Anda di halaman 1dari 30

SMF/BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

CASE REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

JUNI 2016

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

FIBROADENOMA MAMMAE

Disusun Oleh :
Andres Rizaldy Kehi
1108012030

Pembimbing :
dr. Laurens David Paulus, Sp.OG (K).Onk

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITRAAN KLINIK


SMF/ BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF.DR.W.Z.JOHANNES
KUPANG
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 0

2016
HALAMAN PENGESAHAN
Case Referat ini diajukan oleh :
Nama
: Andres Rizaldy Kehi
NIM
: 1108012030
Bagian
: Obstetri dan Ginekologi RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes - Kupang
Laporan Case Referat ini disusun dan dilaporkan dalam rangka memenuhi salah
satu persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti ujian komprehensif di bagian
Obstetri dan Ginekologi RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang
Pembimbing Klinik
1. dr. Laurens David Paulus, Sp.OG. (K) Onk

1. .

Pembimbing Klinik

Ditetapkan di

: Kupang

Waktu

: Juni 2016

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 1

BAB 1
Pendahuluan
1. Latar belakang
Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor payudara jinak yang
sering ditemui pada perempuan. Tumor ini terutama dialami perempuan muda
dengan insiden terutama pada usia 15 sampai 25 tahun. Fibroadenoma teraba
sebagai benjolan bulat atau berbenjol dengan simpai licin, bebas digerakan, dan
konsistensinya kenyal sampai padat. FAM berawal dari hiperplasia lobulus
mammae yang dapat berkembang progresif mencapai ukuran 1-3cm. Banyak
benjolan payudara tak berubah ukurannya, tetapi beberapa dapat mencapai ukuran
lebih dari 5cm. FAM multiple dapat terjadi pada payudara sesisi ataupun bilateral.
Selain itu, kurang lebih 10-15% lesi dapat menyusut dalam 6-60 bulan. (1,2)
Insiden FAM pada populasi umum tidak terdata secara jelas. Suatu
penelitian memperkirakan kejadian FAM pada perempuan yang menjalani
pemeriksaan di klinik payudara sekitar 7-13%, serta 9% pada penelitian otopsi
lainnya. Hasil biopsi payudara menunjukan 50% merupakan FAM dan meningkat
menjadi 75% pada perempuan dibawah 20 tahun. Penelitian di Yaman pada tahun
2006 sampai 2009 ditemukan sebanyak 635 kasus yang didiagnosis sebagai tumor
payudara, dimana 493 diantaranya (77.6%) merupakan tumor payudara jinak dan
kejadian yang paling sering terjadi adalah fibroadenoma mammae 40,5% dengan
rentang usia 20-29 tahun. Di Arab Saudi pada tahun 2006 sampai 2013, dari 1005
biopsi payudara, 603 kasus (60%) merupakan tumor jinak dimana fibroadenoma
mammae peringkat pertama dengan 44,3% dari tumor jinak tersebut. Di Indonesia
data penyakit FAM masih belum lengkap, namun diperkirakan tiap tahun
mengalami peningkatan.(3,4,5)
Diagnosis FAM melalui manifestasi klinis maupun pemeriksaan
penunjang, radiologi dan pemeriksaan secara histologi. Penanganan FAM
dilakukan dengan pengangkatan massa tersebut. Pengetahuan akan FAM ini
penting diketahui sehingga deteksi dini diwujudkan dan penanganan lebih
maksimal.(3)
BAB 2
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 2

Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang terbentuk dari sel sel epitel dan
jaringan ikat, dimana komponen epitelnya menunjukkan tanda tanda aberasi dari
komponen epitel normal.(6)
2.2 Anatomi
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Jaringan ikat
memisahkan payudara dari otot otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus
anterior. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat puting (papila
mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting mempunyai
perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu apertura duktus
laktiferosa. Tuberkel tuberkel Montgomery adalah kelenjar sebasea pada
permukaan areola.(7)
Jaringan kelenjar membentuk 12 hingga 25 lobus yang tersusun radier di
sekitar puting dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya,
yang mengelilingi jaringan ikat (stroma) di antara lobus lobus. Setiap lobus
berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus
lainnya. Drainase dari lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian berkumpul
di duktus pengumpul dan bermuara ke puting. Jaringan ikat di banyak tempat
akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi lemak,
mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit. Pita ini, yaitu
ligamentum Cooper merupakan ligamentum suspensorium payudara. Jika dilihat
melalui potongan sagital, maka struktur payudara terdiri atas beberapa lapisan,
dari luar ke dalam, yaitu : kulit, jaringan lemak subkutaneus, stroma (jaringan
fibroglandular) yang di dalamnya terdapat pula duktus laktiferus, fascia
pektoralis, m. pektoralis dan tulang iga. (7)

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 3

Gambar 1. Anatomi Payudara. Potongan Sagital.

