Anda di halaman 1dari 5

PENJADWALAN OPERASI BERBASIS HINAI

Kode Nomor : 006 / KPRWT-BEDAH No. Revisi : 01 Halaman : 1/4


Ditetapkan :
SPO
Administrasi
Pelayanan Tanggal Terbit : / 03 / 2010

dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro


Direktur Medis Direktur Utama

PENGERTIAN 1. Pengajuan operasi adalah tata cara penjadwalan tindakan operasi baik secara elektif maupun
cito yang berasal dari dalam maupun luar rumah sakit
2. Penjadwalan operasi elektif dari Instalasi Rawat Jalan adalah kegiatan untuk menjadwalkan
pelaksanaan operasi elektif atau terencana dari Instalasi Rawat Jalan setelah melakukan
pemeriksaan
3. Penjadwalan operasi elektif dari Rawat Inap adalah penjadwalan operasi berencana dari pasien
yang sedang menjalani perawatan inap
4. Operasi darurat adalah suatu tindakan yang apabila tidak segera dilakukan akan beresiko
tinggi dan mengancam keselamatan pasien
5. Penjadwalan operasi darurat adalah kegiatan untuk mengatur pelaksanaan tindakan operasi
yang sifatnya cito atau harus segera dilakukan
6. Pelaksana adalah perawat atau bidan Kamar Operasi
7. SIMRS merupakan sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi,
pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat.

TUJUAN 1. Agar sistem penjadwalan operasi dapat tersusun dengan baik


2. Memudahkan dalam pengaturan jadwal Kamar Operasi dan Tim dokter

KEBIJAKAN 1. Pengajuan operasi harus dilengkapi dengan surat pengantar dari Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dan dilakukan minimal 6 (enam) jam sebelum tindakan dimulai
2. Penjadwalan operasi elektif dari Instalasi Rawat Jalan harus ada surat pengantar dan surat izin
operasi dari dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) serta dikonsulkan ke spesialis lainnya
(jika diperlukan)
3. Apabila pasien dengan kasus obstetri maka pemeriksaan kebidanannya harus dipelajari oleh
Penanggung Jawab (PJ) Kamar Bersalin terlebih dahulu (jika ditemukan kesenjangan usia
kehamilan kolaborasikan pada DPJP)
4. Penjadwalan operasi elektif dari Rawat Inap harus melakukan registrasi ulang untuk tindakan
operasi, melengkapi Surat Izin Operasi dan pasien sudah berada di ruang pulih sadar / recovery
room (RR) minimal 1 (satu) jam sebelum tindakan dimulai
5. Penjadwalan Operasi Darurat (cito) di Kamar Operasi harus dapat dilakukan dalam waktu 30
menit sejak diputuskan untuk tindakan operasi
6. Keputusan Direktur Utama PT. Medikaloka Hermina Tbk Nomor 076/PER-DIR/MH/II/2023

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 1
PENJADWALAN OPERASI BERBASIS HINAI

