Anda di halaman 1dari 14

JURNAL ILMIAH KEBIJAKAN HUKUM

Volume 14, Nomor 3, November 2020: 539-552


Jurnal Nasional Akreditasi SINTA 2 Surat Keputusan Kemenristekdikti: No: 34/E/KPT/2018
p-ISSN : 1978-2292 (print)
e-ISSN : 2579-7425 (online)

PROBLEMATIKA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM STRUKTURAL DAN NON


STRUKTURAL KAITANNYA DENGAN ASAS EQUALITY BEFORE THE LAW
(Problematic Provision of Legal Assistance Structural and Non-Structural
Relation to The Basis of Equality Before The Law)
Ni Gusti Agung Ayu Mas Triwulandari
Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS)
mastriwulandari@undiknas.ac.id

DOI: http://dx.doi.org/10.30641/kebijakan.2020.V14.539-552

ABSTRAK
Bantuan hukum struktural mengasumsikan bahwa kemiskinan masyarakat lebih dikarenakan
kondisi struktural yang timpang. Apabila paradigma lama bantuan hukum hanya bertumpu pada
bantuan hukum melalui jalur hukum saja, tanpa didukung oleh pendekatan yang bercorak struktural,
maka gerakan bantuan hukum tidak akan efektif, maka strategi bantuan melalui jalur hukum wajib
didukung oleh suatu gerakan yang meruntuhkan ketimpangan tersebut. Kajian ini membahas
problematika pemberian bantuan hukum bagi masyarakat dan bagaimana refleksi asas equality
before the law melalui pemberian bantuan hukum struktural dan non struktural. Metode penelitian
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan,
dan teknis analisis data bersifat kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa problematik pemberian
bantuan hukum struktural dan non struktural dipengaruhi oleh kerangka hukum normative pemberian
bantuan hukum yang tidak bekerja, dll, sedangkan refleksi asas equality before the law berkaitan
dengan pemberian bantuan hukum struktural dan non struktural ini sudah dimuat dalam pasal 28D
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yaitu bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum. Asas
ini sebagai prinsip yang sangat vital dalam pemberian bantuan hukum struktural dan non struktural,
hal Ini juga merupakan konsekuensi Negara Indonesia sebagai negara hukum (pasal 1 ayat (3) UUD
1945 hasil perubahan ketiga). Ada tiga prinsip negara hukum (rechstaat), yaitu supremasi hukum
(supremacy of law), kesetaraan di hadapan hukum (equality before the law), dan penegakan hukum
dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum (due process of law).
Kata kunci: bantuan; hukum; struktural; non struktural; equality before the law

ABSTRACT
Structural, legal aid assumes that community poverty is more due to structural imbalances. If the
old paradigm of legal assistance only relies on legal assistance through traditional channels,
without being supported by a structural style approach, then the regular aid movement will not be
significant. The aid strategy through legal channels must be supported by an action that destroys
this inequality. The problems of providing legal aid to the community and how to reflect on the
principle of equality before the law through the provision of structural and non-structural legal
assistance are the topics of discussion in this study. The research method used is a qualitative
approach, data collection methods through literature study, and data analysis techniques are
qualitative. The results of the study show that the problematic provision of structural and non-
structural legal aid is influenced by the normative legal framework for providing non-working legal
assistance, etc..
In contrast, the reflection of the principle of equality before the law relating to the provision of
structural and non-structural legal aid has been included in Article 28D paragraph ( 1) The 1945
Constitution, namely that everyone has the right to just recognition, guarantee, protection and legal 539
certainty as well as equal treatment before the law. This principle is very vital in providing structural
JIKH Vol. 14, No. 3, November 2020: 539-552
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5

In contrast, the reflection of the principle of equality before the law relating to the provision of
structural and non-structural legal aid has been included in Article 28D paragraph ( 1) The 1945
Constitution, namely that everyone has the right to just recognition, guarantee, protection and legal
certainty as well as equal treatment before the law. This principle is very vital in providing structural
and non-structural legal aid. It is also a consequence of the State of Indonesia as the rule of law
(Article 1 paragraph (3) of the 1945 Constitution resulting from the third amendment). There are
three principles of the rule of law (resistant), namely the supremacy of law, equality before the law,
and law enforcement in ways that are not against the law (due process of law).
Keywords: aid; legal; structural; non-structural; equality before the law

PENDAHULUAN membedakan warna kulit, agama, budaya,


sosio ekonomi, dan perbedaan lainnya.
Latar Belakang
Kewajiban membela orang miskin bagi profesi
Sistem hukum Indonesia dan Undang-
advokat tidak lepas dari prinsip persamaan
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dihadapan hukum dan hak untuk didampingi
Tahun 1945 (Selanjutnya UUD NRI 1945)
advokat atau penasehat hukum untuk semua
menjamin adanya persamaan dihadapan
orang tanpa terkecuali 1.
hukum (equality before the law), demikian
Bantuan Hukum dapat diartikan secara
pula hak untuk didampingi advokat dijamin
luas sebagai upaya untuk membantu
sistem hukum Indonesia. Bantuan hukum
golongan yang tidak mampu dalam bidang
yang ditujukan kepada orang miskin, memiliki
hukum. Sedangkan dalam pengertian sempit
hubungan erat dengan equality before the law
adalah jasa hukum yang diberikan secara
dan access the legal counsel yang menjamin
cuma-cuma kepada klien yang tidak mampu.
keadilan bagi semua orang ( justice for all).
Urgensi Pemberian Layanan Bantuan Hukum
Oleh karena itu bantuan hukum ( legal aid )
untuk masyarakat marginal ini merujuk pada
selain merupakan hak asasi manusia juga
minimnya akses keadilan bagi masyarakat.
bagian dari hak konstitusional. Bantuan
Minimnya akses disebabkan (1) kelemahan
hukum jangan sampai dijabarkan sebagai
akibat ketimpangan struktur ekonomi,
charity, namun hak yang harus dinikmati
oleh setiap warga negara tanpa pembedaan politik,sosial dan budaya; (2) ketidaktahuan
masyarakat marginal akan sistem hukum
berdasarkan apapun.
dan prosedur hukumnya atau buta hukum;
UUD NRI 1945 menjamin persamaan
(3) Tingginya tingkat korupsi di lembaga
dihadapan hukum, dalam pasal 27
peradilan yang menyebabkan masyarakat
ayat 1 disebutkan, setiap warga negara
marjinal tidak mampu membayar “proses
bersamaan kedudukannya di dalam hukum
hukum”; (4) Tidak terlaksana secara efektif
dan pemerintahan dengan tidak ada
kebijakan jasa “ bantuan hukum” melalui
pengecualiannya. Adapun hak didampingi
profit; (5) Peraturan perundang-undangan
advokat atau penasehat hukum diatur
yang tidak berpihak pada masyarakat
dalam pasal 54 KUHAP, guna kepentingan
miskin2
pembelaan tersangka atau terdakwa berhak 2
. Bahkan sebagian besar pemberi
mendapatkan bantuan hukum dari seorang
bantuan hukum bahkan negara masih
atau lebih penasehat hukum. Namun tidak
banyak warga mengetahui bahwa bantuan
1 Adji Prakoso, Makna Gerakan Bantuan Hukum
hukum adalah bagian dari profesi advokat. Struktural (Kompasiana).
Profesi yang dikenal sebagai profesi mulia 2 Ahmad Muntolib and Sri Endah Wahyuningsih,
Peran Bantuan Hukum Dalam Proses Peradilan
atau officium nobile karena mewajibkan
Pidana Di Kabupaten Blora, (Jurnal Hukum Khaira
pembelaan kepada seseorang tanpa Ummah 12, no. 3,(2017), 637–642.

