Berbicara tentang batasan pengertian hukum, hingga saat ini para ahli
bantuan hukum belum menemukan batasan yang baku dan memuaskan banyak
pihak. Berbagai batasan pengertian dari hukum tersebut antara lain :30
1. J. Van Kan
masyarakat.
Pengertian hukum tidak mungkin dibuat dalam satu kalimat dan tergantung
4. Mr. T. Kirch
30
Bahan Kuliah Hukum Perlindungan Anak di fakultas hukum Universitas Indonesia, Depok
2004.
45
Hukum menyangkut unsur penguasa, unsur kewajiban, unsur kelakuan dan
perbuatan manusia
3. Dr. E. Utrecht
2. Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau
3. Hukum sebagai kaedah, yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau
4. Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat dan kaedah-
kaedah hukum yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu serta
berbentuk tertulis;
45
8. Hukum sebagai sikap tindak atau keperikelakuan yang teratur, yaitu
hukum Indonesia bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan tidak ada suatu
sedikit tentang bantuan hukum. Namun, hal mengenai bantuan hukum yang
bantuan hukum dan tidak memaparkan secara jelas apa yang dimaksud
Dengan kenyataan sepeti itu perlu dibangun suatu konsep tentang pengertian
bantuan hukum. Pada dasarnya, baik Eropa maupun di Amerika, terdapat dua
individualistis ini maksudnya adalah setiap orang akan selalu mendapat hak
31
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, Sendi-sendi Ilmu Hukum dan Tata Hukum,
(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti 1993) hal.2
32
Soerjono Soekanto, Bantuan hukum suatu tinjauan sosio yuridis (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1983) hal.11
45
Pada model yuridis individual masih terdapat cirri-ciri pola klasik dari
negara. Jadi, bilamana seseorang tidak mampu, maka seseorang itu akan
sebagai alat untuk mendapatkan keadilan bagi seluruh rakyat, terutama bagi
kesimpulan, dimana di satu pihak bantuan hukum dapat dilihat sebagai suatu hak
kepentingan individual dan di lain pihak sebagai suatu hak akan kesejahteraan
yang menjadi bagian dari kerangka perlindungan sosial yang diberikan suatu
45
negara kesejahteraan. Kedua model bantuan hukum tersebut kemudian menjadi
didunia barat pada umumnya. Pengertian bantuan hukum mempunyai ciri dalam
1. Legal aid
Bantuan hukum, sistem nasional yang diatur secara lokal dimana bantuan
hukum ditujukan bagi mereka yang kurang keuangannya dan tidak mampu
membayar penasehat hukum pribadi. Dari pengertian ini jelas bahwa bantuan
hukum diarahkan pada sosok penasehat hukum sebagai seorang ahli hukum
yang dapat membantu mereka yang tidak mampu menyewa jasa penasehat
hukum
Jadi, legal aid berarti pemberian jasa dibidang hukum kepada seseorang
yang terlibat dalam suatu kasus atau perkara dimana dalam hal ini :
b. Bantuan jasa hukum dalam legal aid lebih dikhususkan bagi yang tidak
2. Legal assistance
Dalam pengertian ini. Makna dan tujuan dari bantuan hukum lebih luas dari
legal aid. Legal assistance lebih memaparkan profesi dari penasehat hukum
33
M.Yahya Harahap, pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAP, Ed.2, cet.4 (Jakarta:
Sinar Grafika, 2002) hal.334.
