Kondisi Rentan
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
Devita Natalia Sihombing (P07524419013)
Nur Jannah Batu Bara (P07524419028)
KELAS DIV 3A
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun Makalah“Asuhan Kebidanan pada
perempuan dan anak dalam kondisi rentan ”, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas asuhan Kebidanan pada perempuan dan anak dalam kondisi rentan
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan guna
tersusunnya makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
LatarBelakang....................................................................................................1
Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kelompok Rentan......................................................................................................3
Perbedaan Ras...............................................................................................................................4
Usia Anak <21 Tahun.....................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan...............................................................................................................13
Saran..........................................................................................................................13
DAFTARPUSTAKA...........................................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut KBBI rentan adalah mudah terkena, mudah merasa, atau peka
Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah bahaya (baik bahaya
alam maupun bahaya buatan) yang terjadi dapat menimbulkan bencana (disaster) atau tidak.
Kelompok masyarakat berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki
kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko bencana atau ancaman bencana.
Penekanan pada “berisiko tinggi” karena kelompok jenis ini akan menanggung dampak terbesar dari
munculnya risiko bencana atau akan terdampak oleh sebuah ancaman bencana dibanding kelompok
masyarakat lain.
Kelompok yang lemah ini lazimnya tidak sanggup menolong dirinya sendiri, sehingga
memerlukan bantuan orang lain
Kelompok yang mudah dipengaruhi yang merupakan konsekuensi logis dari kelompok
yang lemah sehingga mudah dipengaruhi.Definisi Anak
Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2002, "Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
(delapan belas tahun) termasuk anak yang masih dalam kandungan
Pasal 1 KHA / Keppres No. 36 Tahun 1990 "anak adalah setiap orang yang berusia
dibawah 18 tahun
Pasal 1 ayat 5 UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM, "anak adalah setiap manusia yang
berusia dibawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam
kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya"
Tujuan
Untuk mengetahui gambaran sebelum pandemi covid pada dan gambaran setelah adanya
pandemi covid sertapermasalahannya
Untuk mengetahui bagaimana implementasi/pelayanan diindonesia
Untuk mengethaui implementasi/pelayanan di Provinsi Nusa TenggaraTimur
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Menurut KBBI rentan adalah mudah terkena, mudah merasa, atau peka
Kerentanan (vulnerability) adalah rangkaian kondisi yang menentukan apakah
bahaya (baik bahaya alam maupun bahaya buatan) yang terjadi dapat menimbulkan
bencana (disaster) atau tidak.
Kelompok masyarakat berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan kondisi yang
kurang memiliki kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko bencana
atau ancaman bencana.
Penekanan pada “berisiko tinggi” karena kelompok jenis ini akan menanggung
dampak terbesar dari munculnya risiko bencana atau akan terdampak oleh sebuah
ancaman bencana dibanding kelompok masyarakat lain.
Permasalahannya
Penyebaran yang sangat cepat dan transmisi antar manusia dariCOVID-19.
Belum adanya pedoman nasional terkait COVID-19 pada ibuhamil.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Implementasi Atau Metode Pelayanan Ibu Hamil Dan Bersalin Di Provinsi Nusa
Tenggara Timur
Layanan Pemeriksaan Kehamilan(ANC)
Ibu hamil TANPA demam dan gejala influenza like illnesses DAN tidak ada riwayat
kontak erat ATAU tidak ada riwayat perjalanan dari daerah yang telah terjadi
transmisi lokal, SERTA hasil rapid test negatif (jika mungkin,dilakukan), dapat
dilayani di FKTP oleh bidan/dokter yang WAJIB menggunakan APD level 1
Ibu hamil dengan status ODP dapat dilayani di FKTP, sedangkan PDP harus
DIRUJUK ke FKRTL. Beri keterangan yang jelas pada surat rujukan bahwa
diagnosa PDP dan permintaan untuk dilakukan pemeriksaan PCR serta
penanganan selanjutnya oleh dokter spesialis.
Ibu Hamil mendapatkan Jenis layanan ANC sama dengan situasi normal (sesuai
SOP), kecuali pemeriksaan USG untuk sementara DITUNDA pada ibu dengan
PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi bahwa episode
isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya, ibu dianggap sebagai kasus risiko
tinggi
Ibu hamil diminta untuk kunjungan wajib pertama dilakukan pada trimester 1
direkomendasikan oleh dokter untuk dilakukan skrining faktor risiko (HIV, sifilis,
Hepatitis B). Jika kunjungan pertama ke bidan, maka setelah ANC dilakukan
maka ibu hamil kemudian diberi rujukan untuk pemeriksaan oleh dokter:
Kunjungan wajib kedua dilakukan pada trimester 3 (satu bulan sebelum taksiran
persalinan) harus oleh dokter untuk persiapanpersalinan.
