UNIVERSITAS JEMBER
2022
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di dalam kehidupan manusia pasti tidak luput dari namanya
peraturan dalam bergaul, bertingkah laku maupun berinteraksi. Kita hidup
di dunia yang memiliki aturan dan tidak semua yang ada di dunia ini
memiliki kebebasan tidak terbatas. Manusia tidak bisa bertingkah dan
berkehendak semaunya sendiri karena ada batasan batasan yang harus di
akui dan dipatuhi oleh setiap diri manusia. Selain itu manusia merupakan
seorang individu, yang dimana seorang individu satu dengan lainnya
memiliki kemampuan, kebutuhan dan kepentingan yang berbeda beda.
Perbedaan – perbedaan ini pada ahirnya bisa menimbulkan sebuah
masalah dan kekacauan di lingkungan masyarakat apabila di dalam suatu
kelompok masyarakat tidak memiliki peraturan yang mengikat setiap
anggota masyarakat. Sehingga demi terciptanya kehidupan bermasyarakat
yang tentram, damai, aman, tertib dan teratur maka peraturan harus
berlaku.
Indonesia merupakan negara hukum. Sehingga sudah sewajarnya kita
memiliki sebuah sistem hukum yang bisa digunakan untuk mengatur
kehidupan bernegara dan bermasyarakat baik dalam aspek hak, kewajiban
maupun setiap keperluan warga negara kita Namun tentu saja peraturan
dan hukum di Indonesia harus terus berkembang demi keberlangsungan
kehidupan bernegara yang sesuai dengan zaman yang juga berkembang
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hukum
2. Untuk mengetahui sejarah tata hukum di Indonesia
3. Untuk mengetahui macam-macam system hukum di Indonesia
4. Untuk mengetahui sistem hukum yang berlaku di Indonesia
3. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas MKWK PKN
2. Sebagai bahan pembelajaran untuk memahami hukum di Indonesia
II. PERMASALAHAN
1. Pengertian Hukum
2. Sejarah Tata Hukum Indonesia
3. Macam Sistem Hukum
4. Sistem Hukum yang Berlaku di Indonesia
III. PEMBAHASAN
1. Pengertian Hukum
1. Hukum
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal, kata
jamaknya adalah “Alkas” yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa
Indonesia menjadi “Hukum”. Di dalam pengertian hukum terkandung
pengertian bertalian erat dengan pengertian yang dapat melakukan
paksaan.
2. Recht
Recht berasal dari “Rectum” (bahasa latin) yang mempunyai arti
bimbingan atau tuntunan, atau pemerintahan. Bertalian dengan rectum
dikena kata Rex, yaitu orang yang pekerjaannya memberikan bimbingan
atau memerintah.Rexjuga dapat diartikan “Raja” yang mempunyai
Regimen yang artinya kerajaan.
3. Ius
Kata Ius (Latin) berarti hukum.Berasal dari bahasa Latin lubere artinya
mengatur atau memerintah.Perkataan mengatur dan memerintah itu
mengandung dan berpangkal pokok pada kewibawaan.Selanjutnya istilah
Ius bertalian erat dengan Ius titia atau keadilan.
1. Satjipto Rahardjo
Hukum adalah karya manusia berupa norma-norma berisikan petunjuk-
petunjuk tingkah laku.Hukum merupakan pencerminan dari kehendak
manusia tentang bagaimana seharusnya masyarakat dibina dan ke mana
harus diarahkan.
2. J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropramto
Hukum adalah peraturan-peraturan bersifat memaksa yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat, pelanggaran terhadap peraturan-peraturan
tafi berakibat diambilnya tindakan hukuman.
3. Sudikno Mertokusumo
Hukum adalah ketentuan atau pedoman tentang apa yang seharusnya
dilakukan. Pada hakikatnya kaidah hukum merupakan perumusan
pendapat atau pandangan tentang bagaimana seharusnya seseorang
bertingkah laku.Sebagai pedoman kaidah hukum bersifat umum dan pasif.