540
Problematika Pemberian Bantuan Hukum Struktural dan Non Struktural Kaitannya dengan Asas Equality Before The Law
Ni Gusti Agung Ayu Mas Triwulandari

memandang bahwa Bantuan Hukum sebagai pemerintah3.


charity terhadap orang yang terdiskriminasi Bantuan hukum kesejahteraan diartikan
atau marginal dalam perkara hukum. Pasca sebagai suatu hak akan kesejahteraan yang
reformasi juga negara masih memandang menjadi bagian dari kerangka perlindungan
bantuan hukum sebagai proses charity, sosial yang diberikan oleh suatu negara
bukan kewajiban dalam menegakan keadilan kesejahteraan. Bantuan hukum kesejahteraan
dan persamaan dihadapan hukum bagi warga sebagai bagian dari haluan sosial diperlu- kan
negara tanpa pandang bulu, ini terlihat dalam guna menetralisir ketidakpastian kemiskinan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Karena itu pengembangan sosial atau
16 tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Maka perbaikan sosial selalu menjadi bagian dari
daripada itu, sejarahnya muncul bantuan pelaksanaan bantuan hukum kesejahteraan.
hukum struktural yang diperkenalkan dan Pelaksanaan bantuan hukum sebenarnya
digerakan oleh Lembaga Bantuan Hukum
terasa betul ketika anggota masyarakat
Jakarta, sebagai motor penggerak bantuan
masuk dalam rangkaian proses hukum,
hukum di Indonesia.
ketika berhadapan dengan kepentingan
Sejak lahirnya, Lembaga Bantuan negara dalam suatu perkara hukum atau
Hukum (LBH) telah berhasil tidak saja ketika berhadapan dengan instrumen-
dalam mendorong dan mempopulerkan instrumen negara yang meyelenggarakan
gagasan dan konsep bantuan hukum kepada kekuasaan kehakiman dan proses peradilan.
masyarakat, akan tetapi juga melalui aktivitas Agar bantuan hukum dapat bermanfaat bagi
dan keberhasilannya telah menjadi terkenal seluruh masyarakat, pelaksanaannya perlu
dan mendapatkan kepercayaan masyarakat. dilaku- kan secara merata dengan penyaluran
Dalamrangkamemberlakukanperaturan- melalui berbagai intitusi penegakan hukum
peraturan hukum materiil, kebutuhan akan yang ada seperti pengadilan, kejaksaan,
suatu lembaga yang mampu berfungsi secara organisasi pengacara praktik/advokat,
terus menerus dan dengan waktu penuh maupun organisasi masyarakat yang
sebagai saluran untuk menampung keluhan- bergerak di bidang bantuan hukum.
keluhan, masalah-masalah, tuntutan-tuntutan Bantuan hukum struktural meng-
masyarakat, terutama mereka yang miskin asumsikan bahwa kemiskinan masyarakat
dan kemudian membela dan menuntutnya lebih dikarenakan kondisi struktural yang
melalui jalur hukum, sangatlah terasa. timpang. Apabila paradigma lama bantuan
Pada saat ini, Lembaga Bantuan Hukum hukum hanya bertumpu pada bantuan hukum
(LBH) telah berkembang tidak saja dalam melalui jalur hukum saja, tanpa didukung oleh
jumlah perkara yang ditanganinya, tetapi juga pendekatan yang bercorak struktural, maka
dalam mengusahakan beberapa program gerakan bantuan hukum tidak akan efektif,
pembangunan sesuai dengan sifat dan ruang maka strategi bantuan melalui jalur hukum
lingkup LBH. Selama pertumbuhan dan wajib didukung oleh suatu gerakan yang
perkembangannya yang cepat, LBH sering meruntuhkan ketimpangan tersebut.
berhadapan dengan yang berwenang, yang Telah menjadi rahasia umum, misalnya
merasa dipermalukan karena LBH bersedia masyarakat kecil sulit untuk mendapatkan
menerima perkara-perkara yang menarik
yang tidak sengaja menempatkan diri LBH
3 Nirwan Yunus and Lucyana Djafar, Eksistensi
pada kedudukan yang konfrontatif dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dalam
Memberikan Layanan Hukum Kepada Mayarakat
di Kabupaten Gorontalo, (Mimbar Hukum -
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2008).

541
JIKH Vol. 14, No. 3, November 2020: 539-552
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5

keadilan, hal itu disebabkan karena yang penegakan hukum masih acapkali masih
pertama mereka tidak memiliki kemampuan berorientasi pada kekuasan, jadi tidak heran
secara ekonomis untuk membeli jasa ada keresahan dimasyarakat dan lunturnya
bantuan hukum secara profesional, yang hak asasi manusia.
kedua struktur sosial masyarakat Indonesia Penelitian ini ingin memfokuskan ten-
masih menempatkan orang miskin dan buta tang indikator hambatan-hambatan dan
hukum sebagai kasta nomor dua setelah problematika penerapan bantuan hukum
orang kaya dan atau orang yang berada, struktural dan non struktural tidak bisa berlaku
hal tersebut mengakibatkan perlakuan yang secara maksimal bagi masyarakat, sehingga
berbeda dari pejabat negara dan masyarakat diperlukan analisis mendalam untuk mengkaji
kelas lainnya. Pemberian bantuan hukum permasalahan ini baik dari sisi filosofis, sosial
secara cuma-cuma kepada orang miskin dan yuridis.
akan memberikan akses terhadap keadilan
dan menciptakan relasi kuasa yang seimbang Rumusan Masalah
dengan orang yang mampu secara ekonomi Berdasarkan latar belakang di atas,
(dalam kasus perdata), dan dengan penyidik adapun masalah yang diangkat dalam
/ jaksa penuntut umum apabila kasusnya penulisan ini adalah:
pidana. 1. Bagaimanakah pelaksanaan pemberian
Permasalahan yang terjadi mengenai bantuan hukum struktural dan non
implementasi bantuan hukum struktural dan struktural kaitannya dengan asas
equality before the law?
non struktural yang selama ini tidak maksimal
bagi masyarakat, dipengaruhi oleh beberapa 2. Bagaimanakah refleksi asas equality
hal sehingga penerapan asas equality before before the law melalui pemberian
bantuan hukum struktural dan non
the law menjadi tidak terefleksi secara baik.
struktural?
Secara substansi penerapan bantuan
hukum struktural dan non struktural sudah Tujuan
diatur secara jelas baik dalam UUD NRI 1945 Adapun tujuan penulisan yang
maupun peraturan perundang-undangan ingin dicapai adalah untuk mengkaji dan
lainnya. Mengacu kepada penegakan hukum, menganalisis tentang problematik pemberian
aparat penegak hukum dalam menjalankan bantuan hukum bagi masyarakat serta
tugasnya menegakkan keadilan selalu refleksi asas equality before the law melalui
berpatokan pada Undang-Undang, hal ini pemberian bantuan hukum struktural dan non
sudah sangat jelas diatur, sedangkan dari struktural.
sisi budaya masyarakat yang tidak mampu
Metode Penelitian
menyerap informasi dengan baik berpengaruh
terhadap penerapan bantuan hukum 1. Pendekatan
Kajian ini dilakukan melalui pendekatan
struktural dan non struktural bagi masyarakat
kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan
Selain itu kewajiban melaksanakan
mendapatkan pemahaman yang
Bantuan Hukum Struktural, karena masalah
mendalam tentang masalah-masalah
penegakan hukum di Indonesia bukan hanya manusia dan sosial4 termasuk hukum
masalah hukum saja. Masalah sturktur dan hak asasi manusia khususnya di bidang
sistem masyarakat negara serta faktor-faktor pemberian bantuan hukum struktural
infrastuktur hukum ikut mempengaruhi dan dan non struktural.
menentukan kekuasaan hukum. Pelaksanaan
4 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori
dan Praktek (Jakarta : Bumi Aksara, 2015), 85