2.3 Fisiologi
Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipegaruhi oleh
hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas,
pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium dan juga
hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. (1)
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari
ke 8 haid, payudara jadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan
nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada waktu itu, pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras
kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya berkurang. (1)
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus
berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. (1)
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui
duktus ke puting susu.(1)
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 4

2.4 Etiologi
Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa
faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak
aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Selain itu,
diperkirakan terdapat prekursor embrional yang dormant di kelenjar mammaria
yang dapat memicu pembentukan fibroadenoma yang akan berkembang
mengikuti aktivitas ovarium.(6,8)
2.5 Patofisiologi
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. Penyebab
proliferasi

duktus

tidak

diketahui,

diperkirakan

sel

stroma

neoplastik

mengeluarkan faktor pertumbuhan yang memengaruhi sel epitel. Peningkatan


mutlak aktivitas estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Kira
kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan tiap tahunnya dan
kebanyakan perkembangan fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2
3 cm.(6)
2.6 Klasifikasi Fibroadenoma Mammae
Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:(4)
2.6.1 Common Fibroadenoma
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel
fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25
tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu
biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas.
Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma
tunggal.

2.6.2 Giant Fibroadenoma


Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan
diameter lebih dari 5 cm.33 Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 5

sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya


ditemui pada wanita hamil dan menyusui.18 Giant fibroadenoma ditandai dengan
ukuran yang besar dan pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant
fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris
karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan
pengangkatan terhadap tumor ini.
2.6.3 Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan, dengan insiden 0,52% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile
fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral.Tumor jenis ini lebih
banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang
Kaukasia.
Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:
(4)

a. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa
lapis.
b. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar
berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit
dan pada saat menopause terjadi regresi.
2.7.2 Faktor Risiko Fibroadenoma Mammae
Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti, namun
berdasarkan

hasil

penelitian

ada

beberapa

faktor

risiko

yang

mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain: (4)

a. Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi
terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 6

tahun, terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun. Berdasarkan
data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke
Teaching di Ghana dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita
fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.
b. Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan,
paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli di Iran
menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=6.64,
CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita
yang tidak menikah. Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah
<21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53)
artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang menikah pada
usia < 21 tahun.
c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat
pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang
penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.
d. Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap
peningkatan hormon estrogen. Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya
adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of
Oklahoma Health Sciences Center (Organ, 1983), dilaporkan proporsi penderita
FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah
sekitar 60%.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal
merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Hal ini dikaitkan dengan jaringan lemak.
Jaringan lemak merupakan sumber untuk memproduksi estrogen sebagai akibat
adanya proses aktifitas aromatase yang akan mengkonversi androgen menjadi
estron, dan dikonversi menjadi 17-estradiol yang merupakan bentuk estrogen
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 7

yang paling potensial. Dengan demikian, meningkatnya jaringan lemak (adipose)


payudara dapat meningkatkan terpaparnya kelenjar payudara oleh estrogen.
Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT > 30 kg/m2
meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03) artinya wanita
dengan IMT > 30 kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan
wanita dengan IMT < 30 kg/m2.
f. Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun,
riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh
beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini. Dari
beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada wanita yang
ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari
penderita FAM memiliki riwayat keluarga menderita penyakit pada payudara
(Organ, 1983).28 Tidak seperti penderita dengan fibroadenoma tunggal, penderita
multiple fibroadenoma memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat menderita
penyakit pada payudara.
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga
akan meningkatkan insiden FAM. Hal ini berhubungan dengan stress yang dialami
mempengaruhi kerja hormon kortisol diatur oleh hipotalamus otak dan kelenjar
pituitary. Dengan dimulainya aktivitas hipotalamus ini, hipofisis mengeluarkan
FSH dan proses stimulus ovarium akan menghasilkan estrogen Berdasarkan
penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang mengalami stress memiliki risiko
lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI 95%1.16-1.76) artinya orang yang
mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan
orang yang tidak stress.

h. Faktor Lingkungan
Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons
(PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 8

Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM
memiliki riwayat tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian
tersebut menggunakan desain case control dimana diketahui OR=3.7,CI95%1.617.94 yang artinya orang yang tinggal didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs
memiliki risiko 3,7 kali menderita FAM. PAHs adalah salah satu pencemar
organik yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari
karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak,
tembakau, dan dupa. Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang
bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik (tidak suka
akan air), dan tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat
diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit
diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati, ginjal,
maupun adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang menyerupai
basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs dapat dengan
mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi DNA akan
terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam sel, maka akan
menimbulkan penyakit kanker.
2.8 Diagnosis
2.8.1 Diagnosis Klinik
2.8.1.1 Gambaran Klinik
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala
dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma
relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur
dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala berupa benjolan dengan
permukaan yang licin dan merah. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tetapi
kadang dirasakan nyeri bila ditekan.(1,8)
2.8.1.2 Pemeriksaan Fisik.
Secara klinik, fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebagai massa soliter,
diskret, dan mudah digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast di
sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1 3 cm, tetapi ukurannya
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 9

dapat bertambah sehingga membentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapat


ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi tersering adalah pada quadran
lateral atas payudara. Tidak terlihat perubahan kontur payudara. Penarikan kulit
dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak ditemukan.(6,8)
SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri). Tujuan dari pemeriksaan
payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan pada payudara,
terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat menurunkan angka kematian.
Meskipun angka kejadian kanker payudara rendah pada wanita muda, namun
sangat penting untuk diajarkan SADARI semasa muda agar terbiasa
melakukannya di kala tua. Wanita premenopause (belum memasuki masa
menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1 minggu setelah siklus
menstruasinya selesai.
2.8.2 Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan

histopatologi

merupakan

gold

standard

penegakkan

diagnosis FAM. Pemeriksaan ini didapat melalui biopsi. Melalui biopsi jaringan
patologis maupun normal disekitarnya dapat dinilai. Biopsi dapat dilakukan
melalui:(9)
a. Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
Jaringan tumor diaspirasi dengan jarum halus lalu diperiksa di bawah
mikroskop. Kekurangan FNAB ini kadang tidak dapat menentukan
grade tumor dan kadang tidak memeberikan diagnosis yang jelas,
sehingga dibutuhkan biopsi lainnya.
b. Core Biopsy
Dengan menggunakan jarum yang ukurannya cukup besar, lalu diambil
spesimen silinder jaringan tumor. Kelebihan dari core biopsi adalah
dapat membedakkan non-invasif dan invasif serta grade tumor.
c. Biopsi terbuka
Indikasi dilakukan biposi terbuka, jika pada mammography terlihat
adanya kelainan yang mengarah ke keganasan, hasil FNAB atau core
biopsi yang meragukan. Biopsi terbagi 2, yaitu biopsi eksisional dan
insisional. Biopsi eksisional merupakan pengangkatan seluruh massa
tumor dan menyertakan sedikit jaringan sehat di sekitar massa tumor
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 10

yang digunakan untuk kasus yang masih operable atau stadium dini.,
sedangkan biopsi insisional hanya mengambil sebagian massa tumor
yang sudah inoperable yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan
patologi anatomi.
d. Sentinel Node Biopsy
Biopsi ini dilakukan untuk menentukan keterlibatan dari kelenjar lmfe
axila dan parasternal.
Secara makroskopis, semua tumor teraba padat dengan warna cokelat
putih pada irisan, dengan bercak bercak kuning merah muda yang
mencerminkan daerah kelenjar.(6)

Gambar 2. Makroskopik Fibroadenoma Payudara (6)

Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan kelenjar dengan
berbagai proporsi dan variasi. Tampak storma fibroblastik longgar yang
mengandung rongga mirip duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk
yang beragam. Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini dilapisi oleh satu atau
lebih lapisan sel yang reguler dengan membran basal jelas dan utuh. Meskipun di
sebagian lesi duktus terbuka, bulat hingga oval dan cukup teratur (fibroadenoma
perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma
sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau
struktur ireguler mirip bintang (fibroadenoma intrakanalikularis).(6)

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 11

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Fibroadenoma (6)


2.8.3 Pemeriksaan Radiologik
2.8.3.1 Mammografi
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa
berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus. Fibrodenoma biasanya
memiliki densitas yang sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi, pada
fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadangkadang, tumor terdiri atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai
infraksi atau involusi.(3)
2.8.3.2 Ultrasonography (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat bulat, massa padat
dengan kontur yang halus dengan internal echogenicnya homogen dan ditemukan
gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang
tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma dan mengindikasikan lesi
tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang
terlihat pada pemeriksaan USG merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh
penekanan dari jaringan di sekitarnya.(3)

