Anda di halaman 1dari 4

BANTUAN HUKUM

Ade Saputra
1713040044
Bantuan Hukum
Hukum Tata Negara (A)

1. Pengertian Bantuan Hukum

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, bantuan adalah pertolongan.


Menurut kamus hukum, bantuan hukum adalah bantuan yang diberikan seorang
ahli atau penasihat hukum kepada seorang terdakwa di Pengadilan. Bantuan
hukum adalah jasa atau profesi hukum untuk membantu setiap individu untuk
memperoleh keadilan, memperoleh hak asasi dalam harkat dan martabatnya
sesuai dengan prinsip semua orang memiliki hak dan martabat. Bantuan hukum
dalam pengertian yang paling luas dapat diartikan sebagai upaya unuk
membantu golongan yang tidak mampu dalam bidang hukum.

Pengertian hukum menurut para ahli :

1) Menurut Adnan Buyung (Yesmil Anwar dan Adang, 2009: 245),


mengatakan upaya untuk membantu golongan yang tidak mampu
mempunyai tiga aspek yang paling berkaitan, yaitu aspek perumusan aturan-
aturan hukum, aspek pengawasan terhadap mekanisme untuk menjaga agar
aturan itu ditaati, dan aspek pendidikan masyarakat agar aturan-aturan itu
dihayati.
2) Menurut Zulaidi (Yesmil Anwar dan Adang, 2009: 246) bantuan hukum
berasal dari istilah ‘legal asisstance dan legal aid”. Legal aids biasanya
digunakan untuk pengertian bantuan hukum dalam arti sempit berupa
pemberian jasa di bidang hukum kepada orang yang terlibat dalam suatu
perkara secara cuma-cuma atau gratis bagi mereka yang tidak mampu
(miskin). Sedangkan legal assistance adalah istilah yang dipergunakan untuk
menunjukkan pengertian bantuan hukum kepada mereka yang tidak mampu,
yang menggunakan honorarium. Dalam praktek keduanya mempunyai
orientasi yang berbeda satu sama lainnya.
3) Sedangkan Clarence J. Dias mempergunakan istilah “legal service yang
diartikan dengan pelayanan hukum. Pelayanan hukum menurut Dias
adalah:“ langkah-langkah yang diambil untuk menjamin agar operasi sistem
hukum di dalam kenyataannya tidak akan menjadi diskriminatif sebagai
adanya perbedaan tingkat penghasilan, kenyataan, dan sumber daya lain
yang dikuasai oleh individu dalam masyarakat”. Dias menggunakan istilah
pelayanan hukum karena pelayanan hukum akan mencakupi kegiatan
seperti: pemberian bantuan hukum. Dias mengartikan bantuan hukum
sebagai segala bentuk pemberian pelayanan oleh kaum profesi hukum
kepada khalayak dimasyarakat dengan maksud untuk menjamin agar tidak
ada seorangpun di dalam masyarakat yang terampas haknya untuk
memperoleh nasehat-nasehat hukum yang diperlukan hanya oleh karena
sebab tidak dimilikinya sumber daya finansial yang cukup.
4) Santosa Poedjosoebroto dengan mengutip pendapat K. Smith dan D.J
Keenan, ia berpendapat bahwa bantuan hukum atau legal aids adalah
bantuan (baik berupa nasihat hukum, maupun yang berupa kuasa dari
seseorang yang berperkara) yang diberikan kepada orang yang tidak mampu
secara ekonomi, sehingga tidak dapat membayar honorarium kepada yang
diberi kuasa yaitu pembela atau pengacara.
5) Lokakarya bantuan hukum, mengusulkan agar bantuan hukum diartikan
sebagai pelayanan hukum yang diberikan secara cuma-Cuma. Pemberi
bantuan hukum adalah perseorangan baik seorang sarjana hukum maupun
pengacara hukum serta badan dan/atau lembaga yang telah mendapat izin
dari pemerintah.

