Anda di halaman 1dari 14

Pend.

Kewarganegaraan~

MAKALAH
Judul : Penegakan Hukum dan Negara Hukum

DISUSUN OLEH : (Kelompok 4)


Nama Mahasiswa : Nurul Arafah Panjaitan (2193132010)

Andrina Octaviani Sinaga(2193132008)

Yulia Nadhira (2193332002)

Kevin Mulia Tambunan (2193132007)

Kelas : Reguler B 2019

Dosen Pengampu : Jamaluddin, S.Pd., M.Pd

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/2021
Pend. Kewarganegaraan~

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya, saya dapat menyelesaikan Makalah Presntasi mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, yaitu membuat sebuah makalah tentang latar belakang Penegak Hukum
dan Negara Hukum.

Saya berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca dalam menilai
keunggulan maupun kelemahan buku, juga dapat menjadi acuan dalam menyelesaikan tugas
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.

Medan, November 2020

Penyusun, Kelompok 4
Pend. Kewarganegaraan~

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan dalam
hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh masyarakat. Masyarakat Indonesia makin hari
makin mendambakan tegaknya hukum yang berwibawa, memenuhi rasa keadilan dan
ketentraman yang menyejukkan hati. Penegakan hukum terhadap kejahatan di Indonesia
merujuk pada pendekatan norma hukum yang bersifat menghukum sehingga memberikan
efek jera. Tanpa perasaan tentram dan adil maka hasil-hasil pembangunan negara yang
menyangkut berbagai permasalahan akan terasa ada hambatan untuk mencapai kemajuan
yang maksimal karena itu untuk menegakan hukum dan menjaga kententraman masyarakat
diperlukan suatu organ yang disebut Polisi.

Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah
lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari zaman Plato hingga
kini, konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang mengilhami para
filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan Negara Hukum.
Pemerintahan berdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum
adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan bahwa
semua warga negara termasuk para pejabat dan pemerintah tunduk pada hukum dan sama-
sama berhak atas perlindungannya.

B. Rumusan Masalah
a) Apakah pengertian hukum?
b) Apakah pengertian penegakan hukum?
c) Apa fungsi dari penegakan hukum?
d) Apa yang di maksud dengan Negara Hukum?
e) Apa ciri-ciri Negara Hukum?
f) Apa tipe Negara Hukum?
g) Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?
Pend. Kewarganegaraan~

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan ini adalah interpretasi terhadap rumusan permasalahan ini
yaitu :

a) untuk mengetahui pengertian hukum


b) untuk mengetahui pengertian penegakan hukum
c) untuk mengetahui fungsi penegakan hukum
d) untuk menambah pengetahuan tentang Negara Hukum.
e) untuk mengetahui ciri-ciri Negara Hukum.
f) untuk mengetahui tipe Negara Hukum.
g) untuk mengetahui landasan tentang Indonesia sebagai Negara Hukum
Pend. Kewarganegaraan~

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal. Kata jamaknya
adalah “Alkas”, yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa Indonesia menjadi “Hukum”.
Didalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian erat dengan pengertian yang
dapat melakukan paksaan. Ada beberapa pengertian hukum menurut para ahli seperti berikut:
 Prof.Dr.P.Borst
Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia di dalam
masyarakat, yang pelaksaannnya dapat dipaksa dan bertujuan mendapatkan tata atau
keadilan
 Prof.Dr.Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat
 Kantorowich
Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan perbuatan
lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh para pakar hukum terlihat bahwa definisinya
berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa hukum memang sulit didefinisikan. Secara
umum hukum dapat didefinisikan sebagai himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh
yang berwenang, dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan yang bermasyarakat yang
mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan
menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
Jadi di dalam hukum terkandung unsur-unsur
a) Peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang
b) Tujuannya mengatur tata tertib kehidupan bermasyarakat
c) Mempunyai ciri memerintah dan melarang
d) Bersifat memaksa dan ditaati

B. Pengertian Penegakan Hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan
Pend. Kewarganegaraan~

bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat
dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum
oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum
itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang
menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau
menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu
hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam
memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu
diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari
segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit.
Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan
yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan ‘law enforcement’ ke
dalam bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan ‘penegakan hukum’ dalam arti luas
dan dapat pula digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti sempit.
Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum
itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti
formal maupun materiil, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh
para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi
diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-
norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

