Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PANCASILA

RULE OF LAW

Disusun oleh:

Gloria Angelina (2214026002)


Ardelia Putri Alheryah (2214026005)
Ade Zaizah (2214026008)
Ayu Novita Ramadani (2214026009)
Munawwarah (2214026011)
Adila Salsabilah Al amin (2214026012)
Nabila Febri Jayanthy Marpaung (2214026013)
Sri Suryanti Utami (2214026020)
Monica Rahmadani (2214026025)
Diandra Daffa (2214026026)
Nabila Dyah A.F (2214026027)

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang telah
memberi petunjuk dan Ridho-Nya, dan kepada nabi kita Muhammad SAW,
shalawat dan salam atas beliau, bahwa penulis diberi kesempatan untuk dapat
menyusun kertas kerja pada sehingga peyusunan makalah yang berjudul “Rule Of
Law” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
Kami anggota Kelompok 9 Kelas A juga sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat memberi pemahaman baru dan membangun guna kesempurnaan
makalah.

Akhir kata diucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi Bapak Dr. H. Asnar, M.Si dan bagi pembaca umumnya. Selamat membaca dan
semoga sukses.

Samarinda, 28 April 2023

Kelompok 9 – Kelas A

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 1
1.3. Tujuan Makalah .................................................................... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1. Definisi Rule Of Law ............................................................ 3
2.2. Sejarah Rule Of Law............................................................. 4
2.3. Fungsi Rule Of Law.............................................................. 5
2.4. Implementasi dan contoh Rule Of Law ................................ 6
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat mengelak dari banyaknya aturan yang kini harus
dipatuhi. Tujuannya agar masyarakat dapat hidup tertib, nyaman, aman dan
damai. Selain itu, adanya aturan atau hukum juga dapat dijadikan sebagai
batasan perilaku orang yang berbeda-beda. Tentunya jika tidak ada hukum
dalam hidup, hidup menjadi kacau balau, karena orang melakukan apa yang
diinginkannya sesuai dengan keinginan pribadi.
Namun, sebagai aturan, masih banyak kegiatan ilegal dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sering dilakukan oleh pejabat
yang dianggap penegak hukum. Seperti itulah kodrat makhluk hidup
(termasuk manusia) yang seperti kita ketahui mayoritas cenderung
melanggar hak-hak yang lemah atau minoritas. Ungkapan "dia yang kuat
menang dan berkuasa" tidak hanya digunakan oleh binatang di rimba
belantara, tetapi sejak zaman kuno orang mengikuti prinsip yang sama.
Kelompok mayoritas sering menyalahgunakan kekuasaannya dan
melakukan hal-hal di luar aturan. Pelanggaran dan ketidakadilan tidak boleh
berlanjut. Maka untuk melindungi pihak-pihak yang lemah tersebut, maka
diciptakanlah konsep rule of law untuk membatasi kekuasaan penguasa
negara agar tidak menyalahgunakan kekuasaannya untuk menindas yang
tidak berdaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam suatu negara hukum,
setiap orang harus tunduk pada hukum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Rule Of Law?
2. Bagaimana sejarah perkembangan Rule Of Law?
3. Apa fungsi Rule of Law?
4. Bagaimana implementasi dan contoh Rule Of Law?

1
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian Rule Of Law
2. Mengetahui sejarah perkembangan Rule Of Law
3. Mengetahui fungsi Rule Of Law
4. Mengetahui implementasi dan contoh Rule Of Law