Kode Nomor : 006 / KPRWT-BEDAH No. Revisi : 01 Halaman : 2/4


Ditetapkan :
SPO
Administrasi
Pelayanan Tanggal Terbit : / 03 / 2010

dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro


Direktur Medis Direktur Utama

PROSEDUR 1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi / bedah harus dibuatkan surat pengajuan /
pengantar secara tertulis oleh DPJP
2. Untuk operasi elektif / yang direncanakan, surat pengajuan operasi dikirim minimal 6 (enam)
jam sebelum tindakan dilakukan secara HINAI dengan cara memilih menu request kemudian
klik Permohonan Operasi
3. Setelah muncul tampilan permohonan operasi maka DPJP mengisi kolom-kolom yang
disediakan
4. Kolom permohonan prioritas diisi dengan mempertimbangkan apakah pasien akan dilakukan
tindakan Emergency/Elective/Immediate sesuai prioritas kasus pasien
5. Kemudian isi Kolom Operator (Chief Surgeon) dengan DPJP yang mengajukan operasi
6. Kemudian isi Kolom Jenis Operasi sesuai jenis tingkat operasi dan kesulitan dengan Tindakan
operasi Besar/Sedang/Kecil.
7. Kolom tanggal permohonan dibuat di Tanggal DPJP membuat surat permohonan operasi.
8. Kemudian isi Kolom Anestesi dengan dokter Anestesi yang bertugas jaga di Hari akan
dilaksanakannya operasi.
9. Kemudian isi Kolom Kelas penagihan sesuai kelas rawat yang akan digunakan oleh pasien
untuk melakukan administrasi di Rumah Sakit.
10. Selanjutnya di kolom departemen pilih departemen sesuai bidang dari DPJP
11. Kemudian DPJP mengisi Kolom pilihan prosedur tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
kasus pasien dan penggolongan tindakan.
12. Setelah keluar kode prosedur dan Nama layanan
13. Dpjp klik bagian bergambar kaca pembesar untuk menentukan penjadwalan operasi.
14. Kemudian akan muncul tanggal dan kolom kamar operasi yang masih available untuk
dilakukan penjadwalan
15. Dimana untuk melakukan penjadwalan operasi, DPJP harus mampu mempertimbangkan durasi
tindakan - waktu pembersihan OK sampai selesai dapat dilakukan tindakan selanjutnya dengan
minimal durantee 45 menit sampai lebih
16. Setelah memilih tanggal dan Kamar operasi yang available. Maka akan muncul tampilan detail
penjadwalan operasi. Tulis keterangan dan Alasan operasi dengan diagnosis pasien
17. Kemudian klik kolom biru bertuliskan jadwal.
18. Kemudian klik tanda silang dibagian kolom tanggal dan kamar yang available.
19. Klik permohonan dan akan terintegrasi pada Sistem Kamar perawatan OK dan akan terjadwal
secara sistem.
* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 2
PENJADWALAN OPERASI BERBASIS HINAI

Kode Nomor : 006 / KPRWT-BEDAH No. Revisi : 01 Halaman : 3/4


Ditetapkan :
SPO
Administrasi
Pelayanan Tanggal Terbit : / 03 / 2010

dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro


Direktur Medis Direktur Utama

Pelaksanaan operasi dapat dilakukan sebagai berikut :


A. Operasi Elektif dari Rawat Jalan
1. Perawat Instalasi Rawat Jalan mengantarkan pasien ke Kamar Operasi dengan membawa
surat pengantar dari dokter/DPJP yang disertai dengan bukti registrasi serta surat ijin
operasi dan di serahkan kepada perawat Kamar Operasi
2. Lakukan anamnesa / pengkajian sesuai dengan kasus (identitas pasien, indikasi operasi,
HPHT, usia kehamilan riwayat penyakit / riwayat operasi, alergi)
3. Buku pasien / status rawat jalan dipelajari ulang oleh PJ Kamar Operasi tentang hasil
pemeriksaan selama rawat jalan, hasil penunjang baik laboratorium / USG yang telah
dilakukan
4. Apabila kasus obstetri maka dipelajari oleh PJ Kamar Bersalin dan dilakukan pengukuran
TBF (jika ditemukan kesenjangan usia kehamilan kolaborasikan dengan DPJP)
5. Jadwal Operasi akan terintegrasi di Dashboard layar kamar OK yang akan di cek oleh
petugas kamar OK sehari sebelum tindakan.
6. Ingatkan pasien untuk konsul ke dokter anastesi dan spesialis lain bila diperlukan sebelum
operasi
7. Jelaskan mengenai persiapan operasi yang akan dilakukan, seperti : hari dan jam
kedatangan, puasa, perlengkapan yang dibawa pasien saat masuk dan ingatkan pasien agar
tidak memakai gigi palsu, lensa mata, cat kuku serta tidak diperkenankan membawa
barang berharga
8. Tanyakan kepada dokter operator mengenai asisten operasi dan informasikan tim operasi
yang terjadwal (dokter anastesi, dokter anak dan dokter spesialisasi lainnya) oleh perawat
Kamar Operasi
9. Lapor kepada dokter asisten, dokter anastesi, dokter anak atau dokter spesialiasi lain
(menyesuaikan dengan jenis tindakan) untuk memberitahukan tentang rencana operasi
oleh perawat Kamar Operasi
10. Tulis tindakan yang dilakukan pada drive operasi seperti dokter telah dihubungi dengan
tanda yang telah disepakati (+)
11. Anjurkan pasien untuk datang sesuai dengan hari dan jam yang telah ditetapkan

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 3
PENJADWALAN OPERASI BERBASIS HINAI