4. Soedjono Dirdjosisworo
Hukum adalah gejala social, ia harus berkembang di dalam kehidupan
manusia bersama. Ia tampil dalam menyerasikan pertemuan antara
kebutuhan dan kepentingan warga masyarakat, baik yang sesuai maupun
yang saing bertentangan.
5. Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka
Menjelaskan pengertian yang diberikan oleh masyarakat terhadap hukum.
Hokum diartikan sebagai berikut :
a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan
b. Hukum sebagai suatu disiplin
c. Hukum sebagai kaidah
d. Hukum sebagai tata hokum
e. Hukum sebagai petugas
f. Hukum sebagai keputusan penguasa
g. Hukum sebagai proses pemerintahan
h. Hukum sebagai sikap tindak ajek atau peri kelakuan
1. Civil Law
Civil Law merupakan sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-
negara Eropa Kontinental yang didasarkan pada hukum Romawi. Disebut
demikian sebab hukum Romawi pada mulanya bersumber pada karya agung
Kaisar Iustinianus Corpus Iuris Civilis. Sebab banyak dianut negeri Eropa
Kontinental, Civil Law kerap dinamakan sistem kontinental. Negara- negara sisa
jajahan negara- negara Eropa Kontinental juga menganut sistem Civil Law.
Wujud sumber- sumber hukum dalam makna resmi dalam sistem Civil
Law berbentuk peraturan perundang- undangan, kebiasaan- kebiasaan, serta
yurisprudensi. Dimana peraturan perundang- undangan menjadi referensi yang
awal. Negara- negara pemeluk Civil Law menempatkan konstitusi tertulis pada
urutan paling tinggi dalam hierarki peraturan perundang- undangan yang setelah
itu diiringi dengan undang- undang serta sebagian peraturan di bawahnya.
2. Common Law
Common Law, merupakan sistem hukum yang dianut oleh suku- suku
Anglika serta Saksa yang mendiami sebagian besar Inggris sehingga diucap pula
sistem Anglo- Saxon. Negara- negara sisa jajahan Inggris menganut sistem
Common Law. Hendak namun, Amerika Serikat selaku sisa jajahan Inggris
meningkatkan sistem yang berbeda dari yang berlaku di Inggris, walaupun masih
dalam kerangka sistem Common Law. Pertumbuhan politik, ekonomi, dan
teknologi Amerika Serikat yang lebih pesat daripada yang terjalin di Inggris,
menimbulkan Amerika Serikat banyak bertransaksi dengan negeri lain. Perihal ini
berimplikasi pada banyaknya hukum Amerika Serikat yang dijadikan acuan
ataupun landasan transaksi yang bertabiat internasional.Oleh sebab seperti itu,
sistem Common Law pada dikala ini umum disebut sistem Anglo- American.
3. Hukum Islam
Hukum Islam atau (Muslim Law) ,yang dalam Bahasa Arab berarti
"Syariah" (jalan yang benar). Hukum Islam adalah sebuah institusi hukum agama.
Syariah untuk alasan rasional memainkan peran penting, terutama di yurisdiksi
yang diatur sumber hukum Islam khususnya dalam bidang hukum merajut di
Indonesia. Hukum dalam sumber Islam terbagi menjadi, Hukum Keluarga,
Hukum Warisan, Hukum Wilayah Sebagian hukum Kriminal. Tren saat ini,
khususnya hukum Indonesia Islam (Syariah) mulai merambah berbagai sektor
perekonomian, Misalnya bank syariah. Sumber hukum yang paling penting dan
tertinggi Hukum islam adalah Al-Qur'an, kitab suci umat Islam yang berasal dari
Tuhan.
Hukum Adat
Masyarakat dan hukum merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan.seperti yang kita tahu bahwa masyarakat indonesia terdiri dari
berbagai suku dan adat istiadat yang berbeda.yang dimana pada setiap suku
mempunyai aturan masing-masing (Hukum Adat). Hukum Adat adalah hukum
yang tidak tertulis yang meliputi peraturan hidup yang tidak ditetapkan oleh pihak
yang berwajib, tetapi ditaati masyarakat berdasar keyakinan bahwa peraturan
tersebut mempunyai kekuatan hukum. Dari pengertian hukum Adat yang
diungkapkan di atas, bentuk hukum Adat sebagian besar adalah tidak tertulis.