45
sebagai ahli hukum. Sehingga dalam pengertian itu, sebagai ahli hukum ia
dapat menyediakan jasa bantuan hukum untuk siapa saja tanpa terkecuali.
tersebut tidak terbatas pada mereka yang miskin saja, tapi juga bagi mereka
yang mampu membayar prestasi. Bagi sementara orang kata legal aid selalu
advokat, tetapi bagi sementara orang kata legal aid ini ditafsirkan sama
dengan legal assistance yang biasanya punya konotasi pelayanan hukum atau
jasa hukum dari masyarakat advokat kepada masyarakat mampu dan tidak
mampu. Tafsiran umum yang dianut belakangan ini adalah legal aid sebagai
3. Legal service
luas kepada konsep dan makna legal service dibandingkan dengan konsep
Bila diterjemahkan secara bebas, arti dari legal service adalah pelayanan
hukum. Sehingga dalam pengertian legal service, bantuan hukum menurut Diaz
dimaksud sebagai gejala bentuk pemberian pelayanan oleh kaum profesi hukum
kepada khalayak didalam masyarakat dengan maksud untuk menjamin agar tidak
ada seorang pun didalam masyarakat yang terampas haknya untuk memperoleh
34
Bambang Sunggono dan Aries Harianto, bantuan hukum dan hak asasi manusia, cet.1
(Bandung: CV. Mandarmaju, 1994) hal.9
35
Harahap, OP.Cit, hal.344
45
nasehat-nasehat hukum yang diperlukannya hanya oleh karena sebab tidak
diambil untuk menjamin agar operasi sistem hukum didalam kenyataan tidak
masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada konsep dan ide legal service yang
hukum bagi setiap anggota masyarakat tanpa membedakan yang kaya dan
miskin.
36
Sunggono dan Harianto, Op.Cit, hal.10
45
Di Indonesia, dalam kenyataan sehari-hari jarang sekali membedakan ketiga
istilah tersebut. Dan memang tampak sangat sulit memilih istilah bahasa hukum
Indonesia bagi bentuk bantuan hukum diatas. Baik dikalangan profesi dan
Karena tidak terdapat definisi yang jelas mengenai bantuan hukum, membuat
hukum tersebut. Pada tahun 1976, Simposium Badan Kontak Profesi Hukum
hukum kepada seorang pencari keadilan yang tidak mampu yang sedang
imbalan jasa.37
hukum yang diberikan kepada golongan yang tidak mampu (miskin) baik
penyebaran gagasan.38
37
Ibid., hal.8
38
Ibid
45
Meskipun tidak dapat pengertian yang pasti mengenai apa yang
dimaksud dengan bantuan hukum, namun secara umum arti bantuan hukum
yang diberikan penasehat hukum atau pembela tidak boleh keluar dari
hukum menunjukkan bahwa bantuan hukum pada mulanya berawal dari sikap
hubungan kedermawanan ini juga ada pada pemuka adat dengan penduduk
Pengertian bantuan hukum disini tidak begitu jelas sehingga ada kesan,
39
Adnan Buyun Nasution, Bantuan Hukum di Indonesia, Ce.3 (Jakarta: LP3ES, 1988) hal.1
40
Lubis, Op.Cit, hal.1
45
“hak”. Setiap klien yang terampas haknya boleh mendapatkan bantuan hukum.