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 12

Gambar 4. Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic yang


rata, batas tegas pada sebagian lobus merupakan khas dari
fibroadenoma (3)

2.9 Diagnosis Banding


Diagnosis banding dari fibroadenoma, antara lain :
1. Cystosarcoma Phyllodes. Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan dan
diperkirakan berasal dari stroma intralobulus. Tumor ini berdiameter kecil,
sekitar 3 4 cm, tetapi sebagian besar terus tumbuh dan membesar sehingga
menyebabkan payudara membesar. Tumor ini terdapat pada semua usia,
namun kebanyakan ditemukan pada usia 45 tahun. Gambaran radiologis
(mammografi) dari tumor ini berupa massa berbentuk bulat dan berbatas
tegas.(1,6)
2. Kista Payudara. Kista biasanya muncul pada dekade kelima, dan menurun
setelah perempuan

memasuki masa menopause. Etiologinya belum jelas,

kemungkinan akibat perubahan hormonal. Kista payudara ini dapat berasal


dari destruksi dan dilatasi lobulus dan duktus terminalis payudara. Kista teraba
sebagai massa yang berbatas jelas, mobile, dan berisi cairan.(1)
3. Papilloma. Merupakan lesi jinak yang berasal dari duktus laktiferus dan 75%
tumbuh di bawah areola mamma. Papilloma memberikan gejala berupa sekresi
cairan serous atau berdarah, adanya tumor subareola kecil dengan diameter
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 13

beberapa milimeter atau retraksi puting payudara (jarang ditemukan).


Biasanya, ukuran lesi papilloma sangat kecil, hanya beberapa milimeter,
sehingga pada mamografi, terlihat gambaran sedikit pengembungan atau
normal dari duktus retro-areolar.(1,6)
2.10 Penatalaksanaan
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma.
Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara
dan untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan
ukuran dan lokasi dari lesi di payudara. Terdapat 3 tipe insisi yang biasa
digunakan, yaitu (8)
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareolar Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi
hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk
fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas
areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang
besar dan berada di daerah lateral payudara.
Dengan pembiusan general, punggung penderita diganjal bantal tipis,
sendi bahu diabduksikan ke arah kranial. Lokasi tumor ditandai dengan
spidol/tinta. Desinfeksi lapangan operasi (dibawah klavikula), midsternal, linea
aksilaris posterior sela iga torakal 8, dengan larutan desinfektan povidone iodine
10%. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
Bila memungkinkan insisi dikerjakan sirkumareolar, tetapi bila lokasi
tumor cukup jauh dari areola (>4 cm), maka insisi dikerjakan di atas tumor sesuai
dengan garis Langer atau diletakkan pada daerah-daerah yang tersembunyi. Untuk
insisi sirkumarelar maka puting susu dipegang dengan jari telunjuk dan ibu jari,
dilakukan marker insisi. Dengan pisau dilakukan insisi periareolar sampai fasia
superfisialis subkutan. Flap kulit diangkat ke atas dengan bantuan hak tajam,
dengan gunting dilakukan undermining sepanjang fasia superfisial kearah lokasi
tumor. Rawat perdarahan lalu identifikasi tumor. Jepit jaringan sekitar tumor pada
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 14

3 tempat dengan kocher, lalu dilakukan eksisi tumor sesuai tuntunan kocher.
Rawat perdarahan lagi, orientasi seluruh bed tumor lalu dipasang redon drain
dengan lubang di kuadran lateral bawah (bila menggunakan penrose drain, darin
dikeluarkan di garis insisi). Jahit subkutan fat dengan plain cat gut 3.0. Jahit kulit
dengan prolene 4.0. Luka operasi ditutup dengan kasa betadine. Dilakukan
dressing luka operasi dengan teknik suspensi payudara (BH buatan) tanpa
mengganggu gerakan sendi bahu. (8)
2.11. Pencegahan
2.11.1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat
agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari
pencegahan primer adalah untuk menurunkan insiden penyakit. Cara yang
dilakukan adalah dengan menghindari faktor-faktor tertentu yang dapat
merangsang pertumbuhan sel-sel tumor antara lain: (4)
a. Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu
berkembangnya sel-sel tumor fibroadenoma, seperti mengkonsumsi makanan
yang terkontaminasi dengan bahan atau zat-zat hormonal, menghindari pemakaian
pil kontrasepsi dengan komponen utama estrogen. Penggunaan zat tersebut jika
dipakai terus menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan jaringan pada
payudara yang meningkatkan angka kejadian FAM.Selain itu menghindari
terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang bersifat
karsinogenik.
b. Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan
kejadian FAM antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan
alat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko terjadinya FAM.
c. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan terhadap payudara sendiri dilakukan setiap bulan secara teratur.
Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka kesempatan untuk
menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih besar, sehingga dapat dengan cepat
dilakukan tindakan pengobatan. SADARI dapat dilakukan dengan cara:

