Anda di halaman 1dari 34

FRAKTUR 1/3 DISTAL

HUMERUS
Oleh:
Norman Delvano Weky (1108012032)
Andres Rizaldy Kehi (1108012030)
Willy Oematan (1208017045)
Pembimbing Residen:
dr. Yovana Mamesah
Dosen Pembimbing:
dr. Dario Nelwan, Sp.Rad
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

LAPORAN
KASUS
Identitas pasien :
Nama : Tn. YW
Umur : 25 Tahun
No. RM
: 755514
Tanggal lahir : 01-12-1990
Agama : Kristen
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2016

Anamne
sis

Keluhan Utama :
Nyeri perut sejak 4 bulan SMRS (24 Desember 2015)
Riwayat Perjalanan Penyakit (Alloanamnesis) :

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sejak 4 bulan


SMRS. Nyeri dirasakan di seluruh bagian perutseperti
tertikam dan semakin memberat 1 bulan belakangan.Pasien
juga sering mengalami BAB encer, kemarin pada tanggal 26
April 2016 pasien BAB encer kurang lebih 5 kali, terdapat
lendir dan tidak terdapat darah. Pasien mengaku BAB setiap
hari. BAK baik.Demam hilang timbul sejak 1 bulan SMRS.
Pasien juga merasakan sulit menelan karena ada luka di
dalam mulut pasien, mual ada, muntah tidak ada. Pasien
mengeluhkan adanya penurunan berat badan dalam 4 bulan
terakhir hal ini ditandai dari pakaian pasien yang mulai
longgar. Sesak dan bengkak pada kedua kaki dialami pasien
sejak MRS (26 April 2016).

Pasien mempunyai riwayat batuk lama dan


sering berkeringat pada malam hari, pasien
juga pernah direncanakan minum obat paket 6
bulan tetapi pasien belum mendapatkan
obatnya. Saat ini tidak ada anggota keluarga
yang bergejala yang sama dengan pasien.
Sebelumnya pasien sering bolak balik dan telah
dirawat di Rumah Sakit di Timika namun tidak
dijelaskan penyakit apa yang diderita, akhirnya
pasien dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin
Sudirohusodo untuk pemeriksaan lanjutan.
Riwayat trauma tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien mempunyai


riwayat batuk lama dan sering berkeringat pada malam
hari, pasien juga pernah direncanakan minum obat
paket 6 bulan tetapi pasien belum mendapatkan
obatnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ayah kandung pasien meninggal 1 tahun lalu karena
penyakit yang hampir mirip dengan gejala pasien saat ini.

Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak ingat selama di rawat di Timika
diberikan obat apa
Riwayat Kebiasaan :
Pasien sudah berhenti merokok dan
mengkonsumsi alkohol sejak pasien lulus SMA

Pemeriksaan
Fisik
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis (GCS E4V5M6)
Status Gizi : Normal
Tanda Vital
Tekanan Darah : 120 / 90 mmHg
Nadi
: 88x/menit
Pernapasan : 24x/menit
Suhu : 36.7 C

tidak pucat, tidak sianosis,


tidak ikterik
Bentuk normocephal, rambut warna
hitam dan tidak mudah dicabut,luka
(-)

simetris, tidak ada edema,


tidak paralisis
Konjungtiva palpebra anemis (+/+), sklera
ikterik (-/-), edema palpebra (+/+), pupil isokor
(2,5mm/2,5mm), refleks cahaya (+/+)
tidak ada deformitas pada kedua telinga, tidak
ada massa, terdapat
serumen pada kedua
telinga, tidak hiperemis, tidak edema.
Tidak ada rhinore, tidak ada deviasi septum, tidak
ada pernapasan cuping hidung, tidak ada tanda-

Sianosis (-), gusi berdarah (-), lidah


kandidiasis (+)
Leher simetris, retraksi suprasternal (-),
Thoraks
deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar limfe
Bentuk normochest,
retraksi
(-), pembesaransimetris,
kelenjar tiroid
(-).
.
intercostal (-), pernafasan

thoracoabdominal, sela iga melebar (-),


jejas (-)
Paru-Paru
Inspeksi : Normochest, sela iga tidak
melebar,
gerakan pernafasan simetris kirikanan,
retraksi intercostal (-).
Palpasi
: Nyeri tekan (-), Massa tumor
(-).
Perkusi : Paru kiri dan paru kanan sonor
Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler,

Jantung
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Thrill tidak teraba
Perkusi
: Pekak
Batas atas jantung
: ICS IIIsinistra
Batas kanan jantung : Linea parasternalis
dextra
Batas kiri jantung
:Linea medioclavicularis
sinistra
Auskultasi
: Bunyi jantung I/II murni
regular,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen

Inspeksi : distended
Auskultasi : peristaltik (+)
Palpasi
: defans muscular (-), tak teraba
massa,
nyeri tekan (+)
Perkusi
: timpani

akral hangat, CRT<3 detik,


edema pada ke2 kaki,
pitting +

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Radiologis
Foto Polos Abdomen (26 April 2016)
Udara usus tidak terdistribusi sampai ke distal
colon
Tampak dilatasi pada colon dan air fluid level
yang membentuk step ledder
Tidak tampak gambaran herring bone dan udara
bebas subdiafragma
Tulang-tulang intak
Kesan : ileus obstruksi letak rendah

Diagnosis
Sementara
Ileus obstruksi letak rendah
Suspek Imunodeficiency
Diare kronik
Kandidiasis oral
Leukopenia
AKI on CKD

Penatalaksa
naan
IVFD RL 28 tpm
Metronidazole drip 500mg/8jam
Omeprazole 40mg/ 24jam/ iv
Ranitidine 1 tablet/12 jam
Nystatin drop 10cc/drop/hari

DISKUSI KASUS

Pendahul
uan
Ileus
obstruktif
:
penyumbatan
intestinal mekanik yang terjadi
karena adanya daya mekanik yang
bekerja atau mempengaruhi dinding
usus
sehingga
menyebabkan
penyempitan
atau
penyumbatan
lumen usus.
Dibagi :
Ileus obstruksi letak tinggi (usus halus)
Ileus obstruksi letak rendah (usus

Epidemio
logi
Setiap tahun : 1 dari 1000 penduduk
Amerika : 300.000-400.000/pertahun
Indonesia (2004) : 7.059 kasus
Markogiannakis, et al : 60% usia 1698 tahun, perempuan > laki-laki

Anatomi

Fisiologi
Usus
USUS HALUS :
Fungsi utama : pencernaan dan
absorpsi bahan-bahan nutrisi dan air
Proses pencernaan disempurnakan oleh
sejumnlah enzim dalam getah usus
Isi usus digerakkan oleh peristalsis
yang terdiri atas dua jenis gerakan,
yaitusegmental dan peristaltik yang
diatur oleh sistem saraf autonom dan
hormone.

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil


akhir pencernaan karbohidrat,lemak dan
protein (gula sederhana, asam-asam
lemak dan asam-asam amino) melalui
dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe
untuk digunakan oleh se-sel tubuh.

USUS BESAR
Mengabsorpsi air dan elektrolit,
yang sudah hampir lengkap
pada
kolon
bagian
kanan.
Kolonsigmoid berfungsi sebagai
reservoir
yang
menampung
massa
feses
yang
sudah
dehidrasi
sampai
defekasi
berlangsung.
Kontraksi
merupakan

pola

segmental
yang paling

ETIOL
OGI
Adhesi (perlekatan usus)
Hernia inkarserata eksternal
Neoplasma
Intususepsi usus halus
Penyakit Crohn
Volvulus
Batu empedu yang masuk ke ileus
Striktur sekunder
Divertikulum Meckel
Fibrosis kistik
Penekanan eksternal
Benda Asing

Manifestasi
Klinis
Nyeri kram abdominal bawah biasanya
berkembang secara diam diam dan
disertai gejala konstipasi.
Distensi abdomen tampak lebih nyata
dibandingkan dengan obstruksi usus
halus. Muntah-muntah merupakan gejala
lanjutan dari obstruksi usus besar dan
terjadi bila katup ileosekal inkompeten.
Nyeri
lokal
dengan
tanda-tanda
peritonitis mengesankan adanya iskemia
atau perforasi. Sekum merupakan daerah
paling sering untuk terjadi perforasi.

PATOFISIO
LOGI
Lumen usus tersumbat teregang tidak
adanya absorbsi penimbunan intralumen
muntah, penyedotan(pengobatan)
kehilangan
cairan
dan
elektrolit

penciutan ruang cairan ekstrasel syok


Peregangan usus terus-menerus iskemia
(akibat
distensi
dan
permeabilitas),
absorpsi
toksin-toksin
ke
rongga
peritoneum dan sirkulasi bakteriemia

Ileus
obstruksi

distensi
proximal muntah mereda?
Peristaltik melawan obstruksi
nyeri episodik kram dengan
masa relatif tanpa nyeri di
antara episode.
Berlanjutnya
obstruksi

peristaltik jarang dan akhirnya


tidak ada.

Diagnosis
Banding
1.Kolesistitis
2.Kolelitiasis
3.Gastroenteritis
4.Ileus Paralitik
5.Appendisitis Akut
6.Pankreatitis
7.Dismenores
8.Endometriosis
9.Torsio ovarium
10.Inflamatory Bowel Disease (IBD)

Diagnosis Ileus Obstruktif

1.Anamnesis
2.Pemeriksaan fisik
3.Pemeriksaan laboratorium
4.Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan
Radiologi
1.Foto polos abdomen
Temuan spesifik untuk obstruksi
usus halus :
.dilatasi usus halus ( diameter >
3 cm ),
.air-fluid level
.kurangnya gambaran udara di
distal kolon

Gambaran lain :
a) distensi usus
b) step-ladder sign
c) String of pearls sign, gambaran
beberapa kantung gas kecil yang
berderet
d) Coffee-bean sign, gambaran gelung
usus yang distensi dan terisi udara dan
gelung usus yang berbentuk U yang
dibedakan dari dinding usus yang oedem.
e) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi
oleh cairan

2. Enteroclysis
3. CT-Scan
4. CT enterography
(CT enteroclysis)
5. MRI
6. USG

Penatalaksanaan

intervensi bedah
Tujuan utama :
dekompresi bagian yang
mengalami obstruksi
untuk mencegah perforasi

Kompli
kasi
gangguankeseimbangan
elektrolit dan cairan, serta
iskemia perforasi usus
peritonitis,
sepsis,
dan
kematian

Progn
osis
Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah
5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera
dilakukan.
Keterlambatan dalam melakukan pembedahan
atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi
lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai
sekitar 35% atau 40%.
Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan
dilakukan dengan cepat

Anda mungkin juga menyukai