Oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga
Konsolidasi.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan II
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat di harapkan agar saya dapat mempelajari hal – hal
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya bagi saya
sendiri untuk menjadi bahan pembelajaran. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
Penyusun
Arianto antuli
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB 1: PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
E. Prosedur Konsolidasi.....................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................18
B. Saran.............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep akuntansi penggabungan usaha, yang terdapat pada APB Opinion
No. 16, secara jelas meliputi penggabungan dengan satu atau lebih perusahaan
menjadi anak perusahaan ketika suatu perusahaan lain (disebut sebagai induk
perusahaan) memperoleh pengendalian kepemilikan terhadap anak perusahaan
tersebut. Pada umumnya hubungan entitas induk-anak ini muncul melalui adanya
akuisisi saham. Biasanya, pengendalian kepemilikan pada perusahaan lain
diperoleh secara langsung dengan memperoleh hak mayoritas (lebih dari 50%)
atas saham berhak suara.
Penggabungan usaha yang terjadi karena pengendalian, tidak menyatukan
semua operasi entita-entitas yang tergabung, melainkan masing-masing entitas
tetap beroperasi secara terpisah, hanya saja berada dalam satu pengendali yang
sama. Pencatatan laporan keuangan yang ada pada perusahaan yang menerapkan
hubungan entitas induk-anak jelas berbeda dengan perusahaan yang tidak sedang
menjalankan bentuk penggabungan usaha semacam itu. Di dalam PSAK telah
diatur bahwa perusahaan dalam hubungan entitas induk-anak harus membuat
laporan keuangan gabungan, atau biasa disebut laporan keuangan konsolidasi.
Laporan ini terdiri dari neraca konsolidasi, laporan laba rugi konsolidasi, laporan
saldo laba konsolidasi, dan laporan arus kas konsolidasi.
Di dalam makalah ini, penulis ingin mempertajam penjelasan pada konsep
laporan keuangan konsolidasi itu sendiri, serta memberikan contoh neraca
konsolidasi, laporan laba rugi konsolidasi, dan laporan saldo laba konsolidasi.
Laporan arus kas konsolidasi tidak dijelaskan pada penulisan makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari laporan keuangan konsolidasi?
2. Apakah kegunaan adanya laporan keuangan konsolidasi?
3. Apakah keterbatasan laporan keuangan konsolidasi?
4. Bagaimanakah prinsip substance over form dan laporan konsolidasi?
5. Bagaimanakah prosedur laporan keuangan konsolidasi?
6. Bagaimanakah laporan laba rugi konsolidasi?
7. Bagaimanakah konsolidasi entitas bertujuan khusus (EBK)?
2
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Pembahasan materi ini bertujuan agar:
1. Mengetahui definisi dari laporan keuangan konsolidasi.
2. Mengetahui kegunaan adanya laporan keuangan konsolidasi.
3. Mengetahui keterbatasan laporan keuangan konsolidasi.
4. Mengetahui prinsip substance over form dan laporan konsolidasi.
5. Mengetahui prosedur laporan keuangan konsolidasi.
6. Mengetahui laporan laba rugi konsolidasi.
8. Mengetahui konsolidasi entitas bertujuan khusus (EBK)?
BAB II
PEMBAHASAN
dari 50% saham perusahaan lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Namun di beberapa kasus dijumpai bahwa ada kepemilikan dibawah 50% sudah
mengendalikan perusahaan lain namun di kasus lain malah sebaliknya. Ini terjadi
jika perusahaan tersebut:
Memiliki kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai dengan
perjanjian dengan investor lain.
Memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
Memiliki kekusaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besa dewan
direksi atau dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan
entitas melaui dewan atau organ tersebut.
Memiliki kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan
direksi atau dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan
entitas melaui dewan atau organ tersebut.
Sebaliknya peusahaan dengan kepemilikan diatas 50% namun tidak
memiliki pengendalian dikarenakan:
Kepemilikan dimaksudkan untuk sementara atau akan dialihkan dalam jangka
pendek.
Entitas anak dibatasi oleh restriksi jangka panjang sehingga sangat
mempengaruhi kemampuannya dalam mentransfer dana kepada entitas induk.
Dengan demikian, bahwa kepemilikan saham tidak menjadi patokan
munculnya kewajiban pembuatan laporan konsolidasi. Hal ini terjadi karena
PSAK berpacu pada prinsip Substance over form yaitu lebih mengutamakan
makna ekonomi transaksi atau kondisi dibanding dengan bentuk hukumnya.
Hak Suara dan Pengendalian
PSAK 4 lebih mengacu pada hak suara dalam menentukan pengendalian.
Dalam PT hak suara berasal dari kepemilikan saham biasa. Dengan pengertian
lain, pengendalian timbul atas kepemilikan entitas anak yang berbentuk (PT)
karena terlihat dari istilah ‘Hak Minoritas’ yang berarti pemegang saham yang
lebih kecil.
Hak suara tidak sama dengan kepemilikan saham biasa, walaupun
kepemilikan saham biasa suatu entitas memberikan hak suara atas entitas tersebut.
Hak suara diidentifikasikan dari kekuasaan mengatur kebijakan keuangan dan
operasional entitas lain. Dalam pengertian lebih jauh, hak suara dapat timbul
dengan kepemilikan yang tidak signifikan atau bahkan tanpa kepemilikan atau
tanpa penempatan modal sama sekali pada entitas lain. Suatu entitas mungkin
tidak memiliki modal dalam Entitas Bertujuan Khusus (EBK), tetapi entiitas
tersebut dapat saja memenuhi persyaratan yang menimbulkan kewajiban
menyusun laporan konsolidasi jika secara substansi terdapat pengendalian atas
EBK tersebut. Hal ini dapat terjadi jika:
5
E. PROSEDUR KONSOLIDASI
Periode Laporan Konsolidasi
Laporan konsolidasi merupakan kewajiban yang ada pada saat pengendalian
telah terjadi. Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar satu tahun atau 12
bulan, yakni per 1 Januari – 31 Desember tiap tahun. Apabila akuisisi saham
entitas anak terjadi pada awal tahun, maka penyusunan laporan keuangan
konsolidasi tidak akan bermasalah. Akan tetapi bila akuisisi saham entitas anak
terjadi bukan di awal atau di akhir tahun, akan timbul masalah penyusunan
laporan keuangan konsolidasi pada akhir tahun pertama setelah terjadi hubungan
entitas induk-anak, karena aturan periode laporan keuangan konsolidasi 1 Januari
hingga 31 Desember tiap tahun.
Kewajiban penyusunan laporan keuangan konsolidasi muncul sejak
terjadinya hubungan entitas induk-entitas anak. Laporan keuangan konsolidasi
terdiri dari:
Laba-rugi konsolidasi
Neraca konsolidasi
Laba ditahan konsolidasi
Arus kas konsolidasi
Pada tanggal akuisisi hanya neraca konsolidasi yang disusun, sementara
laba-rugi entitas anak menjadi hak entitas induk pada periode setelah akuisisi.
Laporan laba-rugi dan laporan konsolidasi entitas anak lainnya dikonsolidasi pada
periode setelah akuisisi.
Transaksi Antarperusahaan
Laporan konsolidasi menggambarkan kesatuan entitas induk dan entitas
anak yang dalam operasi sehari-harinya adalah entitas terpiah. Pengendalian
entitas induk atas entitas anak menyebabkan operasi entitas anak dipengaruhi oleh
entitas induk dalam banyak hal. Dengan demikian, akan banyak terjadi transaksi
bisinis di antara kedua entitas tersebut. Dalam pembahasan selanjutnya, setiap
transaksi yang dilakukan entitas induk pada anak atau sebaliknya, atau transaksi
yang dilakukan satu entitas anak dengan entitas anak lain dalam hubungan entitas
7
Prosedur yang saat ini digunakan dalam praktik tidak hanya merupakan
pendekatan induk perusahaan, tapi juga termasuk pendekatan entitas. Jumlah dari
aset neto anak perusahaan yang diakui di neraca konsolidasi pada tanggal akusisi
pada praktiknya sama dengan pendekatan induk perusahaan. Penentuan laba
netopada praktiknya mengikuti pendekatan induk perusahaan, kecuali perlakuan
transaksiantarperusahaan yang umumnya konsisten dengan pendekatan entitas.
Pendapatan, Beban, dan Laba Neto Anak Perusahaan
Elemen Teori
Pendapatan
Beban
Laba Neto
10
Beban (800.000.000)
disistribusika ke kepemilika
nonpengendali (75.000.000)
Berdasarkan praktik saat ini, jumlah yang dialokasikan ke aset neto entitas
konsolidasi adalah nilai buku induk perusahaan (Rp2.000.000.000) ditambah nilai
buku penuh aset neto anak perusahaan (Rp500.000.000) ditambah bagian induk
perusahaan atas kenaikan nilai aset neto anak perusahaan (RplOO.000.000 x
0,80). Goodwill dalam praktik saat ini dihitung sebagai selisih antara harga beli
(Rp550.000.000) yang lebih besar dari bagian induk perusahaan atas nilai wajar
aset neto anak perusahaan pada tanggal penggabungan usaha (Rp600.000.000 x
0,80). Goodwill sebesar Rp87.500.000 dihitung dari perbedaan antara nilai wajar
keseluruhan PT Sarden (Rp687.500.000) dan nilai wajar aset netonya
(Rp600.000.000).
11
Keterangan Konsolidasi
PT A dan anak PT B
Neraca Konsolidasi
Aktiva Passiva/Kewajiban
Kas Utang usaha Rp
Rp3000 5500
Piutang usaha Utang Jangka Panjang 15
3000 000
Persediaan Modal saham 15
9750 000
Bangunan dan Peralatan Laba ditahan 10
13000 000
Tanah Kepentingan Nonpengendali
18000 1250
Total aset Rp Total Passiva/ Kewajiban Rp 46
467500 750
Neraca PT A dan PT B
Per 31/12/2011
(dalam ribuan)
Keterangan PT A PT
B
Keterangan :
-Agio Saham
-laba Ditahan
Neraca Konsolidasi
Tanah Rp 18.000
Keterangan Konsolidasi
Kas Kas induk Rp 13 250 + kas anak Rp Rp 14 250
1000
Piutang usaha 4000 + 2000 – 3000(eliminasi No 3000
1)
Persediaan 6750 + 3000 9750
Bangunan dan 7000 + 6000 13000
Peralatan(net)
Tanah 9000 + 9000 18000
Total aset Rp 58 000
Utang usaha 5000 + 3 500 - 3000 (eliminasi no 5 500
1)
Utang Jangka Panjang 10 000 + 5000 15 000
Modal Saham 15 000 + 7500 - 7 500 (eliminasi 15 000
no 2 )
Laba Ditahan 10 000 + 5000 - 5000(eliminasi no 10 000
2)
Kepentingan 7500 + 5000 12 500
Nonpengendali
Total Passiva / Rp 58 000
Kewajiban
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan keuangan konsolidasi biasanya diperlukan untuk penyajian yang
wajar posisi keuangan dan hasil-hasil operasi dari suatu induk perusahaan dan
anak-anak perusahaannya. Laporan keuangan konsolidasi bukan hanya merupakan
merupakan penjumlahan akun-akun laporan keuangan induk perusahaan dan anak
perusahaan. Jumlah resiprokal dieliminasi, dan hanya jumlah-jumlah yang non
resiprokal yang digabung dan dimasukkan dalam laporan konsolidasi. Akun
investasi pada anak perusahaan dan ekuitas pemegang saham anak perusahaan
dieliminasi dalam penyiapan laporan keuangan konsolidasi karena akun-akun
tersebut resiprokal, keduanya mewakili aktiva bersih anak perusahaan. Transaksi-
transaksi penjualan, peminjaman dan leasing antara induk perusahaan dan anak
perusahaan juga mengakibatkan jumlah-jumlah resiprokal yang harus dieliminasi
dalam proses konsolidasi.
Metode penyatuan kepemilikan digunakan untuk penggabungan dengan cara
pertukaran saham. Jika perusahaan-perusahaan yang bergabung tetap beroperasi
sebagai entitas-entitas hukum yang terpisah, perusahaan-perusahaan tersebut
dipertanggungjawabkan sesuai dengan prosedur induk-anak dengan amandemen
berikut ini:
1. Induk perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan pada nilai
bukunya. Saham yang diterbitkan dikreditkan sebesar nilai nominal saham
yang diterbitkan, saldo laba digabung jika memungkinkan, dan tambahan
modal disetor ditambahkan/dikurangi untuk mencatat perbedaan antara nilai
nominal saham yang diterbitkan dan modal disetor perusahaan yang
bergabung lainnya.
2. Maksimum saldo laba yang dapat digabung dengan saldo laba induk
perusahaan sama dengan presentase kepemilikan induk dikalikan dengan
saldo laba anak perusahaan.
3. Penghasilan perusahaan-perusahaan yang bergabung pada tahun
dilaksanakannya penggabungan disatukan seluruhnya.
B. SARAN
Dengan penulisan makalah ini, penulis berharap pembaca dapat lebih
memahami dan menerapkan pembuatan laporan keuangan konsolidasi yang baik
dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan demikian, tidak akan terjadi
kerancuan dalam pencatatan laporan keuangan yang dikonsolidasikan.
DAFTAR PUSTAKA