Bantuan hukum sudah mulai dihubungkan dengan hak-hak politik, ekonomi dan
sosial.41
tidak saja terbatas di negara-negara kapitalis tetapi juga di negara sosialis. Pada
beberapa dekade terakhir ini gerakan bantuan hukum hamper terdapat dimana-
mana, di Afrika Selatan, Brazilia, Taiwan, Tanzania dan lain-lain. Kalau bantuan
hukum diartikan sebagai charity maka bantuan hukum di Indonesia sudah ada
datangnya bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Dan kalau kata
adat kita, maka lembaga tolong-menolong ini adalah juga salah satu bentuk dari
soal bantuan hukum ini sudah diatur dalam pasal 250 Herziene Indische
Belanda dibandingkan bangsa Indonesia. Daya laku pasal ini terbatas bila para
advokat tersedia dan bersedia membela mereka yang terkait dengan perkara
pidana serta dituduh dan diancam hukuman mati dan atau hukuman seumur
hidup. Meskipun daya laku HIR terbatas, bisa ditafsirkan sebagai awal mula
pelembagaan bantuan hukum kedalam hukum positif kita. Meskipun HIR tidak
diperlakukan secara penuh tetapi HIR adalah pedoman yang tampaknya juga
diterima sebagai kenyataan praktek HIR ini masih tetap dianggap sebagai
41
Ibid, hal.2
45
pedoman sampai dilahirkannya undang-undang no. 14 tahun 1970 (Undang-
1940 oleh Prof. Zeylemaker, seorang guru besar hukum dagang dan hukum acara
perdata. Biro konsultasi hukum yang beralamat di Kramat Raya 112 Jakarta
tersebut dimaksudkan untuk memberi nasehat hukum kepada rakyat tidak mampu
disamping juga untuk memajukan kegiatan klinik hukum. Biro yang dikelola
oleh Mr. Alwi St. Osman dan Mr. Elkana Tobing serta beberapa mahasiswa
konsultasi hukum itu kembali muncul. Kali ini dari sebuah perguruan Tionghoa
Sim Ming Hui atau Tjandra Naya. Biro ini baru pada tahun 1945 didirikan
dibawah pimpinan Prof. Ting Swan Tiong. Biro ini agak terbatas ruang geraknya
dan lebih mengutamakan konsultasi hukum bagi orang Cina. Biro ini juga tidak
begitu sukses.
Prof. Ting Swan Tiong yang perhatiannya amat banyak dalam bidang ini
pada tahun 1962 datang kepada dekan fakultas Universitas Indonesia Prof.
konsultasi hukum. Usulan ini disambut baik, dan pada tanggal 2 mei 1953
45
sebagai ketuanya. Biro ini secara regular memberikan konsultasi hukum bagi
orang tidak mampu. Pada tahun 1968 diubah namanya menjadi lembaga
konsultasi hukum, lalu pada tahun 1974 diubah lagi menjadi lembaga
disebut sebagai tokoh bantuan hukum yang banyak jasanya dalam memberi
teladan bagi biro-biro serupa didaerah lain. Biro konsultasi hukum di fakultas
hukum telah merubah bentuknya menjadi biro bantuan hukum dan dengan
pengadilan. Diluar fakultas hukum dan paling menonjol serta aktif adalah
adalah wajah lain dari gerakan bantuan hukum di Indonesia karena cirinya
yang sangat dinamik. Berkat sukses LBH Jakarta maka gerakan bantuan
Bantuan hukum, khususnya bagi masyarakat kecil yang tidak mampu dan
buta hukum tampaknya merupakan hal yang dapat kita relatif baru di negara-
45
atau pusat bantuan hukum oleh berbagai golongan adalah suatu pertanda sehat
bahwa bantuan hukum telah diakui sebagai salah satu basic needs.
dimiliki oleh manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi
martabatnya sebagai manusia. Dalam paham hak asasi manusia termasuk bahwa
hak itu tidak dapat dihilangkan atau dinyatakan tidak berlaku oleh negara. Negara
dapat saja tidak mengakui hak-hak asasi tersebut. Namun, suatu negara tidak
dapat dikatakan sebagai negara hukum apabila negara yang bersangkutan tidak
manusia. Oleh karena itu hak-hak asasi manusia itu harus diakui. Tidak
mengakui hak-hak yang dimiliki manusia menunjukan bahwa dalam negara itu
martabat manusia belum diakui sepenuhnya. Itulah paham tentang hak asasi
manusia.42
Setiap kali kita berbicara mengenai hak asasi manusia, maka kita dipaksa
hukum. HAM itu melekat pada hukum sebagai bagian inheren (terkait erat
dengan hukum). Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang amat
salah, karena sesungguhnya HAM itu berurusan dengan segala macam aspek
kehidupan kita dari yang kecil sampai yang besar; social, ekonomi, politik,
42
Sunggono dan Harianto, Op.Cit, hal.70
45
Hukum haruslah dibentuk secara demokratis dan memuat subtansi HAM.
