Anda di halaman 1dari 20

Hukum di Indonesia

Lembaga Pengembangan Pendidikan Penjaminan Mutu (LP3M)

UNIVERSITAS JEMBER

2022

Daftar Isi
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di dalam kehidupan manusia pasti tidak luput dari namanya
peraturan dalam bergaul, bertingkah laku maupun berinteraksi. Kita hidup
di dunia yang memiliki aturan dan tidak semua yang ada di dunia ini
memiliki kebebasan tidak terbatas. Manusia tidak bisa bertingkah dan
berkehendak semaunya sendiri karena ada batasan batasan yang harus di
akui dan dipatuhi oleh setiap diri manusia. Selain itu manusia merupakan
seorang individu, yang dimana seorang individu satu dengan lainnya
memiliki kemampuan, kebutuhan dan kepentingan yang berbeda beda.
Perbedaan – perbedaan ini pada ahirnya bisa menimbulkan sebuah
masalah dan kekacauan di lingkungan masyarakat apabila di dalam suatu
kelompok masyarakat tidak memiliki peraturan yang mengikat setiap
anggota masyarakat. Sehingga demi terciptanya kehidupan bermasyarakat
yang tentram, damai, aman, tertib dan teratur maka peraturan harus
berlaku.
Indonesia merupakan negara hukum. Sehingga sudah sewajarnya kita
memiliki sebuah sistem hukum yang bisa digunakan untuk mengatur
kehidupan bernegara dan bermasyarakat baik dalam aspek hak, kewajiban
maupun setiap keperluan warga negara kita Namun tentu saja peraturan
dan hukum di Indonesia harus terus berkembang demi keberlangsungan
kehidupan bernegara yang sesuai dengan zaman yang juga berkembang
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hukum
2. Untuk mengetahui sejarah tata hukum di Indonesia
3. Untuk mengetahui macam-macam system hukum di Indonesia
4. Untuk mengetahui sistem hukum yang berlaku di Indonesia
3. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas MKWK PKN
2. Sebagai bahan pembelajaran untuk memahami hukum di Indonesia
II. PERMASALAHAN

1. Pengertian Hukum
2. Sejarah Tata Hukum Indonesia
3. Macam Sistem Hukum
4. Sistem Hukum yang Berlaku di Indonesia
III. PEMBAHASAN

1. Pengertian Hukum

Hukum merupakan keseluruhan aturan maupun kaidah yang berlaku dalam


suatu kehidupan bersama yang mengatur mengenai tingkah laku dimana dalam
pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan hadirnya suatu sanksi. Indonesia adalah
negara hukum.Dalam hidup di lingkungan masyarakat maupun sekolah tidak lepas
dari aturan yang berlaku, baik aturan yang tertulis maupun tidak tertulis.Atur
tersebut harus sepenuhnya tercapai.Adanya aturan tersebut adalah agar tercipta
kemakmuran dan keadilan dalam lingkungan. masyarakat. Jika aturan-aturan
tersebut dilanggar, akan mendapatkan sanksi yang tegas.

A. Pengertian Hukum Secara Etimologi

1. Hukum
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal, kata
jamaknya adalah “Alkas” yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa
Indonesia menjadi “Hukum”. Di dalam pengertian hukum terkandung
pengertian bertalian erat dengan pengertian yang dapat melakukan
paksaan.
2. Recht
Recht berasal dari “Rectum” (bahasa latin) yang mempunyai arti
bimbingan atau tuntunan, atau pemerintahan. Bertalian dengan rectum
dikena kata Rex, yaitu orang yang pekerjaannya memberikan bimbingan
atau memerintah.Rexjuga dapat diartikan “Raja” yang mempunyai
Regimen yang artinya kerajaan.
3. Ius
Kata Ius (Latin) berarti hukum.Berasal dari bahasa Latin lubere artinya
mengatur atau memerintah.Perkataan mengatur dan memerintah itu
mengandung dan berpangkal pokok pada kewibawaan.Selanjutnya istilah
Ius bertalian erat dengan Ius titia atau keadilan.

B. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli Hukum Indonesia

1. Satjipto Rahardjo
Hukum adalah karya manusia berupa norma-norma berisikan petunjuk-
petunjuk tingkah laku.Hukum merupakan pencerminan dari kehendak
manusia tentang bagaimana seharusnya masyarakat dibina dan ke mana
harus diarahkan.
2. J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropramto
Hukum adalah peraturan-peraturan bersifat memaksa yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat, pelanggaran terhadap peraturan-peraturan
tafi berakibat diambilnya tindakan hukuman.
3. Sudikno Mertokusumo
Hukum adalah ketentuan atau pedoman tentang apa yang seharusnya
dilakukan. Pada hakikatnya kaidah hukum merupakan perumusan
pendapat atau pandangan tentang bagaimana seharusnya seseorang
bertingkah laku.Sebagai pedoman kaidah hukum bersifat umum dan pasif.
4. Soedjono Dirdjosisworo
Hukum adalah gejala social, ia harus berkembang di dalam kehidupan
manusia bersama. Ia tampil dalam menyerasikan pertemuan antara
kebutuhan dan kepentingan warga masyarakat, baik yang sesuai maupun
yang saing bertentangan.
5. Soerjono Soekanto dan Purnadi Purbacaraka
Menjelaskan pengertian yang diberikan oleh masyarakat terhadap hukum.
Hokum diartikan sebagai berikut :
a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan
b. Hukum sebagai suatu disiplin
c. Hukum sebagai kaidah
d. Hukum sebagai tata hokum
e. Hukum sebagai petugas
f. Hukum sebagai keputusan penguasa
g. Hukum sebagai proses pemerintahan
h. Hukum sebagai sikap tindak ajek atau peri kelakuan

Pada prinsipnya hukum merupakan persyaratan yang beraneka ragam menjamin


adanya penyesuaian kebebasan dan kehendak seseorang dengan orang lain.
Berdasarkan asumsi ini pada dasarnya hukum mengatur hubungan antara manusia
di dalam masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip yang beraneka ragam pula.Oleh
sebab itu, setiap orang di dalam masyarakat wajib taat.

2. Sejarah Tata Hukum di Indonesia

Tata hukum di Indonesia tidak lepas dengan kejadian bersejarah yang


mengakibatkan terbentuknya tata hukum di Indonesia yang sekarang. Perlu
diketahui bahwa hukum masa kini telah tumbuh dan erat kaitannya dengan hukum
masa lampau, yang berarti bahwa pekeembangan tata hukum di Indonesia telah
mengalami perjalanan perkembangan bangsa Indonesia pada zaman sebelum
penjajahan Belanda hingga pasca kemerdekaan. Pada sub-bab kali ini, sejarah
hukum Indonesia dibagi menjadi beberapa masa, yaitu:

