Denztrial C. Kehi2
Untuk mengetahui apa itu logical fallacies secara menyeluruh, maka ada
baiknya untuk menjabarkan dengan cara membagi ke dalam beberapa poin. Poin
pertama berfungsi menjelaskan pengertian dari logical fallacies itu sendiri, poin
kedua bertujuan untuk menerangkan pentingnya mempelajari logical fallacies,
dan yang ketiga berguna untuk menjabarkan jenis-jenis logical fallacies serta
contoh-contohnya.
Pengertian logical fallacies
Apabilah dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, logical fallacies
adalah kesalahan dalam berlogika atau berpikir. Dengan kata lain kesalahan
berlogika adalah keadaan ketika seseorang membangun argumen dengan
berlandaskan premis yang salah sehingga dikategorikan sebagai suatu kekeliruan
sebab-akibat. Sederhananya, logical fallacies merupakan suatu pernyataan yang
tidak didukung oleh alur alasan yang tepat.
Dalam The New Handbook of Cognitive Therapy Techniques tulisan
McMullin (2000), Kesalahan berlogika adalah peryataan tidak bersubstansi yang
mana sering disampaikan dengan sebuah keyakinan sehingga membuat peryataan
tersebut terdengar sekuat fakta yang mereka buktikan.3
Tujuan mempelajari logical fallacies
1 Ditulis dengan tujuan memenuhi tugas pertama dari mata kuliah Techic of Academic
Writing A
2 Anggota mahasiswa pada kelas Techic of Academic Writing A dengan NIM 372015059
3 Pengertian tersebut kemudian dicatat oleh,
http://grammar.about.com/od/il/g/logicfalterm.htm
2.
4 Untuk mendapat informasi yang lebih banyak mengenai jenis-jenis kesalahan berpikir,
dapat diakses di http://www.csun.edu/~dgw61315/fallacies.html
3.
percaya dia?
Argumentum ad ignorantiam, merupakan kesalahan mengasumsikan suatu
kasus tersebut benar hanya karena kasus tersebut belum terbukti salah.
Contohnya, seseorang membantah pemanasan global pasti terjadi karena
sampai sekarang tidak ada seorangpun yang membuktikan dengan jelas
4.
5.
tidak valid.
Argumentum
ad
misercordiam,
adalah
kesalahan
berlogika
atau
7.
kebenarannya.
Argumentum ad numerum, kesalahan dikarenakan mencoba membuktikan
sesuatu dengan cara menunjukan jumlah orang yang setuju dengan
argumen yang orang tersebut berusaha bangun.
Sebenarnya masih terdapat beberapa jenis kesalahan dalam berpikir atau
berlogika, tetapi paling tidak yang terpenting dalam mempelajari logical fallacies
ialah ketepatan membangun argumen yang berdasarkan bukti atau data yang
sesuai serta membangun logika berpikir berdasarkan premis-premis yang tepat.