Pengertian bantuan hukum dalam peraturan perundang-undangan Indonesia

1) Pengertian bantuan hukum menurut pasal 1 Angka 9 Undang-undang


Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat adalah jasa hukum yang diberikan
oleh advokat secara Cuma-Cuma kepada klien yang tidak mampu.
2) Pengertian bantuan hukum menurut pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang
diberikan oleh pemberi Bantuan Hukum secara cuma-Cuma kepada
penerima bantuan hukum.

Dari beberapa uraian pengertian bantuan hukum di atas, maka dapat


dipahami bahwa bantuan hukum itu memiliki beberapa unsur/bagian
diantaranya :
a) Ada pemberi dan penerima bantuan hukum
b) Penerima bantuan hukum adalah fakir miskin atau orang yang tidak mampu
secara ekonomi
c) Bantuan hukum diberikan baik di dalam maupun di luar proses peradilan
(litigasi dan non litigasi)
d) Bantuan hukum diberikan secara cuma-cuma.

2. Timbulnya Kebutuhan akan Bantuan Hukum


Seseorang yang mampu dari segi ekonomi, jika memiliki permasalahan
hukum, dia dapat menunjuk seorang advokat atau lebih untuk membela
kepentingannya. Bagaimana pula dengan orang yang tidak mampu dari segi
ekonomi, mereka yang tidak mempunyai cukup uang untuk membayar jasa
seorang advokat, sekalipun ia berada pada posisi yang benar/korban. Padahal
apabila kita baca dan pahami, indonesia adalah negara hukum yang melindungi
persamaan hak setiap warga negaranya di hadapan hukum.
Negara menjamin hak konstitusional setiap orang untuk mendapatkan
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta sarana
perlindungan hak asasi manusia. Oleh karena itu, negara bertanggung jawab
terhadap pemberian bantuan hukum bagi orang miskin sebagai perwujudan
akses terhadap keadilan (acces to justice).
Di dalam UUD 1945, permasalahan bantuan hukum tidak secara tegas
dinyatakan sebagai tanggung jawab negara. Namun adanya prinsip-prinsip
persamaan di hadapan hukum dan perlakuan yang adil bagi seluruh
masyarakat, merupakan petunjuk bahwa negara wajib memperhatikan masalah
bantuan hukum warganya. Hal ini dapat dilihat pada Pasal 20, Pasal 21, Pasal
28 D ayat (1), Pasal 28 H ayat (2), Pasal 28 I ayat (4) dan ayat (5), dan Pasal 34
ayat (2) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Negara berkewajiban memberikan bantuan hukum untuk memenuhi hak
konstitusional fakir miskin dengan menyediakan dana kepada pemberi bantuan
hukum melalui APBN. Karena Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum mengambil konsep bantuan hukum model kesejahteraan yaitu
bantuan hukum sebagai suatu hak akan kesejahteraan yang menjadi bagian dari
kerangka perlindungan sosial yang diberikan oleh suatu negara kesejahteraan
(welfare state). Persamaan di hadapan hukum dan hak untuk dibela advokat
atau penasehat hukum adalah hak asasi manusia yang perlu dijamin dalam
rangka pencapaian keadilan sosial, juga sebagai salah satu cara mengentaskan
masyarakat dari kemiskinan, khususnya dalam bidang ilmu hukum. Pada
kenyataannya tidak semua warga negara mempunyai kemampuan untuk
menggunakan jasa advokat atau penasehat hukum guna membela kepentingan
mereka dalam memperoleh keadilan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar
anggota masyarakat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan dan
kurangnya pengetahuan mereka akan hukum serta ditambah lagi dengan
rendahnya budaya hukum dan tingkat kesadaran hukum. Pelaksanaan bantuan
hukum sangat diperlukan untuk menjamin dan mewujudkan persamaan
dihadapan hukum bagi setiap orang terutama fakir miskin.

Anda mungkin juga menyukai