Padahal, dalam sebuah negara hukum, berlaku sebuah asas yaitu asas legalitas.
Asas legalitas menyatakan bahwa tidak ada hukum selain yang dituliskan di dalam
hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum. Namun di suatu sisi bila hakim
tidak dapat menemukan hukumnya dalam hukum tertulis, seorang hakim harus
dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang hidup dalam masyarakat. Diakui
atau tidak, namun hukum Adat juga mempunyai peran dalam Sistem Hukum
Nasional di Indonesia.dan berikut ini adalah beberapa corak dari hukum adat.
1.Tradisional
Kebanyakan hukum adat dianut oleh masyarakat yang masih bercorak
tradisonal dimana mereka masih benar-benar memegang ajaran dan kebiasaan
yang diturunkan oleh leluhur.
2.Keagaman
Hukum Adat itu pada umumnya bersifat keagamaan (magis-religius),
artinya perilaku hukum atau kaidah-kaidah hukum berkaitan dengan kepercayaan
terhadap yang gaib dan berdasarkan pada ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa.
3.Kebersamaan (Bercorak Komunal)
Masyarakat tradisonal benar-benar masih memgang nilai gotong royong dan
kebersamaan hal ini tercermin dalam hukum adat mereka yang mengutamakan
kepentingan bersama.dan hubungan hukum anatara anggota masyarakat
didasarkan pada rasa kebersamaan,kekeluargaan,tolong menolong dan gotonh
royong.
4.konkret dan Visual
Corak hukum Adat adalah konkret, artinya hukum Adat ini jelas, nyata,
berwujud sedangkan corak visual dimaksudkan hukum Adat itu dapat dilihat,
terbuka, tidak tersembunyi. Sehingga sifat hubungan hukum yang berlaku di
dalam hukum Adat “terang dan tidak samar-samar”.
5.Terbuka dan Sederhana
Corak hukum Adat itu terbuka artinya hukum Adat itu dapat menerima
unsur-unsur yang datangnya dari luar asal saja tidak bertentangan dengan jiwa
hukum Adat itu sendiri. Sedangkan corak hukum Adat itu sederhana artinya
hukum Adat itu bersahaja, tidak rumit,dan mudah dalam penerapanya.
Hukum Islam
Dalam praktiknya Hukum Islam adalah salah satu bagian sistem hukum
yang berlaku di Indonesia yang mempunyai peranan yang amat penting dan
menentukan dalam mengatur kehidupan bangsa Indonesia. Karena merupakan
bagian dari sistem dan tata hukum di Indonesia, hukum Islam mempunyai
beberapa bidang hukum cakupan yang kesemuanya mengatur seluruh tata
kehidupan ummat manusia dan secara khusus mengatur perilaku ummat Islam.dan
sumber acuan dari hukum islam sendiri adalah al-quran. Meskipun Indonesia
tidak menerapkan hukum Islam secara menyeluruh seperti Arab Saudi atau Qatar,
namun pada dasarnya nilai-nilai yang terkandung dalam Islam juga diterapkan
dalam hukum positif Indonesia. Hal ini dapat Anda lihat dari berbagai peraturan
perundang-undangan yang mengandung nilai-nilai hukum Islam,di antaranya:
1)Undang-Undang Nomer 1Tahun 1947 tentang perkawinan sebaiamana
diubah dengan Undang-Undang Nomer 16 Tahun 2019 tentang perubahan Atas
Undang-Undang Nomer 1974 tentang perkawinan
2Undang-Undang Nomer 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
3)Undang-Undang Nomer 18 Tahun2019 tentang pesantren
4)Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
IV. KESIMPULAN
https://www.hukumonline.com/klinik/a/eksistensi-dan-penerapan-
hukum-islam-dalam-hukum-positif-di-indonesia-lt6009164ba452d
VI. Lampiran