Tugas Kelompok
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Admnistrasi Negara yang
Diampu oleh Santi Hapsari Dewi A, S.H, M.H. dan Dr. Holynes NS, S.H, M.H.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
KABUPATEN SUMEDANG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini dengan judul “ Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia yang diampu
oleh Santi Hapsari Dewi A, S.H, M.H. dan Dr. Holynes NS, S.H, M.H.
Kami menyadari dalam penyususan makalah ini jauh dari kata sempurna. untuk itu
kami memohon untuk para pembaca khususnya dosen pengampu mata kuliah untuk
memberi kritikan dan saran yang bersifat membangun agar memberi manfaat dan
pengalaman kepada penulis. Terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini memberi manfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
1. Peristilahan........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
ii
A. Negara Hukum : Dasar Teoritik Hukum Administrasi Negara
3
Pada wilayah Anglo saxon, muncul pula konsep negara hukum (rule of law) dari
A.V. Dicey, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
4
merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan. Menurut A. Hamid S.
Attamimi, dalam abad ke-20 ini hampir tidak suatu negara pun yang
menganggap sebagai negara modern tanpa menyebutkan dirinya negara berdasar
atas hukum.Dengan demikian, negara hukum identik dengan negara yang
berkonstitusi atau negara yang menjadikan konstitusi sebagai aturan main
kehidupannya.
2. Negara Demokratis :
Negara Demokratis adalah negara yang berporos pada rakyat; di dalamnya,
rakyat memegang peran kunci dan kedudukan sentral. Rakyat adalah pemegang
kedaulatan tertinggi negara serta menjadi norma dan arah dasar seluruh
penyelenggaraan kehidupan bernegara dalam berbagai aspeknya (
ipoleksosbudhankam ).
Pada hakikatnya, negara dengan sistem pemerintahan demokratis sudah
seharusnya adalah sebuah Negara Hukum. Sebab, tanpa hukum ( yang baik, adil,
dan pasti ), pemerin-tahan demokratis sulit mencapai apa yang menjadi intisari
dan cita-cita demokrasi. Tanpa hukum pun, demokrasi – sebagaimana sering
dikatakan orang sekarang ini – dapat berubah menjadi “democrazy” sebagaimana
tampak di dalam aksi-aksi demonstrasi yang anarkis, karena “kedaulatan rakyat”
(demokrasi) cenderung rentan terhadap “godaan” berubah rupa menjadi
5
“kediktatoran rakyat” dan “kediktatoran mayoritas”. Lagipula, sering terjadi
demo-krasi tak berdaya dan kehilangan kekuasaannya dalam mengambil
keputusan yang baik dan adil demi kesejahteraan umum seluruh rakyat, karena
aspirasi dan tuntutan-tuntutan rakyat tidak dipertimbangkan oleh pemerintah
menurut norma-norma keadilan dan moralitas, melainkan menurut kekuatan
jumlah suara yang diperoleh dan kemampuan finansial kelom-pok yang
mendukungnya. Sebaliknya tanpa demokrasi, hukum dapat merosot menjadi alat
pemaksa dan penindas rakyat, serta alat pembenaran diri dan payung pelindung
para pemangku kekuasaan negara. Di dalam sistem pemerintahan negara
demokratis, hukum tampil sebagai norma objektif yang mengatur seluruh tatanan
hidup bernegara dan mengikat seluruh warga negara tanpa kecuali.
6
sendiri. Dalam negara hukum modern ini administrasi negara atau pemerintahan
mempunyai arti yang sangat luas dalam pelayanan masyarakat. Karena
administrasi negara di daam negara hukum modern bersandar kepada freis
emmersen atau administrasi negara memiliki kewenangan yang luas untuk
melakukan berbagai hukum dalam rangka melayani kepentingan masyarakat atau
mewujudkan kesejahteraan umum, dan untuk melakukan itu diperlukan
instrument hukum sehingga memberikan wewenang yang luas dalam bertindak
untuk membuat instrument hukum yang berkaitan dengan tugas legislasi.
