Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

DINAS KESEHATAN
UPTD. PUSKESMAS CAKRU
Alamat : Jln Diponegoro No. 3 Cakru-Kencong email:
pkmcakru2014@gmail.com
JEMBER Kode Pos 68167

KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS CAKRU


NOMOR : 440 /PMP.009/311.02/2022
TENTANG
STANDAR PERILAKU YANG MENDUKUNG BUDAYA
KESELAMATAN DI UPT. PUSKESMAS CAKRU

KEPALA UPT. PUSKESMAS CAKRU


KABUPATEN JEMBER,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di


puskesmas, diperlukan suatu proses pelayanan yang profesional,
cepat, dan tepat serta sesuai dengan ketentuan
dan standar yang berlaku;
b. bahwa untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien perlu
menetapkan perilaku yang mendukung budaya keselamatan
pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Cakru tentang
standar perilaku yang mendukung budaya keselamatan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik;
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014, tentang Kesehatan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, tentang
Puskesmas;
4. Undang-Undang Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016, tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS CAKRU TENTANG
STANDAR PERILAKU YANG MENDUKUNG BUDAYA
KESELAMATAN DI UPT. PUSKESMAS CAKRU

PERTAMA : Memberlakukan Standar Perilaku yang Mendukung Budaya


Keselamatan di UPTD Puskesmas Cakru seperti tersebut dalam lampiran
Surat Keputusan ini

KEDUA : Kepala UPTD Puskesmas Cakru mengatur sistem menjaga kerahasiaan,


sederhana dan mudah diakses oleh pihak yang mempunyai kewenangan
untuk melaporkan masalah yang terkait dengan budaya keselamatan
dalam Puskesmas secara tepat
waktu terkait budaya keselamatan
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Surat Keputusan ini
dibebankan pada Anggaran Biaya Puskesmas

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila ada kekeliruan akan
dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Cakru
Pada tanggal : 05 Agustus 2022

plt. KEPALA UPTD. PUSKESMAS


CAKRU

dr. Agus Yudi Prastaji


Penata Tk.1
NIP. 19770603 201101 1009
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKEMAS
CAKRU
NOMOR : 440/PMP.009/311.02/2022
TENTANG : STANDAR PERILAKU YANG
MENDUKUNG
BUDAYA
KESELAMATAN

STANDAR PERILAKU YANG MENDUKUNG BUDAYA KESELAMATAN

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan harus berlandaskan pada etika dan moral serta
bersikap lebih professional dan mematuhi peraturan perundang-undangan. Peningkatan mutu dan
keselamatan pasien menjadi hal utama yang harus dilakukan puskesmas secara
berkesinambungan.
Mutu dan keselamatan berkembang dalam suatu lingkungan yang mendukung kerjasama
dan rasa hormat terhadap sesama tanpa melihat jabatan mereka dalam Puskesmas. Makna budaya
keselamatan yaitu merupakan lingkungan yang kolaboratif karena staf klinis memperlakukan satu
sama lain secara hormat dengan melibatkan serta memberdayakan pasien dan keluarga.
Pimpinan mendorong staf klinis pemberi asuhan bekerja sama dalam tim yang efektif dan
mendukung proses kolaborasi interprofesional dalam asuhan berfokus pada pasien.
Kode Etik Perilaku Merupakan seperangkat peraturan yang dijadikan pedoman perilaku di
puskesmas. Kode etik perilaku bertujuan membantu menciptakan lingkunan kerja yang aman,
sehat, nyaman dan dimana setiap orang dihargai dan dihormati martabatnya setara sebagai
anggota tim asuhan pasien. Pekerja yang bekerja di puskesmas harus mengikuti kode etik
perilaku yg tercantum dalam peraturan internal puskesmas meliputi perilaku yang pantas dan
perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan. Perilaku yang pantas meliputi:
1. Pekerja puskesmas mengetahui bahwa kegiatan operasional puskesmas berisiko tinggi
dan bertekad untuk melaksanakan tugas dengan konsisten dan aman.
2. Regulasi dan lingkungan kerja mendorong staf tidak takut mendapat hukuman bila
membuat laporan tentang kejadian tidak diharapkan dan kejadian nyaris cedera
3. Kepala puskesmas mendorong tim keselamatan pasien melaporkan insiden
keselamatan pasien.
4. Mendorong adanya kolaborasi antar staf dengan pimpinan untuk mencari
penyelesaian masalah keselamatan pasien.
5. Komitmen organisasi menyediakan sumber daya, seperti staf, pelatihan, metode
pelaporan yang aman, dan sebagainya untuk menangani masalah keselamatan.

