Puji syukur penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat Serta
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan yang berjudul Etika Berbahasa Pelayanan
Kebidanan . ini menjelaskan semua hal tentang yang berkaitan dengan etika berbahasa dan
pelayanan kebidanan.Jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan atau referensi bagi
mahasiswa kesehatan terutama bidang ilmu kebidanan, praktisi kesehatan secara umum dan bagi
peneliti dibidang kesehatan dan hokum secara luas.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah berperan dalam
penyusunan buku ini selama proses pengerjaannya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
kemudahan dalam setiap urusan kita. Aamiin.
Salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang memiliki wewenang dalam melakukan upaya
kesehatan adalah bidan. Untuk memberikan perlindungan dan kepastian hukum bidah diatur oleh
kebijakan pemerintah berupa keputusan menteri sampai dengan Undang-undang. Pemerintah
melalui menterinya mengeluarkan peraturan tentang kewenangan bidan pada tahun 1963 berupa
Permenkes No 5380/IX/1963.
Dalam peraturan mentri tersebut, bidan mempunyai kewenangan dalam menolong persalinan,
akan tetapi harus didampingi oleh petugas lain dan yang ditolong adalah persalinan normal.
Permenkes tersebut dirubah pada tahun 1980 dan pada tahun 1998 yaitu Permenkes nomor
363/IX/1980 pada tahun 1980 dan pada tahun 1989 dirubah menjadi permenkes 623/1989
dimana dalam peraturan tersebut bidan memiliki kewenangan umum dan kewenangn kusus,
kewenangan khusus bidan dalam hal ini dengan pengawasan oleh dokter.
Namun, pada tahun 1996 peraturan tersebut berubah Permenkes No. 572/VI/1996 mengatur
tentang registrasi dan praktik bidan. Pada tahun 2002 berubah L Keputusan Menteri Kesehatan
No. 900/Menkes/SK/ VII/2002 tentang Izin Penyelenggaraan Praktik Bidan dan pada tahun 2010
terdapat revisi tentang ijin penyelenggaraan praktik bidan yaitu Hk.02.02/Menkes/149/I/2010
tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan yang sekaligus mencabut peraturan sebelumnya.
Akan tetapi peraturan tersebut tidak berlaku setelah dikeluarkan Permenkes Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Pada tahun 2017
permenkes tentang ijin penyelenggaraan praktik bidan berubah menjadi permenkes No 28 tahun
2017 dan pada tahun 2019 dengan perjuangan bidan untuk mengesahkan draft undang-undang
kebidanan akhirnya keluar Undang-undang No 4 tentang Kebidanan yang disahkan pada tahun
2019 Dengan berbagai perubahan kebijakan tersebut
BAB 1
Etika 1. Pengertian Etika Kata etika berasal dari Yunani Etika berasal dari kata ethos yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai
“the discipline which can act as the performance index or reference for our control system”.
Etika merupakan bagian filosofis yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah, dan penyelesaiannya baik atau tidak (Jones,
1994). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2008),
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(Akhlak);
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan/ masyarakat.
Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap tingkah
laku manusia termasuk kegiatan di bidang keilmuan. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut
dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan .
ETIKET
Etiket adalah tata cara (adab, sopan santun) di masyarakat dalam memelihara hubungan
baik antar manusia.
ETIKA BIDAN
A. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
B. Menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh
dan memelihara citra bidan.
C. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
F. Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara
optimal
KODE ETIK
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi yg bersangkutan di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat. Berisi petunjuk bagaimana menjalankan profesinya, larangan-
larangan, ketentuan tentang apa yg boleh & tdk boleh dilakukan Dirumuskan untuk
kepentingan anggota & organisasi
Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
merugikan/membahayakan orang lain.
Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya.
Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu
masalah
4.Tidak bertele-tele
BAB II
ETIKA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Secara etimologis ,Pelayanan berasal dari kata layan yang berarti membantu menyiapkan apa-apa
yang diperlukan seseorang.
2.Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang merugikan
atau membahayakan orang lain
4.Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya
5.Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya
6.Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah
9.Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau
salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya
13.Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam organisasi profesi
14.Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa disebut
kode etik profesi.