A. Sebelum Belanda Datang ke Indonesia.


Zaman ini adalah zaman dimana berlakunya hukum adat dan beberapa
hukum yang tidak tertulis di beberapa daerah yang dipengaruhi oleh
agama Hindu dan Islam.
B. Masa Belanda di Indonesia.
Masa VOC. Masa ini diawali dengan datangnya Belanda yang semula
bertujuan untuk berdagang (kemudian mendirikan kongsi dagang VOC)
untuk menghindari persaingan antar sesama pedagang Belanda. Awalnya
hukum adat tidak berlaku untuk Belanda yang datang untuk berdagang.
Dengan adanya orang Belanda di Indonesia, maka terjadi dualisme
hukum yang berlaku, yaitu Hukum Adat dan Hukum Belanda. Banyak
persoalan yang dihadapi oleh VOC, Hukum Kapal yang terdiri dari
Hukum Belanda Kuno dan Asas-asas Hukum Romawi, tidak dapat
menyeselesaikan perkara-perkara yang ada di pusat perdagangan VOC,
sehingga perlu dibuat peraturan baru. Kendala utamanya adalah status
VOC, apakah berwenang membuat peraturan kewarganegaraan.
Akhirnya pada tahun 1609 badan federatif tertinggi negara-negara
belanda memberikan kekuasaan pada Gubernur Jenderal untuk mengurus
VOC dalam membuat peraturan guna menyelesaikan perkara. Namun,
karena tidak dikelola dengan baik, terjadi kebingungan pada tahun 1635,
mana plakat yang berlaku dan mana plakat yang sudah dicabut. Oleh
karena itu Gubernur Jendral Van Diemen memberi perintah kepada MR
Joan Maetsyucker untuk mengumpulkan dan menyusun plakat dan dibuat
buku dengan nama Statuten Van Batavia. Dengan demikian, VOC
mendapat hak istimewa untuk hak monopoli pelayaran perdagangan, hak
menentukan angkatan perang, hak mendirikan benteng, hak
mengumumkan perang, dan mencetak uang. Namun, karena banyak
pegawainya yang korupsi, VOC dibubarkan pada tahun 1799.
C. Masa Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar, Indonesia jatuh di tangan Inggris, namun Gubernur
Jendral Raffles tidak melakukan banyak banyak perubahan di Bidang
hukum dengan Konvensi London 1814. Inggris menyerahkan kekuasaan
Indonesia ke tangan Belanda kembali. Namun, pada tahun 1848 adalah
tahun yang penting bagi sejarah hukum indonesia, yaitu saat
diberlakukannya hukum bagi masyarakat eropa di Indonesia dengan asas
konkordansi. Pada masa itu terjadi kodifikasi (pengumpulan hukum-
hukum yang sejenis ke dalam satu kitab yang disusun secara sistematis
secara lengkap), di Hindia Belanda. Artinya kodifikasi hukum yang ada
di Indonesia adalah tiruan kodifikasi hukum belanda yang berlaku di
Belanda.
D. Masa Regerings Reglement (R.R 1855-1926)
Bila dilihat isinya R.R merupakan UUD penjajahan Belanda yang lahir
karena adanya perubahan UUD di Belanda. Pasal 37 R.R baru isinya
memberlakukan ketentuan hukum yang lama bagi golongan penduduk.
E. Masa Indische Staatsregeling (1926-1942)
Sebagai akibat perubahan UUD Belanda tahun 1922, pemerintah di
Hindia Belanda merubah R.R menjadi Indische Staatsregeling (I.S). Pada
masa ini tetap ada Pluralisme di bidang hukum karena pasal 131 IS =
pasa 75 RR.
F. Masa Penjajahan Jepang (1942-1945)
Pada masa ini tidak banyak perubahan hukum, yang perlu diingat yaitu
UU No. 1 1/1942 tentang berlaku kembali semua peraturan Hindia
Belanda yang tidak bertentangan dengan kekuasaan militer Jepang (pasal
3).
G. Keadaan Setelah Indonesia Merdeka
Sumber Tata Hukum di Indonesia:
1. Pembukaan UUD 1945.
2. Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945.
3. Hukum Adat.
3. Macam sistem hukum

Macam sistem hukum saat ini terbagi menjadi 3 sistem, yaitu :

1. Civil Law

Civil Law merupakan sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-
negara Eropa Kontinental yang didasarkan pada hukum Romawi. Disebut
demikian sebab hukum Romawi pada mulanya bersumber pada karya agung
Kaisar Iustinianus Corpus Iuris Civilis. Sebab banyak dianut negeri Eropa
Kontinental, Civil Law kerap dinamakan sistem kontinental. Negara- negara sisa
jajahan negara- negara Eropa Kontinental juga menganut sistem Civil Law.

Sistem Civil Law mempunyai 3 ciri, ialah:( 1) adanya kodifikasi;( 2)


hakim tidak terikat kepada presiden sehingga undang undang jadi sumber hukum
yang paling utama; serta( 3) sistem peradilan bertabiat inkuisitorial. Inkuisitorial
artinya, kalau dalam sistem itu, hakim memiliki peranan yang besar dalam
memusatkan serta memutus masalah. Hakim aktif dalam menciptakan kenyataan
serta teliti dalam menilai perlengkapan fakta. Hakim di dalam Civil Law berupaya
memperoleh gambaran lengkap dari peristiwa yang dihadapinya semenjak dini.

Wujud sumber- sumber hukum dalam makna resmi dalam sistem Civil
Law berbentuk peraturan perundang- undangan, kebiasaan- kebiasaan, serta
yurisprudensi. Dimana peraturan perundang- undangan menjadi referensi yang
awal. Negara- negara pemeluk Civil Law menempatkan konstitusi tertulis pada
urutan paling tinggi dalam hierarki peraturan perundang- undangan yang setelah
itu diiringi dengan undang- undang serta sebagian peraturan di bawahnya.