542
Problematika Pemberian Bantuan Hukum Struktural dan Non Struktural Kaitannya dengan Asas Equality Before The Law
Ni Gusti Agung Ayu Mas Triwulandari

2. Metode Pengumpulan Data PEMBAHASAN


Kajian ini menitikberatkan pada studi 1. Pelaksanaan Pemberian Bantuan
kepustakaan melalui data sekunder Hukum Struktural dan Non Struktural
dengan cara mengumpulkan bahan Kaitannya Dengan Asas Equality
hukum primer, sekunder dan tersier.5 Before The Law
Bahan hukum primer adalah bahan- Frans Hendra Winarta menyatakan
bahan hukum yang mempunyai kekuatan
bahwa, “bantuan hukum merupakan jasa
hukum mengikat,6 seperti peraturan
hukum yang khusus diberikan kepada fakir
perundang-undangan misalnya Undang-
miskin yang memerlukan pembelaan secara
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945, UU No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab cuma-cuma, baik di luar maupun di dalam
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, pengadilan, secara pidana, perdata dan tata
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 usaha negara, dari seseorang yang mengerti
tentang Bantuan Hukum dan Perma seluk beluk pembelaan hukum, asas-asas
No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman dan kaidah hukum, serta hak asasi manusia.”
Pemberian Layanan Hukum Bagi Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun
Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan. 2011 tentang Bantuan Hukum dikatakan
Bahan hukum sekunder yaitu Bahan bahwa, bantuan hukum adalah jasa hukum
yang memberikan penjelasan mengenai yang diberikan oleh pemberi bantuan hukum
bahan hukum primer, 7 antara lain secara cuma-cuma kepada penerima bantuan
literature dan karya ilmiah terkait dengan hukum.
bantuan hukum struktural dan non
struktural. Bahan sekunder memberikan Bantuan hukum adalah khusus bantuan
petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum bagi golongan masyarakat yang
bahan hukum primer dan bahan hukum berpenghasilan rendah atau dalam bahasa
sekunder,8 seperti kamus. populer simiskin, ukuran kemiskinan sampai
3. Teknis Analisis Data saat ini masih tetap merupakan masalah yang
Data-data telah dikumpulkan dianalisis sulit dipecahkan, bukan saja bagi negara-
secara normatf kualitatif yaitu dalam negara berkembang bahkan negara-negara
bentuk kalimat yang teratur, runtut yang sudah majupun masih tetap menjadi
logis, tidak tumpeng tindih dan efektif masalah.
kemudian dilakukan pembahasan,9 Di Indonesia, bantuan hukum juga diatur
sehingga diharapkan dari informasi dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
tersebut dapat penjelasan mengenai Pidana (KUHAP) sebagaimana yang diatur
refleksi asas equality before the law
dalam Pasal 56 ayat (1) Dalam tersangka atau
melalui pemberian bantuan hukum
terdakwa disangka atau didakwa melakukan
struktural dan non struktural.
tindak pidana yang diancam dengan pidana
mati atau ancaman pidana lima belas tahun
atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu
yang diancam dengan pidana lima tahun atau
5 Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum
Hukum, (Bandung : Mandar Maju, 2004), 88 sendiri, pejabat yang bersangkutan pada
6 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum
(Jakarta : Universitas Indonesia – UI Press, n.d.),
semua tingkat pemeriksaan dalam proses
52 peradilan wajib menunjuk penasihat hukum
7 Ibid. bagi mereka. Dalam ayat (2) disebutkan
8 Ibid.
9 Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian bahwa setiap penasihat hukum yang ditunjuk
Hukum Normatif (Jakarta : PT Grafindo Media untuk bertindak sebagaimana dimaksud
Pratama, 2010), 98

543
JIKH Vol. 14, No. 3, November 2020: 539-552
p -I S S N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e -I S S N: 2 5 7 9 -7 4 2 5

dalam ayat (1), memberikan bantuannya 2. Konsep Bantuan Hukum Konstitusional,


dengan cuma-cuma.10 adalah bantuan hukum untuk rakyat
Kemiskinan struktural berarti pula adanya miskin yang dilakukan dalam rangka
usaha-usaha dan tujuan yang lebih
pola hubungan yang mendasari kehidupan di
luas seperti: menyadarkan hak-hak
masyrakat dan mempertahankan kemiskinan.
masyarakat miskin sebagai subjek
Oleh karena itu, bantuan hukum struktural
hukum, penegakan dan pengembangan
akan merupakan kegiatan yang bertujuan nilai-nilai hak asasi manusia sebagai
untuk menciptakan kondisi-kondisi bagi sendi utama bagi tegaknya negara
terwujudnya hukum yang mampu merubah hukum. sifat dan jenis dari bantuan
struktur yang lebih adil, tempat peraturan hukum ini adalah lebih aktif artinya
hukum dan pelaksanaannya menjamin bantuan hukum ini diberikan terhadap
persamaan kedudukan baik dilapangan kelompok-kelompok masyarakat secara
politik maupun dilapangan ekonomi. Ini kolektif.
berarti pelaksanaan dan pengembangan 3. Konsep Bantuan Hukum Struktural,
hukum dilihat dari sudut bantuan hukum adalah kegiatan yang bertujuan
struktural harus dilaksanakan dalam konteks menciptakan kondisi-kondisi bagi
untuk membangun masyarakat yang adil dan terwujudnya hukum yang mampu
makmur.11 mengubah struktur yang timpang menuju
kearah struktural yang lebih adil, tempat
Yesmil Anwar dan Adang membagi tiga
peraturan hukum dan pelaksanaannya
konsep bantuan hukum, yaitu:12
dapat menjamin persamaan kedudukan
1. Konsep Bantuan Hukum Tradisional, baik dilapangan hukum atau politik.
adalah pelayanan hukum yang diberikan Konsep bantuan hukum struktural ini
kepada masyarakat miskin sacara erat kaitannya dengan kemiskinan
individual, sifat dari bantuan hukum struktural.13
pasif dan cara pendekatannya sangat
Adapun dari segi pemberian jasa kepada
formal-legal. Konsep ini berarti juga
para pihak, bantuan hukum memiliki dua jenis
dalam melihat segala permasalahan
hukum dari kaum miskin semata-mata bantuan hukum, yang pertama adalah legal
dari sudut hukum yang berlaku, yang aid, dan yang kedua adalah legal assistance.
disebut oleh Selnick adalah konsep Legal aid berdenotasi sama dengan
yang normatif. Dalam arti melihat segala bantuan hukum pro bono, sedangkan legal
sebagai permasalahan hukum bagi assistance adalah bermakna pemberian jasa
kaum miskin semata-mata dari sudut hukum dengan skala yang lebih luas tanpa
pandang hukum yang berlaku. Konsep membedakan apakah klien pengguna jasa
ini merupakan konsep yang sudah lama, hukum tersebut mampu atau tidak.14
yang menitikberatkan kepada kasus-
Dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun
kasus yang menurut hukum harus
2011 tentang Bantuan Hukum, pengertian
mendapatkan pembelaan.
bantuan hukum lebih mengarah kepada legal
aid. Ini bisa dilihat dari definisi yang diberikan
10 Solahuddin, Kitab Undang-Undang Hukum
oleh Undang-undang tersebut, yaitu bantuan
Pidana, Acara Pidana, Perdata, (Jakarta : Visi
Media, 2008). 13 Suradji, Etika Dan Penegakan Kode Etik Profesi
11 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Hukum (Advokat), (Badan Pembinaan Hukum
dan Penerapan KUHAP, Penyidik dan Penuntut, Nasional Departemen Hukum Dan HAM RI,
(Cet. Ke-5,Jakarta ; Sinar Grafika, Jakarta, 2003). 2008).
12 Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, 14 Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia,
Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia, Yayasan Panduan Bantuan Hukum Di Indonesia, (Yayasan
(Obor Indonesia, 2014, https://ylbhi.or.id/). Obor Indonesia).