C. Fungsi Penegakan Hukum


a) Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat
Manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang
tidak. Hukum juga membatasi apa yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh,
sehingga segala sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya ini
dimungkinkan karena hukum mempunyai sifat dan watak mengatur tingkah laku
manusia serta mempunyai ciri memerintah dan melarang. Begitu pula hukum dapat
memaksa agar hukum itu ditaati anggota masyarakat. Sebagai contoh dapat
Pend. Kewarganegaraan~

dikemukakan : “orang yang menonton bioskop sama-sama mengerti apa yang harus
dilakukan seperti beli karcis harus antri, mau masuk antri, bila pertunjukan selesai
para penonton keluar lewat pintu keluar yang sudah ditentukan”. Kesemuanya
berjalan tertib dan teratur, karena semua sama-sama mengerti dan menaati peraturan-
peraturan yang telah ditentukan.
b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin
Karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan daya pengikat, maka hukum dapat memberi
keadilan ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Hukum
dapat menghukum siapa yang salah, hukum dapat memaksa peraturan ditaati dan
siapa yang melanggar diberi sanksi hukuman. Contohnya, siapa yang berhutang harus
membayar adalah perwujudan daripada keadilan.
c) Sebagai penggerak pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk
menggerakkan pembangunan. Disini, hukum dijadikan alat untuk membawa
masyarakat ke arah yang lebih maju. Dalam hal tersebut sering timbul kritik, bahwa
hukum hanya melaksanakan dan mendesak masyarakat sedangkan aparatur otoritas
lepas dari kontrol hukum. Sebagai timbangan dapat dilihat dari fungsi kritis daripada
hukum.

D. Pengertian Negara Hukum


Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan
atas dasar hukum yang adil dan baik. Ada dua unsur dalam negara hukum, yaitu pertama:
hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan
melainkan berdasarkan suatu norma objektif, yang juga mengikat pihak yang memerintah;
kedua: norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal,
melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan idea hukum. Hukum menjadi landasan
tindakan setiap negara. Ada empat alasan mengapa negara menyelenggarakan dan
menjalankan tugasnya berdasarkan hukum yaitu:
a) Demi kepastian hukum
b) Tuntutan perlakuan yang sama
c) Legitimasi demokrasi.
d) Tuntutan akal budi.
Negara hukum berarti alat-alat negara mempergunakan kekuasaannya hanya sejauh
berdasarkan hukum yang berlaku dan dengan cara yang ditentukan dalam hukum itu. Dalam
Pend. Kewarganegaraan~

negara hukum, tujuan suatu perkara adalah agar dijatuhi putusan sesuai dengan kebenaran.
Tujuan suatu perkara adalah untuk memastikan kebenaran, maka semua pihak berhak atas
pembelaan atau bantuan hukum.
Ditinjau dari sudut sejarah,  pengertian Negara Hukum berbeda-beda, berdasarkan
sisitemnya diantaranya yaitu Negara Hukum Eropa Kontinental dan Negara Hukum Anglo
Saxon (Rule of Law).

1.   Negara Hukum Eropa Kontinental


Negara Hukum Eropa Kontinental ini dipelopori oleh Immanuel Kant. Tujuan negara
hukum menurut Kant adalah menjamin kedudukan hukum dari individu-individu dalam
masyarakat. Konsep negara hukum ini dikenal dengan negara hukum liberal atau negara
hukum dalam arti sempit atau “nachtwakerstaat”. Dikatakan negara hukum liberal karena
Kant dipengaruhi oleh paham liberal yang menentang kekuasaan absolute raja pada waktu
itu. Dikatakan negara hukum dalam arti sempit karena pemerintah hanya bertugas dan
mempertahankan hukum dengan maksud menjamin serta melindungi kaum Boujuis (tuan
tanah) artinya hanya ditujukan pada kelompok tertentu saja. Dikatakan Nechtwakerstaat
(Negara Penjaga Malam) karena negara hanya berfungsi menjamin dan menjaga keamanan
sebagaimana pendapat John Locke mengenai fungsi negara yaitu:

a) Legislatif
b) Eksekutif
c) Federatif (Pertahanan Keamanan)

2.  Negara Hukum Anglo Saxon (Rule of  Law)


Negara Anglo Saxon tidak mengenal negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau
menganut apa yang disebut dengan “The Rule of Law” atau Pemerintahan oleh Hukum atau
Goverment of Judiciary.
Rule of Law (Rol) adalah sebuah konsep hukum yang sesungguhnya lahir dari sebuah
bentuk protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolute disebuah negara. Dalam rangka
membatasi kekuasaan yang absolute tersebut maka diperlukan pembatasan-pembatasan
terhadap kekuasaan itu, sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak melanggar kepentingan
asasi dari masyarakat, dengan demikian masyarakat terhindar dari tindakan-tindakan
melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa.
Pend. Kewarganegaraan~