Pantas diperhatikan, yang jadi sumber hukum tidaklah Kerutinan


melainkan hukum Kerutinan. Kerutinan tidak mengikat, supaya Kerutinan bisa
jadi hukum Kerutinan dibutuhkan dua perihal ialah:( 1) aksi itu dicoba secara
berulang- ulang serta( 2) adanya faktor psikologis menimpa pengakuan kalau apa
yang dicoba secara terus menerus serta berulang- ulang itu ketentuan hukum.
Faktor psikologis itu dalam bahasa latin diucap opinion necessitates yang berarti
pendapat menimpa keharusan kalau orang berperan cocok dengan norma yang
berlaku akibat terdapatnya kewajiban hukum.

Dalam sistem Civil Law, yurisprudensi tidaklah sumber hukum utama,


perihal ini didasari pemikiran kalau yurisprudensi ataupun putusan putusan hakim
majelis hukum sifatnya konkret serta cuma mengikat pihak pihak yang
bersengketa saja. Bukankan ketentuan hukum wajib bertabiat umum serta abstrak?
Dapatkah vonis hakim majelis hukum yang bertabiat konkret serta cuma mengikat
para pihak dijadikan selaku sumber hukum?. Selain itu, di negara- negara Civil
Law, yurisprudensi rawan buat dimodifikasi serta dianulir tiap dikala. Di negara-
negara Civil Law yurisprudensi tidaklah sebah perihal yang sangat mengikat. Kala
terdapat vonis hakim majelis hukum lebih dahulu yang dipakai buat memutuskan
permasalahan di setelah itu hari hingga perihal itu tidaklah sebab vonis hakim
sebelumnya memiliki kekuatan mengikat, melainkan sebab hakim yang kemudian
menyangka kalau vonis lebih dahulu itu memanglah dikira tepat serta layak buat
diteladani. Tetapi demikian yurisprudensi mempunyai peranan berarti dalam
pengembangan hukum serta perihal semacam itu tidak bisa dibantah oleh negara-
negara pemeluk sistem Civil Law.

2. Common Law

Common Law, merupakan sistem hukum yang dianut oleh suku- suku
Anglika serta Saksa yang mendiami sebagian besar Inggris sehingga diucap pula
sistem Anglo- Saxon. Negara- negara sisa jajahan Inggris menganut sistem
Common Law. Hendak namun, Amerika Serikat selaku sisa jajahan Inggris
meningkatkan sistem yang berbeda dari yang berlaku di Inggris, walaupun masih
dalam kerangka sistem Common Law. Pertumbuhan politik, ekonomi, dan
teknologi Amerika Serikat yang lebih pesat daripada yang terjalin di Inggris,
menimbulkan Amerika Serikat banyak bertransaksi dengan negeri lain. Perihal ini
berimplikasi pada banyaknya hukum Amerika Serikat yang dijadikan acuan
ataupun landasan transaksi yang bertabiat internasional.Oleh sebab seperti itu,
sistem Common Law pada dikala ini umum disebut sistem Anglo- American.

Sistem common law memiliki tiga karakteristik: (1) Yurisprudensi


dianggap sebagai sumber hukum yang utama, (2) Ketaatan pada doktrin pilihan
yang kaku dan (3) adanya sistem permusuhan proses peradilan. Yurisprudensi
sebagai sumber hukum yang paling utama. Ada dua alasan: psikologis dan praktis.
Alasan psikologis Ini memastikan bahwa setiap orang yang ditugaskan untuk
menangani sebuah kasus kecenderungan untuk mencari kemungkinan pembenaran
atau keputusan yang lebih relevan daripada keputusan yang ada, Bertanggung
jawab atas keputusan Anda. Di samping itu, Alasan praktisnya adalah bahwa
keputusan terpadu diharapkan Karena sering dikatakan bahwa hukum harus
mempunyai adat bukannya menekankan keadilan dalam semua kasus.

