Anda di halaman 1dari 3

PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN

DENGAN KONDISI KHUSUS


No.Dokumen : SOP/KSP/002/311.09/2023

SOP No. Revisi :-


Tanggal Terbit : 20 Februari 2023
Halaman : 1/2
UPTD
dr. LILIEK FARIDA
PUSKESMAS
NIP. 19720505 200212 2 007
ARJASA
Identifikasi pasien dengan kondisi khusus adalah proses identifikasi
pasien yang memiliki keterbatasan baik kognitif, motorik, sensorik
1. Pengertian ataupun kondisi kritis atau tidak sadar yang diakibatkan oleh suatu
penyakit atau trauma fisik.

Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah identifikasi pasien


2. Tujuan dengan dengan kebutuhan khusus.

Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Arjasa


3. Kebijakan Nomor 440/017/311.09/2023 tentang Pelaksanaan keselamatan pasien
di UPTD Puskesmas Arjasa
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.11 tahun 2017
4. Referensi
tentang keselamatan pasien .
1. Alat : Pulpen
5. Alat dan 2. Bahan
Bahan a. Alat Vital Sign
b. Kursi Roda
1. Petugas skrining mengenali hambatan yang dimiliki oleh pasien
2. Hambatan Kognitif(keterbatasan fungsi mental dalam berfikir ataupun
komunikasi)
3. Hambatan fisik (dilihat dari cara berjalan pakai tongkat atau alat
bantu yang lain, ditintun, buta, bisu tuli,menggunakan kursi roda)
4. Hambatan Bahasa ( Tidak bisa berbahasa Indonesia)
5. Pasien dengan kesedaran menurun atau tidak sadar
6. Pasien dengan tidak sadar ataupun kesadaran menurun petugas
menanyakan kepada keluarga atau pengantar pasien
6. Langkah -
7. Jika Hambatan Kognitif petugas menanyakan kepada keluarga
langkah 8. Petugas Skrining segera menghubungi petugas penerjemah yang sudah
ditunjuk oleh Kepala Puskesmas sebagai penerjemah bahasa (jika
pasien tidak bisa berbahasa Indonesia) dan melakukan pendaftaran.
9. Jika hambatan fisik maka petugas Skrining memberikan kartu prioritas
dan mengantarkan pasien langsung menuju ruang periksa yang dituju
dan mempersilahkan kepada kerabat yang mengantar untuk melakukan
pendaftaran, jika pasien datang sendiri tanpa ada yang mengantar
maka pada ruang pemeriksaan akan melakukan pendataan langsung
diruang periksa dan setelah itu menyerahkannya ke bagian
pendaftaran.

1
Petugas skrining mengenali hambatan yang dimiliki oleh pasien :
Hambatan bahasa (tidak bisa berbahasa Indonesia)
Hambatan fisik (dilihat dari cara berjalan pakai tongkat atau alat
bantu yang lain, ditintun, buta, bisu tuli, menggunakan kursi roda)
Gangguan mental

Petugas Skrining segera menghubungi petugas penerjemah yang


sudah ditunjuk oleh Kepala Puskesmas sebagai penerjemah bahasa
(jika pasien tidak bisa berbahasa Indonesia) dan melakukan
pendaftaran.

7. Bagan Alir

Jika hambatan fisik maka petugas Skrining memberikan kartu


prioritas dan mengantarkan pasien langsung menuju ruang periksa
yang dituju dan mempersilahkan kepada kerabat yang mengantar
untuk melakukan pendaftaran, jika pasien datang sendiri tanpa ada
yang mengantar maka pada ruang pemeriksaan akan melakukan
pendataan langsung diruang

periksa dan setelah itu menyerahkannya ke


bagian pendaftaranya

8. Unit Terkait Semua Unit Pelayanan Di Puskesmas Arjasa


9. Dokumen 1. Rekam Medis
2. Buku Register
Terkait

No Yang Di Ubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

10.Rekaman Historis Perubahan

2
3

Anda mungkin juga menyukai