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 15

c.1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran
payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran
antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada puting susu (misalnya tertarik
ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah kulit pada
puting susu berkerut.
c.2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang
kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan
lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat tumor. Perhatikan
perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
c.3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah
cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan
kontur payudara.
c.4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran
kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah
dalam sampai ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau
massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan
cara mengangkat lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan
juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
c.5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari
puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
c.6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan
lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan
memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan mengangkat lengan kanan,
dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
c.7. Pemeriksaan no. c.5. dan c.6. akan lebih mudah dilakukan ketika mandi
karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
SADARI secara visual dapat dilihat pada gambar berikut:

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 16

Gambar 5. SADARI

2.11.2. Pencegahan Sekunder


Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi
ketidakmampuan. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara medeteksi
penyakit secara dini dan melakukan pengobatan secara cepat dan tepat. (4)
2.11.3. Pencegahan Tersier
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 17

Pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan dan melakukan


rehabilitasi. Rehabilitasi dilakukan untuk mengurangi ketidakmampuan penderita
agar dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan baik
secara fisik, mental, maupun sosial, seperti menghilangkan rasa nyeri,
mendapatkan asupan gizi yang baik, dan dukungan moral dari orang-orang
terdekat terhadap penderita pasca operasi. (4)
2.12 Fibroadenoma Mammae pada Masa Kehamilan dan Menyusui
Fibroadenoma sensitif terhadap perubahan hormon. dapat membesar selama masa
kehamilan dan menyusui akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang
wanita untuk menyusui. Selama kehamilan , fibroadenoma bertambah besar
disebabkan konsentrasi tinggi estrogen , progesteron , dan prolaktin meningkatkan
pertumbuhan duktus serta pembentukan struktur tubuloalveolar. FAM sendiri
tidak memberikan pengaruh terhadap kehamilan.(4,10)
Patomekanisme FAM akibar hipersensitivitas pada hormon estrogen
memiliki implikasi postitif selama kehamilan. Estrogen akan menurun setelah
melahirkan sekitar 2-3 hari setelah melahirkan. Hormon prolaktin berperan
penting dalam menghasilkan ASI. Hormon ini ditekan oleh hormon estrogen,
sehingga setelah estrogen menurun, hormon prolaktin meningkat untuk
menghasilkan ASI melalui alveolar. Hal ini menggambarkan masa laktasi tdak
memberikan pengaruh terhadap FAM atau sebaliknya.(4,10)
2.13 Prognosis
Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko menderita
kanker payudara. Bagian yang tidak diangkat harus diperiksa secara teratur.(2,3)

BAB 3
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 18

Laporan Kasus
3.1 Identitas Pasien
Nama

: Ny.VS

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 23 tahun

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Perumnas

Agama

: Katholik

Status

: Belum Menikah

MRS

:11 Juni 2016 jam 12:35 WITA melalui Poli


Kebidanan RSU W.Z. Johannes Kupang

3.2 Anamnesis dan Pemeriksaan


Anamnesis dan Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 17 Juni 2016
3.2.1Anamnesis
Keluhan Utama : Pasien dirawat di ruang Sasando dengan keluhan nyeri bekas
operasi dan benjolan di payudara kanan
Riwayat perjalanan penyakit:
Pasien dirawat di ruang Sasando RSU W.Z. Johannes setelah menjalani
operasi sectio caesarea (15/6-16) atas indikasi pemanjangan fase laten dan
penolakan OD. Pada awalnya pasien dirawat di Edelweis (11/6-16) dengan
G1P0A0 37-38 minggu T/H + inpartu kala 1 + FAM + TBJ 2635 gr melalui Poli
setelah mengeluhkan keluar lendir bercampur darah sejak 2 hari SMRS. Saat
diperiksa (17/6-16) pasien mengeluhkan nyeri bekas operasi dan benjolan di
payudara kanan. Nyeri bekas operasi dirasakan terutama saat bergerak atau
adanya penekanan pada bagian operasi tersebut. Selain itu juga dikeluhkan
benjolan pada payudara kanan.
Benjolan pada payudara kanan timbul sejak 5 tahun lalu. Benjolan yang
dialami semakin membesar. Awalnya pasien merasa gatal di sekitar puting
payudara kanan. Pasien menggaruknya kemudian daerah sekitar puting tersebut
lecet dan memerah. Beberapa hari kemudian timbul benjolan seperti gigitan
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 19

nyamuk pada payudara tersebut. Benjolan semakin membesar dan mengeras.


Menurutnya sempat timbul luka dan nanah dari luka tersebut dan terasa nyeri.
Pasien kemudian menempuh pengobatan tradisional. Luka tersebut mengering,
namun benjolannya semakin membesar bahkan menurutnya 2 tahun lalu muncul
benjolan di payudara kiri sebesar kelereng, namun kemudian menghilang. Sedang
benjolan bagian kanan semakin mengeras. pasien kemudian kontrol ke rumah
sakit mengenai keluhannya. Disarankan dilakukan operasi pengangkatan benjolan
tersebut namun keluarga menolak dan tetap menjalani pengobatan tradisional.
Nyeri pada benjolan payudara tersebut disangkal pasien. Pasien kemudian dibawa
kontrol ke Poli Kebidanan RSU W.Z. Johannes karena pasien sedang hamil dan
keluarga takut benjolan tersebut mengganggu kehamilan pasien.
Riwayat Obstetri

: 1. aterm/sectio/RS/dokter/laki-laki/2800gr/2 hari

Menarche

: 14 tahun

Riwayat Haid

: Teratur 3-4 hari/bulan

Riwayat Persalinan

: 1 kali sectio caesarea

Riwayat Penyakit dahulu

: -.

Riwayat Kebiasaan
:
Pasien tidak merokok, tidak minum minuman ber-alkohol.
Riwayat Keluarga

Adik ibu pasien memliki keluhan benjolan pada payudaranya.


Riwayat Makan

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan tertentu. Makan teratur 3


kali sehari. Lauk sehari-hari bervariasi.
3.2.2 Pemeriksaan Fisik : (tanggal 17/06/2016)
Kesadaaran

: Compos mentis GCS E4 V5 M6

Tanda Vital

: TD 120/80 mmHg
Temperatur 36,8 oC

Nadi 82x/menit
Pernapasan 20 x/menit

BB

: 59 kg

TB

: 149 cm

Mata

: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 20

Kulit

: Tidak tampak ikterik dan sianosis

Kepala

: rambut hitam, tidak mudah tercabut

Telinga

: otore (-), tidak ada kelainan anatomi

Mulut

: bibir tampak lembab, sianosis (-), pucat (-), mukosa mulut


lembab, papil lidah atrofi (-)

Leher

: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Cor
Auskultasi

: Bunyi jantung 1 dan bunyi jantung 2 reguler, tunggal,


murmur (-), gallop (-)

Pulmo
Auskultasi

: suara napas vesikular superior dan medial

Pulmo Posterior
Inspeksi

: pengembangan dada saat statis dan dinamis


simetris, penggunaan otot bantu pernapasan (-).

Palpasi

: taktil fremitus D=S

Auskultasi

: suara napas vesikular superior dan medial.

Mammae
Inspeksi

: Payudara simetris, tidak tampak adanya massa,


edema (-), kulit hiperemis (-), retraksi papilla
mammae (-), pengeluaran discharge spontan ().

Palpasi

: - Sinistra

: tidak teraba massa, pengeluaran

discharge (-), pembesaran axilla (-).


- Dextra

: teraba massa pada sentral mammae

sampai daerah peripapilla mammae , bentuk bulat,


ukuran 4x3 cm, permukaan licin, konsistensi padat,
berbatas tegas, nyeri (-), papil mammae retraksi
(-) ,pengeluaran discharge

(-), pembesaran

axilla (-).
Abdomen
Inspeksi

: cembung

Auskultasi

: bising usus (+)

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 21

Palpasi

: Supel, nyeri tekan (+) pada bekas operasi, tfu 3 jari


bpst

Ekstremitas

: Akral hangat, edema tungkai (-)

3.2.3 Pemeriksaan Penunjang :


USG Payudara Kanan Tanggal 30 Mei 2016 : Tumor solid mamae dextra
cenderung jinak
Darah Rutin Tanggal 14 Mei 2016
Hb

: 9,6 g/dL

HCT

: 29.5 (%)

WBC

: 11,67 x 10^3/uL

PLT

: 243 x 10^3/uL

Waktu Koagulasi
PT

:9,4 detik

APTT

:19 detik

Tanggal 15 Mei 2016


Darah Rutin
Hb

: 11,6 g/dL

HCT

: 33,9 %

WBC

: 18,2 x 10^3/uL

PLT

: 314x 10^3/uL

Diagnosis
Therapi

: P1A0 AH1 post SC hari 2 + susp FAM


:

- Amoxycilin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- B comp 2x1
3.3 Follow up pasien
Tanggal 18/7/2016
S

: nyeri bekas operasi berkurang, kentut (+), BAK (+), BAB (-).

: kesadaran compos mentis


TD

: 110/70 mmHg,

Suhu : 37.2

Nadi : 88x//menit,
Pernapasan : 19x/menit

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 22

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening


Cor

: S1 S2 reguler tunggal, murmur (), gallop (-)

Pumo : vesikuler +/+


Mammae
Inspeksi

: pengeluaran discharge spontan ().

Palpasi

: - Sinistra

: tidak teraba massa, pengeluaran

ASI (+).
- Dextra

: teraba massa pada sentral mammae

sampai daerah peripapilla mammae , bentuk bulat,


ukuran 4x3 cm, permukaan licin, konsistensi padat,
berbatas

tegas,

papil

mammae

retraksi

(+),

pengeluaran ASI(+), nyeri (-), pembesaran axilla (-).


Abdomen : cembung, BU (+),supel, tfu 2 jari atas symphisis
Ekstremitas :Akral hangat, edema tungkai (-)
A

: P1A0 AH1 post SC hari 3 + susp FAM

: - Amoxycilin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg
- B comp 2x1

BAB 4
Pembahasan
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 23

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang terbentuk dari sel sel epitel dan
jaringan ikat, dimana komponen epitelnya menunjukkan tanda tanda aberasi
yang sama dengan komponen epitel normal. Fibroadenoma umumnya terjadi pada
wanita muda, terutama dengan usia di bawah 30 tahun dan relatif jarang
ditemukan pada payudara wanita postmenopause.
Diagnosis fibroadenoma mammae ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis pada sebagian besar
pasien fibroadenoma, didapatkan benjolan dengan perubahan ukuran dan tekstur
dalam yang lambat dengan permukaan yang licin dan merah serta biasanya tidak
nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Hasil anamnesis pada pasien ini
didapatkan adanya benjolan pada payudara kanan yang timbul sejak 5 tahun lalu
yang semakin membesar, berwarna kemerahan dan pasien tidak merasakan nyeri
pada benjolan tersebut.
Selain anamnesis, pemeriksaan fisik membantu menegakkan diagosis
fibroadenoma mammae. Secara klinik, fibroadenoma biasanya bermanifestasi
sebagai massa soliter, diskret, dan mudah digerakkan, selama tidak terbentuk
jaringan fibroblast di sekitar jaringan payudara, dengan diameter kira-kira 1 3
cm, tetapi ukurannya dapat bertambah sehingga membentuk nodul dan lobus.
Fibroadenoma dapat ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi tersering
adalah pada quadran lateral atas payudara. Tidak terlihat perubahan kontur
payudara. Penarikan kulit dan axillary adenopathy yang signifikan pun tidak
ditemukan. Pemeriksaan pada payudara pasien didapatkan payudara kanan teraba
massa pada sentral mammae sampai daerah peripapilla mammae, bentuk bulat,
ukuran 4x3 cm, permukaan licin, konsistensi padat, berbatas tegas,nyeri(-), papil
mammae retraksi (+),pengeluaran discharge (-), pembesaran axilla (-).
Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi (PA), maupun radiologi. Pemeriksaan PA, secara histologis tumor terdiri
atas jaringan ikat dan kelenjar dengan berbagai proporsi dan variasi. Tampak
storma fibroblastik longgar yang mengandung rongga mirip duktus berlapis sel
epitel dengan ukuran dan bentuk yang beragam. Rongga yang mirip duktus atau
kelenjar ini dilapisi oleh satu atau lebih lapisan sel yang reguler dengan membran
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 24