Rule of Law pada hakekatnya adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak
dari seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Rule of Law dapat dilakasanakan dengan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia karena salah satu ciri dari Rule of Law (negara
hukum) adalah terlindunginya Hak Asasi Manusia di negara yang bersangkutan.
Rule of Law lahir dengan semangat yang tinggi bersama-sama dengan demokrasi,
parlemen dan sebagainya, kemudian Rule of Law mengambil alih akomodasi yang dimiliki
ancient regime yang terdiri dari golongan-golongan ningrat, prajurit dan kerajaan. Munculnya
keinginan untuk melakukan pembatasan yuridis (mennurut hukum/secara hukum) terhadap
kekuasaan, pada dasarnya disebabkan oleh politik kekuasaan yang cenderung korup. Hal ini
dikhawatirkan akan menjauhkan fungsi dan peran negara bagi kehidupan dan masyarakat.
Atas dasar pengertian tersebut maka terdapat keinginan yang sangat besar untuk melakukan
pembatasan terhadap kekuasaan secara normatif, untuk menghindari kekuasaan yang
dispotik.
Dalam hubungan inilah maka kedudukan konstitusi sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu lahirlah negara konstitusi yang melahirkan doktrin Rule of Law,
inilah awal dari kelahiran Doktrin Egalitarian dalam hukum yang menjadi ciri utama Rule of 
Law. Disinilah kemudian Rule of Law merupakan doktrin dengan semangat dan idealisme
keadilan yang tinggi seperti supremasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum.

E. Ciri-ciri Negara Hukum

1) Adanya sistem ketatanegaraan yang sistematis

Ciri-ciri negara hukum dapat dilihat dimana negara tersebut memiliki susunan


sistem ketatanegaraan atau kelembagaannya yang mengatur urusan kenegaraan secara
sistematis. Di setiap lembaga yang ada memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing
dalam menjalankan pemerintahan negara tersebut agar sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan.

Di Indonesia dapat dilihat bahwa Indonesia memiliki kelembagaan seperti Dewan


Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi Yudisial
(KY), Makhkamah Agung (MA), Komisi  Yudisial (KY)  dan lembaga di daerah
lainnya.

2) Hukum sebagai patokan segala bidang atau Supremasi Hukum

Supremasi hukum adalah negara tersebut menggunakan hukum sebagai patokan


atau aturan dalam segala bidang.  Ciri-ciri negara hukum satu ini merupakan upaya
Pend. Kewarganegaraan~

untuk menempatkan hukum dalam tempat tertinggi sebagai alat perlindungan


rakyatnya. Tanpa adanya intervensi dan penyalahgunaan hukum termasuk para
petinggi negara.

3) Adanya perlindungan dan pengakuan hak asasi manusia (HAM)

Ciri-ciri negara hukum yang paling utama adalah adanya pengakuan dan


perlindungan terhadap hak asasi manusia bagi seluruh rakyatnya. Hak asasi manusia
adalah hak yang paling mendasar dan fundamental. Bagi para pelanggar HAM bisa
dijatuhi hukum secara tegas.

4) Sistem peradilan yang tidak memihak dan memiliki persamaan kedudukan


di hadapan hukum

Sistem peradilan ini  meliputi para hakim dan jaksa serta para anggota
administrasi pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku. Tak
hanya peradilan pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak juga berlaku
di peradilan-peradilan daerah. Peradilan harus berjalan sesuai dengan hukum dan
menerapkan hukum yang sama sehingga tidak adanya berat sebelah antara rakyat dan
para petinggi negara.

5) Adanya pembagian kekuasaan yang jelas

Ciri-ciri negara hukum selanjutnya yaitu adanya pembagian kekuasaan yang jelas.


Pembagian kekuasaan ini menjunjung tinggi nilai demokrasi. Setiap lembaga
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing sehingga tidak adanya tumpang tindih.

Jika muncul permasalahan atau konflik, maka lembaga yang berwenang mampu
menerapkan hukum yang tepat sesuai yang berlaku. Seperti yang disampaikan tokoh
terkenal, John Locke, bahwa kekuasaan dibedakan menjadi tiga yaitu legislatif,
eksekutif dan yudikatif.