Kalau tidak, hukum akan kehilangan esensinya, bahkan akan menjadi alat
sepihak dari penguasa. Hukum harus mengacu pada HAM karena hukum
harus melindungi hak-hak rakyat. Hukum harus menajdi teman bagi rakyat,
Pada pokoknya bantuan hukum diberikan dalam rangka HAM untuk rakyat
yang miskin dan tertindas. Untuk membebaskan mereka dari pola hubungan yang
membuat mereka tidak berdaya. Dengan kata lain, bantuan hukum adalah salah
satu upaya mengisi HAM terutama bagi lapisan termiskin rakyat. Keberhasilan
membangun adalah kurangnya peranan hukum dan sumber daya hukum untuk in
orang yang dihukum harus dihadapkan dalam waktu tiga hari ke[ada seorang
hakim. Tahun 1689 dilahirkan Bill of Righ, dimana raja harus mengikuti hak-hak
45
parlemen, sehingga Inggris merupakan negara pertama didunia yang menjadi
kali. Amandemen itu dimulai sejak tahun 1999 sampai tahun 2002. Pasal-
pasal yang berkaitan HAM bertambah dalam masa amandemen kedua adalah
memperhatikan HAM.
bantuan hukum, namun secara tersirat dasar bagi seseorang mendapatkan hak
bukan saja dari satu negara ke negara lainnya, melainkan juga dari satu zaman ke
petumbuhan program bantuan hukum telah dilakukan oleh Dr. Mauro Cappelleti,
dari penelitian tersebut ternyata program bantuan hukum kepada si miskin telah
bahwa tiap zaman arti dan tujuan pemberian bantuan hukum kepada si miskin
43
Nasution., op cit., hal.4
45
Berdasarkan Dr. Cappelleti tersebut dapat diketahui bahwa banyak faktor
yang turut berperan dalam menentukan apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari
pada suatu program bantuan hukum itu sehingga untuk mengetahui secara jelas
apa sebenarnya yang menjadi tujuan daripada suatu program bantuan hukum
oleh patron hanyalah didorong oleh motivasi mendapatkan pengaruh dari rakyat.
Perancis dan Amerika sampai pada zaman modern sekarang ini, motivasi
pemberian bantuan hukum bukan hanya charity atau rasa prikemanusiaan kepada
orang-orang yang tidak mampu, melainkan telah timbul aspek “hak-hak politik”
khususnya Asia.
Hukum (LBH) karena LBH mempunyai tujuan dan ruang lingkup kegiatan
45
1. Memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang membutuhkannya;
disegala bidang.
Dengan melihat tujuan dari suatu bantuan hukum sebagaimana yang terdapat
dalam Anggaran Dasar LBH tersebut dapatlah diketahui kalau tujuan dari
sehingga mereka akan menyadari hak-hak mereka sebagai manusia dan warga
perbaikan hukum agar hukum dapat memenuhi kebutuhan rakyat dan mengikuti
hukum kepada si miskin ini berbeda-beda dari zaman ke zaman, namun ada satu
hal yang kiranya tidak berubah sehingga merupakan satu benang merah, yaitu
Hak memperoleh bantuan hukum bagi setiap orang yang tersangkut suatu
perkara merupakan salah satu dari hak asasi manusia. Hak dalam
pelaksanaannya.
45
Program pemberian bantuan hukum kepada masyarakat tidak mampu
Mahkamah Agung.
a. Pasal 56 (1) tentang : Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau
didakwa melakukan tindak pidana mati atau ancaman pidana lima belas
(15) tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam
dengan pidana lima (5) tahun atau lebih yang tidak mempunyai
RBG: Barang siapa yang hendak berpekara baik sebagai penggugat maupun
45
sebagai tergugat, tetapi tidak mampu menanggung biayanya, dapat
Negara.
