Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN

RSGM IIK BHAKTI WIYATA


2020
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
Jl. KH. Wahid Hasyim 65 Kediri 64114
Telp : (0354) 774040 (hunting)773535 | Fax : (0354) 771539
Email : bhaktiwiyata@live.com | website :wwwiik.ac.id | facebook : iikbwkediri

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
NOMOR : 11 /RSGM/ PER.DIR / VIII / 2019

TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

DIREKTUR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

Menimbang : a. bahwa proses kredensial merupakan slah satu cara profesi


keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas
persiapan pendidikan anggotanya;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan di RSGM IIK Bhakti Wiyata perlu disusun Panduan
Kredensial Keperawatan di RSGM IIK Bhakti Wiyata;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.772/ Menkes/ SK/ VI/ 2002
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 1691/Menkes/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien RS
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Izin
dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 1796/Menkes/PER/VIII/2011
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 Tahun 2013 tentang
Komite Keperawatan Rumah Sakit
10. Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal Kota Kediri No :
503/ 1869/ RS/ 419.64/ 2016 tentang Izin Operasional Rumah
Sakit;
11. Keputusan Direktur PT. Husada Wiyata Mulya Nomor SK.02/
HWM/ V/ 2019 tentang Hospital Bylaws Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata;
12. Keputusan Direktur PT. Husada Wiyata Mulya Nomor SK.01/
HWM-S.02/ IX/ 2019 tentang Pengangkatan Direktur RSGM IIK
Bhakti Wiyata;
13. Keputusan Direktur PT. Husada Wiyata Mulya No.
SK.03/HWM/VIII/2019 tentang Penetapan Struktur Organisasi
RSGM IIK Bhakti Wiyata;
14. Keputusan Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Nomor 01/ SK.RSGM/ DIR/ VIII/ 2019
tentang Penetapan Struktur Organisasi dan Tata Kerja di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT GIGI
DAN MULUT INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA;
Pasal 1
Memberlakukan Panduan Keperawatan Kredensial sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari perturan ini;
Pasal 2
Dalam menyelenggarakan kegiatan kredensial harus mengacu pada
Panduan Kredensial Keperawatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata;

Pasal 3
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diubah
dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal :
Direktur RSGM IIK Bhakti Wiyata,

Tembusan kepada yth drg. Sahat Manampin Siahaan, MMRS


NIK. 2011.0414
1. Reprentatif PT. HWM
2. Direktur
3. Arsip
Lampiran 1 : Peraturan Direktur Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Nomor : 11 /RSGM/ PER.DIR / VIII / 2019
Tentang : Panduan Kebersihan Kredensial
Keperawatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
maka Panduan Kredensial Keperawatan RSGM IIK Bhakti Wiyata ini dapat diselesaikan,
Panduan ini dibuat untuk membuat semua pelayanan di Rumah Sakit Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata menjadi lebih bermutu.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan Panduan Kredensial
Keperawatan RSGM IIK Bhakti Wiyata ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
cara penulisannya. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan masukan, saran, dan kritik selama proses penyusunan naskah panduan ini.
Akhir kata kami berharap semoga Panduan Kredensial Keperawatan RSGM IIK
Bhakti Wiyata ini dapat mendukung peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di
RSGM IIK Bhakti Wiyata. Masukan, saran, dan kritik yang membangun sangat diharapkan
demi penyempurnaan panduan ini.

Kediri,

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I DEFINISI................................................................................................................ 1
BAB II RUANG LINGKUP ...............................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA..................................................................................................5
BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................................8

ii
BAB I
DEFINISI

Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
Proses kredensial (Credentialing): adalah Proses mereview, memverifikasi dan
mengevaluasi dokumen – dokumen. Proses kredensial menjamin perawat untuk menentukan
apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan
asuhan keperawatan di rumah sakit
Re-Kredensial (Re-Credentialing): proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap
tenaga perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis (clinical privilege)) dirumah
sakit tersebut untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan
klinis tersebut untuk suatu periode tertentu.
Kewenangan Klinis (clinical privilege): kewenangan klinis untuk melakukan asuhan
keperawatan tindakan medis tertentu dalam lingkungan sebuah rumah sakit tertentu
berdasarkan penugasan yang diberikan Kepala Rumah Sakit.
Penugasan klinis adalah penugasan direktur Rumah Sakit kepada tenaga keperawatan
untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidaan di Rumah Sakit tersebut
berdasarkan daftar Kewenangan Klinis.
Peer-groupatau mitra bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi
dan kompetensi yan baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan.
Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam bentuk
asuhan keperawatan.
Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga
keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Kilinis.
Panitia adhoc berasal dari perawat yang tergolong sebagai mitra bestari, dapat berasal
dari RSCM, rumah sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi bidan, dan/atau
institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kebidanan yangmempunyai tugas
khusus untuk mrnyelesaikan suatu kegiatan dan dibubarkan setelah tugas tersebut selesai.
Panitia Adhoc ditetapkan dengan SK Direktur.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Proses Kredensial
Proses Kredensial diperlukan untuk menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan standar
profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan evaluasi terhadap
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga keperawatan.
Berdasarkan hasil proses Kredensial, Komite Keperawatan merekomendasikan kepada
Direktur Utama untuk menetapkan Penugasan Klinis yang akan diberikan kepada tenaga
keperawatan berupa surat Penugasan Klinis. Penugasan Klinis tersebut berupa daftar
Kewenangan Klinis yang diberikan oleh Direktur Utama Rumah Sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan dalam
lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu.

