Kewarganegaraan~
MAKALAH
Judul : Penegakan Hukum dan Negara Hukum
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmatNya, saya dapat menyelesaikan Makalah Presntasi mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, yaitu membuat sebuah makalah tentang latar belakang Penegak Hukum
dan Negara Hukum.
Saya berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca dalam menilai
keunggulan maupun kelemahan buku, juga dapat menjadi acuan dalam menyelesaikan tugas
pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan agar makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata saya
ucapkan terima kasih.
Penyusun, Kelompok 4
Pend. Kewarganegaraan~
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan dalam
hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh masyarakat. Masyarakat Indonesia makin hari
makin mendambakan tegaknya hukum yang berwibawa, memenuhi rasa keadilan dan
ketentraman yang menyejukkan hati. Penegakan hukum terhadap kejahatan di Indonesia
merujuk pada pendekatan norma hukum yang bersifat menghukum sehingga memberikan
efek jera. Tanpa perasaan tentram dan adil maka hasil-hasil pembangunan negara yang
menyangkut berbagai permasalahan akan terasa ada hambatan untuk mencapai kemajuan
yang maksimal karena itu untuk menegakan hukum dan menjaga kententraman masyarakat
diperlukan suatu organ yang disebut Polisi.
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah
lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari zaman Plato hingga
kini, konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang mengilhami para
filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan Negara Hukum.
Pemerintahan berdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum
adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan bahwa
semua warga negara termasuk para pejabat dan pemerintah tunduk pada hukum dan sama-
sama berhak atas perlindungannya.
B. Rumusan Masalah
a) Apakah pengertian hukum?
b) Apakah pengertian penegakan hukum?
c) Apa fungsi dari penegakan hukum?
d) Apa yang di maksud dengan Negara Hukum?
e) Apa ciri-ciri Negara Hukum?
f) Apa tipe Negara Hukum?
g) Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?
Pend. Kewarganegaraan~
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembahasan ini adalah interpretasi terhadap rumusan permasalahan ini
yaitu :
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal. Kata jamaknya
adalah “Alkas”, yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa Indonesia menjadi “Hukum”.
Didalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian erat dengan pengertian yang
dapat melakukan paksaan. Ada beberapa pengertian hukum menurut para ahli seperti berikut:
Prof.Dr.P.Borst
Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia di dalam
masyarakat, yang pelaksaannnya dapat dipaksa dan bertujuan mendapatkan tata atau
keadilan
Prof.Dr.Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat
Kantorowich
Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan perbuatan
lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan
Dari definisi-definisi yang dibuat oleh para pakar hukum terlihat bahwa definisinya
berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa hukum memang sulit didefinisikan. Secara
umum hukum dapat didefinisikan sebagai himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh
yang berwenang, dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan yang bermasyarakat yang
mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan
menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
Jadi di dalam hukum terkandung unsur-unsur
a) Peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang
b) Tujuannya mengatur tata tertib kehidupan bermasyarakat
c) Mempunyai ciri memerintah dan melarang
d) Bersifat memaksa dan ditaati
bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat
dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum
oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum
itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang
menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau
menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu
hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam
memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu
diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari
segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit.
Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan
yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan ‘law enforcement’ ke
dalam bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan ‘penegakan hukum’ dalam arti luas
dan dapat pula digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti sempit.
Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum
itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti
formal maupun materiil, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh
para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi
diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-
norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
dikemukakan : “orang yang menonton bioskop sama-sama mengerti apa yang harus
dilakukan seperti beli karcis harus antri, mau masuk antri, bila pertunjukan selesai
para penonton keluar lewat pintu keluar yang sudah ditentukan”. Kesemuanya
berjalan tertib dan teratur, karena semua sama-sama mengerti dan menaati peraturan-
peraturan yang telah ditentukan.