Berikutnya yaitu perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan meliputi:


1. Perilaku yang tidak layak (inappropriate) seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang
merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya mengumpat dan memaki
2. Perilaku yang mengganggu (disruptive) antara lain perilaku tidak layak yang dilakukan
secara berulang, bentuk tindakan verbal atau nonverbal yang membahayakan atau
mengintimidasi staf lain
3. Perilaku yang melecehkan (harassment) terkait dengan ras, agama dan suku termasuk
gender
4. Pelecehan seksual

A. Ruang Lingkup
Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien di UPTD Puskesmas Cakru, dilaksanakan
periodik (setiap tahun) Pengukuran budaya keselamatan pasien ini bertujuan untuk melihat
gambaran budaya keselamatan pasien di empat tingkatan yang berjejang di puskesmas yaitu
individual, unit kerja, manajemen dan organisasi sehingga mendapatkan gambaran yang
lebih utuh tentang kondisi budaya keselamatan pasien yang ada di puskesmas menggunakan
instrument berupa kuesioner dan diskusi.
1. Tingkat unit, terdiri atas dimensi :
a) Manajemen
Pertimbangan manajemen terhadap saran staf untuk meningkatkan keselamatan
pasien, pujian staf untuk mengikuti prosedur keselamatan pasien dan tidak
mengabaikan masalah keselamatan pasien
b) Perbaikan berkelanjutan
Proses pembelajaran dari kejadian kesalahan, bagaimana terjadi dan tindakan
pencegahan yang harus dilakukan supaya tidak lagi terjadi error yang kemudian
membuat proses perbaikan berkelanjutan sehingga membawa perubahan yang
positif
c) Kerja sama dalam unit di puskesmas
Kondisi dimana individu dalam satu unit saling mendukung memperlakukan satu
sama lain dengan hormat dan bekerja sebagai tim.
d) Komunikasi terbuka
Suatu proses penyampaian pesan (informasi, ide, gagasan, pernyataan) dari staf
tanpa rasa takut/bebas baik mengenai tindakan yang diputuskan maupun jika
mereka melihat sesuatu dengan negative yang dapat mempengaruhi pasien
e) Umpan balik dan komunikasi mengenai kesalahan
Proses dimana setiap anggota bersedia untuk mengkomunikasikan kesalahan yang
terjadi dalam unit dalam menggali pengetahuan dari pengalaman dan data yang
diperoleh dan membuat upaya pencegahan pada petugas
f) Respon tidak mempersalahkan terhadap kesalahan (Respon Non Punitive) Sikap
tidak menghukum/menuduh/memojokkan terhadap kejadian yang tidak dharapkan
dan kejadian nyaris cedera yang dibuat atau dilaporkan oleh staf
g) Staffing
Proses penataan staff dalam unit untuk menangani beban kerja dan jam kerja yang
sesuai untuk memberikan perawatan yang baik bagi pasien

2. Tingkat puskesmas, terdiri atas dimensi :


a) Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien
Sikap dan prioritas manajemen rumah sakit dalam menyediakan iklim kerja
terhadap upaya pelaksanaan keselamatan pasien di puskesmas
b) Kerja sama antar unit di puskesmas
Kondisi dimana individu antar unit atau berlainan unit saling membantu,
berkoordinasi, dan saling mendukung satu sama lain untuk memberikan perawatan
terbaik bagi pasien
c) Handsoff/perpindahan dan transisi pasien
Proses berpindahnya pasien dari satu unit ke unit lain ataupun perpindahan
informasi mengenai pasien ketika terjadi pergantian shift antara petugas

3. Keluaran, terdiri atas dimensi :


a) Persepsi keseluruhan staf di puskesmas terkait keselamatan pasien Pemahaman staf
mengenai program patient safety (keselamatan pasien) kesalahan secara
keseluruhan berupaya prosedur dan system yang baik untuk mencegah kejadian
keselamatan pasien
b) Frekuensi pelaporan kejadian
Seberapa sering pelaporan mengenai kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan
kejadian nyaris cedera (KNC)

B. Tata Laksana
Tahap-tahap membangun budaya keselamatan ada tiga (3) yaitu:
1) Tahap 1:
Assesmen awal dengan assesmen sarana-prasarana, sumber daya, dan lingkungan
keselamatan pasien puskesmas, serta survey budaya keselamatan dan pengukuran data.
Berdasarkan pengukuran, apakah puskesmas siap? Jika belum, menuju pengembangan
iklim keselamatan dan kembali ke survey budaya awal. Jika assesmen awal sudah
dilakukan, langsung ke tahap 2.
2) Tahap 2:
Perencanaan, pelatihan, dan implementasi. Pelatihan diselenggarakan untuk mendukung
pelaksanaan intervensi. Intervensi termasuk uji coba dan kemudian dilanjutkan ke
tahap ke-3
3) Tahap 3
Mempertahankan atau memelihara. Tahap ini termasuk mengintegrasikan, monitoring
perencanaan (dengan survey ulang) dan pengembangan berkelanjutan. Pengembangan
berkelanjutan termasuk pelatihan kembali untuk mewujudkan perubahan menuju budaya
keselamatan yang lebih baik.

C. Dokumentasi
Pengukuran standar perilaku yang mendukung budaya keselamatan dapat dilakukan dengan
membagikan kuesioner, survey, atau wawancara pada pekerja puskesmas.

Ditetapkan di : Cakru
Pada tanggal : 06 Agustus 2022

plt. KEPALA UPTD. PUSKESMAS CAKRU

dr. Agus Yudi Prastaji


Penata tk.1
NIP. 19770603 201101 1009

Anda mungkin juga menyukai