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum dan Peradilan Tata
1. Bantuan hukum yang dirumuskan dalam pasal 250 Het Herziene indonesisch
Reglement (HIR).
pada pasal 250, tidak berarti adanya pembatasan hak terdakwa mendapat
pembela sebagai orang yang memberi bantuan hukum. Namun HIR hanya
44
Harahap, op.cit., hal. 345
45
pemeriksaan persidangan pengadilan. Sedang kepada tersangka pada proses
sidang pengadilan.
hukum, hanya terbatas pada tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati.
Di luar tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati, tidak ada kewajiban
kepada terdakwa.
Meskipun daya laku HIR terbatas, bisa ditafsirkan sebagai awal mula
tidak diperlukan secara penuh tetapi HIR adalah pedoman yang tampaknya
juga diterima sebagai kenyataan praktek. HIR ini masih tetap dianggap
Kehakiman.
Di dalam UU No.14/1970, diatur suatu ketentuan yang jauh lebih luas dengan
apa yang dijumpai dalam HIR. Pada UU No. 14/1970, terdapat satu bab yang
khusus memuat ketentuaan tentang bantuan hukum yang terdapat pada Bab VII
45
Penggarisan ketentuan mengenai bantuan hukum yang diatur dalam Undang-
Undang No. 14 Tahun 1970 antara lain telah menetapkan hak bagi setiap orang
yang tersangkut urusan perkara untuk memperoleh bantuan hukum (pasal 35).
Ketentuan ini memperlihatkan asas bantuan hukum telah diakui sebagai hal yang
penting. Akan tetapi Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 belum sampai kepada
taraf yang meletakkan asas “wajib” memperoleh bantuan hukum karena dalam
dan keadilan (pasal 37). Tetapi sifat hak memperoleh bantuan hukum pada taraf
undang mengenai semua ketentuan yang terdapat dalam pasal-pasal 35,36, dan
45
peraturan pelaksanaan dan belum memuat aturan tata cara pelaksanaannya. Hak
dan tata cara pelaksanaan bantuan hukum itu pun kemudian diatur dalam pasal-
undang khusus tentang bantuan hukum, namun didalamnya dibuat beberapa pasal
dan ayat yang mengatur tentang bantuan hukum, terutama dalam bab VII pasal
69 sampai dengan pasal 74. Dalam pasal-pasal KUHAP yang mengatur tentang
bantuan hukum tersebut diatur mengenai hak memperoleh bantuan hukum, saat
54, 55, 56, 57, 59, 60 dan 114 KUHAP. Didalam pasal-pasal tersebut secara
tegas memberikan jaminan tentang hak bantuan hukum, oleh karena itu
ketentuan tersebut harus dapat dilaksanakan oleh aparat penegak hukum yang
2. Waktu pemberian bantuan hukum terdapat dalam pasal 69 dan 70 (ayat 1).
45
Sunggono dan Harianto, op.cit., hal. 43
45
yang tersangkut suatu perkara pidana sudah dapat diberikan bantuan hukum
sejak saat ditangkap atau ditahan. Penasehat hukum dapat berhubungan dan
berbicara dengan tersangka atau terdakwa pada setiap waktu dan setiap
tingkat pemeriksaan.
3. Pengawasan pelaksanaan bantuan hukum diatur dalam pasal 70 ayat (2), ayat
(3), ayat (4), dan pasal 71. dalam ketentuan ini dimaksudkan agar penasehat
45
e. Pasal 156, penasehat hukum dapat mengajukan keberatan bahwa
dapat diterima;
sama dengan diatur dalam Undang-Undang No. 14 tahun 1970 yaitu baru sampai
Salah satu syarat untuk negara hukum adalah adanya jaminan atas hak-hak
asasi. Jaminan ini harus terbaca dan tertafsirkan dari konstitusi yang berlaku
dalam suatu negara. Bantuan hukum terhadap korban tindak pidana belum
dibuktikan dengan tidak adanya peraturan yang jelas dan tegas dalam suatu
diberikan pada tersangka atau terdakwa. Sehingga, secara yuridis orang yang
menderita suatu tindak pidana belum dapat perlindungan hukum. Hal yang
mengenai HAM, maka kita berbicara mengenai HAM setiap warga negara tanpa
kecuali sebagaimana yang diatur dalam pasal 27 ayat (1) Undang-Undang dasar
45
1945 (UUD 1945) yang menyatakan bahwa setiap warga negara sama kedudukan
bidang-bidang hukum privat dan hukum publik dan bahwa setiap warga negara
tersebut.