544
Problematika Pemberian Bantuan Hukum Struktural dan Non Struktural Kaitannya dengan Asas Equality Before The Law
Ni Gusti Agung Ayu Mas Triwulandari

hukum adalah jasa hukum yang diberikan suatu kejanggalan yang pada akhirnya
oleh lembaga bantuan hukum atau organisasi menyebabkan suatu persoalan-persoalan
kemasyarakatan yang memberi layanan pada penerapannya sehingga akibatnya tidak
bantuan hukum kepada orang miskin. Bagi terwujudnya access to law and justice bagi
masyarakat awam, besar kemungkinan rakyat miskin. Beberapa problematik yang
terdapat kerancuan pemaknaan antara menghambat penerapan bantuan hukum
pengertian bantuan hukum secara umum bagi masyarakat adalah :
dengan pengertian bantuan hukum yang a) Kerangka Hukum Normatif Pemberian
dimaksud oleh Undang-undang No. 16 Bantuan Hukum yang Tidak Bekerja.
Tahun 2011. Pemberian bantuan hukum Mengutip dari pendapat Satjipto Rahardjo
secara cuma-cuma atau yang lebih dikenal “Hukum yang diciptakan dan tidak
sebagai bantuan hukum pro bono (pro bono pernah dijalankan pada hakikatnya telah
publico) atau legal aid adalah suatu upaya berhenti menjadi hukum”.15 Kerangka
untuk mencapai keadilan bagi semua orang. hukum normatif mengenai pemberian
Bantuan hukum meliputi menjalankan kuasa, bantuan hukum dalam tataran praktik di
masyarakat, terutama pada konstituen
mendampingi, mewakili, membela, dan/
regulasi tersebut yaitu rakyat miskin
atau melakukan tindakan hukum lain untuk
masih belum dijalankan secara optimal
kepentingan hukum. Pelaksanaan pemberian
oleh para advokat sebagai salah satu
bantuan hukum menurut UU Bantuan Hukum pemberi bantuan hukum. Terdapat tiga
hanya dilakukan oleh pemberi bantuan hal perilaku advokat dalam menghadapi
hukum yang telah memenuhi persyaratan. persoalan bantuan bagi rakyat miskin
Persyaratan untuk dapat disebut sebagai yaitu menghindari dengan berbagai
pemberi bantuan hukum antara lain alasan, menerima perkara dengan syarat
berbadan hukum, terakreditasi, memiliki perkara tersebut harus menarik media
kantor yang tetap, memiliki pengurus, dan massa sehingga menaikkan pamor
mempunyai program bantuan hukum. Selain advokat, dan yang terakhir menerima
diatur dalam UU tentang Bantuan Hukum, sepenuhnya melakukan pemberian
pemberian bantuan hukum pro bono juga bantuan hukum.16 Para sebagian advokat
diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 lebih cenderung menyukai membela
para klien menengah keatas ketimbang
Tahun 2003 tentang advokat. Pemberian
rakyat miskin, hal ini bisa mereduksi
bantuan hukum oleh pemberi bantuan hukum
profesi advokat sebagai profesi mulia
seperti yang telah dipaparkan diatas tidak
menjadi profesi komersil.
menghapuskan kewajiban bagi seorang
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
advokat untuk memberikan jasa bantuan
hampir sebagian advokat enggan untuk
hukum secara cuma-cuma. Seorang advokat
memberikan bantuan hukum/pembelaan
tetap wajib memberikan bantuan hukum secara pro bono publico kepada rakyat
cuma-cuma kepada pencari keadilan yang miskin dengan penolakan perkara secara
tidak mampu sesuai dengan Undang-Undang tidak obyektif. Hal obyektif yang dimaksud
No 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Advokat disini adalah penolakan terhadap perkara
dalam mengurus perkara cuma-cuma harus yang bukan menjadi masalah hukum,
memberikan perhatian yang sama seperti artinya masalah tersebut tidak termasuk
terhadap perkara untuk mana ia menerima
uang jasa. 15 Satjipto Rahardjo, Hukum Dan Perubahan Sosial,
(Jakarta : Genta Publishing, 2009).
Pemberian bantuan hukum secara
16 Marudut Tampubolon, Membedah Profesi
implementasi di masyarakat terdapat Advokat, Perspektif Ilmu Sosial Interaksi Advokat-
Klien, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014).