B. Tujuan Kredensial
1. Membuat kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
2. Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan yang
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan memiliki kompetensi dan kewenangan
klinis yang jelas
3. Pengakuan dan penghargaan terhadap tenaga keperawatan yang berada disemua level
pelayanan.
4. Kewenangan klinis
Kewenangan melakukan Asuhan Keperawatan
5. Perawat hanya dapat melakukan Asuhan Keperawatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki, setelah mendapatkan penugasan klinis (clinical privilege) dari Direktur
Utama, yang ditetapkan dengan surat keputusan.
6. Penugasan klinis hanya diberikan kepada Perawat yang telah memenuhi kualifikasi dan
persyaratan untuk mendapatkan kewenangan profesi (clinical privilege).
7. Penilaian persyaratan dan jenis asuhan\ keperawatan untuk setiap ditetapkan oleh
Komite Keperawatan
8. Komite Keperawatan menyerahkan hasil pengesahan penilaian kredensial sebagai
rekomendasi kepada Direksi. Berakhirnya kewenangan melakukan asuhan keperawatan
9. Kewenangan untuk melakukan Asuhan Keperawatan/ Kebidanan seorang Perawat di
Rumah Sakit berakhir bila penugasan klinis (clinicalprivilege) Perawat yang
2
bersangkutan dicabut oleh Direksi berdasarkan usulan Komite Keperawatan.
10. Dalam hubungan hukum ketenagakerjaan antara perawat dengan rumah sakit berakhir,
maka secara otomatis brakhir pula kewenangan yang bersangkutan untuk melakukan
asuhan keperawatan.
11. Rincian kewenangan klinis setiap tingkatan staf perawat klinik di RSGM IIK Bhakti
Wiyata ditetapkan oleh Komite Keperawatan dan mitra bestari (kelompok kekhususan
dan kepala ruangan area dimana dia bekerja).
12. Komite Keperawatan wajib menetapkan dan mendokumentasikan syarat-syarat yang
terkait kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan sesuai dengan ketetapan mitra bestari (peer group).
13. Komite Keperawatan menyusun “Buku Putih” (white paper) untuk pelayanan
keperawatan dengan melibatkan mitra bestari (peer group)
14. Pemberian kewenangan klinis (clinical privilage) kepada staf keperawatan yang akan
melakukan tindakan tertentu tersebut mengacu pada “buku putih” (white paper) yang
telah disusun bersama.
15. Kewenangan klinis seorang staf keperawatan tidak hanya didasarkan pada kredensial
terhadap kompetensi keilmuan dan ketrampilannya saja, akan tetapi juga didasarkan
pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan prilaku (behavior) staf keperawatan
tersebut.
C. Tugas Sub Komite Kredensial
1. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis
2. Menyusun buku putih(white paper) yang merupakan dokumen persyaratan terkait
kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan keperawatan dan
kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih disusun oleh Komite
Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer Group)dari berbagai unsur
organisasi profesi keperawatan dan kebidanan, kolegium keperawatan, unsur
pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan.
3. Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi :
a. Ijazah
b. Surat Tanda Registrasi
c. Sertifikat Kompetensi
d. Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
e. Surat pernyataan telah menyelesaikan program orientasi Rumah Sakit di unit
tertentu bagi tenaga keperawatan baru.
f. Surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan

3
4. Merekomdasikan proses Kredensial
5. Perawat dan atau bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh Kewenangan
Klinis kepada Ketua Komite Keperawatan
6. Ketua Komite Keperawatan menugaskan Sub Komite Kredensial untuk melakukan
proses Kredensial (dapat dilakukan secara individu dan kelompok).
7. Sub Komite membuat panitia adhoc untuk melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan berbagai metode porto folio, asesmen kompetensi.
8. Sub Komite memberika laporan hasil Kredensial sebagai bahan rapat menentukan
kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan
9. Merekomendaikan pemulihan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawattan
10. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
11. Sub Komite Kredensial membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua
Komite Keperawatan untuk diteruskan Direktur Utama.
D. Kewenangan Sub Komite Kredensial
Sub komite keredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi rincian
kewenangan klinis untuk memperoleh Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment).
E. Mekanisme Kerja Sub Komite Kredensial
Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan mekanisme sebagai
berikut :
1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan kredensial
dimaksud;
3. Melakukan asesmen kewenangan klinis dengan berbagai metode yang disepakati
4. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
penugasan klinis dari Direktur Utama dengan cara :
5. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis
kepada ketua komite keperawatan.
6. Ketua komite keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk melakukan proses
kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok)
7. Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai metode : porto
folio, asesmen kompetensi;
8. Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat menentukan
kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
9. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis secara berkala