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Rule Of Law
Rule of Law adalah suatu legalisme hukum yang mengandung suatu
gagasan bahwa keadilan dapat dilayani dengan cara pembuatan sistem
peraturan dan juga prosedur yang objektif, tidak memihak, juga tidak
personal serta otonom. Rule of law merupakan konsep mengenai “common
law” ialah seluruh aspek negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum
yang dibangun atas prinsip keadilan serta egalitarian. Rule of law adalah
rule by the law bukan rule by the man.
Keadilan harus berlaku kepada setiap orang, oleh sebab itu lahirlah
doktrin “Rule Of Law” yang mana telah muncul sejak abad ke 19. Bersama
dengan kelahiran negara konstitusi dan juga negara demokrasi. Lalu hukum
ini lahir dan kemudian seiring berjalan dengan pertumbuhan demokrasi dan
munculnya peranan parlemen atau senat meningkat dalam upaya
penyelenggaraan negara dan juga sebagai reaksi terhadap negara yang
bersikap absolute yang sebelum itu telah berkembang dengan baik.
Hukum ini adalah merupakan suatu konsep common law atau juga
civil law yang dapat membuat seluruh lapisan yang ada di dalam masyarakat
serta dari lembaga yang memang mengedepankan supremasi hukum yang
dilandasi dengan prinsip keadilan dan juga egalitarian.
Menurut Friedman (1959) Hukum ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu formal dan hakiki.
1. Pengertian formal yaitu sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi.
Contohnya adalah negara.
2. Pengertian hakiki yaitu sebagai penegakkan menyangkut ukuran hukum
yang baik dan buruk. Hukum ini berkaitan dengan keadilan dan
karenanya hukum ini harus dapat menjamin keadaan masyarakat luas.

3
2.2. Sejarah Rule Of Law
Sejarah rule of law di Indonesia mencakup perjalanan panjang
negara ini dalam menghadapi tantangan dan perubahan dalam sistem hukum
dan tata pemerintahan. Berikut adalah beberapa momen penting yang
melatarbelakangi sejarah rule of law yang ada di Indonesia:
1) Masa Kolonial: Selama masa penjajahan Belanda, sistem hukum
yang diterapkan di Indonesia didasarkan pada hukum Hindia
Belanda (Het Recht in Nederlandsch-Indië), yang merupakan
campuran dari hukum adat setempat dan hukum sipil Belanda.
Namun, sistem hukum ini tidak sepenuhnya menerapkan prinsip
rule of law karena terdapat ketidakadilan dalam penerapan
hukum terhadap masyarakat pribumi.
2) Kemerdekaan: Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
17 Agustus 1945, prinsip rule of law diadopsi dalam
pembentukan konstitusi Republik Indonesia. Konstitusi
pertama, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, menyatakan bahwa
Indonesia adalah negara hukum (Rechtstaat), yang menjamin
penghormatan terhadap hak asasi manusia, kebebasan sipil, dan
kemerdekaan individu.
3) Era Orde Lama: Selama masa pemerintahan Orde Lama di
bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, prinsip rule of law
menghadapi tantangan karena adanya krisis politik, ekonomi,
dan sosial. Beberapa kebijakan yang diambil oleh pemerintah
saat itu mengurangi kemandirian lembaga peradilan dan
mengurangi keterjaminan hak asasi manusia.
4) Era Orde Baru: Pada masa pemerintahan Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Soeharto, terjadi sentralisasi kekuasaan
dan otoritarianisme yang mengakibatkan penurunan prinsip rule
of law. Pemerintah memiliki kontrol yang sangat kuat terhadap
lembaga peradilan, media, dan kebebasan sipil, sehingga hak
asasi manusia sering kali diabaikan.

4
5) Reformasi: Pada tahun 1998, terjadi perubahan politik di
Indonesia dengan jatuhnya rezim Orde Baru dan dimulainya era
Reformasi. Pada saat ini, prinsip rule of law menjadi salah satu
tuntutan utama dari gerakan reformasi, yang melibatkan
perubahan dalam sistem peradilan, transparansi, akuntabilitas,
dan penguatan hak asasi manusia.
6) Perkembangan Terkini: Sejak era Reformasi, Indonesia telah
mengalami kemajuan dalam penguatan rule of law. Beberapa
langkah yang diambil antara lain reformasi peradilan,
peningkatan akses terhadap keadilan, perubahan regulasi, dan
penegakan hukum terhadap korupsi dan pelanggaran hak asasi
manusia. Namun, tantangan masih ada, termasuk perbaikan
dalam sistem peradilan, peningkatan akses terhadap keadilan,
dan perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik.