Kode Nomor : 006 / KPRWT-BEDAH No. Revisi : 01 Halaman : 4/4


Ditetapkan :
SPO
Administrasi
Pelayanan Tanggal Terbit : / 03 / 2010

dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro


Direktur Medis Direktur Utama
12. Hal penting yang harus diperhatikan adalah :
 Dalam menghubungi tim operasi agar disesuaikan dengan kebutuhan misalnya operasi
bedah orthopedi; timnya terdiri dari dokter orthopedi, dokter anastesi, dokter asisten /
jika diperlukan
 Bila pasien operasi pada tanggal yang sama, maka pasien langsung diterima / masuk
perawatan untuk dipersiapkan tindakan operasi
B. Operasi Elektif dari Rawat Inap
1. Perawat ruang Rawat Inap melaporkan kepada perawat Kamar Operasi untuk
mendaftarkan rencana operasi (dengan mencatat nama pasien, tanggal dan jam operasi,
dokter operator dan jenis operasi)
2. Kemudian DPJP mendaftarkan permohonan operasi melalui sistem HINAI
3. Perawat Kamar Operasi memeriksa secara sistem apakah sudah terintegrasi kedalam
Dashboard layar Kamar Operasi.
4. Perawat Kamar Operasi menghubungi dokter operator untuk konfirmasi ulang tentang
rencana operasi dan menghubungi Tim Operasi yang terkait
5. Perawat Kamar Operasi mengingatkan kepada perawat ruang Rawat Inap tentang
persiapan operasi yang harus dilakukan meliputi :
 Registrasi ulang untuk tindakan operasi
 Surat ijin operasi
 Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
 Konsul dokter anastesi / spesialis lain bila diperlukan
 Kelengkapan status
 Persiapan pasien (puasa, pencukuran, sesuai indikasi, dan melepaskan gigi palsu, lensa
mata, serta membersihkan cat kuku jika ada)
5 Selanjutnya perawat Kamar Operasi mengecek status yang ada di ruang Rawat Inap dan
melengkapi dokumen yang diperlukan
6 Satu jam sebelum operasi, pasien harus sudah berada di RR dengan diantar oleh perawat
ruang Rawat Inap
7 Lakukan serah terima mengenai kondisi pasien dan kelengkapan status antara perawat
ruang Rawat Inap dengan perawat Kamar Operasi dengan menggunakan check list pra
bedah
8 Selanjutnya perawat Kamar Operasi mengingatkan Tim operasi dan melakukan prosedur
tata laksana persiapan pasien operasi

C. Operasi Darurat
1. Perawat atau Bidan di Kamar Operasi menerima laporan tindakan operasi cito, baik dari
Instalasi Kamar Bersalin, Rawat Jalan, IGD, ruang Rawat Inap, kiriman dokter / rumah
* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 4
PENJADWALAN OPERASI BERBASIS HINAI

Kode Nomor : 006 / KPRWT-BEDAH No. Revisi : 01 Halaman : 5/4


Ditetapkan :
SPO
Administrasi
Pelayanan Tanggal Terbit : / 03 / 2010

dr. Binsar P. Simorangkir dr. Hasmoro


Direktur Medis Direktur Utama

2. Satu perawat Kamar Operasi bertugas untuk menyiapkan ruangan beserta peralatan yang
akan digunakan
3. Satu orang perawat meyiapkan administrasi pasien ( SIO, Laboratorium, dll )
4. Perawat lainnya menghubungi Tim Operasi sesuai jenis operasinya, yang meliputi :
 Dokter Operator dan Dokter Asisten
 Dokter Anastesi dan Dokter Anak
5. Apabila pasien berasal dari Instalasi Kamar Bersalin, maka bidan Kamar Bersalin yang
menyiapkan pasiennya sedangkan apabila pasien berasal dari Instalasi Rawat Jalan, IGD,
rumah sakit luar, maka yang menyiapkan pasien adalah perawat Kamar Operasi
6. Apabila berkaitan dengan kasus obstetri, maka bidan Kamar Bersalin / Penanggung Jawab
(PJ) yang akan melakukan pemeriksaan kebidanan
7. Operasi darurat harus dapat dilaksanakan dalam waktu 30 menit sejak diputuskan untuk
tindakan operasi
8. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dalam Asuhan Keperawatan / Kebidanan
9. Hal-hal yang harus di perhatikan adalah PJ harus mengkoordinasikan kegiatan
menghubungi tim atau menyiapkan alat agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan

Catatan :
SPO Penjadwalan operasi berbasis HINAI ini akan merupakan revisi dari SPO Penjadwalan
operasi Rev 01 tahun 2010

UNIT TERKAIT Bidang Pelayanan Medis

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI HERMINA HOSPITAL GROUP SECARA TERTULIS *
Halaman 5

Anda mungkin juga menyukai