Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN KETERBACAAN WACANA

MAKALAH
Dosen Pengampu :
Ani Mar’atul Hamidah M.Pd.I.

DISUSUN OLEH:
NINA NAFIRA RUKMANA NIM.22207060
DATITA ALIFA TIDY NIM.22207054
NANDHYNY TRIA NOVELIA NIM.22207046

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR ISI
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Negara hukum adalah negara yang sistem penyelenggaraan negaranya
didasarkan oleh suatu aturan hukum. Hukum merupakan sebuah kata yang masih
kurang jelas, maka sebagai perwujudannya dengan proses pengumpulan hukum-
hukum di wilayah tertentu ke dalam tulisan yang disebut peraturan perundang-
undangan. Peraturan tertinggi di suatu negara biasa disebut konstitusi. Konstitusi
tersebut merupakan norma dasar yang bentuknya tidak lagi abstrak, namun sudah
berwujud.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep negara hukum di Indonesia ?.
2. Apa yang dimaksud dengan neagara hakikat hukum ?.
3. Apa saja prinsip-prinsip negara hukum ?.

C. TUJUAN
1. Mampu menganalisa hukum negara
2. Dapat menguraikan prinsip-prinsip negara
3. Dapat menguraikan dan memahami hukum negara
D.
BAB II

A. PENGERTIAN RULE OF LAW DAN NEGARA HUKUM


Rule of law memiliki pengertian yang sama dengan negara hukum. Di
kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas dari hukum, mulai dari norma, nilai,
tata krama sampai hukum perundang-undangan dalam peradilan. Namun sayangnya
hukum di Negara Indonesia masih kurang dalam penegakannya, terutama penegakan
hukum di kalangan para pejabat dibandingkan dengan penegakan hukum di kalangan
menegah ke bawah. Hal ini dapat terjadi karena di Negara kita hukum dapat dibeli
dengan uang. Namun bukan hanya pelaku tindak pidana saja yang melakukan
kecurangan demikian, bahkan aparat penegak hukum yang seharusnya mempunyai
tanggung jawab dan juga amanah untuk menegakkan hukum dan keadilan melakukan
tindakan yang sama.
Konsep negara hukum di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai yang
tercermin dalam Pancasila. Pemahaman utuh terhadap konsep Negara Hukum yang
berdasarkan Pancasila dapat dilihat dari proses dan latar belakang lahirnya rumusan
Pembukaan UUD 1945 yang merupakan pernyataan kehendak lahirnya negara
Indonesia, serta sebagai dasar filosofis dan tujuan negara. Istilah negara hukum
memang baru populer pada Abad XIX, tetapi teori Negara Hukum sebenarnya telah
lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan.
Penegakan Aturan Hukum ialah suatu proses dilakukannya upaya untuk
tegaknya atau berfungsinya norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku
dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Pengertian penegakan hukum itu dapat pula dilihat dari sudut
obyeknya, yaitu dari segi hukumnya. Dalam hal ini pengertian yang mencakup makna
luas dan sempit. Penegakan hukum mencakup nilai-nilai keadilan yang terkandung
didalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam
masyarakat. Tetapi di dalam arti sempit, penegakan hukum hanya menyangkut
penengakan peraturan yang formaldan tertulis saja.
B. HAKIKAT NEGARA HUKUM
Setiap negara pasti mempunyai sistem hukum yang berlaku di negara tersebut
untuk menegakan hak dan kewajiban bagi warga negaranya. Sebenarnya konsep
negara hukum ini telah ada sejak masa pemikir Yunani Kuno, seperti Plato dan
Aristoteles. Salah satu contoh negara hukum adalah Indonesia, dimana memiliki
perpaduan beberapa sistem hukum yaitu hukum agama, hukum adat, dan hukum
negara Eropa Kontinental terutama Belanda.
Sebagaimana diketahui, Belanda sebagai bangsa yang pernah menjajah
Indonesia paling lama maka tidak heran apabila banyak peradaban mereka yang
diwariskan termasuk sistem hukum. Namun, seiring berjalannya waktu dan
berkembangnya kehidupan masyarakat Indonesia, setelah itu terjadi perubahan dalam
sistem hukum yang berlaku di Indonesia.
Hukum adalah norma yang bersumber dari perintah atau negara. Agar hukum
itu ditaati oleh semua orang yang terlibat di dalamnya, maka hukum itu dilengkapi
dengan sifat memaksa, artinya, mau tidak mau, atau senang tidak senang setiap orang
harus patuh dan tunduk terhadap hukum yang berlaku. Misalnya, jika anda
mengendarai sepeda motor tidak memakai helem, maka akan dikenai sanksi berupa
denda atau tilang. Jika tidak mematuhi peraturan sekolah akan dikenai sanksi sesuai
dengan hukum (tata tertib) yang berlaku di sekolah. Contoh lain dalalm KUHP
ditegaskan "Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain,
dihukum karena membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya 15 tahun".
C. PRINSIP-PRINSIP NEGARA HUKUM
Terdapat korelasi yang jelas antara hukum, yang bertumpu pada konstitusi,
dengan kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Korelasi ini
tampak dari kemunculan istilah demokrasi konstitusional. Dalam sistem demokrasi,
partisipasi rakyat merupakan esensi dari sistem ini. Dengan kata lain negara hukum
harus ditopang dengan sistem demokrasi, demokrasi tampa pengaturan hukum akan
kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tampa demokrasi akan kehilangan
makna.
Prinsip-prinsip negara hukum:
1. Asas legalitas. Pembatasan kebebasan warga negara (oleh pemberintah) harus
ditentukan dasarnya dalam undang-undang yang merupakan peraturan umum.
Undang-undang secara umum harus memebrikan jaminan (terhadap warga neraga)
dari tindakan (pemberintah) yang sewenang-wenang, kolusi, dan berbagai jenis
tindakan yang tidak benar. Pelaksanaan wewenang oleh organ pemberintah harus
dikembalikan dasarnya pada undang-undang tertulis, yakni undang- undang formal
2. Perlindungan hak-hak asasi
3. Pemberintah terikat hukum
4. Monopoli paksaan pemberintah untuk menjamin penegakan hukum.Hukum harus
dapat ditegakkan, ketika hukukm tersebut dilanggar. Pemebrintah harus menjamin
bahwa ditengah masyarakat terdapat instrument yuridis penegaka hukum.
Pemberintah dapat memaksa seseorang yang melanggar hukum melalui sistem
peradilan negara. Memaksankan hukum publik secara prinsip merupakan tugas
pemberintah.
5. Pengawasan oleh hakim yang merdeka. Superioritas hukum tidak dapat
ditampilkan, jika aturan-aturan hukm hanya dilaksanakan organ pemberintah. Oleh
karena itu dalam setiap negara hukum diperlukan pengawasan oleh hakim yang
merdeka.

Anda mungkin juga menyukai