Selanjutnya muncul seleksi isme kaku yang terkenal di Indonesia. Asas


“preseden”, yaitu hakim berkewajiban melaksanakan putusan pengadilan
sebelumnya, apakah dia melakukannya sendiri atau melalui pendahulunya Kasus
serupa. Di Inggris, doktrin ini berlaku pengadilan bersifat hierarkis. Dengan kata
lain, pengadilan yang lebih rendah menyusul putusan Pengadilan Tinggi dalam
kasus serupa. Presiden yang dimaksud di sini bukan hanya keputusan, tapi semua
apa yang dikatakan hakim dalam keputusan untuk membuktikan presiden.
Hukum kasus adalah pertimbangan hukum yang berkaitan dengan fakta-fakta
suatu kasus untuk dia. Pertimbangan hukum yang digunakan sebagai dasar
keputusan hukum itu disebut Ratio Decision Endi. Dalam mengambil keputusan,
hakim tidak hanya menerapkan pertimbangan hukum, tetapi juga pertimbangan
lainnya. Sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan fakta yang ada (obiter
dicta). Namun, itu mungkin dengan perkembangan saat ini. Berbeda (tidak
digunakan sebagai panduan untuk mengambil keputusan Kasus serupa), ini
terjadi karena perubahan filosofi di atas Justifikasi yang menjadi dasar keputusan.
berbeda dengan sistem sipil dalam sistem hukum common law, pengadilan
menganut sistem adversarial. Namun, ada sistem pendengaran seperti hukum
perdata.

Sumber hukum dalam sistem common law adalah: Yurisprudensi, disebut


hukum yang dibuat oleh hakim di Inggris atau Amerika Serikat pekerja disebut
yurisprudensi dan hukum. Dalam Inggris sebelum dimasukkan ke dalam hukum
umum, Pada prinsipnya, hukum umum berlaku. Namun, hukum Inggris bukan
hukum umum. Ini karena proses pembentukan hukum umum. Hukum yang dibuat
oleh hakim karena alasan dalam Bea Cukai AS sama sekali bukan sumber
hukum.

3. Hukum Islam

Hukum Islam atau (Muslim Law) ,yang dalam Bahasa Arab berarti
"Syariah" (jalan yang benar). Hukum Islam adalah sebuah institusi hukum agama.
Syariah untuk alasan rasional memainkan peran penting, terutama di yurisdiksi
yang diatur sumber hukum Islam khususnya dalam bidang hukum merajut di
Indonesia. Hukum dalam sumber Islam terbagi menjadi, Hukum Keluarga,
Hukum Warisan, Hukum Wilayah Sebagian hukum Kriminal. Tren saat ini,
khususnya hukum Indonesia Islam (Syariah) mulai merambah berbagai sektor
perekonomian, Misalnya bank syariah. Sumber hukum yang paling penting dan
tertinggi Hukum islam adalah Al-Qur'an, kitab suci umat Islam yang berasal dari
Tuhan.

Karakteristik dari Hukum Islam adalah sangat fleksibel dalam segala


kejadian dan dapat mengikuti perkembangan zaman, walaupun didasarkan pada
Al Quran yang sudah dibuat beribu-ribu tahun yang lalu dan tidak dapat diubah.
Persebaran negara-negara yang menganut sistem Hukum Islam banyak dijumpai
di negara-negara jazirah Arab. Tidak hanya itu, negara-negara di Asia dan Afrika
Timur banyak yang menganut sistem Hukum Islam baik secara langsung maupun
berbaur dengan sistem hukum lainnya.

Bagaimana dengan sistem hukum di Indonesia, termasuk kategori salah


satu? Sebagai bekas jajahan Belanda (pemukim tertua) di Indonesia), sistem
hukum Indonesia cenderung mengikuti. Sistem hukum sipil, fitur hukum sangat
mirip sebagai negara mayoritas Muslim Sistem hukum Islam juga mempengaruhi
kehidupan masyarakat, Provinsi di Indonesia, banyak undang-undang dan
peraturan bahkan ada satu negara bagian (Nanggroe Aceh) di Indonesia yang telah
mengadopsi ketentuan hukum Islam, baik secara eksplisit maupun implisit.
Nanggroe AcehDarussalam dengan hak istimewa mengimplementasikan sistem
Hukum Islam dalam Tata Pemerintahan dan Kehidupan Sosial Sehari-hari.

