praktik Kebidanan


Kaidah kaidah bioetik merupakan sebuah hukum mutlak bagi seorang dokter atau tenaga
kesehatan lain. Seorang tenaga kesehatan wajib mengamalkan prinsip prinsip yang ada dalam
kaidah tersebut, tetapi pada beberapa kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi
lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang lain. Kondisi
seperti ini disebut Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi prinsip
etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran dan medis lain di Indonesia
mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah dasar etik
biomedis, yaitu: Beneficence, Non - Maleficence, Justice dan Autonomi.

A. Beneficence
Dalam arti bahwa seorang tenaga kesehatan berbuat baik, menghormati martabat
manusia, tenaga kesehatan tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap
dalam kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam
kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran tenaga kesehatan untuk
menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif
untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Prinsip prinsip yang
terkandung didalam kaidah ini adalah;
A. Mengutamakan Alturisme
B. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
C. Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang tenaga kesehatan
D. Tidak ada pembatasan “goal based”
E. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
suatu keburukannya
F. Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang
G. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
H. Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
I. Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
14
J. Memberi suatu resep berkhasiat namun murah
K. Mengembangkan profesi secara terus menerus
L. Minimalisasi akibat buruk
B. Non-maleficent
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang tenaga kesehatan tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling
kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kunoFist,
do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:
1) Menolong pasien emergensi
2) Mengobati pasien yang luka
3) Tidak membunuh pasien
4) Tidak memandang pasien sebagai objek
5) Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
6) Melindungi pasien dari serangan
7) Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian tenaga kesehatan
8) Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
9) Menghindari misrepresentasi
10) Memberikan semangat hidup
11) Tidak melakukan white collar crime
C. Autonomi
Dalam kaidah ini, seorang tenaga kesehatan wajib menghormati martabat dan
hak manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai
hak menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara
logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki,
menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Kaidah Autonomi mempunyai prinsip – prinsip sebagai berikut:
Menghargai hak menentukan nasib sendiri
a) Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
b) Berterus terang menghargai privasi
c) Menjaga rahasia pasien
d) Menghargai rasionalitas pasien
e) Melaksanakan Informed Consent
f) Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
g) Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
15
h) Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk
keluarga pasien sendiri
i) Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
j) Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien
k) Mejaga hubungan atau kontrak
D. Justice
Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang tenaga kesehatan wajib
memberikan perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan
pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan,
perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh
mengubah sikap dan pelayanan tenaga kesehatan terhadap pasiennya. Justice
mempunyai ciri-ciri :
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok rentan
8. Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan
sebagainya
9. Tidak melakukan penyalahgunaan
10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat
15. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan
kesehatan
16. Bijak dalam makroalokasi
Selain 4 kaidah dasar etik biomedis diatas, terdapat juga kaidah atau prinsip Utama
Bioetika antara lain:

A. Respek terhadap hidup dan kehidupan (bioetika sangat menghargai kehidupan yg


menganggap bahwa kehidupan bukan sekedar reaksikimia fisika biasa)
16
B. Perlunya keseimbangan antara risiko dan manfaat (keputusan yg diambil hrs
mempertimbangkan keuntungan/manfaat dan segi kerugian/resikonya)
C. Adanya suatu kesepakatan bahwa etika tidak sesederhana alamiah (Problem etika
tidak mudah utk mendapat penyelesaian, krn keputusan etika yg diambil dipengaruhi
antara lain: ideologi, kepentingan, polapikir dan tujuan)
Issu Etik Dalam Pelayanan Kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang
di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan
dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya. Beberapa pembahasan
masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:

1) Persetujuan dalam proses melahirkan.


2) Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
3) Kegagalan dalam proses persalinan.
4) Pelaksanan USG dalam kehamilan.
5) Konsep normal pelayanan kebidanan
6) Bidan dan pendidikan seks.
7) Agama / kepercayaan.
8) Hubungan dengan pasien.
9) Hubungan dokter dengan bidan.
10) Kebenaran.
11) Pengambilan keputusan.
12) Pengambilan data.
13) Kematian.
14) Kerahasiaan.
15) Aborsi.
16) AIDS.
17) In Vitro fertilization
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:

A. Perawatan intensif pada bayi.


B. Skreening bayi.
C. Transplantasi organ.
D. Teknik reproduksi dan kebidanan

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:


17
1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
2. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
3. Etik dalam penelitian kebidanan.
4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif

Contoh Masalah Bioetika pada Kontrasepsi:

Kontrasepsi adalah : sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma.

Ny. S datang ke BPM Mutiara menggunakan mobil mewah, dia ingin menggunakan alat
kontrasepsi jangka panjang. Tanpa menjelaskan terlebih dahulu, bidan T langsung
menyarankan Ny. S untuk menggunakan AKDR dengan merk tertentu (yg mahal).

Apakah bidan tersebut menggunakan prinsip Bioetika?

