NOMOR : 360/RS-S/KEP-DIR/III/2020
TENTANG
PEDOMAN KERJA KOMITE ETIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan mata rantai di dalam Sistem Kesehatan Nasional
di dalam memberikan pelayanan di dalam bidang promatif, preventif, kuratif,
kuratif dan rehabilitatif. Kemajuan dibidang teknologi modern, alam bidang
kesehatan akan mempengaruhi perilaku rumah sakit di dalam memberikan
pelayananannya.
Lain daripada itu jenis dan bentuk sifat rumah sakit sangat homogen sesuai
dengan sejarah dan perkembangan rumah sakit di Indonesia. Sedangkan
petugas yang memberikan pelayanan di rumah sakit juga sangat heterogen,
baik kualitas maupun jenis ragam untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal
diperlukan adanya rasa kebersamaan dari seluruh petugas di rumah sakit
maupun antara rumah sakit itu sendiri.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Tujuan penyusunan kerangka kerja, pengolahan etika rumah sakit ini
agar terciptanya rumah sakit memiliki tanggung jawab etik dan hukum
terhadap pasien dan masyarakat serta pimpinan rumah sakit memahami
tanggung jawab dalam melaksanakan dan melakukan bisnis dan asuhan
klinis di rumah sakit.
b. Tujuan Khusus
1. Tercapainya perilaku yang terpuji didalam memberikan
pelayanan kepada pasien atau keluarganya dengan tingkat atau
mutu profesionalisme yang tinggi
2. Tercapainya peningkatan tanggung jawab professional pada
dasarnya mengandung 2 unsur pengertian yang saling
berkaitan, yaitu tanggung jawab dalam unsur etika dan
tanggung jawab dalam unsur kemampuan profesi
3. Terlaksananya prosedur penanganan penyelesaian konfrontasi
etik dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit
Sansani.
4. Terlaksananya tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien
dan masyarakat
5. Terlaksananya pembinaan dan pengendalian penanganan
penyelesaian konfrontasi etik dalam pelayanan medis dan non
medis di Rumah Sakit Sansani.
6. Terwujudnya koordinasi penanganan penyelesaian konfrontasi
etik dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit
Sansani
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari kerangka kerja ini mencakup pelaksanaan EtikRumah
Sakit mencakup :
1. Penanganan masalah etika rumah sakit
2. Penanganan pelanggaran etika profesi medis
3. Penanganan pelanggaran etika profesi keperawatan
4. Penanganan pelanggaran etika profesi kesehatan lain
5. Etika promosi rumah sakit
6. Etika dan tata laku bisni
D. DASAR HUKUM
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan kerangka kerja
pegelolaan etika Rumah Sakit di RS Universitas Riau adalah sebagai berikut.
1. Undang-undang RI Nomor: 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
2. Undang-undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
KETENTUAN UMUM
A. PENGERTIAN
Di dalam kerangka kerja pengelolaan etika rumah sakit, yang dimaksud
dengan :
1. Etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku seseorang
2. Etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan
pada(pengorganisasian) rumah sakit
3. Rumah Sakit Sansani merupakan rumah sakit yang memberikan
layanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar
sampai dengan sub spesialistik
BAB III
PENGELOLAAN ETIK
RUMAH SAKIT
3. Investigasi kasus
- Membahas kebeneran informasi tentang :
a. Identitas pasien
b. Peristiwa
c. Rekam medis
- Penataan dokumen
a. Dokumen informasi
b. Berkas Rekam Medis
c. Dokumen persetujuan tindakan medis
d. Second opinion
e. Resume medis
f. Pendapat organisasi profesi
g. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan
- Rapat dengan satuan kerja terkait
4. Analis kasus
- Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :
1) Kasus etika ditangani oleh Komite Etik
2) Kasus administrasi ditangani bagian SDM
3) Kasus hukum ditangani oleh Komite Etik
4) Kasus gabungan ditanganin Komite Etik
- Telaah kasus :
a. Kebenaran identitas pasien
b. Kebenaran peristiwa
c. Barang bukti
d. Pertimbangan prosedur tindak lanjut
- Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :
a. Kewenangan dan kompetensi
b. Indikasi dan Kontrak indikasi
c. Persetujuan tindakan medis
d. Kesesuaian dengan tindakan SOP
e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya
f. Hukum dan perundang-undangan
- Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau
non litigasi
- Dokumen kasus :
a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan
medisditata dan diberikan pengkodean khusus
b. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan
sampaikasus dianggap selesai
c. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada
BagianRekam Medis.
B. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI
MEDIS
Masalah etika profesi medis dapat berasal dari :
1. Dalam rumah sakit, dimana komite medik menerima permintaan
peninjauan penanganan masalah etika profesi medis dari direktur
atau dari ketua SMF
2. Luar rumah sakit dimana masalah disampaikan langsung dari
pasien atau masyarakat berusaha surat complain, dll kepada
direktur, kemudian direktur akan meminta komite medik untuk
menangani masalah tersebut.
3. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi melakukan investigasi
terhadap laporan pelanggaran etika profesi medik, bila perlu dengan
komite medik
4. Rekomendasi dari komite medik disampaikan ke Direktur dan
tembusannya disampaikan ke Komite Medik.
5. Bilamana berkaitan dengan aspek medikolegal, maka komite medik
berkoordinasi dengan rumah sakit dan komite etik RS.
Membujuk, misalnya:
o Diskon
o Voucher
3) PELANGGARAN
Dalam pelanggaran pada pelaku usaha/Rumah Sakit yang tercantum
pada bab IV pasal 8 pada umumnya telah tercakup pada keputusan
KEPKES dan Dirjen.Yanmed. dengan berlaku nya undang-undang
8 tahun 1999 tentang perlindungann konsumen, maka pelaksanna
ketentuan ini lebih diperkuat, sehingga terasa positif di lapangan.
Dalam masalahnya promosi rumah sakit atau dokter, selalu akan terkait
dengan etika rumah sakit maupun etika kedokteran. Dilain pihak
konsumen atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang
benar tentang produk jasa layanan kesehatan dilain pihak konsumen
atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang benar
tentang produk layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh
konsumen/ penderita. PERSI sebagai institusi yang menghasilkan
produk jasa layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen
atau penderita, pada dasarnya kegiatan promosi dapat dilaksanakan.
sehingga mengacu pada etika yang ada, kebutuhan konsumen dan
keterbatasan biaya yang di miliki oleh rumah sakit, kegiatan promosi,
iklan dan lain- lain harus memperhatikan:
Promosi/iklan harus murni bersifat informative
promosi/iklan tidak bersifat komparatif artinya membadingkan
dengan institusi rumah sakit/ dikter lain dan mengisyaratkan
bahwa dirinya lah yang terbaik dan yang lain jelek
Promosi/iklan harus berpijak pada dasar kebenaran
promosi/ iklan tidak berlebihan