4. Sistem Hukum yang berlaku di Indonesia


Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki berbagai keanekaragaman
baik dalam hal Budaya,Suku,Adat Istiadat,dan Agama. Dari keanekaragaman
tersebut berdampak pada sistem Hukum yang berlaku di Indonesia diantaranya
Hukum Civil, Hukum Adat,dan Hukum Islam.dimana ketiga sistem Hukum
tersebut saling melengkapi dan mampu menciptakan ketertiban dan keteraturan
dalam tatanan sosial masyarakat.berikut adalah definisi dan peran dari masing
masing sistem hukum dalam menciptakan keteraturan dan ketertiban di
masyarakat.
Civil Law
Sistem “Civil Law”yang semula berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku
di kekaisaran Romawi pada masa pemerintahan Kaisar justinianus abad VI
sebelum masehi.Sistem Civil Law mempunyai tiga karakteristik,yaitu adanya
kodifikasi,hakim tidak terikat pada presiden sehingga undang-undang menjadi
sumber yang utama,dan sistem peradilan bersifat inkuisitorial.karakteristik utama
yang menjadi dasar sistem Hukum Civil Law adalah hukum memperoleh
kekuatan mengikat,karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk
undang-undang dan tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi.dan sistem
hukum ini disebut juga Hukum formal karna setiap peraturan perundang-
undanganya dinyatakan dalam bentuk tertulis.bagi Negara-negara yang menganut
sistem Civil Law menempatkan konstitusi pada urutan tertinggi dalam hirarki
peraturan perundang-undangan. Sistem hukum ini memiliki segi positif dan
negatif. Segi positifnya adalah hampir semua aspek kehidupan masyarakat serta
sengketa-sengketa yang terjadi telah tersedia undang-undang/hukum
tertulis, sehingga kasus-kasus yang timbul dapat diselesaikan dengan mudah,
disamping itu dengan telah tersedianya berbagai jenis hukum tertulis akan lebih
menjamin adanya kepastian hukum dalam proses penyelesaiannya. Sedang segi
negatifnya, banyak kasus yang timbul sebagai akibat dari kemajuan zaman dan
peradaban manusia, tidak tersedia undang-undangnya. Sehingga kasus ini tidak
dapat diselesaikan di pengadilan.