2.3. Fungsi Rule Of Law


Adapun fungsi dari rule of law yang dapat dirasakan dalam
kehidupan bermasyarakat maupun bernegara diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Mengatasi Perselisihan
Fungsinya adalah untuk memastikan, mengartikulasikan, dan
menyempurnakan aturan keadilan yang akan memungkinkan
pelestarian tatanan sosial. Seorang hakim tidak mengeluarkan
fatwa – dia hanya untuk memerintah ketika perselisihan diajukan
kepadanya. Setelah undang-undang telah menarik batas-batas
kebijaksanaan individu, pengadilan seharusnya tidak menebak-
nebak penggunaan individu atas kebijaksanaan itu. Hakim harus
melaksanakan hukum dan tidak mengubah hukum.
2. Memberikan Keadilan Hukum
Keadilan distributif (yaitu, sosial) tidak dapat didamaikan
dengan supremasi hukum. Aturan hukum hanya menetapkan

5
aturan untuk permainan sosial. Aturan-aturan perilaku yang adil
ini berlaku untuk sejumlah orang, kasus, dan kejadian yang
belum diketahui dan tidak dapat ditentukan. Aturan-aturan ini
tidak memiliki referensi ke orang, tempat, atau objek tertentu.
Singkatnya, hukum semacam itu tidak mencoba untuk
menentukan siapa yang akan menjadi pemenang atau pecundang
atau apa yang akan muncul dari masyarakat dari aturan-aturan
ini.
3. Mengontrol sifat Pluralisme dan Konstitusionalisme
Pluralisme dan konstitusionalisme memiliki sikap skeptis
terhadap konsentrasi kekuasaan. Sedangkan kekuasaan adalah
kekuatan yang dengannya seseorang dapat memaksa orang lain
untuk patuh, otoritas adalah hak untuk mengarahkan dan
memerintahkan (yaitu, untuk dipatuhi). Permintaan otoritas dan
membutuhkan kekuatan. Otoritas dibatasi untuk area yang
ditugaskan. Mengingat sifat manusia yang bisa binasa, ada
kecenderungan kekuasaan untuk meluap batasnya. Kekuasaan
yang dilakukan tanpa otoritas adalah ancaman terhadap
kebebasan.

2.4. Implementasi dan contoh Rule Of Law


Sebagai negara yang berdasarkan hukum (rechstaat) dan bukan
berdasarkan kekuasaan (machstaat), Indonesia juga mengimplementasikan
konsep Rule of Law sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal berikut:
1) Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara
hukum.” Menjelaskan bahwa bangsa Indonesia menerapkan aturan
hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Pasal 27 ayat (1) yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

6
Menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara memiliki kedudukan yang
sama di bidang hukum dan pemerintahan, dan memiliki kewajiban
dalam mentaati hukum dan pemerintahan yang berlaku tanpa kecuali.
3) Pasal 28D ayat (1) yang berbunyi “Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama dihadapan hukum” berkaitan dengan menegakkan supremasi
hukum bagi tiap masyarakat.
Pasal-pasal diatas menunjukkan bahwa Indonesia menjalankan
negara selalu berdasarkan hukum yang telah dibuat dalam UUD 1945.
Menurut Jimly Asshiddiqie, isi rumusan tersebut mengindikasikan
pemenuhan konsep rule of law di Indonesia, yaitu:
1. Adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan
konstitusi;
2. Dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan;
3. Adanya jaminan hak asasi manusia;
4. Adanya peradilan bebas dan tidak memihak yang menjamin
persamaan warga negara di hadapan hukum, dan menjamin
keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan
wewenang oleh pihak yang berkuasa.
Perwujudan rule of law di Indonesia dapat dilihat dari penerapan
peraturan perundang-undangan sebagai fondasi peran lembaga negara
dan pelayannya secara administrasi di Indonesia. Secara teori, rule of
law menyatakan bahwa hukum harus mengatur suatu negara, bukan dari
keputusan pejabat individu. Asas ini mengacu pada pengaruh dan
kewibawaan hukum dalam masyarakat, khususnya sebagai pengatur
tingkah laku, termasuk para pejabat pemerintah.
Secara tradisional, aturan hukum dikaitkan dengan penegakan
hukum sehingga setiap orang dipandang sebagai pemangku kepentingan
dalam aturan hukum. Indonesia memiliki konstitusi atau undang-undang
tertinggi yang merupakan peraturan tertulis yang dapat menjamin
tegaknya hukum yang mengikat seluruh warga negara baik secara

7
internal maupun eksternal dalam mengatur mekanisme pemerintahan
dan menjamin pemisahan undang-undang pembagian kekuasaan negara
dan aparatur negara dengan konsensus nasional yang disepakati oleh
negara.
Indonesia adalah negara demokrasi, karena produk hukum yang
diterapkan dalam masalah perdata, pidana, politik dan lainnya selalu
didasarkan pada aturan tertulis yaitu undang-undang. Secara kualitatif,
setiap peraturan dianggap sah jika tidak bertentangan dengan UUD
1945. Dengan demikian, kekuasaan tidak terpusat pada satu instansi atau
pada satu pihak dimana kesewenang-wenangan mudah terjadi. Ini
menunjukkan bahwa rule of law memang relevan diterapkan di
Indonesia.

Konsep Negara Hukum Indonesia dengan Rule of Law John Locke


mengungkapkan satu teori tentang pemisahan kekuasaan dalam
karyanya yang berjudul Two Treatises of Civil Govemment1 inti ajaran
ini, adalah:

1. Kekuasilan Legislatif, yaitu kekuasaan pembentuk undang- undang;


2. Kekuasaan Eksekutif, yaitu kekuasaan melaksanakan undang—
undang;
3. Kekuasaan Federatif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan
hubungan luar negeri dan menyatakan perang dan damai.

Teori ini diikuti oleh Montesquieu, yang memisahkan kekuasaan


negara menjadi 3 dan dilak.sanak.an oleh 3 lembaga negara, yang di
kenai dengan Trias Politica, yaitu :
➢ Kekuasaan Legislatif, yaitu kekuasaan pembentukan undang-
undang yang dipegang oleh lembaga pembentuk undang-
undang;
➢ Kekuasaan Eksekutif, yaitu kekuasaan melaksanakan undang-
undang, biasanya dilak.sanakan oleh Presiden atau Perdana

8
Menteri bersama-sama menteri-menteri, secara umum disebut
pemerintah;
➢ Kekuasaan Yudikatif, yaitu kekuasaan kehakiman, biasanya
dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan
lainnya.

Teori pemisahan kekuasaan balk oleh John Locke maupun oleh


Montesquieu tidak. Secara tegas dianut dalam konstitusi Indonesia.
Menurut Ismail Sunny, bahwa pemisahan kekuasaan dalam arti
material tidak terdapat dan tidak pernah dilaksanakan di Indonesia,
yang ada dan dilaksanakan ialah pemisahan kekuasaan dalam arti formil
atau dengan perkataan lain, di Indonesia terdapat pembagian kekuasaan
dengan tidak menekankan pada pemisahannya, bukan pemisahan
kekuasaan dengan demikian UUD 1945 tidak. Menganut paham atau
teori pemisahan kekuasaan yang ada ada1ah pembagian kekuasaan.
Alasannya adalah sebagai berikut (sebelum dilasanakannya
Amandemen UUD 1945 tahun 1999 hingga 2003): 1 . Pasal 2 ayat 1,
adanya susunan keanggotaan MPR yang terdiri dari anggota-anggota
DPR ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-
golongan (UUD 1945 Pasal 2 ayat 1).

a. Pasal 5 ayat 1, Kekuasaan pembentukan undang-


undang dilaksankan bersama-sama Presiden
dengan DPR.
b. Penjelasan Pasal 24, mendelegasikan walaupun
kekuasaan kehakiman ialah kekuasaan yang
merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerlntah.
c. Di samping mempunyai kekuasaan eksekutif
presiden juga mempunyai kekuasaan menetapkan
Peraturan Pemerintah.

9
d. Adanya MPR sebagai pelak:sana kedaulatan
Rakyat, penyelenggara negara tertinggi, dan
presiden sebagai mandataris penyelenggara
pemerintah tertinggi di bawah Majelis. Hal ini
menujukkan adanya pembagian kekuasaan.
e. UUD 1945 bukan saja tidak menganut paham Trias
Politica dalam arti fungsi atau tugas·tugas, tetapi
juga dalam arti organ, karena dalam UUD 1945 ada
lebih dari tiga lembaga tinggi negara, yaitu satu
lembaga tertinggi negara dan lima lembaga tinggi
negara.

Dalam UUD 1945 unsur pemerintahan berdasar undang-undang


tidak diatur secara tegas, artinya secara harafiah tidak ditemukan, namun
tidak berarti bahwa UUD 1945 tidak mengatur hal ini. Dalam
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, menunjukkan bahwa Pemerintah
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar yang menjamin bangsa
dan negara Indonesia hidup sejahtera. Selain itu dalam Penjelasan UUD
1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara disebutk:an bahwa
pemerintahan berdasar.atas sistem konstitusi, tidak bersifat absolutisme.
Superemasi hukum adalah unsur pertama dari Rule of Law seperti yang
dikemukakan oleh Dicey. UUD 1945 cukup jelas menyatakan Negara
Republik Indonesia menempatk:an hukum pada tempat yang utama
sebagai pusat kekuasaan yang ada di dalam negara. Dalam pembukaan
UUD 1945 alinea ke-4, dalam Satang Tubuh, Pasal 3, Pasal 4 ayat 1,
juga dalam penjelasan, yaitu pada kalimat :
1. Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat).
2. Pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas ). Dalam UUD
1945 hal ini dirumuskan dalam Pasal 27 ayat 1, yamg berbunyi :

10
“Segala warga negara sama kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan. Dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”. Ketentuan ini telah mencerminkan
asas demokrasi, dan bukan saja hanya menjamin persamaan
kedudukan dalam hukum, tetapi juga persamaan hak dan kewajiban
dalam politik, sosial dan budaya. Unsur ini menunjukkan lebih
demokratis jika di bandingkan dengan Rule of Law.

Unsur-unsur Rechtstaat maupun unsus·unsur Rule of Law, bagi


Negara Indonesia telah terpenuhi, namun demikian Indonesia
mempunyai ciri khas tersendiri sebagai negara yang bedasarkan hukum
dengan unsur-unsur utamanya, yang oleh Azhary dirumuskan sebagai
berikut:

1. Hukumnya bersurnber pada Pancasila;


2. Berkedaulatan rakyat;
3. Sistem konstitusi;
4. Persamaan kedudukan dalam hukurn dan pemerintahan bagi
setiap warga negara;
5. Kekuasaan kehakiman yang bebas dari pengaruh kekuasaan
lain;
6. Pembentuk: undang-undang adalah presiden bersama-sama
dengan DPR;
7. Dianutnya sistem MPR.25

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rule of Law adalah suatu legalisme hukum yang mengandung suatu
gagasan bahwa keadilan dapat dilayani dengan cara pembuatan sistem
peraturan dan juga prosedur yang objektif, tidak memihak, juga tidak
personal serta otonom. Sejarah rule of law di Indonesia mencakup
perjalanan panjang negara ini dalam menghadapi tantangan dan perubahan
dalam sistem hukum dan tata pemerintahan. Ini mencakup pada masa
kolonial, kemerdekaan, era orde lama, era orde baru, reformasi, hingga
perkembangan terkini.
Di sisi lain, fungsi dari rule of law yang dapat dirasakan dalam
kehidupan bermasyarakat maupun bernegara, seperti dalam mengatasi
adanya perselisihan, memberikan keadilan hukum, mengontrol sifat
pluralisme dan konstitusionalisme. Menurut Jimly Asshiddiqie, isi rumusan
yang mengindikasikan pemenuhan konsep rule of law di Indonesia, yaitu:
adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum dan konstitusi;
dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan; adanya jaminan
hak asasi manusia; adanya peradilan bebas dan tidak memihak yang
menjamin persamaan warga negara di hadapan hukum, dan menjamin
keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang
oleh pihak yang berkuasa.

3.2 Saran
Penulis ingin meminta maaf atas kekurangan makalah ini. Penulis
tahu bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
membutuhkan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terima
kasih banyak untuk pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA
Jimly Asshiddiqie. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika, 2005.
Prasetyo, Teguh, Oktober 2010, Jurnal Ilmu Hukum REFLEKSI HUKUM Edisi
Oktober 2010, RULE OF LAW DALAM DIMENSI NEGARA HUKUM
INDONESIA, Edisi Oktober 2010
Guruppkn.com. 3 Fungsi dan Tujuan Rule of Law yang Utama dan Terpenting.
Diakses pada 14 April 2023, dari
https://www.google.com/amp/s/guruppkn.com/fungsi-rule-of-law/amp
Muhaki. PENERAPAN RULE OF LAW DI INDONESIA PERSPEKTIF
PARADIGMA SYARI’AT ISLAM. Vol.15, No.1, April 2020

13

Anda mungkin juga menyukai