Kunjungan selebihnya DAPAT dilakukan atas nasihat tenaga kesehatan dan
didahului dengan perjanjian untukbertemu.
Ibu hamil diminta mempelajari BukuKIA.
Jika memungkinkan, konsultasi kehamilan dan edukasi kelas ibu hamil DAPAT
menggunakan aplikasi TELEMEDICINE (misalnya Sehati tele- CTG,
Halodoc, Alodoc, teman bumil dll) dan edukasi berkelanjutan melalui
SMSBunda.
LayananPersalinan:
Rapid test WAJIB dilakukan kepada seluruh ibu hamil sebelum proses persalinan
(kecuali rapid test tidaktersedia).
Persalinan dilakukan di tempat yang memenuhi persyaratan dan telah dipersiapkan
denganbaik.
FKTP memberikan layanan persalinan tanpa penyulit kehamilan/persalinan
ATAU tidak ada tanda bahaya ATAU bukan kasus ODP, PDP atau
terkonfirmasiCOVID-19.
Jika didapatkan ibu bersalin dengan rapid test positif, maka rujuk ke RS rujukan
COVID-19 atau RS mampuPONEK.
Penolong persalinan di FKTP menggunakan APD level-2.
Jika kondisi sangat tidak memungkinan untuk merujuk kasus ODP, PDP,
terkonfirmasi COVID-19 atau hasil skrining rapid test positif, maka
pertolongan persalinan hanya dilakukan dengan menggunakan APD level3 dan
Ibu bersalin dilengkapi dengan deliverychamber.
Bahan habis pakai dikelola sebagai sampah medis yang harus dimusnahkan
denganinsinerator.
Alat medis yang telah dipergunakan serta tempat bersalin dilakukan disinfetan
dengan menggunakan larutan chlorine0,5%.
Pastikan ventilasi ruang bersalin yang memungkinkan sirkulasi udara dengan baik
dan terkena sinarmatahari.
Layanan PaskaBersalin:
FKTP memberikan pelayanan KB (diutamakan metode kontrasepsi jangka
panjang) segera setelah persalinan. Jika ibu tidak bersedia, maka dilakukan
konseling KB serta nasihat untuk mendapatkan layanan KB paskabersalin.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang bukan ODP, PDP atau terkonfirmasi COVID19
pada 0-6 jam pertama, tetap mendapatkan: perawatan tali pusat, inisiasi
menyusu dini, injeksi vitamin K1, pemberian salep/tetes mata antibiotik dan
pemberian imunisasi hepatitis B dan HbIg (Hepatitis B immunoglobulin).
Ibu dan keluarga mendapat nasihat dan edukasi tentang perawatan bayi baru lahir
termasuk ASI ekslusif dan tanda bahaya jika ada penyulit pada bayi baru lahir
dan jika terjadi infeksi masanifas.
Tenaga kesehatan mengambil sampel skrining hipotiroid kongenital (SHK) pada
bayi yang dilakukan setelah 24 jam persalinan, sebelum ibu dan bayi pulang
dari fasilitaskesehatan.
FKTP memberikan layanan kunjungan pasca bersalin pada ibu bukan PDP atau
tidak terkonfirmasiCOVID-19:
Pemeriksaan pada ibu nifas (sesuai SOP)
Asuhan neonatal (sesuai Pedoman)
Konseling menyusui (sesuai Pedoman)
Edukasi hidup bersih dan sehat, termasuk tanda bahayapneumonia
13
BAB Ill
PENUTUP
Kesimpulan
Corona virus merupakam keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi
saluran pernapasam atas ringan hingga berat. Seperti Penyakit Flu. Banyak orang
terinfeksi virus ini setidaknya satu kali dalam hidupnya. Prinsip-prinsip manajemen
COVID-19 pada kehamilan meliputi isolasi awal, prosedur pencegahan infeksi sesuai
standar, terapi oksigen, hindari kelebihan cairan, pemberian antibiotik empiris
(mempertimbangkan risiko sekunder akibat infeksi bakteri), pemeriksaan SARS-CoV-
2 dan pemeriksaan infeksi penyerta yang lain, pemantauan janin dan kontraksi uterus,
ventilasi mekanis lebih dini apabila terjadi gangguan pernapasan yang progresif,
perencanaan persalinan berdasarkan pendekatan individual / indikasi obstetri, dan
pendekatan berbasis tim dengan multidisipin.
Saran
Bagi Bumil dan Petugas Kesehatan. Tetaplah menjaga kesehatan dan tetap
mematuhi rambu-rambu dari pemerintah dan mengikuti protokol kesehatan yang
sudah ditetapkan daripemerintah
DAFTAR PUSTAKA