LITIGASI
DISUSUN OLEH :
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
orang yang berperkara membutuhkan nasehat dan bantuan dari orang yang lebih
mengetahui tentang hukum acara dalam suatu peradilan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan
hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum. Dapat juga dikatakan
bahwa bantuan hukum adalah suatu pemberian bantuan hukum dalam bentuk hukum,
kepada tersangka/terdakwa oleh seorang ahli hukum/penasihat hukum/advokat, guna
memperlancar penyelesain perkara.
Istilah penasihat hukum dan bantuan hukum adalah istilah baru. Sebelumnya dikenal
istilah pembela, advokat, procureur (pokrol), dan pengacara. Istilah penasihat hukum
dan bantuan hukum memang lebih tepat dan sesuai dengan fungsinya sebagai
pendamping tersangka atau terdakwa dalam pemeriksaan daripada istilah
pembela. Pengertian bantuan hukum yang lingkup
kegiatannya cukup luas juga ditetapkan oleh Lokakarya Bantuan Hukum Tingkat
Nasional tahun 1978 yang menyatakan bahwa bantuan hukum merupakan kegiatan
pelayanan hukum yang diberikan kepada golongan tidak mampu (miskin) baik
secara perorangan maupun kepada kelompok-kelompok masyarakat secara kolektif.
Terhadap orang yang dapat memberikan bantuan hukum kepada tersangka/terdakwa
disebut penasihat hukum, sedangkan pengertian penasihat hukum menurut Pasal 1
angka 13 KUHAP, yaitu seorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau
berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum.
Demikian pula pengertian bantuan hukum menurut Pasal 1 angka 9 Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, bahwa bantuan hukum adalah jasa hukum
yang diberikan oleh Advokat secara cuma-cuma kepada Klien yang tidak mampu.
Untuk lebih memahami definisi bantuan hukum, akan diuraikan juga pengertian
bantuan hukum menurut para ahli.
3
berupa pemberian jasa dibidang hukum kepada orang yang terlibat dalam suatu
perkara secara cuma-cuma atau gratis bagi mereka yang tak mampu (miskin).
Sehingga, dapat diartikah bahwa legal aid adalah bantuan hukum untuk masyarakat
miskin.
Sedangkan legal assistance adalah istilah yang dipergunakan untuk menunjukan
pengertian bantuan hukum kepada mereka yang tidak mampu, yang menggunakan
honorium.
Clarence J. Dias menggunakan istilah legal service yang diartikan dengan pelayanan
hukum. Pelayan hukum adalah langkah-langkah yang diambil untuk menjamin agar
operasi sistem hukum di dalam kenyataannya tidak akan menjadi diskriminatif sebagai
adanya perbedaan tingkat penghasilan, kekayaan, dan sumber daya lain yang dikuasai
oleh individu dalam masyarakat.
Menurut Adnan Buyung Nasution, pengertian bantuan hukum adalah sebuah program
yang tidak hanya merupakan aksi kulural akan tetapi juga sebagai aksi struktural yang
diarahkan pada perubahan tatan masyarakat yang lebih mampu memberikan nafas
yang nyaman bagi golongan mayoritas. Oleh karena itu, bantuan hukum bukanlah
masalah yang sederhana, ia merupakan rangkaian tindakan guna membebaskan
masyrakat dari belenggu struktural poleksos yang serat dengan penindasan.
Demikianlah pengertian bantuan hukum menurut para ahli.
4
2. Pemberian Bantuan Hukum
Pemberian bantuan hukum menurut Keputusan Mahkamah Agung No. 5 KMA/1972
tanggal 22 Juni 1972, yaitu:
Pengacara (advokat/procureur), yaitu mereka yang sebagai mata pencaharian
menyediakan diri sebagai pembela dalam perkara pidana atau kuasa/wali dari
pihak-pihak dalam perkara perdata dan yang telah mendapat surat pengangkatan
dari Departemen Kehakiman.
Pengacara praktik, yaitu mereka yang sebagai mata pencaharian (beroep)
menyediakan diri sebagai pembela atau kuasa/wakil dari pihak-pihak yang
berpekara, akan tetapi tidak termasuk dalam golongan tersebut diatas.
Mereka yang karena sebab-sebab tertentu secara insidental membela atau mewakili
pihak-pihak yang berpekara.
5
Demikian pula dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan
Hukum, Pasal 3, penyelenggaraan tujuan bantuan hukum untuk:
Menjamin dan memenuhi hak bagi penerima Bantuan Hukum untuk mendapatkan
akses keadilan.
Mewujudkan hak konstitusional segala warga negara sesuai dengan prinsip
persamaan kedudukan di dalam hukum.
Menjamin kepastian penyelengaraan bantuan hukum dilaksanakan secara merata
di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia; dan mewujudkan peradilan yang
efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan.
6
berbagai instrumen internasional.
Konstitusi Indonesia yang dijadikan landasan bantuan hukum misalnya Pasal 28 D
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum.”
Selanjutnya, Pasal 28 I ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi: “Perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerinta.”
Ketentuan ini mengamanatkan bahwa pemberian bantuan hukum merupakan hak
setiap warga negara yang harus dijamin dan difasilitasi pemerintah. Implementasi
ketentuan tersebut lebih dipertegas lagi dalam peraturan perundang-undangan republik
Indonesia, mulai dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Ketentuan
Pokok Kekuasaan Kehakiman (Pasal 37-40), Undang-Undang Nomor 8 Tahun1981
atau KUHAP (Pasal 54, 69-74), hingga Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat yang telah disahkan pada tanggal 5 April 2003 sekalipun masih
meninggalkan banyak persoalan.
7
atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan
pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat
hukum bagi mereka. Ayat (2) Setiap penasihat hukum yang ditunjuk untuk bertindak
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memberikan bantuannya dengan cuma-cuma.
Berdasarkan uraian di atas, maka tersangka atau terdakwa berhak untuk didampingi
seorang penasihat hukum/advokat, namun dalam hal apabila tersangka/terdakwa tidak
mampu membiayai jasa atau pembayaran honorarium atas pemberian bantuan hukum
kepada penasihat hukum/advokat tersebut, maka pengadilan segera menunjuk dan
meminta kepada tersangka/terdakwa untuk mendapatkan surat keterangan miskin atau
kurang mampu dari kepala desa dan diketahui oleh camat (Pasal 2 ayat (2) Keputusan
Menkeh RI No. N.02.UM.09.08 Tahun 1980). Sehingga, biaya pendampingan hukum
dapat diperoleh secara cuma-cuma oleh penerima bantuan hukum.
Untuk pemberian bantuan hukum sebagaimana dimaksud di atas, maka ketua majelis
hakim segera berkonsultasi dengan ketua pengadilan negeri, selanjutnya ketua majelis
hakim menunjuk seorang atau lebih pemberi bantuan hukum. Penunjukan ini
ditetapkan dengan surat penetapan ketua majelis hakim, yang mengadili perkara
tersebut.
Pemberi bantuan hukum yang ditunjuk untuk mendampingi tersangka/terdakwa harus
dikenal dan mempunyai nama baik, yang dapat memberikan bantuan hukum atau jasa-
jasanya secara cuma-cuma (prodeo).
Jasa yang dapat diberikan dalam pemberian bantuan hukum ini kepada pemberi
bantuan hukum hanya sekadar memperoleh imbalan jasa untuk penggantian ongkos
jalan, biaya administrasi, dan lain sejenisnya. Apabila tidak ada, dapat ditunjuk
pemberi bantuan hukum yang berdomisili dalam daerah hukum pengadilan yang
terdekat atau dalam wilayah hu- kum pengadilan tinggi yang bersangkutan (Pasal 3
Keputusan Menkeh. RI No. N.02.UM.09.08 Tahun 1980).
Contoh bantuan hukum adalah jasa pengacara gratis, jasa pengacara gratis dapat
berupa mendampingi klien baik secara litigasi maupun non litigasi. Selain itu, bantuan
hukum juga dapat berupa konsultasi gratis atas masalah hukum. Konsultasi pengacara
gratis apabila masyarakat tersebut tidak mampu atau miskin.
8
Dalam litigasi nantinya akan menempatkan seluruh pihak terkait untuk berhadapan
satu dengan lainnya. Litigasi adalah penyelesaian sengketa di antara kedua belah
pihak di muka pengadilan. Sedangkan non litigasi adalah penyelesaian sengketa yang
dilakukan secara kekeluargaan. Hal ini tentunya tetap membawa konsultan bagi
masing-masing pihak agar saling menemukan hasil yang baik bagi seluruh pihak.
Penyelesaian masalah dengan non litigasi ada berbagai bentuk. salah satunya adalah
arbitrase. arbitrase, menurut UU No 30 tahun 1999 adalah penyelesaian suatu sengketa
perdata diluar peradilan umum yang didasarkan kepada perjanjian tertulis antara
kedua kubu yang bersengketa. Ada lima macam cara penyelesaian secara non litigasi
yang sering digunakan untuk memecahkan masalah sengketa. Berikut penjelasannya:
1. Konsultasi
Merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang pihak yang bersifat
personal. Disini peran seorang konsultan hanya memberikan pendapat sesuai
9
dengan apa yang ditanyakan dan dibutuhkan oleh klien.dan selanjutnya untuk
keputusan tersebut akan diserahkan oleh kedua belah pihak.
2. Negosiasi
Penyelesaian masalah melalui perundingan antara para pihak untuk menemukan
bentuk – bentuk penyelesaian bagi kedua belah pihak. Kesepakatan tersebut
nantinya harus dituliskan dalam suatu surat perjanjian yang akan disepakati oleh
kedua belah pihak.
3.Mediasi
Mediasi adalah penyelesaian yang dilakukan oleh pihak luar dengan sifat penengah
dan tidak memihak yang akan membantu untuk menyelesaikan sengketa yang akan
disepakati bersama.
4. Konsiliasi
Konsiliasi ini memiliki arti perdamaian. Maksudnya adalah cara konsiliasi ini agar
kedua belah pihak ditemani dengan pihak ketiga (netral) untuk mencari
penyelesaian bersama. dari hasil yang sudah disepakati tersebut nantinya akan
bersifat mengikat para pihak bersifat final.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh pemberi
bantuan hukum secara cuma-cuma kepada penerima bantuan hukum. Dapat juga
dikatakan bahwa bantuan hukum adalah suatu pemberian bantuan hukum dalam
bentuk hukum, kepada tersangka/terdakwa oleh seorang ahli hukum/penasihat
hukum/advokat, guna memperlancar penyelesain perkara.
litigasi adalah proses penyelesaian sengketa dengan menempuh jalur hukum
setelah langkah dari jalur alternatif sudah tidak bisa menemukan hasilnya
Sedangkan non litigasi adalah penyelesaian sengketa yang dilakukan secara
kekeluargaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Susy Susilawati. 2011. Upaya Perlindungan Paralegal Dalam RUU Bantuan Hukum,
Semiloka . LBH. Kanwil Kumham DI. Yogyakarta.
Frans Hendra Winarta. 2011 Bantuan Hukum di Indonesia. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
M. Irsyad Thamrin dan M. Farid, 2010. Panduan Bantuan Hukum Bagi Paralegal. LBH
Yogyakarta dan Tifa Foundation. Yogyakarta
http(""www.hukumonline).om"klinik"detail""litigasi-dan-alternatif-penyelesaian-
sengketa-di-luar-pengadilan
12