UUD 1945 memang tidak secara jelas dan tegas memuat perumusan
beberapa pasal, selain yang telah ditentukan dalam pasal 27 ayat (1) yang
memperoleh hak yang sama didalam hukum. Termasuk dalam hal memperoleh
1. Pasal 28D ayat (1) : “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum”
2. Pasal 28H ayat (2) : “Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
3. Pasal 28I ayat (1) : “Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,
hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
46
Jimly Asshiddiqie, konsolidasi Naskah UUD 1945 setelah perubahan keempat (Depok: Pusat
Studi Hukum Tata Negara FHUI, 2002) hal. 48-51.
45
4. Pasal 28I ayat (2) : “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
bagi setiap Warganegara didalam hukum, namun tetap saja tidak terdapat
peraturan yang jelas dan tegas mengenai hal dari korban tindak pidana untuk
sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan HAM
bantuan hukum dalam UUPA terdapat dalam pasal 17 ayat (1) huruf b dan pasal
18.
orang dewasa;
2. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lainnya secara efektif dalam setiap
45
Dalam penjelasan pasal 17 ayat (1) huruf b disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan bantuan lainnya misalnya bimbingan sosial dari pekerja sosial, konsultasi
dari psikolog dan psikiater atau bantuan dari ahli bahasa. Sedangkan pasal 18
menyebutkan : “Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana
ketentuan mengenai bantuan hukum. Pasal 17 ayat (1) huruf b memuat ketentuan
bagi seorang anak yang merupakan pelaku dari suatu tindak pidana berhak untuk
Sedangkan pasal 18 sekali lagi memberikan hak pada anak sebagai pelaku
Namun yang membedakan pasal ini dengan ketentuan yang terdapat dalam pasal
17 ayat (1) huruf b adalah adanya kesempatan yang sama untuk mendapatkan
yang rinci dan semua ketentuan dalam undang-undang ini ditujukan untuk
perlindungan bagi anak, namun ketentuan mengenai hak dari korban tindak
pidana untuk mendapatkan bantuan hukum sebagaimana yang diatur dalam pasal
l ini menjadikan pihak korban tindak pidana dengan pihak pelaku tindak pidana
45
mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan bantuan hukum dimana selama
ini hak itu hanya diperuntukkan bagi pihak pelaku tindak pidana.
korban tindak pidana dalam UUPKDRT ini diatur dalam pasal 16 sampai dengan
pasal 43.
Bantuan yang diberikan antara lain berupa kewajiban dari pihak kepolisian
yang mengetahui atau menerima laporan terjadinya tindak pidana, dalam hal ini
berupa tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga dalam waktu 1 x 24 jam
perlindungan. Perlindungan tersebut diberikan paling lama tujuh (7) hari sejak
keterangan kepada korban tentang hak korban untuk mendapatkan pelayanan dan
bekerja sama dengan tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping dan
45
Dalam UUPKDRT ini, juga dijelaskan mengenai tugas dari tenaga kesehatan
memberikan penguatan iman dan takwa kepada korban. Peran advokat pun
Bantuan rehabilitasi dan medis juga diatur dalam UUPSK. Bahkan UUPSK ini
restitusi. Menurut UUPSK, korban berhak dilindungi oleh suatu lembaga yang
korban.
45