b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin
Karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan daya pengikat, maka hukum dapat memberi
keadilan ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Hukum
dapat menghukum siapa yang salah, hukum dapat memaksa peraturan ditaati dan
siapa yang melanggar diberi sanksi hukuman. Contohnya, siapa yang berhutang harus
membayar adalah perwujudan daripada keadilan.
c) Sebagai penggerak pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk
menggerakkan pembangunan. Disini, hukum dijadikan alat untuk membawa
masyarakat ke arah yang lebih maju. Dalam hal tersebut sering timbul kritik, bahwa
hukum hanya melaksanakan dan mendesak masyarakat sedangkan aparatur otoritas
lepas dari kontrol hukum. Sebagai timbangan dapat dilihat dari fungsi kritis daripada
hukum.
negara hukum, tujuan suatu perkara adalah agar dijatuhi putusan sesuai dengan kebenaran.
Tujuan suatu perkara adalah untuk memastikan kebenaran, maka semua pihak berhak atas
pembelaan atau bantuan hukum.
Ditinjau dari sudut sejarah, pengertian Negara Hukum berbeda-beda, berdasarkan
sisitemnya diantaranya yaitu Negara Hukum Eropa Kontinental dan Negara Hukum Anglo
Saxon (Rule of Law).
a) Legislatif
b) Eksekutif
c) Federatif (Pertahanan Keamanan)
Rule of Law pada hakekatnya adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak
dari seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Rule of Law dapat dilakasanakan dengan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia karena salah satu ciri dari Rule of Law (negara
hukum) adalah terlindunginya Hak Asasi Manusia di negara yang bersangkutan.
Rule of Law lahir dengan semangat yang tinggi bersama-sama dengan demokrasi,
parlemen dan sebagainya, kemudian Rule of Law mengambil alih akomodasi yang dimiliki
ancient regime yang terdiri dari golongan-golongan ningrat, prajurit dan kerajaan. Munculnya
keinginan untuk melakukan pembatasan yuridis (mennurut hukum/secara hukum) terhadap
kekuasaan, pada dasarnya disebabkan oleh politik kekuasaan yang cenderung korup. Hal ini
dikhawatirkan akan menjauhkan fungsi dan peran negara bagi kehidupan dan masyarakat.
Atas dasar pengertian tersebut maka terdapat keinginan yang sangat besar untuk melakukan
pembatasan terhadap kekuasaan secara normatif, untuk menghindari kekuasaan yang
dispotik.
Dalam hubungan inilah maka kedudukan konstitusi sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu lahirlah negara konstitusi yang melahirkan doktrin Rule of Law,
inilah awal dari kelahiran Doktrin Egalitarian dalam hukum yang menjadi ciri utama Rule of
Law. Disinilah kemudian Rule of Law merupakan doktrin dengan semangat dan idealisme
keadilan yang tinggi seperti supremasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum.
Sistem peradilan ini meliputi para hakim dan jaksa serta para anggota
administrasi pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku. Tak
hanya peradilan pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak juga berlaku
di peradilan-peradilan daerah. Peradilan harus berjalan sesuai dengan hukum dan
menerapkan hukum yang sama sehingga tidak adanya berat sebelah antara rakyat dan
para petinggi negara.
Jika muncul permasalahan atau konflik, maka lembaga yang berwenang mampu
menerapkan hukum yang tepat sesuai yang berlaku. Seperti yang disampaikan tokoh
terkenal, John Locke, bahwa kekuasaan dibedakan menjadi tiga yaitu legislatif,
eksekutif dan yudikatif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian penegakan hukum bisa ditijau dari subjeknya dan objeknya
Fungsi dari penegakan hukum adalah sebagai alat pengatur tata tertib hubungan
masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin dan
sebagai penggerak pembangunan
Dalam penegakan hukum di suatu negeri diperlukannya aparatur penegak hukum
yang dapat mencerminkan perasaan atau nilai-nilai keadilan yang hidup dalam
masyarakatnya
Negara hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan
kekuasaan, dan pemerintahannya berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar)
bukan absolute (kekuasaan yang tidak terbatas).
DAFTAR PUSTAKA