6) Adanya peradilan pidana dan perdata

Peradilan pidana adalah peradilan yang mengurusi tentang pelanggaran hukum


yang menyangkut banyak orang, sedangkan perdata yang mengurusi pelanggaran
hukum yang hanya melibatkan perseorangan saja. Adanya hukum pidana dan hukum
perdata inilah yang merupakan ciri-ciri negara hukum dan negara dapat disebut
sebagai negara hukum.
Pend. Kewarganegaraan~

7) Legalitas dalam arti hukum itu sendiri

Legalitas dalam hukum adalah asas yang fundamental untuk mempertahankan


kepastian hukum. Asas legalitas ini ditetapkan dan kemudian digunakan untuk
melindungi semua kepentingan individu. Legalitas ini pula yang memberikan batasan
wewenang para pejabat negara untuk mempertanggungjawabkan jika mereka
melanggar hukum yang berlaku.

F. Tipe Negara Hukum


Ada 3 tipe Negara hukum, yaitu:
1) Tipe Negara Hukum Liberal.
Tipe Negara hukum Liberal ini menghandaki supaya Negara berstatus pasif
artinya bahwa warga Negara harus tunduk pada peraturan-peraturan Negara.
Penguasa dalam bertindak sesuai dengan hukum. Disini kaum Liberal menghendaki
agar penguasa dan yang dikuasai ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta
persetujuan yang menjadi penguasa.
2) Tipe Negara Hukum Formil atau Division of Power.
Negara hukum Formil yaitu Negara hukum yang mendapatkan pengesahan dari
rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu,
harus berdasarkan undang-undang. Negara Hukum formil ini disebut juga dengan
Negara demokratis yang berlandaskan Negara hukum.
3) Tipe Negara Hukum Materiil atau Sparation of Power.
Negara Hukum Materiil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut
dari Negara Hukum Formil; tindakan penguasa harus berdasarkan undang-undang
atau berlaku asas legalitas yaitu dalam negara hukum Materiil tindakan dari penguasa
dalam hal mendesak demi kepentingan warga Negara dibenarkan
bertindak menyimpang dari undang-undang atau berlaku asas Opportunitas.

G. Indonesia sebagai Negara Hukum


Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1
ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan
harus merupakan negara hukum.
Pend. Kewarganegaraan~

Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan


Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut:
1. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(Machtsstaat).
2. Sistem Konstitusional yaitu Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar),
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang


Kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah
Eropa Kontinental. Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum
materiil, yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat
dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV
tentang Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang
menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara
dan kesejahteraan rakyat.     
Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai
berikut:

1) Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional.


2) Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi.
3) Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi.
4) Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD
1945).
5) Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).
6) Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil.
7) Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif).
8) Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
9) Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD
1945).
Pend. Kewarganegaraan~

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Pengertian penegakan hukum bisa ditijau dari subjeknya dan objeknya
 Fungsi dari penegakan hukum adalah sebagai alat pengatur tata tertib hubungan
masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin dan
sebagai penggerak pembangunan
 Dalam penegakan hukum di suatu negeri diperlukannya aparatur penegak hukum
yang dapat mencerminkan perasaan atau nilai-nilai keadilan yang hidup dalam
masyarakatnya
 Negara hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan
kekuasaan, dan pemerintahannya berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar)
bukan absolute (kekuasaan yang tidak terbatas).

B. Kritik dan Saran


Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam makalah ini, segala kekurangan yang
ada dalam makalah ini mungkin karena kelalaian atau ketidaktahuan kami dalam
penyusunannya. Segala hal yang tidak relevan, kekurangan dalam pengetikan atau bahkan
ketidakjelasan dalam makalah ini merupakan proses kami dalam mempelajari mata kuliah ini
dan diharapkan kami yang menulis ataupun bagi pembaca dapat mengambil manfaat dari
makalah ini
Pend. Kewarganegaraan~

DAFTAR PUSTAKA

Djamali, Abdoel. 2006. Pengantar Hukum Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada


Ibrahim, Harmaily dan Moh Kusnadi. 1988. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Sinar
Bakti
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi Jati Diri
Bangsa. Jakarta: Grasindo
Bisri, Ilhami. 2010. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers
J.B Daliyo. 2007. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Prenhallindo
Sudarsono. 2001. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT Rineka Cipta
www. Wedang Anget Makalah Negara Hukum.html

Anda mungkin juga menyukai