basal jelas dan utuh. Meskipun di sebagian lesi duktus terbuka, bulat hingga oval
dan cukup teratur (fibroadenoma perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh
proliferasi ekstensif stroma sehingga pada potongan melintang rongga tersebut
tampak sebagi celah atau struktur ireguler mirip bintang (fibroadenoma
intrakanalikularis). Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan PA karena
penolakan keluarga untuk dilakukannya biopsi, padahal pemeriksaan PA
merupakan gold standard.
Pemeriksaan radiologik juga dapat membantu sebagai pemeriksaan
penunjang. Salah satunya dengan ultrasonography (USG). Dalam pemeriksaan
USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas, berbentuk bulat, oval atau berupa
nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya.
Internal echogenicnya homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai
hypoechoic. Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas
dari fibroadenoma dan mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak
memiliki kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG
merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di
sekitarnya. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan USG dan didapatkan massa
hipoechoic yang rata, batas tegas solid dengan tepi yang rata pada mammae
bagian media dengan diameter 37,4x27mm yang memberikan kesimpulan tumor
solid mamme dextra cenderung jinak. Berdasarkan penjabaran diatas, maka
diagnosis FAM belum dapat ditegakkan, sehingga pasien masih suspek FAM
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae,
hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada siklus
menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini adalah tumor
jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak dapat
menjadi kanker atau tumor ganas. Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada
wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun.
Berdasarkan laporan dari NSWBreats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya
terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di
Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Page 25

atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena


fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance,
fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih
dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.
Pasien pada kasus ini terkena fibroadenoma mamme pada usia 18 tahun, dimana
merupakan usia yang masuk dalam populasi yang lebih sering mendapat penyakit
ini.
Operasi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma. Operasi
dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan
untuk menghindari bekas luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran
dan lokasi dari lesi di payudara. Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareolar Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi
hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya untuk
fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas
areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor yang
besar dan berada di daerah lateral payudara. Namun, pasien pada kasus ini belum
menyetujui dilakukan operasi pengangkatan tumor, sehingga penanganan yang
didapat pasien ini merupakan penanganan pada pasien post partum.

BAB 5
Penutup

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 26

Telah dilaporkan pasien Ny. VS berusia 23 tahun dengan diagnosa akhir


P1A0 AH1 post SC hari 3 +

susp FAM. Pada pasien ini tidak dilakukan

pemeriksaan histopatologis dengan alasan persetujuan keluarga. Diagnosis FAM


belum dapat ditegakkan karena berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
dari gambaran hasil USG mengarah ke FAM, namun pemeriksaan pastinya yaitu
PA belum dilakukan. Penanganan FAM ditempuh melalui operasi eksisi. Operasi
dilakukan sejak dini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara, namun pada
pasien ini belum dilakukan operasi akibat penolakan keluarga, sehingga
penanganan yang didapat merupakan penanganan post partum.

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 27

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2010. Hal. 471 477.
2. Pasta V, Dinicola S, Giuliani A, Harrath A, Alwasel S, Tartaglia F, Cucina A.
A Randomized Trial of Boswellia in Association with Betaine and
Myoinositol in Management of Breast Fibroadenomas. European Review for
Medical and Phaarmacological Sciencea. Italy.2016. Hal 1860-1865.
3. Greenberg R, Skornick Y, Kaplan O. Management of Breast Fibroadenomas.
Department of Surgery A, Tel-Aviv Medical Center. Tel-Aviv. 1998. Hal 640645.
4. Sidauruk H Rasmaliah, Hiswan. Karakteristtik Penderita Fibroadenoma
Mammae (FAM) Rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan. Universitas
Sumatera Utara. Sumatera Utara. 2013
5. Albasri A. Profile of Benign Breast Disesase in Western Saudi Arabia. Saudi
Med. Madinah. 2014. Hal 1517-1520.
6. Crum Christoper P., Lester Susan C., Cotran Ramzi S. Sistem Genitalia
Perempuan dan Payudara. Dalam : Robbins, Stanley L., Kumar Vinay.,
Cotran Ramzi S. Robbins Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2007. Hal. 793 794.
7. Hillegas Kathleen Branson. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan. Dalam
: Anderson, Sylvia Price., Wilson Lorraine McCarty. Patofisiologi, Konsep
Klinis Proses Proses Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal. 1301 1302.

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 28

8. Farrow Joseph H. Fibroadenoma of The Breast. Available from :


http://caonline.amcancersoc.org/.
9. Septarini H. Gambaran Kejadian Tumor Payudara di RSUD Serang Tahun
2013. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2013
10. Karagulle E, Turk E, Erinanc O, Moray G. Fibroadenoma Growing Rapidly
During Pregnancy. Universitas Baskent. Turki: Ankara.2014.

Case Referat_Fibroadenoma Mammae | SMF Bagian Obstetri dan


Ginekologi
Page 29

Anda mungkin juga menyukai