 Aspek Etika Metode Kontrasepsi:


1. Cara alamiah
Misal sanggama terputus : sebagian pemuka cara ini menjadi alternatif yang secara
moral dapat diterima, namun bagi pasutri nampak sebagai pembatasan yang
menyulitkan, sehingga tingkat keberhasilannya rendah, karena jarang orang mau
mengorbankan kesenangan seksualnya untuk lebih berfikir rasional mengenai
kesejahteraan keluarga.
2. Alat-alat Kontrasepsi (Kondom, Pil, Suntik, Implan, IUD, MOW/MOP )
Alat kontrasepsi ini selalu dianggap sebagai juru selamat bagi mereka yang tidak
menginginkan kehamilan dan mengurangi risiko aborsi jika terjadi kehamilan diluar
rencana.
Dampak yang kurang menyenangkan alat kontrasepsi: Menyumbang
terjadinya Penyimpangan moral : seks bebas, seks diluar nikah, perselingkuhan.
Apalagi bisa akses memperoleh alat kontrasepsi dipermudah misalnya ATM kondom,
Pil KB dijual tanpa resep dll.
Kontrasepsi juga berdampak kekerasan dan diskriminasi gender, mengingat
karena peserta KB sebagian besar wanita (Alat kontrasepsi pria terbatas hanya
kondom dan vasektomi) Vasektomi berdampak pada faktor budaya yang
merendahkan pria karena dipersamakan dengan kebirian, sdgkan kondom dirasa

18
membuat pria kurang nyaman. Shg ada justifikasi yg wajib menggunakan kontrasepsi
adalah wanita, pdhal dlm hak azasi manusia wanita, pria mempunyai hak yang sama.
Dampak yang lain adalah ketika program KB diharuskan pada kalangan
tertentu, misal ABRI dan PNS.
Pembatasan kelahiran jika bukan karena pertimbangan kesehatan adalah yang secara etika
tidaklah benar. Pengaturan kelahiran memang penting tetapi tidak perlu secara ekstrem
menjadi program yang dipaksakan. Pengaturan harus karena pertimbangan kesehatan, bukan
karena kesejahteraan yang bersifat ekonomi, sehingga program KB dilakukan atas kesadaran.

 Aspek Hukum Keluarga Berencana


Dari sudut pandang hak-hak pasien segala cara kontrasepsi yang ditawarkan harus
mendapat persetujuan dari pasutri setelah memperoleh penjelasan (informed consent).

Dalam UU No 52 Tahun 2009 tentang perkembangan Kependudukan dan pembangunan


Keluarga, terdapat butir-butir tentang penyelenggaraan Keluarga Berencana dari segi hak
pasutri dan etik.

Pasal 24

Ayat 1 : Penyelenggaraan kontrasepsi diselenggarakan dengan cara yang berdaya guna dan
berhasil guna serta diterima dan dilaksanakan secara bertanggung jawab oleh pasangan suami
isteri sesuai dengan pilihan dan pempertimbangkan kondisi kesehatan suami isteri

Ayat 2 : Pelayanan kontrasepsi secara paksa kepada siapapun dan dalam bentuk apapun
bertentangan dengan hak asasi manusia dan pelakunya akan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tenaga kesehatan yang melaksanakan kewenangan nya harus berlandaskan standar


profesi kesehatan yg berlaku, sehingga tenaga kesehatan tersebut memperoleh perlindungan
hukum dalam melaksanakan kewenangannya tersebut.

19
TES FORMATIF

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi telah berkembang yang memunculkan berbagai problem etika. Institusi-
institusi telah membahas masalah bioetika seperti transpalasi organ tubuh, pembuahan in
vitro, jantung buatan, abortus, penguasaan kelahiran, alokasi sumber daya, rekayasa genetik,
pengubahan perilaku, dan problem-problem yang berkaitan dengan kematian. Karena
bioetika menyelidiki dimensi etis dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan
biologi, sejauh diterapkan pada kehidupan, maka mau tidak mau cakupannya luas sekali.

Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut dapat diterapkan dalam menghadapi pasien,


sehingga terciptanya situasi yang,baik bagi hubungan pasien dan bidan dalam pelayanan
kesehatan demi kesembuhan pasien.

B. Saran
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus berpedoman pada kaidah-kaidah
etik biomedis serta memperhatikan hak-hak pasien juga. Agar terciptanya pelayanan yang
berkualitas dan terhindar dari isu-isu yang tidak benar.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bertens,K. (1990). Prospek Perkembangan Bioetika di Indonesia. Jakarta:Makalah Kongres


Persi.

https://fendygoo.blogspot.com/2015/01/makalah-bioetika-atau-biomedis.html?m=1

http://yasintaevi.blogspot.com/2014/06/permasalahan-etika-dalam-praktik.html?m=1

Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Jones, S. 2000. Ethics ang Midwifery. New York : Molbes.

Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia Press.
Jogjakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai