A competent practitioner
automatically possesses privilege to
provide particular services in hospitals
Pasal 36
Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki Surat Izin Praktik
(SIP)
entering
Pasal 38
The profession
Persyaratan untuk mendapatkan SIP :
1. STR
2. Tempat praktik
3. Rekomendasi dari organisasi profesi
Konsil Kedokteran Indonesia 2018
Medical Council
Clinical privilege
Registered Practitioners
Masyarakat / Pasien
Konsil Kedokteran Indonesia 2018
STATE STATE
IMMIGRATION
MEDICAL COUNCIL
Credentialing
Disciplinary
Clinical Privilege Tribunal
Fit
Registered Medical Practice Re-Credentialing
Practitioners MEDICAL COUNCIL STATE
Pasal 46
Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap
semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
Penjelasan:
Cukup jelas
Clinical Daftar penugasan kepala/direktur rumah sakit kepada seorang staf perawat
untuk melakukan sekelompok asuhan keperawatan dirumah sakit
Privilege List Kewenangan tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan
(CP) Klinis baginya
White Paper Buku Putih dokumen yang memuat kriteria untuk menyatakan bahwa seorang
perawat kompeten untuk melakukan tugas dalam suatu CP tertentu
(WP) yang telah terdelinasi
Peer Group Mitra Bestari sekelompok staf perawat dengan reputasi dan kompetensi profesi
yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi
(PG) keperawatan
29
PROSES KREDENSIAL
Rekomendasi
Clinical Appointment
Mitra Bestari
~
Aplikasi
Clinical Privilege
Buku Putih
Praktisi Medis Clinical Privilege
30
SEGITIGA KREDENSIAL
(Herkutanto, 2009)
DAFTAR
Mitra Bestari
Formulir
Buku Putih
Clinical Privilege
Clinical Privilege
05/11/2018 31
CREDENTIALING
CLINICAL PRIVILEGE
Cricothyrotomy
risk
Endotracheal (Nasal/Oral)
risk
Neuromuscular blockade
risk
Mechanical ventilation
risk
Percutaneous
transtracheal ventilation risk
Therapeutic decompression risk
05/11/2018 32
COMPETENCE
05/11/2018 34
PERAN BUKU PUTIH TERKAIT CLINICAL PRIVILEGE
05/11/2018 35
TAHAP INISIASI
• Setiap rumah sakit membutuhkan white paper untuk memberikan clinical
privilege bagi dokter
– SMF / Departemen berkepentingan untuk berkontribusi menyusun white paper
untuk menjamin mutu dan keamanan pelayanan medis dibidangnya
– SMF / Departemen mengidentifikasi kebutuhan untuk menyusun white paper
pelayanan medis dibidangnya
• SMF / Departemen mengajukan permohonan kepada Direktur Rumah Sakit
untuk menyusun white paper untuk pelayanan medis tertentu
• Direktur Rumah Sakit meminta komite medis untuk menyusun white paper
untuk pelayanan medis tertentu tersebut
TAHAP PERSIAPAN
• Komite medis membentuk Tim Penyusun White Paper (TPWP)
yang anggotanya adalah
– unsur dari Komite Medis
– representasi dari disiplin ilmu yang kompetensinya terkait dengan
white paper yang akan disusun.
• Komite medis mempersiapkan akses untuk memperoleh acuan
/ rujukan untuk menyusun white paper tersebut dari kolegium
terkait dan regulasi yang terkait pelayanan medis tersebut
• Komite medis membuat template dokumen white paper
TAHAP PELAKSANAAN
1. unsur dari Komite Medis memimpin rapat TPWP dan menjelaskan bahwa
yang akan disusun adalah satu white paper yang berlaku bagi setiap
kelompok spesialisasi yang terkait dengan pelayanan medis tersebut
2. Setiap disiplin profesi kedokteran menyusun elemen white paper yaitu
syarat2 / kriteria kapan seorang dokter dinyatakan kompeten untuk
melakukan pelayanan medis tertentu dengan aman yang meliputi:
kualifikasi pendidikan / pelatihan,
jumlah kasus yang telah ditangani,
keikutsertaan dalam organisasi profesi / seminat, dll
TAHAP PELAKSANAAN
3. Seluruh anggota TPWP membahas masukan elemen white paper dari
SMF terkait
4. Seluruh anggota TPWP menyepakati elemen white paper dan menyusun
satu white paper dengan template yang disediakan komite medik
5. Ketua TPWP menyerahkan draft white paper kepada ketua komite medik
secara resmi dengan surat tertulis
6. Komite medik menelaah white paper dan menyempurnakannya dengan
tetap mengindahkan hal2 prinsip yang telah disepakati anggota TPWP
7. Komite medik menyerahkan draft final white paper kepada Direktur RS
8. Direktur Rumah Sakit mengesahkan White Paper dalam bentuk
Keputusan Direktur dan memberlakukannya di rumah sakit
TAHAP PENGESAHAN DAN IMPLEMENTASI
Pasal 11
(1) Dokter yang telah memiliki kewenangan klinis
berwenang melakukan pelayanan di Rumah Sakit.
(2) Masing-masing Dokter yang memiliki kewenangan
klinis dalam memberikan pelayanan kedokteran di
Rumah Sakit harus sesuai dengan ketentuan dalam
Buku Putih
(3) Fasilitas atau instalasi untuk pelayanan kedokteran
ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit dan dapat
dimanfaatkan oleh dokter dari beberapa disiplin ilmu
KEWAJIBAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
BERDASARKAN BUKU PUTIH
Pasal 12
(1) Setiap Rumah Sakit yang menyelenggarakan pelayanan
Kedokteran pada kompetensi klinis yang sama dari beberapa
disiplin ilmu harus berdasarkan Buku Putih
(2) Komite medik di Rumah Sakit atau tim yang dibentuk oleh Kepala
Rumah Sakit menerbitkan rekomendasi kewenangan klinis bagi
Dokter untuk dapat melakukan pelayanan kedokteran melalui
proses kredensial dan rekredensial dengan berdasarkan Buku
Putih
(3) Berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
Kepala Rumah Sakit menerbitkan surat penugasan klinis (clinical
appointment) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
pelayanan sesuai kompetensi klinis dalam Buku Putih dilakukan
oleh KKI, MKKI, dan Kolegium terkait
(2) Komite medik melakukan pengawasan terhadap pelayanan
kedokteran
(3) KKI, MKKI, dan Kolegium terkait melakukan pembinaan dan
pengawasan dan evaluasi pelaksanaan Peraturan KKI ini
(4) Dokter yang melakukan pelanggaran ketentuan dalam
Peraturan KKI ini dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Monev KKI
peraturan perundang-undangan Akreditasi KARS
(5) Ketua Komite Medik melalui Kepala Rumah Sakit melaporkan
secara tertulis pelanggaran yang dilakukan oleh Dokter ke
Kolegium terkait dan KKI
PERLINDUNGAN
HUKUM
Pasal 15
Kolegium terkait yang menaati Rumah sakit mentaati
ketentuan dalam Peraturan KKI ini, Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 755
Dokter yang disiplin ilmunya diampu
Tahun 2011 Tentang Komite
oleh Kolegium tersebut dilindungi Medis
oleh hukum dalam melakukan
Komite Medis mentaati
pelayanan kedokteran di Rumah Peraturan Konsil nomor 42
Sakit. Tahun 2016 (white paper)
Buku putih yang telah disahkan KKI
MENGEDEPANKAN
PROTEKSI PASIEN
Membuang Mekanisme
apel busuk pendisipilinan
SIDANG
MAJELIS DISIPLIN
BEBAS
TINDAKAN
PENGADUAN DISIPLIN
INVESTIGASI
Laporan DAMAI
Kasus
MEDIASI PENGADILAN
NEGOSIASI NEGERI
KEDEPAN
PANDUAN TENTANG KEWENANGAN KLINIS
1. Pada Kepkonsil No. 20 Thn 2016 dan Pada Kepkonsil No.
28 Thn 2016 Diktum Kesatu kata-kata “memiliki
kompetensi yang sama dalam pelaksanaan prosedur
Kemoterapi” dijelaskan lebih lanjut dalam pedoman bahwa
dalam kompetensi yang sama tersebut harus diartikan
kompetensi sesuai dengan kemampuan yang telah
diajarkan selama pendidikan oleh masing-masing spesialis
2. Pedoman ini akan memberikan panduan tentang tata cara
pemberian kewenangan klinik oleh komite medis di RS
sesuai dengan butir ke 2, 3, dan 4 Kepkonsil No. 20 tahun
2016;
KEDEPAN
PANDUAN TENTANG KEWENANGAN KLINIS
3. Pedoman ini akan memberikan panduan tentang tata
cara pemberian kewenangan klinik oleh komite medis di
RS sesuai dengan butir ke 2, 3, dan 4 Kepkonsil No. 20
tahun 2016;
4. Panduan juga akan menyatakan bahwa setiap spesialis
tidak serta merta dapat diberikan kewenangan klinis
oleh komite medis bila tidak memenuhi kriteria
kompetensi di dalam buku putih;
KEDEPAN
PANDUAN TENTANG KEWENANGAN KLINIS
5. Spesialis yang dalam kurikulum intinya telah mengajarkan
dan mengujikan kompetensi sebagaimana diatur dalam
Kepkonsil No. 20 thn 2016 dapat diberikan kewenangan
klinisnya oleh komite medik RS;
6. Para spesialis yang mendapatkan kewenangan klinis
berdasarkan kepkonsil No 20 Thn 2016 harus mampu
menangani komplikasi akibat pelaksanaan kewenangan klinis
tersebut;
7. Panduan ini akan menguraikan tata cara pemberian
kewenangan klinis di RS sesuai Permenkes 755 Thn 2011 ttg
Komite Medik.
KESIMPULAN
1. Tugas Utama KKI adalah menjamin perlindungan bagi pasien
/ masyarakat melalui
Mekanisme registrasi untuk menapis kompentesi dr / drg
Mekanisme Disiplin Profesi dr / drg
2. Direksi RS bertanggungjawab menyelenggarakan Good
Clinical Governance melalui Komite Medis
3. Praktik kedokteran bukanlah Hak tetapi Privilege
Kompetensi harus dibedakan dengan Privilege
Beberapa spesialis kedokteran dapat memiliki Privilege yang sama
disuatu tempat Konsil Kedokteran Indonesia 2018
Konsil Kedokteran Indonesia 2018
.
• .
4
PROFESSIONALISME DALAM PENDIDIKAN
KEDOKTERAN
.
• .
5
PROFESSIONALISME DALAM PENELITIAN
KEDOKTERAN
.
• .
.
• .
1
PENERAPAN PRODUK HUKUM KKI DIRUMAH SAKIT