Tugas legislasi ini menurut E.Utrecht meliputi, pertama kewenangan untuk
membuat peraturan atas inisiatif sendiri, terutama dalam hal-hal genting yang
belum ada peraturannya, kedua adalah kekuasaan administrasi negara untuk
membuat peraturan atas dasar delegasi. Dan yang ketiga adalah Droit Function
yaitu kekuasaan administrasi negara untuk menafsirkan sendiri berbagai
peraturan. Namun tetap saja penyelenggaraan pemerintah mengacu kepada
bentuk negara. Dalam bentuk negara kesatuan penyelenggaraan pemerintah dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu sentralisasi atau desentralisasi. Sentralisasi
berarti seluruh bidang-bidang pemerintahan diselenggarakan oleh pemerintah
pusat sedangkan desentralisasi berarti penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan
tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat tetapi juga dijalankan oleh
pemerintah daerah dengan prinsip otonomi. Jadi kesimpulan nya, tuga tugas
pemerintah dalam negara hukum modern adalah sebagai berikut :
a. Membuat peraturan perundang-undangan dalam arti formil maupun materil
b. Pemerintah atau administrasi dalam arti nyata memelihara kepentingan
umum
c. Mempertahankan kepentingan umum dalam arti nyata termasuk di dalamnya
peradilan pidana dan penyelesaian sengketa dalam peradilan perdata.
7
dan kota mempunyai pemerintah daerah, yang diatur dengan undang-undang".
Sebagai negara hukum, setiap penyelenggaraan urusan pemerintahan haruslah
berdasarkan pada hukum yang berlaku. Sebagai negara yang menganut
desentralisasi mengandung arti bahwa urusan pemerintahan itu terdiri atas urusan
pemerintahan pusat dan urusan pemerintahan daerah. Artinya ada perangkat
pemerintah pusat dan ada perangkat pemerintah daerah, yang diberi otonomi
yakni kebebasan dan kemandirian untuk mengatur dan mengurus urusan rumah
tangga Dengan merujuk pada rumusan tujuan negara yang tercantum dalam
alinea keempat Pembukaan UUD 1945 khususnya pada redaksi memajukan
kesejahteraan umum.
8
ketentuan dalam UUD 1945 yang menunjukkan bahwa negara hukum Indonesia
yang menganut desentralisasi dan berorientasi kesejahteraan, yaitu:.
9
pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu Negara hukum itu terdapat aturan-
aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau peraturan-peraturan yang
terhimpun dalamhukum tata Negara. Dengan kata lain, hukum tata Negara
membutuhkan hukum lain yanglebih bersifat teknis. Hukum tersebut adalah
hukum administrasi Negara .
10
tata Negara yang menjadi sandaran hukum administrasi , dan sebagainya.Oleh
karena itu Dasar Teoritis Negara Hukum sebagaimana telah disampaikan diatas
yangmenghimbau tentang kewenangan, perebuatan, organ-organ, aturan-aturan
per-undang-undangan yang tidak hanya ada pada pemerintah pusat saja tetapi
pemerintah daerah jugaturut andil dalam kesejahteraan masyarakatnya. Dan
sudah jelas bahwa Negara pada jamanmodern sekarang ini adakah Negara
Hukum dan pemerintahkah yang harus tunduk padahukum, bukan hukum yang
tunduk pada pemerintah karena hukum itu ada. Hukumlah yangmenjadikan suatu
Negara maju dan berkembang menjadi modern dan bukan pula penguasa yang
menjadikan suatu Negara berkembang menjadi modern. Persatuan Dan
Kesatuantentunya yang pertama menjadi dasar Hukum administrasi Negara, dan
hukum administrasi Negara sebagai salah satu cabang ilmu, khususnya diwilayah
hukum kontinental, barumuncul belakangan, pada awalnya, khususnya di negri
belanda.agak berbeda dengan yang berkembang di Prancis sebagai bidang
tersendiri disamping hukum tata Negara.
1. Peristilahan :
11
Di negara Belanda ada dua istiah mengenai Hukum Daministrasi Negara,
yaitu bestuursrecht dan administratief, dengan kata dasar ‘administratie’ dan
‘bestuur’. Untuk kata administratie ini ada yang menerjemahkan dengan tata
usaha, tata usaha pemerintahan, tata pemerintahan, tata usaha negara, dan ada
yang menerjemahkan dengan administrasi saja, sedangkan kata bestuur
diterjemahkan secara seragam dengan pemerintahan.
Menurut Sjachran Basah, administrasi negara lebih luas dari tata usaha
negara, karena secara teknis administrasi negara mencakup seluruh kegiatan
kehidupan bernegara dalam penyelenggaraan pemerintahan, sedangkan tata usaha
negara hanya sekedar bagian saja daripada administrasi.
Nama atau istilah bidang hukum ini administratief recht dan bestuursrecht,
yang bertumpu pada kata ‘administrasi’ dan kata ‘pemerintahan’. Sebenarnya
kedua kata ini dalam penggunaannya memiliki makna sama, karena pemerintahan
itu sendiri merupakan terjemahan dari kata administrasi.
Administrasi Negara
12
dalam arti sempitnya ialah aktivitas-aktivitas badan-badan eksekutif dan
kehakiman atau khususnya aktivitas-aktivitas badan eksekutif saja dalam
melaksanakan pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut apat disimpulkan
bahwa administrasi negara adalah keseluruhan aparatur pemerintah yang
melakukan berbagai aktivitas atau tugas-tugas negara selain tugas pembuatan
undang-undang dan pengadilan.
Pemerintah/Pemerintahan
13
pemerintahan. HAN memuat keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan cara
bagaimana organ pemerintahan yang melaksanakan tugasnya. Jadi HAN berisi
aturan main yang berkenaan dengan fungsi organ-organ pemerintahan. Hukum
Administrasi Negara adalah seperangkat aturan yang memungkinkan administrasi
negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga melindungi warga terhadap
sikap tindak administrasi negara, dan melindungi administrasi negara itu sendiri.
14
menyebabkan pertumbuhan bidang Hukum Administrasi Negara tertentu berjalan
secara sektoral. Karena ketiga faktor inilah HAN tidak dapat dikodifikasikan.
Selanjutnya dua alasan Hukum Administrasi Negara sulit dikodifikasikan
menurut E. Utrecht dengan mengutip pendapat A.M. Donner : pertama,
peraturan-peraturan Hukum Administrasi Negara berubah lebih cepat dan sering
secara mendadak; kedua, pembuatan peraturan-peraturan Hukum Administrasi
Negara tidak dalam satu tangan. Karena tidak dapat dikodifikasi, maka sulit
mengidentifikasi ruang lingkupnya jadi dilakukan melalui pembagian bidang-
bidang atau bagian-bagian HAN. Prajudi Atmosudirdjo membagi HAN dalam
dua bagian yaitu :
1. HAN Heteronom, yang bersumber pada UUD, TAP MPR, dan UU adalah
hukum yang mengatur seluk beluk organisasi dan fungsi administrasi negara.
2. HAN Otonom, yaitu hukum operasional yang diciptakan pemerintah dan
administrasi negara.
Sedangkan penulis lain membagi bidang HAN menjadi HAN umum (algemeen
deel) dan HAN khusus (bijzonder deel). HAN umum berkenaan dengan
peraturan-peraturan umum mengenai tindakan hukum dan hubungan Hukum
Administrasi Negara atau peraturan-peraturan dan prinsip-prinsip yang berlaku
untuk semua bidang Hukum Administrasi Negara yang berarti tidak terikat pada
bidang tertentu. Dan HAN khusus adalah peraturan-peraturan yang berkaitan
dengan bidang-bidang tertentu seperti peraturan tentang kepegawaian, peraturan
tentang pertanahan, dan sebagainya. P. de Haan dan kawan-kawan
mengklasifikasikan bagian-bagian pokok dari Hukum Administrasi Negara
khusus, yaitu hukum ketertiban dan keamanan umum, Hukum Administrasi
Negara tentang tata ruang, Hukum Administrasi Negara bidang ekonomi, Hukum
Administrasi Negara bidang sosial, Hukum Administrasi Negara bidang
kebudayaan, Hukum Administrasi Negara bidang kesehatan, dan Hukum
Administrasi Negara bidang keuangan. C. J. N. Versteden menyebutkan bahwa
secara garis besar Hukum Administrasi Negara meliputi bidang pengaturan
sebagai berikut :
15
2) Peraturan yang ditujukan untuk memberikan jaminan sosial bagi rakyat;
3) Peraturan-peraturan mengenai tata ruang yang ditetapkan pemerintah;
4) Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas pemeliharaan dari
pemerintah termasuk bantuan terhadap aktivitas swasta dalam rangka
pelayanan umum;
5) Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemungutan pajak;
6) Peraturan-peraturan mengenai perlindungan hak dan kepentingan warga
negara terhadap pemerintah;
7) Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penegakan hukum administrasi;
8) Peraturan-peraturan mengenai pengawasan organ pemerintahan yang lebih
tinggi terhadap organ yang lebih rendah;
9) Peraturan-peraturan mengenai kedudukan hukum pegawai pemerintahan.
16
Dari semua penjelasan di atas, dapatlah disebutkan bahwa Hukum
Administrasi Negara adalah hukum yang berkenaan dengan pemerintahan.
Keberadaam dan sasaran dari Hukum Administrasi Negara adalah sekumpulan
peraturan hukum yang mengatur tentang tugas dan kewenangan pemerintahan
dalam berbagai dimensinya sehingga tercipta penyelenggaraan pemerintahan dan
kemasyarakatan yang baik dalam suatu negara hukum.
Mengenai hubungan HTN dan HAN ada dua golongan yang berbeda
pendapat. Golongan pertama menyatakan bahwa ada perbedaan yuridis prinsipiil
antara HAN dengan HTN sedangkan golongan kedua menyatakan bahwa tidak
ada perbedaan yuridis prinsipiil antara HTN dengan HAN. Oppenheim
menyatakan bahwa, HTN mempelajari negara dalam keadaan berhenti atau statis
sedangkan HAN mempelajari negara dalam keadaan bergerak atau dinamis. HTN
merupakan kumpulan peraturan-peraturan hukum yang membentuk alat-alat
negara yang memberikan kepadanya wewenang untuk membagi-bagikan
tugasnya baik di tingkat tinggi maupun di tingkat rendah. Sedangkan HAN adalah
sekumpulan peraturan yang mengikat alat-alat perlengkapan yang tinggi maupun
rendah berdasarkan wewenang yang telah diberikan dalam HTN.
Logeman menyatakan bahwa HTN merupakan suatu pembelajaran tentang
kompetensi, sedangkan HAN merupakan suatu pelajaran tentang perhubungan-
perhubungan hukum istimewa. Menurutnya HTN mempelajari jabatan apa saja
yang ada dalam negara, bagaimana caranya jabatan itu diisi oleh pejabat dan juga
fungsi/lapangan kerja dari jabatan itu sendiri. Sedangkan HAN mempelajari sifat,
betuk, dan akibat hukum yang ditimbulkan akibat peristiwa hukum istimewa
yang dilakukan oleh pejabat.
Hubungan HTN dan HAN mirip dengan hubungan antara hubungan hukum
dagang dan hukum perdata yaitu hukum dagang merupakan spesialis dari hukum
perikatan yang ada di dalam hukum perdata. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa hubungan antaa HAN dan HTN adalah HTN mempelajari negara dalam
keadaan yang statis atau diam, mempelajari tentang struktur dan kekuasaan apa
saja yang ada dalam negara. Sedangkan HAN mempelajari negara dalam keadaan
17
dinamis atau bergerak mempelajari bagaimana caranya struktur atau kekuasaan
yang ada dalam negara tersebut menjalankan wewenang dan fungsinya masing-
masing.
18
mendalam mengenai apa yang dimaksud dengan sumber hukum maka akan
mengakibatkan kekelirua, bahkan menyesatkan.
19
peraturan formal itu berlaku. Sumber Hukum Administrasi Negara dalam arti
formal sendiri terdiri dari :
Peraturan Perundang-undangan
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
20
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
Dikalangan Penulis HAN hukum tidak tertulis ini dikenal dengan asas-asas
umum pemerintahan yang baik yang terdiri dari :
21
5) Asas motivasi dalam setiap keputusan
6) Asas tidak mencapur adukan wewenang
7) Asas permainan yang layak
8) Asas keadilan dan kewajaran
9) Asas menanggapi pengharapan yang wajar
10) Asas meniadakan suatu akibat sutau keputusan yang batal
11) Asas perlindungan atas pandangan hidup
12) Asas kebijaksanaan (Prof. Koentjoro Poerbopranoto)
13) Asas penyelanggaran kepentingan umum (Prof. Koentjoro
Poerbopranoto)
Yurispudensi
Traktat/ Perjanjian
22
bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila. Misalnya Ratifikasi
Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman lain yg
kejam, tidak manusiawi/ merendahkan martabat manusia dengan UU No. 5
Th 1998.
Doktrin
Doktrin yang dimaksud dalam hal ini adalah ajaran hukum atau
pendapat hukum dari para pakar hukum yang berpengaruh. Meskipun ajaran
hukum atau pendapat hukum para sarjana hukum tidak mempunyai kekuatan
mengikat, namun hal ini sangat lah penting sebagai sumber hukum
administrasi negara. Doktrin dapat menjadi sumber hukum formal Hukum
Administrasi Negara sebab pendapat para ahli itu dapat melahirkan teori-
teori dalam lapangan Hukum Administrasi Negara yang kemudian dapat
mendorong timbulnya kaidah-kaidah Hukum Administrasi Negara. Doktrin
baru menjadi sumber hukum bila diterima oleh masyarakat tanpa proses
perundangan. (Nomensen Sinamo, 2010; 37).
23
DAFTAR PUSTAKA
Kal, J. (n.d.). Negara Hukum dan Hukum Administrasi Negara (p. 15).
https://www.academia.edu/9633647/Negara_Hukum_dan_Hukum_Administrasi
_Negara
24
content/uploads/2018/09/20180805052633_buku-hukum-administrasi-negara-i-
nyoman-gede-remaha-2017.pdf
Yos Johan Utama. (2012). Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi
Negara. Modul, 1–59. http://repository.ut.ac.id/3974/1/ADPU4332-M1.pdf
25