Hukum Adat
Masyarakat dan hukum merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan.seperti yang kita tahu bahwa masyarakat indonesia terdiri dari
berbagai suku dan adat istiadat yang berbeda.yang dimana pada setiap suku
mempunyai aturan masing-masing (Hukum Adat). Hukum Adat adalah hukum
yang tidak tertulis yang meliputi peraturan hidup yang tidak ditetapkan oleh pihak
yang berwajib, tetapi ditaati masyarakat berdasar keyakinan bahwa peraturan
tersebut mempunyai kekuatan hukum. Dari pengertian hukum Adat yang
diungkapkan di atas, bentuk hukum Adat sebagian besar adalah tidak tertulis.
Padahal, dalam sebuah negara hukum, berlaku sebuah asas yaitu asas legalitas.
Asas legalitas menyatakan bahwa tidak ada hukum selain yang dituliskan di dalam
hukum. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum. Namun di suatu sisi bila hakim
tidak dapat menemukan hukumnya dalam hukum tertulis, seorang hakim harus
dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang hidup dalam masyarakat. Diakui
atau tidak, namun hukum Adat juga mempunyai peran dalam Sistem Hukum
Nasional di Indonesia.dan berikut ini adalah beberapa corak dari hukum adat.
1.Tradisional
Kebanyakan hukum adat dianut oleh masyarakat yang masih bercorak
tradisonal dimana mereka masih benar-benar memegang ajaran dan kebiasaan
yang diturunkan oleh leluhur.
2.Keagaman
Hukum Adat itu pada umumnya bersifat keagamaan (magis-religius),
artinya perilaku hukum atau kaidah-kaidah hukum berkaitan dengan kepercayaan
terhadap yang gaib dan berdasarkan pada ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa.
3.Kebersamaan (Bercorak Komunal)
Masyarakat tradisonal benar-benar masih memgang nilai gotong royong dan
kebersamaan hal ini tercermin dalam hukum adat mereka yang mengutamakan
kepentingan bersama.dan hubungan hukum anatara anggota masyarakat
didasarkan pada rasa kebersamaan,kekeluargaan,tolong menolong dan gotonh
royong.
4.konkret dan Visual
Corak hukum Adat adalah konkret, artinya hukum Adat ini jelas, nyata,
berwujud sedangkan corak visual dimaksudkan hukum Adat itu dapat dilihat,
terbuka, tidak tersembunyi. Sehingga sifat hubungan hukum yang berlaku di
dalam hukum Adat “terang dan tidak samar-samar”.
5.Terbuka dan Sederhana
Corak hukum Adat itu terbuka artinya hukum Adat itu dapat menerima
unsur-unsur yang datangnya dari luar asal saja tidak bertentangan dengan jiwa
hukum Adat itu sendiri. Sedangkan corak hukum Adat itu sederhana artinya
hukum Adat itu bersahaja, tidak rumit,dan mudah dalam penerapanya.
Hukum Islam
Dalam praktiknya Hukum Islam adalah salah satu bagian sistem hukum
yang berlaku di Indonesia yang mempunyai peranan yang amat penting dan
menentukan dalam mengatur kehidupan bangsa Indonesia. Karena merupakan
bagian dari sistem dan tata hukum di Indonesia, hukum Islam mempunyai
beberapa bidang hukum cakupan yang kesemuanya mengatur seluruh tata
kehidupan ummat manusia dan secara khusus mengatur perilaku ummat Islam.dan
sumber acuan dari hukum islam sendiri adalah al-quran. Meskipun Indonesia
tidak menerapkan hukum Islam secara menyeluruh seperti Arab Saudi atau Qatar,
namun pada dasarnya nilai-nilai yang terkandung dalam Islam juga diterapkan
dalam hukum positif Indonesia. Hal ini dapat Anda lihat dari berbagai peraturan
perundang-undangan yang mengandung nilai-nilai hukum Islam,di antaranya:
1)Undang-Undang Nomer 1Tahun 1947 tentang perkawinan sebaiamana
diubah dengan Undang-Undang Nomer 16 Tahun 2019 tentang perubahan Atas
Undang-Undang Nomer 1974 tentang perkawinan
2Undang-Undang Nomer 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
3)Undang-Undang Nomer 18 Tahun2019 tentang pesantren
4)Undang-Undang Nomer 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
IV. KESIMPULAN

Hukum merupakan keseluruhan aturan maupun kaidah


yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama yang mengatur
mengenai tingkah laku dimana dalam pelaksanaannya dapat
dipaksakan dengan hadirnya suatu sanksi. Di Indonesia hukum sudah
berlaku dari zaman dahulu sebelum bangsa Belanda datang ke
Indonesia. Pada awalnya hukum yang berlaku di Indonesia berupa
hukum adat lalu semakin berkembang dan mengalami perubahan dari
masa ke masa nya hingga kini kita memiliki sistem perundang
undangan dan UUD 1945.
Indonesia juga menganut 3 sistem hukum di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Yaitu sistem civil law (hukum
sipil), hukum adat, dan hukum islam yang dimana ke tiga sistem
tersebut diharapkan bisa saling melengkapidan bisa menciptakan
ketertiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
V. Daftar Pustaka
Lubis, AEN, & Fahmi, FD (2021). PENGANTAR DAN PENGERTIAN
HUKUM UMUM (TINJAUAN PUSTAKA ETIKA). Jurnal Ilmu
Manajemen Terapan , 2 (6), 768-789.

Syamsuddin, R., & Aris, I. (2014). Merajut Hukum di Indonesia. Mitra


Wacana Media.
Zaka Firma Aditya,”Romantisme sistem Hukum di Indonesia:Kajian
atas kontribusi Hukum Islam terhadap pembangunan Hukum di
Indonesia”,Jurnal Reachts Vinding,Vol 8,No 1 (2019).

Fajar Nurhardianto,”Sistem Hukum Posisi Hukum Indonesia”,Jurnal


TAPIs Vol.11 No.1 Januari-Jumi 2015.

Ahmad Tahali,”Hukum Adat Di Nusantara Indonesia”,Jurnal Syariah


Hukum Islam (2018) 1 (2),68-84.

https://www.hukumonline.com/klinik/a/eksistensi-dan-penerapan-
hukum-islam-dalam-hukum-positif-di-indonesia-lt6009164ba452d
VI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai