TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
ii
269/MENKES/ PER/III/2008 tentang Rekam Medis
9 Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Direktorat
Pelayanan Keperawatan, Direktorat Jendral Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan,
1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
0 1144/MENKES/ PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 35
tahun 2013.
1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1 1691/MENKES/ PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2 1796/MENKES/ PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
1 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49
3 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
iii
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA;
Pasal 1
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal :
Direktur RSGM IIK Bhakti Wiyata,
iv
Lampiran 1 : Peraturan Direktur Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Nomor : ..............................................
Tentang : Panduan Sub Komite dan Disiplin Unit Tenaga
Kesehatan lainya
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
maka Panduan Sub Komite Etik dan Disiplin Komite Tenaga Kesehatan lainya RSGM IIK
Bhakti Wiyata ini dapat diselesaikan, Panduan ini dibuat untuk membuat semua pelayanan di
Rumah Sakit Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata menjadi lebih bermutu.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan Panduan Sub Komite Etik dan
Disiplin Komite Teaga Kesehatan lainya RSGM IIK Bhakti Wiyata ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, saran, dan kritik selama proses
penyusunan naskah panduan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Panduan Sub Komite Etik dan Disiplin Komite Tenaga
Kesehatan lainya RSGM IIK Bhakti Wiyata ini dapat mendukung peningkatan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien di RSGM IIK Bhakti Wiyata. Masukan, saran, dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan panduan ini.
Kediri,
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Penunjang medis yaitu Instalasi Gizi, Laboratorium, Radiologi, Farmasi, perekam medis,
elektromedis dan Sanitarian berperan penting dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan
terhadap pasien. Oleh karena itu dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang kompeten
dibidangnya.
Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf tenaga
kesehatan lainya komite Etika dan disiplin profesu memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembinaan etika dan disiplin tenaga kesehatan lainya ;
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etispada asuhan
keperawatan pasien
1. Tujuan
Meningkatkan mutu layanan penunjang medis melalui peningkatan kompetensi tenaga
kesehatan sesuai bidang nya.
2. Ruang Lingkup
Komite tenaga kesehatan meliputi Instalasi Gizi, Rehab Medik, Laboratorium, Radiologi,
Farmasi, perekam medis, elektromedis dan Sanitarian.
3. Landasan Hukum
a. Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 20154 tentang TenagaKesehatan
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 375 Tahun 2007 tentang
Standar Profesi Radiografer
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 65 tahun 2015 tentang
Standar Profesi Fisioterapi
3
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneasia Nomor : 26 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan pekerjaan & praktek tenaga Gizi
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 55 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Tenaga Perekam Medis
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
g. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor : 370 tahun 2007 Tentang
Standar Profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan Menteri kesehatan Republik
Indonesia
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 20 tahun 2015 tentang
Standar Kompetensi Manajerial Jabatan Fungsional Sanitarian
i. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.01.07/MENKES/314/2020
tentang Standar Profesi Elektromedik
4
5
6
BAB II
GAMBARAN UMUM KOMITE TENAGA KESEHATAN
RSGM IIK BHAKTI WIYATA
B. Tugas, Fungsi
1. Tugas Pokok
a. Melindungi keselamatan pasien dengan memastikan bahwa Tenaga kesehatan yang
akan melakukan pelayanan di rumah sakit kredibel.
b. Mendapatkan dan memastikan Tenaga kesehatan yang profesional dan akuntabel
bagi pelayanan di rumah sakit.
c. Menyusun jenis-jenis kewenangan kerja klinis bagi setiap Tenaga kesehatan yang
melakukan pelayanan medis di rumah sakit sesuai dengan cabang ilmu yang
ditetapkan oleh Kolegium Tenaga kesehatan di Indonesia.
d. Menetapkan dasar untuk menerbitkan penugasan kerja klinis bagi setiap Tenaga
kesehatan untuk melakukan pelayanan di rumah sakit.
e. Menjaga reputasi dan kredibilitas para Tenaga kesehatan dan institusi rumah sakit di
hadapan pasien, penyandang dana, dan pemangku kepentingan (stakeholders )
rumah sakit lainnya.
2. Fungsi
a. Mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme pelayanan yang diberikan oleh
tenaga yang kompeten sesuai kewenangannya.
b. Meningkatkan mutu profesi tenaga kesehatan,
c. Menegakkan etika dan disiplin profesi tenaga kesehatan
d. Melaksanakan kredensial tenaga kesehatan di rumah sakit.
7
BAB III
VISI MISI KOMITE TENAGA KESEHATAN
RSGM IIK BHAKTI WIYATA
3.1. Visi
3.2. Misi
1. Menjadikan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata yang bermutu,
dengan memberikan pelayanan prima serta pendidikan yang unggul demi kepuasan pelanggan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional.
3. Menciptakan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE TENAGA KESEHATAN
9
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KOMITE TENAGA KESEHATAN RS. BUDI KEMULIAAN BATAM
Direktur
Ketua Komite
Sekretaris
Sub Komite Mutu Profesi Sub Komite Mutu Kredensial Sub Komite Mutu Etik & Disiplin
1. Frida Bellayun Vanadi P., S.Tr.Kes 1. Yunita Kurnia Putri, S.Farm.Apt 1. Shofiatul Mu’azizah, A.Md.Kes
2. Listyaning Siti Sholikhah, A.Md.Kes 2. Fitria Lokasari, A.Md.Kes 2. Aulia Rizqi Fatmariza, S.Tr
3. Rifqi Iskandar, A.Md.Rad 3. Shofayana Wardatul J, A.md. Rad 3. Oni Yanuar Rustandi, SKM
4. Mirza Syahabandi, A.Md.Kes 4. Famela Intan Puspita, A.Md.Kes
10
BAB IV
MEKANISME KERJA
etika profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga tenaga kesehatan dapat ditingkatkan
dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai
etik dalam kehidupan profesi.
Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan secara terencana,
terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan tenaga kesehatan yang
diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan.
a. Tujuan
Sub komite etik & disiplin profesi bertujuan :
1) Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga tenaga kesehatan
yang tidak layak.
2) Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga tenaga kesehatan.
b. Tugas dan Kewenangan
1) Melakukan penegakan disiplin profesi tenaga kesehatan.
2) Melakukan pembinaan etika tenaga kesehatan.
3) Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
masalah etik dalam pelayanan asuhan.
4) Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan.
c. Keanggotaan
Sub komite etik & disiplin profesi tenaga kesehatan terdiri dari ketua dan anggota. Dalam
penegakan disiplin profesi dilakukan oleh panel yang dibentuk oleh ketua sub komite
disiplin profesi. Panel terdiri dari 3 (tiga) orang tenaga kesehatan atau lebih dengan
jumlah yang ganjil, komposisinya disesuaikan dengan jenis penegakan disiplinnya.
d. Mekanisme kerja
1) Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
a) Identifikasi sumber lapran dari manajemen rumah sakti, tenaga kesehatan lain,
dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya, juga dapat
berasal dari laporan hasil konferensi klinis dan kematian.
11
b) Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui proses pembuktian.
Tim panel dapat menggunakan keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan.
Seluruh pemeriksaan dilakukan tertutup dan rahasia.
2) Membuat keputusan
Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila tenaga kesehatan
merasa keberatan terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat
mengajukan bukti-bukti baru yang kemudian sub komite disiplin membetuk panel
baru. Akhirnya keputusan di laporkan kepada direksi rumah sakit melalui komite
tenaga kesehatan.
3) Memberikan tindakan disiplin profesi tenaga kesehatan berupa teguran, penugasan
peringatan tertulis, pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis, sementara
atau selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari tenaga kesehatan yang
memiliki kewenangan.
4) Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan. Keputusan sub komite
disiplin profesi diserahkan kepada pemimpin rumah sakit dalam bentuk
rekomendasi komite tenaga kesehatan untuk selanjutnya disampaikan kepada
tenaga kesehatan oleh pemimpin RS untuk dilaksanakan.
5) Melakukan pembinaan profesionalisme tenaga kesehatan.
Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan sosialisasi
profesionalisme tenaga tenaga kesehatan untuk mencapai profesionalisme.
a) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan
praktik tenaga kesehatan sehari-hari.
b) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan metode
serta evaluasi.
c) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, symposium,
“bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan
lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
d) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang tenaga kesehatan, diklat
dan kelompok fungsional tenaga kesehatan untuk melakukan pembinaan.
12
ALUR PENANGANAN PELANGGARAN ETIK
DIREKTUR
KOMITE KEPERAWATAN
SUB KOMITE KREDENSIAL SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN SUB KOMITE MUTU KEPERAWATAN
- Pengumpulan
PEMBENTUKAN TIM AD-HOC UNTUK
data
MENELITI PELANGGARAN LEBIH
- Pemanggilan
LANJUT
yang
bersangkutan
RAPAT
REKOMENDASI
PELANGGRAN
Lampiran 1
13
PERINGATAN LISAN
Bahwa pada waktu tersebut Saudara / i telah melakukan pelanggaran yang dimaksud.
Sebagai peringatan bahwa pada waktu yang akan datang saudara / i dapat memperbaiki
tingkah laku / memelihara suasana kerja / hubungan kerja yang lebih baik. Bilamana
dikemudian hari saudara/ i berbuat kesalahan / pelanggaran yang serupa atau lainnya,
maka saya selaku kepala ruangan akan mengambil tindakan yang lebih tegas sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Kediri, 20
Yang Diberi Peringatan Yang Memberi Peringatan
( ) ( )
Tembusan :
1. Kepala Bidang Komite Nakes Lain
2. Perawat Yang Bersangkut
14
Lampiran 2
PENGARAHAN / KONSELING
Nama :
TempatBekerja :
Hari :
Tanggal :
Jam :
JenisPelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)
Nomor Pelanggaran :
Pengarahan Yang diberikan :
Kediri,
Yang Diberi Pengarahan
Yang Memberi Pengarahan
( )
( )
Tembusan :
1. Kepala Tenaga Kesehatan Lainya
2. Kepala Ruangan
3. Yang Bersangkutan
15
Lampiran 3
Nama :
Tempat Bekerja :
Hari / Tanggal Kejadian :
Jam Kejadian :
Jenis Pelanggaran : Ringan, Sedang, Berat *)
Nomor Pelanggaran :
Tindakan yang segera dilakukan :
Kediri,
Kepala Ruangan
( )
Tembusan :
1. Kepala Tenaga Kesehatan lainya
2. Yang Bersangkutan
16
BAB VI
DOKUMENTASI
Dokumen terkait untuk pendokumentasian pelaksanaan sub komite etik dan disiplin Tenaga Kesehatan Lainya
adalah sebagai berikut :
1. Peringatan Lisan
2. Pengarahan / Konseling
3. Laporan Kejadian Pelanggaran Kode Etik dan Disiplin
Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal : ...................................
Direktur RSGM IIK Bhakti Wiyata,
17