545
JIKH Vol. 14, No. 3, November 2020: 539-552
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5

kategori masalah hukum yang tidak tidak di disemangati oleh suatu sikap
menimbulkan/mengakibatkan akibat moral pribadi yang sejati (justice as
hukum. Penolakan secara tidak obyektif farness) masyarakat.”19 Berdasarkan
advokat berdasarkan hasil penelitian pendapat tersebut jika dibenturkan
seperti menolak perkara pelecehan dengan penerapan bantuan hukum bagi
seksual, melawan pemerintah, atau rakyat miskin, apabila rakyat miskin
sampai kepada menolak perkara karena dalam tataran praktiknya masih kurang
perkara tersebut tidaklah perkara besar kesadaran hukum dan pengetahuan
yang tidak akan dimuat oleh media hukum akan pentingnya bantuan hukum,
massa. maka pemberian bantuan hukum
Penolakan perkara yang dialami rakyat tersebut akan tidak berfungsi secara
miskin secara tidak obyektif oleh advokat maksimal.
adalah sebuah penyimpangan terhadap Perspektif penerapan pemberian bantuan
kerangka hukum normatif dari pemberian hukum bagi rakyat miskin, tidak hanya
bantuan hukum, karena secara normatif dilihat sebatas memenuhi kebutuhan
bantuan hukum diberikan tanpa masyarakat akan pendampingan dalam
mengenal masalah hukum apa yang setiap proses hukum, tetapi lebih
akan ditangani dan siapa yang dibela, dari itu, yaitu menjadikan masyarakat
melainkan bagaimana rakyat miskin mengerti hukum dan dapat mengkritisi
mendapatkan hak untuk access to produk hukum yang ada, yaitu dengan
law and justice ketika rakyat miskin memberikan pendidikan hukum dan
bermasalah dengan hukum. Ketika kewarganegaraan bagi masyarakat
kerangka normatif pemberian bantuan (civic education).20 Perspektif tersebut
hukum tidak di jalankan oleh advokat secara ideal dapat menyelesaikan suatu
maka hukum mengenai bantuan hukum persoalan ini, akan tetapi hal itu belum
tersebut tidaklah menjadi hukum dengan sesuai dalam tataran implementasinya.
kata lain regulasi mengenai bantuan Berdasarkan hasil penelitian yang
hukum hanyalah mitos yang dibuat oleh dilakukan, ditemukan beberapa advokat
negara.17 dan lembaga bantuan hukum yang masih
cenderung memandang pemberian
b) Kurangnya Kesadaran Hukum dalam
bantuan hukum bersifat pasif. 21
Rakyat Miskin.
Ketidaktahuan akan hukum meng- Perspektif pemberian bantuan
akibatkan seseorang akan melanggar hukum bersifat pasif dapat menjadi
hukum atau seseorang tersebut suatu parasit yang dapat mereduksi
akan dibodohi oleh oknum untuk optimalisasi pemberian bantuan hukum.
mengambil keuntungan, dan yang Perspektif disini dapat diilustrasikan
lebih mencengangkan adalah oknum seperti, pemberian bantuan hukum
tersebut biasanya dari kalangan yang diberikan oleh advokat/LBH atas
penegak hukum ataupun pemerintah.18 tunjukan dari Aparat kepolisian atau
Mengutip dari pendapatnya John Rawls pengadilan sebagai penasehat hukum
“semua sistem hukum akan gagal bila karena adanya penyediaan dana dari

17 Suyogi Imam Fauzi and Inge Puspita Ningtyas, 19 Theo Hujibers, Filsafat Hukum Dalam Lintas
Optimalisasi Pemberian Bantuan Hukum Demi Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 2013.
Terwujudnya Access to Law and Justice Bagi 20 Binziad Kadafi, Advokat Indonesia Mencari
Rakyat Miskin, (Jurnal Konstitusi 15, no. 1 2018) Legitimasi : Studi Tentang Tanggungjawab
50–72. Profesi Hukum Di Indonesia, (Jakarta : Pusat
18 Muhadi Zainuddin, Peran Sosialisasi UU Advokat Studi Hukum Dan Kebijakan Hukum, 2001).
Dalam Pemberdayaan Kesadaran Hukum 21 Zainuddin, Peran Sosialisasi UU Advokat Dalam
Masyarakat, (Al-Mawarid XII, 2004), 91–109. Pemberdayaan Kesadaran Hukum Masyarakat.”

546
Problematika Pemberian Bantuan Hukum Struktural dan Non Struktural Kaitannya dengan Asas Equality Before The Law
Ni Gusti Agung Ayu Mas Triwulandari

pengadilan tersebut dan perkara yang hukum secara cuma-cuma atau perkara
hukumannya di atas 15 tahun penjara tersebut perlu naik pada pengadilan
sesuai anjuran KUHAP.22 tingkat banding, kasasi atau peninjauan
Berdasarkan Perma No. 1 Tahun 2014 kembali dapat diabaikan begitu saja,
tentang Pedoman Pemberian Layanan karena anggaran yang disediakan sudah
Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu habis terserap semuanya. Hal inilah
di Pengadilan, lembaga pengadilan yang akan memunculkan persoalan
menyediakan suatu anggaran untuk selanjutnya.
memberian bantuan hukum secara cuma- Berdasarkan perspektif yang
cuma dan membentuk Pos Bantuan memandang pemberian bantuan hukum
Hukum (Posbakum).23 Akses bantuan bersifat pasif dan keterbatasan akses
hukum yang diberikan oleh pengadilan yang diberikan oleh pengadilan akan
dengan menunjuk advokat/ LBH yang mereduksi optimalisasi pemberian
didanai oleh pengadilan, hal ini yang bantuan hukum bagi rakyat miskin. Hal
disebut dengan kerjasama kelembagaan inilah menjadikan urgensi kepekaan
(Pasal 26 Perma No. 1 Tahun 2014) advokat/LBH untuk memandang
sedangkan Posbakum sendiri berfungsi pemberian bantuan hukum secara aktif
untuk memberikan layanan konsultasi dan tidak terlalu mengandalkan akses
hukum, pembuatan dokumen hukum yang diberikan oleh pengadilan.
yang dibutuhkan dan informasi c) Akses Menuju Peradilan Hanya Bersifat
mengenai advokat/LBH yang menerima Formalitas.
bantuan hukum (Pasal 25 Perma No. 1 Berawal dari kalimat sarkas yaitu “mata
tahun 2014).24 Hadirnya akses bantuan pedang hukum lebih tajam kebawah
hukum bukan tanpa masalah, masalah daripada keatas” yang artinya rasa
yang muncul adalah ‘keterbatasan keadilan dari hukum tidak menyentuh
anggaran yang disediakan’25 sehingga bagi kelas bawah, sedangkan mereka
apabila anggaran yang ditetapkan sudah yang memiliki kelas sosial lebih
diserap semuanya lalu ada perkara tinggi maka akan dengan mudah
rakyat miskin yang memerlukan bantuan mendapatkan perlakuan yang lebih
istimewa.26 Kesalahan pada penerapan
22 Kelompok Kerja Paralegal Indonesia, “Kritisi hukum maupun subyek hukum (error
Rancangan UUBH Dari Aspek Paralegal Dan in persona) yang dilakukan oleh hakim
Pemberdayaan Hukum (Legal Empowerment),
KKPI, Jakarta h.15. Lihat Juga Di Dalam Iwan
sebagai pengendali proses pengadilan
Wahyu Pujiarto, Dkk, (2015), Pelaksanaan bukanlah hal yang langka pada praktik
Pemberi Bantuan Hukum Dikaitkan Dengan peradilan di Indonesia, hal inilah yang
Undang-Undang No. 16 Tahun 2011 Tentang Ba,” disebut dengan peradilan sesat.27
USU Law Jurnal 3, no. 2 (2014): 90.
23 Andry Rahman Arif, Pelaksanaan Pemberian Seringkali dalam praktik di masyarakat,
Bantuan Hukum Terhadap Terdakwa Yang Tidak terutama rakyat miskin mengalami/
Mampu Dalam Perkara Pidana Di Kota Bandar menjadi korban dari peradilan sesat,
Lampung, (Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum 9, no.
1 (2015), 103–113. walaupun terdapat suatu akses banding,
24 Isnandar Syahputra Nasution, Urgensi Peran
Pengadilan Dalam Memberikan Pelayanan
Bantuan Hukum Terhadap Orang Miskin Sesuai 26 Alfan Biroli, Problematika Penegakan Hukum Di
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Indonesia (Kajian Dengan Perspektif Sosiologi
Bantuan Hukum, ( Jurnal Hukum dan Peradilan 4, Hukum),( Jurnal Pemikiran Sosiologi 8, no. 2,
no. 1 2015), 171–188. 2015), 1–9.
25 Mosgan Situmorang et al.,Tanggung Jawab 27 Rahmat Efendy Al Amin Siregar, “Studi Tentang
Negara Dan Advokat Dalam Memberikan Bantuan Peradilan Sesat (Rechterlijke Dwaling) Dan
Hukum Kepada Masyarakat, ( Jakarta : Badan Hubungannya Dengan Memudarnya Kepercayaan
Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum Masyarakat Terhadap Hukum,” Jurnal FITRAH 8,
Dan HAM RI, 2011) , 34. no. 1 (2014): 17–30.