4
10. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan

5
BAB III
TATALAKSANA

Proses utama kridensial ditujukan untuk mengendalikan kewenangan melakukan


tindakan keperawatan yang terperinci bagi setiap tenaga keperawatan yang bertumpu pada
tiga tahap. Tahap pertama perawat melakukan permohonan untuk memperoleh kewenangan
klinis sesuai dengan kompetensi perawat klinis. Kedua, komite keperawatan bersama sub
kridensial mengkaji dan memberikan kompetensi rincian kewenangan klinik keperawatan
yang diajukan oleh pemohon. Ketiga, Direktur Rumah Sakit menerbitkan surat penugasan
berdasarkan rekomendasi dari ketua komite keperawatan yang berlaku pada periode
tertentu. Secara periodik perawat melaui proses rekredensial saat masa berlaku surat
penugasannya berakhir, dimana tiga proses inti tersebut akan berulang.
A. Permohonan untuk mendapat kewenangan klinik
Setiap tenaga keperawatan mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit
untuk melakukan tindakan keperawatan. Perawat mengisi beberapa formulir yang
disediakan rumah sakit, antara lain daftar kewenangan klinik keperawatan yang ingin
dilakukan sesuai dengan bidang keahliannya.
Tenaga keperawatan tersebut memilih tindakan keperawatan yang tertera dalam
formulir daftar tindakan keperawatan dan menyerahkan copy semua dokumen yang
dipersyaratkan kepada rumah sakit.
Syarat-syarat tersebut meliputi ijasah pendidikan, STR, sertifikat pendukung
kompetensi. Setelah formulir lengkap rumah sakit menyerahkan kepada komite
keperawatan untuk ditindak lanjuti.
B. Kajian Komite keperawatan
Komite keperawatan bersama subkomite kridensial dan semua kepala pelayanan di
keperawatan membicarakan setiap permohonan kewenangan klinik yang diajukan oleh
pemohon. Melalui intern keperawatan ini diputuskan kewenangan klinik keperawatan
yang diberikan kepada setiap perawat, diputuskan juga pembagian kategori perawat
klinik (PK I,PK II,PK III,PK IV) salah satunya juga ditentukan oleh masa kerja/
pengalaman kerja perawat.
C. Penerbitan Surat Penugasan
Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga keperawatan
pemohon berdasarkan rekomendasi tersebut. Kepala rumah sakit meminta komite
keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi tersebut bersama pihak manajemen

6
rumah sakit bila dianggap perlu. Surat penugasan tersebut memuat daftar sejumlah
kewenangan klinis untuk melakukan tindakan keperawatan bagi tenaga keperawatan
yang memohon.
Daftar kewenangan klinis tenaga keperawatan dapat dimodifikasi setiap saat.
Seorang tenaga keperawatan bisa saja menambah kewenangan klinis yanmg tidak
dimiliki sebalumya dengan mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit. Namun
sebaliknya kewenangan klinis tertentu dapat dicabut sementara atau seterusnya karena
alasan tertentu.
Kewenangan klinis akan berakhir bila masa penugasan habis masa berlakunya atau
dicabut oleh kepala rumah sakit. Surat penugasan klinis mempunyai masa berlaku pada
periode tertentu. Setelah masa habis rumah sakit mengadakan rekredensial yang lebih
sederhana karena rumah sakit telah memiliki informasi setiap perawat yang melakukan
tindakan keperawatan. Penerbitan ulang surat penugasan.

7
D. Alur Kredensial

DIREKTUR PERAWAT
KOMITE KEPERAWATAN SDM

1. Surat permohonan kredensial


2. Melengkapi formulir isian
SUB KOMITE MITRA BESTARI
aplikasi kredensial
KREDENSIAL
3. Menyerahkan logbook
4. Daftar pengajuan kewenangan
klinis
SUB KOMITE Dokumen bukti : Ijazah, STR,
MUTU PROFESI SIK/SIP,sertifikat pelatihan,
asessmen kompetensi, surat
keterangan sehat, orientasi,
SUB KOMITE ETIK PROSES REVIEW, VERIFIKASI, pengalaman kerja
& DISIPLIN EVALUASI DOKUMEN
PROFESI MENGACU BUKU PUTIH

REKOMENDASI:
REKOMENDASI: DIBERIKAN REKOMENDASI:
TIDAK DIBERIKAN KEWENANGAN DIBERIKAN
KEWENANGAN KLINIK DENGAN KEWENANGAN
SUPERVISI
REKOMENDASI DIREKTUR UTAMA
KEWENANGAN PENERBITAN/PENCABUTAN
KLINIK MELALUI DIR SDM
SURAT PENUGASAN KLINIS

8
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan tersimpan dalam masing-
masing file tenaga keperawatan.

Ditetapkan di : Kediri
Pada tanggal :
Direktur RSGM IIK Bhakti Wiyata,

drg. Sahat Manampin Siahaan, MMRS


NIK. 2011.0414

Anda mungkin juga menyukai