547
JIKH Vol. 14, No. 3, November 2020: 539-552
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5

kasasi maupun peninjauan kembali bekerjanya advokat atau LBH. Padahal


untuk menghindari peradilan sesat, akan memungut biaya dalam bantuan hukum
tetapi akses tersebut belum mungkin itu merupakan suatu larangan dengan
digunakan bagi rakyat miskin karena hukuman penjara paling lama 1 tahun
akan mengeluarkan banyak biaya yang dan denda lima puluh juta rupiah (Pasal
tidak mampu untuk dibayarkan. 20 jo Pasal 21 UU Tentang Bantuan
Berdasarkan hal tersebut adanya UU Hukum). Hal ini menjadi suatu dilema
Bantuan Hukum bukanlah suatu jaminan dalam penerapan bantuan hukum bagi
bagi rakyat miskin untuk mendapatkan rakyat miskin29.
akses banding, kasasi maupun d). Diskriminasi dan Prosedur yang Rumit
peninjauan kembali. Hal ini dikarenakan dalam Pendanaan Bantuan Hukum.
pada tataran praktik di masyarakat Berbicara mengenai pendanaan atau
penerapan bantuan hukum diberikan uang merupakan suatu hal yang
hanya bersifat formalitas oleh sebagian menarik, karena dengan hal itu segala
advokat maupun LBH28. Berdasarkan aktivitas pekerjaan akan mudah dan
hasil penelitian yang dilakukan, karena hal itu pula dapat merubah suatu
sebagian pemberian bantuan hukum ideologi. Pendanaan dalam bantuan
dilakukan sampai kepada peradilan hukum merupakan salah satu bentuk
tingkat pertama saja. Dari sudut pandang tanggung jawab dan semangat yang
advokat/LBH, hal itu dilakukan atas dasar diberikan kepada negara kepada para
permintaan klien (rakyat miskin), akan advokat/LBH karena mewajibkan untuk
tetapi dari sudut pandang rakyat miskin memberikan bantuan hukum kepada
permintaan (tidak mengajukan banding, rakyat miskin.
kasasi, peninjauan kembali) atas dasar UU Bantuan Hukum memberikan
kepasrahan dan tidak memiliki biaya
pendanaan bagi advokat/LBH dengan
untuk mengakses hal tersebut.
berbagai macam syarat dan prosedur
Suatu hal yang menjadi dilema, dimana yang rumit. Syarat yang diberikan lebih
UU Bantuan Hukum mengharuskan cenderung kepada dapat terpenuhi
memberikan bantuan hukum bagi oleh LBH saja, itupun harus ada proses
rakyat miskin secara cuma-cuma yang seleksi yang biasa disebut dengan
bersumber dari APBN maupun APBD akreditasi sebagai legitimasi untuk
dan Perma No. 1 Tahun 2014 yang menyerap pendanaan bantuan hukum
bersumber dari anggaran pengadilan tersebut, hal ini bertendensi adanya
setempat, secara normatif bantuan suatu diskriminasi. Berdasarkan hasil
hukum murni gratis, tanpa ada biaya- verifikasi dan akreditasi pada tahun
biaya lain, akan tetapi hal itu tidak 2013, hanya terdapat 310 organisasi
konsisten dalam dunia praktiknya di yang dinyatakan lolos30. Angka tersebut
masyarakat, dimana rakyat miskin tetap sangatlah kecil, sehingga masih terdapat
dipungut biaya seperti biaya fotocopy, LBH yang tidak lolos akreditasi terutama
pemanggilan saksi dan ahli, maupun pada daerah Papua, Bali, NTT, NTB31.
biaya transport pun menjadi tanggungan
rakyat miskin dalam menerima bantuan 29 Agus Raharjo, A Angkasa, and Rahadi Wasi
hukum. Pemungutan biaya tersebut Bintoro, Akses Keadilan Bagi Rakyat Miskin
(Dilema Dalam Pemberian Bantuan Hukum Oleh
dilakukan atas dasar untuk menghidupi Advokat), (Mimbar Hukum - Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada 27, no. 3, 2015), 432–
28 Donny Michael, Peran Pemerintah Daerah Dalam 444.
Pemenuhan Hak Atas Keadilan (Studi Tentang 30 The Indonesia Legal Resource, Kajian Awal Hasil
Akses Bantuan Hukum Bagi Rakyat Miskin Di Verifikasi Dan Akreditasi Organisasi Bantuan
Provinsi Jawa Timur), (Jurnal Ham 3, no. 2 2012), Hukum, (Jakarta, 2013.
24–54. 31 Ispurwandoko Susiolo, Pendidikan Hukum Klinik

548
Problematika Pemberian Bantuan Hukum Struktural dan Non Struktural Kaitannya dengan Asas Equality Before The Law
Ni Gusti Agung Ayu Mas Triwulandari

Belum lagi prosedur dalam penyerapan 2. Refleksi Asas Equality Before The Law
dana tersebut sangatlah rumit, karena Dalam Pemberian Bantuan Hukum
pendanaan tersebut adalah dilimpahkan Struktural dan Non Struktural
kepada Kementerian Hukum dan HAM Indonesia adalah negara hukum yang
yang kedudukan hukum (wilayah kantor) menjunjung tinggi martabat dan hak asasi
itu hanya ada di setiap provinsi. Artinya
warga negaranya. Penghormatan terhadap
LBH yang berkedudukan di kota yang
martabat dan hak asasi warga negara ini
jauh akan wilayah Provinsi akan sulit
berlaku pula dalam proses penegakan
untuk mengakses dana tersebut.
hukum. Bentuk nyata proses penegakan
Berdasarkan syarat, proses akreditasi
hukum yang menjunjung martabat warga
dan penyerapan dana yang rumit
negara adalah dengan menerapkan asas
dan cenderung diskriminatif dapat
mengakibatkan penyerapan dana keseimbangan yang menyebabkan aparat
bantuan hukum secara nasional penegak hukum mempunyai dua peran, yaitu
tidak efektif. Hal ini bertendensi sebagai pelindung kepentingan masyarakat,
mengakibatkan banyak advokat/LBH sekaligus sebagai pelindung harkat dan
untuk memungut biaya-biaya lain dalam martabat dari warga negara. Perlindungan
memberikan bantuan hukum (lihat harkat dan martabat ini harus dilaksanakan
problematic ketiga). tanpa pandang bulu, termasuk kepada
e) Belum Adanya Pengawasan dalam tersangka pelaku tindak kejahatan sekalipun.
Penerapan Bantuan Hukum. Seorang tersangka harus dijadikan sebagai
Pengawasan adalah suatu hal subjek hukum yang mempunyai martabat,
yang terpenting untuk menjaga sedangkan kesalahan tersangka ditempatkan
agar tidak kelewat batas ataupun sebagai objek hukum. Hal inilah yang dikenal
menyalahgunakan. Kelalaian bagi sebagai prinsip akusatur33.
pembuat undang undang terutama UU
Jaminan untuk mendapatkan bantuan
Bantuan Hukum secara normatif tidak
mengakomodir ketentuan Pengawasan hukum telah diatur dalam Undang-undang
dalam penerapan bantuan hukum. No. 39 tentang Hak Asasi Manusia di dalam
Pengawasan dalam penerapan bantuan Pasal 17, 18, 19, dan 34. Indonesia telah
hukum sangatlah berperan penting meratifikasi Kovenan Internasional tentang
untuk menjaga keseimbangan relasi Hak-hak Sipil dan Politik (Kovenan Hak-hak
bantuan hukum tetap berjalan sesuai Sipil dan politik International Covenant on
peruntukannya. Pengawasan yang Civil and Political Rights), yang pada Pasal 16
longgar, dapat membuka celah untuk serta Pasal 26 Konvensi tersebut menjamin
menyelewengkan uang negara (korupsi) akan persamaan kedudukan di depan
atau sampai kepada mengorbankan hukum (equality before the law). Semua
harapan untuk terwujudnya access to orang berhak atas perlindungan dari hukum
law and justice bagi rakyat miskin32.
serta harus dihindarkan adanya diskriminasi
berdasarkan ras, warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, agama, pandangan politik berbeda,
nasional atau asal-muasal kebangsaan,
(Clinic Legal Education) Dalam Pelaksanaan kekayaan, kelahiran atau status yang lain-
UU No.16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum,
(Jurnal Hukum dan Masyarakat 13, no. 2, 2014), lainnya. Hak untuk memperoleh bantuan
22.
32 Muhammad Rustamaji, Menakar Pengawasan
Pemberian Bantuan Hukum Dalam Pandangan 33 Lilik Mulyadi, Bunga Rampai Hukum Pidana
Richard A Posner, (Jurnal Rechts Vinding 2, no. 1 Perspektif Teoritis Dan Praktik, (Jakarta : Alumni,
2013), 95–106. 2007).

549
JIKH Vol. 14, No. 3, November 2020: 539-552
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5

hukum merupakan hak mendasar atau hadapan hukum (equality before the law),
asasi bagi seseorang yang terkena masalah dan penegakan hukum dengan cara-cara
hukum. Sebab memperoleh bantuan hukum yang tidak bertentangan dengan hukum (due
merupakan salah satu bentuk akses terhadap process of law).
keadilan bagi mereka yang atau berurusan Pemberian bantuan hukum kepada
dengan masalah hukum. Memperoleh masyarakat miskin, buta hukum dan
bantuan hukum juga merupakan salah satu tertindas ditujukan tidak lain dan tidak bukan
perwujudan dari persamaan didepan hukum. adalah untuk memberikan acces to justice
MenurutUndang-UndangNomor16tahun merupakan refleksi asas equality before
2011tentangBantuanHukum(UUBH)terdapat the law. Dalam praktiknya, pendampingan
4 tujuan dan manfaat diselenggarakannya bagi masyarakat miskin menjadi sebuah
bantuan hukum kepada masyarakat miskin. tugas yang diharuskan dalam mencari
Pertama, Penyelenggaraan Bantuan keadilan bukan berdasarkan atas hati nurani.
Hukum di Indonesia bertujuan agar warga Kondisinya saat ini, asas equality before the
negara mendapat akses terhadap keadilan. law belum dijadikan patokan utama dalam
Yang kedua, pemenuhan terhadap hak pemberian bantuan hukum. Padahal, jika
konstitusional warga negara (equaliy before secara benar dan patut asas ini direfleksikan
the law). Ketiga, pemberian bantuan hukum ke dalam penegakan hukum di Indonesia,
yang merata di seluruh Indonesia, dan seyogyanya tidak ada lagi masyarakat miskin
Keempat untuk mewujudkan peradilan bersih, mengalami diskriminasi dan ketidakadilan
Jujur adil, dan tidak memihak yang pada hukum.
akhirnya ikut mendorong perbaikan sistem
peradilan (fairtrail). PENUTUP
Bahwasanya bantuan hukum struktural Kesimpulan
dan non struktural adalah suatu konsep untuk Pelaksanaan bantuan hukum struktural
mewujudkan persamaan di hadapan hukum dan non struktural dalam kaitannya
(equality before the law) dan pemberian jasa dengan asas equality before the law,
hukum serta pembelaan bagi semua orang dalam pelaksanaannya terdapat Beberapa
dalam kerangka keadilan untuk semua orang. problematik yang menghambat penerapan
Refleksi asas equality before the law bantuan hukum bagi masyarakat adalah :
berkaitan dengan pemberian bantuan hukum a. Kerangka Hukum Normatif Pemberian
struktural dan non struktural ini sudah dimuat Bantuan Hukum yang Tidak Bekerja.
dalam pasal 28D ayat (1) Undang-Undang b. Kurangnya Kesadaran Hukum dalam
Dasar 1945, yaitu bahwa setiap orang berhak Rakyat Miskin.
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, c. Akses Menuju Peradilan Hanya Bersifat
dan kepastian hukum yang adil serta Formalitas.
perlakuan yang sama di hadapan hukum. d. Diskriminasi dan Prosedur yang Rumit
Asas ini sebagai prinsip yang sangat vital dalam Pendanaan Bantuan Hukum.
dalam pemberian bantuan hukum struktural e. Belum Adanya Pengawasan dalam
dan non struktural, hal Ini juga merupakan Penerapan Bantuan Hukum.
konsekuensi Negara Indonesia sebagai
Refleksi asas equality before the law
negara hukum (pasal 1 ayat (3) UUD 1945
berkaitan dengan pemberian bantuan hukum
hasil perubahan ketiga). Ada tiga prinsip
struktural dan non struktural ini sudah dimuat
negara hukum (rechstaat), yaitu supremasi
dalam pasal 28D ayat (1) Undang-Undang
hukum (supremacy of law), kesetaraan di

550
Problematika Pemberian Bantuan Hukum Struktural dan Non Struktural Kaitannya dengan Asas Equality Before The Law
Ni Gusti Agung Ayu Mas Triwulandari

Dasar 1945, yaitu bahwa setiap orang berhak UCAPAN TERIMA KASIH
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, Penulis mengucapkan terima kasih
dan kepastian hukum yang adil serta kepada Badan Penelitian dan Pengembangan
perlakuan yang sama di hadapan hukum. Hukum dan HAM atas kesempatan yang
Asas ini sebagai prinsip yang sangat vital diberikan serta rekan-rekan kerja di
dalam pemberian bantuan hukum struktural Universitas Pendidikan Nasional yang telah
dan non struktural, hal Ini juga merupakan membantu hingga selesainya penelitian ini.
konsekuensi Negara Indonesia sebagai
negara hukum (pasal 1 ayat (3) UUD 1945 DAFTAR PUSTAKA
hasil perubahan ketiga). Ada tiga prinsip Arif, Andry Rahman. “Pelaksanaan Pemberian
negara hukum (rechstaat), yaitu supremasi Bantuan Hukum Terhadap Terdakwa
hukum (supremacy of law), kesetaraan di Yang Tidak Mampu Dalam Perkara
hadapan hukum (equality before the law), Pidana Di Kota Bandar Lampung.” Fiat
dan penegakan hukum dengan cara-cara Justisia Jurnal Ilmu Hukum 9, no. 1
yang tidak bertentangan dengan hukum (due (2015): 103–113.
process of law). Biroli, Alfan. “Problematika Penegakan
Hukum Di Indonesia (Kajian Dengan
Saran
Perspektif Sosiologi Hukum).” Jurnal
Hal-hal yang disarankan agar per- Pemikiran Sosiologi 8, no. 2 (2015): 1–9.
masalahan pendampingan hukum dapat Fauzi, Suyogi Imam, and Inge Puspita
dilaksanakan atas dasar persamaan Ningtyas. “Optimalisasi Pemberian
kedudukan di depan hukum (equality before Bantuan Hukum Demi Terwujudnya
the law) adalah : Access to Law and Justice Bagi Rakyat
1. Perlu dilakukan pengawasan dalam Miskin.” Jurnal Konstitusi 15, no. 1
penerapan bantuan hukum baik secara (2018): 50–72
normatif maupun implementasi di Frans Hendra Winarta. Bantuan Hukum
masyarakat, oleh karenanya diperlukan Suatu Hak Asasi Manusia Bukan Belas
suatu sistem pengawasan untuk Kasihan. Elex Media Komputindo,
mengawasi beberapa komponen dari Jakarta, 2000
penerapan bantuan hukum tersebut; dan Harahap, M. Yahya. Pembahasan
2. Seyogyanya pengawasan meliputi Permasalahan Dan Penerapan KUHAP,
dijalankan atau tidaknya pemberian Penyidik Dan Penuntut, Cet. Ke-5, Sinar
bantuan hukum, digunakan atau tidaknya Grafika, Jakarta, 2003
akses menuju peradilan, kinerja advokat Hujibers, Theo. Filsafat Hukum Dalam Lintas
atau LBH dalam memberikan bantuan Sejarah, Kanisius, Yogyakarta, 2013
hukum, dalam hal ini tentunya diperlukan
Kadafi, Binziad. Advokat Indonesia
pendapat dari masyarakat maupun
Mencari Legitimasi : Studi Tentang
klien yang pernah menjadi penerima
Tanggungjawab Profesi Hukum Di
bantuan hukum, dan pengawasan yang
Indonesia, Pusat Studi Hukum Dan
terakhir mengenai penyerapan dana
Kebijakan Hukum, Jakarta, 2001.
yang melihat sesuai atau tidaknya dana
yang digunakan untuk kepentingan Kelompok Kerja Paralegal Indonesia.
bantuan hukum, agar tidak terjadinya “Kritisi Rancangan UUBH Dari Aspek
penggelapan atau korupsi dana bantuan Paralegal Dan Pemberdayaan Hukum
hukum. (Legal Empowerment), KKPI, Jakarta
h.15. Lihat Juga Di Dalam Iwan Wahyu
Pujiarto, Dkk, (2015), Pelaksanaan

551
JIKH Vol. 14, No. 3, November 2020: 539-552
p- ISS N: 1 9 7 8 -2 2 9 2 e- ISS N: 2 5 7 9 -7 4 2 5

Pemberi Bantuan Hukum Dikaitkan Siregar, Rahmat Efendy Al Amin. “Studi


Dengan Undang-Undang No. 16 Tahun Tentang Peradilan Sesat (Rechterlijke
2011 Tentang Ba.” USU Law Jurnal 3, Dwaling) Dan Hubungannya Dengan
no. 2 (2014): 90. Memudarnya Kepercayaan Masyarakat
Michael, Donny. “Peran Pemerintah Daerah Terhadap Hukum.” Jurnal FITRAH 8, no.
Dalam Pemenuhan Hak Atas Keadilan 1 (2014): 17–30
(Studi Tentang Akses Bantuan Hukum Situmorang, Mosgan, Widya Oesman,
Bagi Rakyat Miskin Di Provinsi Jawa Noor M.Azis, Jeane Neltje Saly,
Timur).” Jurnal Ham 3, no. 2 (2012): 24– Ulangmangun Sosiawan, Rahmat
54. Triyono, Artiningsih, Rosmi Darmi, and
Mulyadi, Lilik. Bunga Rampai Hukum Pidana Srie Hudiyati. “Tanggung Jawab Negara
Perspektif Teoritis Dan Praktik, Alumni, Dan Advokat Dalam Memberikan
Jakarta, 2007. Bantuan Hukum Kepada Masyarakat.”
Muntolib, Ahmad, and Sri Endah In Badan Pembinaan Hukum Nasional
Kementerian Hukum Dan HAM RI,
Wahyuningsih. “Peran Bantuan Hukum
Jakarta, 34, 2011
Dalam Proses Peradilan Pidana Di
Kabupaten Blora.” Jurnal Hukum Khaira Solahuddin. Kitab Undang-Undang Hukum
Ummah 12, no. 3 (2017): 637–642. Pidana, Acara Pidana, Perdata, Visi
Media, Jakarta, 2008.
Nasution, Isnandar Syahputra. “Urgensi
Peran Pengadilan Dalam Memberikan Suradji. Etika Dan Penegakan Kode
Pelayanan Bantuan Hukum Terhadap Etik Profesi Hukum (Advokat),
Orang Miskin Sesuai Undang-Undang BadanPembinaan Hukum Nasional
Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Departemen Hukum Dan HAM RI, 2008.
Hukum.” Jurnal Hukum dan Peradilan 4, Susiolo, Ispurwandoko. “Pendidikan Hukum
no. 1 (2015): 171–188. Klinik (Clinic Legal Education) Dalam
Nirwan Yunus and Lucyana Djafar “Eksistensi Pelaksanaan UU No.16 Tahun 2011
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dalam Tentang Bantuan Hukum.” Jurnal Hukum
Memberikan Layanan Hukum Kepada dan Masyarakat 13, no. 2 (2014): 22.
Mayarakat di Kabupaten Gorontalo,” Tampubolon, Marudut. Membedah Profesi
Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Advokat, Perspektif Ilmu Sosial Interaksi
Universitas Gadjah Mada (2008). Advokat-Klien, Pustaka Pelajar,
Prakoso, Adji. “Makna Gerakan Bantuan Yogyakarta, 2014.
Hukum Struktural.” Kompasiana. The Indonesia Legal Resource. “Kajian Awal
Rahardjo, Satjipto. Hukum Dan Perubahan Hasil Verifikasi Dan Akreditasi Organisasi
Sosial, Genta Publishing, Jakarta, 2009. Bantuan Hukum, Jakarta,” 2013.
Raharjo, Agus, A Angkasa, and Rahadi Wasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Bintoro. “Akses Keadilan Bagi Rakyat Indonesia. Panduan Bantuan Hukum
Miskin (Dilema Dalam Pemberian Di Indonesia, Yayasan Obor Indonesia,
Bantuan Hukum Oleh Advokat).” Mimbar 2014. https://ylbhi.or.id/.
Hukum - Fakultas Hukum Universitas Zainuddin, Muhadi. “Peran Sosialisasi
Gadjah Mada 27, no. 3 (2015): 432–444 UU Advokat Dalam Pemberdayaan
Rustamaji, Muhammad. “Menakar Kesadaran Hukum Masyarakat.” Al-
Pengawasan Pemberian Bantuan Mawarid XII (2004): 91–109.
Hukum Dalam Pandangan Richard A
Posner.” Jurnal Rechts Vinding 2, no. 1
(2013): 95–106. https://rechtsvinding.
bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/
view/84.

552

Anda mungkin juga menyukai