Anda di halaman 1dari 11

Sistematika Business plan

1) Defenisi Sistematika Business plan


a. Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan
dikerjakan pada masa yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Perencanaan usaha/bisnis (Business Plan) adalah rencana-rencana tentang
apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis ke depan meliputi alokasi
sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan mengolah
permasalahan-permasalahan dan peluang yang ada
Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan usaha,
produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha, pembelian,
tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan peralatan. Bisnis membutuhkan
perencanaan untuk pertumbuhan yang optimis dan pengembangan-pengembangan
dengan skala prioritas.
Jadi Perencanaan Usaha/Bisnis sendiri adalah suatu hasil pemikiran, dimana
isi dari perencanaan harus mampu mendukung pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan/bisnis.

Tujuan utama rencana bisnis adalah meyakinkan suksesnya kegiatan bisnis yang
direncanakan. Rencana bisnis mencakup hal berikut:
a. Mengenali sifat dasar dan konteks kesempatan berusaha atau bisnis.
b. Pendekatan muthahir untuk eksploitasi kesempatan bisnis.
c. Mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya suatu usaha.
d. Penyediaan seperti perkakas atau alat untuk memperbesar usaha.
2) Komponen dari Rencana Bisnis
Ada 3 (tiga) komponen penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun
perencanaan bisnis atau business plan, yaitu:
a. Konsep Bisnis
Konsep bisnis merupakan ide bisnis tertulis yang berisi visi misi
sebuah bisnis, dan nilai produk atau jasa yang akan diberikan kepada
pelanggan. Konsep bisnis juga menjelaskan mengapa pelaku usaha sangat
kompeten untuk menawarkannya.
b. Market/Pasar
Analisa mengenai situasi pasar meliputi pelanggan, pesaing, proses
distribusi, dan promosi. Dalam hal ini perlu dibuat sebuah marketing
plan yang matang yang menjabarkan rencana pemasaran yang akan dijalankan
dalam rangka memenangkan persaingan, dan mencapai target yang telah
ditentukan. Marketing Plan terdiri dari kondisi pasar eksisting, review atas
kompetitor, strategi pemasaran, dan strategi harga. Kunci sukses awal
dari marketing plan adalah seberapa jauh perusahaan dapat mengenal
calon customers, apa yang dibutuhkan, yang tidak dinginkan, dan yang
diharapkan customers.
c. Finansial
Finansial menjelaskan tentang situasi keuangan yang terdiri
dari Income statement atau laporan laba rugi, balance sheet, (jika bisnis
tersebut sudah berjalan), proyeksi laba rugi dan arus kas. Analisa dan strategi
keuangan sangat penting dalam menyusun business plan guna memberikan
gambaran sistematis terhadap langkah-langkah yang akan diambil untuk
mencapai profitabilitas yang diharapkan. Financial Plan disusun dengan cara
menentukan secara aktual jumlah dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan bisnis dan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional
perusahaan.
3) Sistematika penulisan Rencana Bisnis
Sistematika penulisan rencana bisnis dapat digambarkan sebagai berikut:[
 Halaman Pembuka
 Nama dan alamat bisnis
 Nama dan alamat pelaku
 Sifat bisnis
 Pernyataan pembiayaan yang dibutuhkan
 Pernyataan keberhasilan laporan
 Ringkasan Eksekutif-Dua sampai tiga halaman yang meringkas rencana bisnis secara
lengkap
a. Analisis Industri
o Pandangan masa depan dan tren-tren
o Analisis para kompetitor
o Segmentasi pasar
o Ramalan industri dan pasar
o Diskripsi perusahaan
o Produk
o Jasa
o Ukuran bisnis
o Perlengkapan dan personil kantor
o Latar belakang pengusaha
o Rencana Produksi
o Proses manufaktur (jumlah yang di-outsource)
o Pabrik fisik
o Mesin dan peralatan
o Nama-nama para pemasok bahan-bahan mentah
o Rencana operasional
o Diskripsi Operasi perusahaan
o Aliran pesanan untuk barang-barang dan/atau jasa-jasa
o Penggunaan teknologi
 Rencana Pemasaran
o Penentuan harga
o Pendistribusian
o Promosi
o Ramalan Produk
o Pengendalian
 Rencana Organisasi
o Bentuk kepemilikan
o Identifikasi dari partner atau pemegang saham utama
o Wewenang utama
o Latar belakang tim manajemen
o Peran dan tanggung jawab anggota organisasi
o Penilaian Resiko
o Evaluasi kelemahan-kelemahan bisnis
o Teknologi-teknologi baru
o Rencana-rencana kontinjensi
o Rencana Finansial
o Berbagai asumsi
o Laporan laba rugi proforma
o Perkiraan arus kas
o Analisis impas (break even)
o Berbagai sumber dan aplikasi dana
o Lampiran (memuat material pendukung)
o Surat-surat
o Data riset pasar
o Sewa-menyewa atau kontrak
o Daftar harga dari para pemasok
4) Sistematika penyusunan plan usaha
a. Need Analysis atau Analisis Kebutuhan
Analysis kebutuhan menurut Daryanto dan Bintoro adalah kegiatan memilah
– milah semua kesenjangan dan ketidaksesuaian antara yang dibutuhkan dengan
apa yang sudah ada atau dimiliki.
Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa analisis kebutuhan dalam
pelatihan adalah pendataan informasi mengenai seperti apa kemampuan SDM
pada karyawan/guru yang dimiliki apakah ada kesenjangan atau belum memenuhi
dengan kebutuhan dan tuntutan pekerjaan yang di pegangnya.

Tujuan dan Fungsi Analysis Kebutuhan

 Mengidentifikasi data apa dan proses apa yang dibutuhkan dalam sistem
baru;
 Menentukan kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional sistem
baru;
 Membuat rencana bisnis sistem dalam bahasa yang mudah dipahami
manajer;
 Menspesifikasikan kebutuhan kecuali alternative spesifikasi computer dan
detail teknologi.

fungsi dari analisis kebutuhan yaitu:


o Mengumpulkan informasi tentang skills, knowledge, dan feeling pekerja;
o Mengumpulkan informasi tentang job content dan job context;
o Mengidentifikasikan kinerja standard an kinerja actual dalam rincian yang
operasional;
o Melibatkan stakeholder dan membentuk dukungan;
o Memberikan data untuk keperluan perencanaan.

b. Rancangan Desain Pelatihan


Terdapat tiga kunci untuk membimbing terhadap perancangan proses
pelatihan yaitu konten (materi yang diperlukan dalam pelatihan), proses (strategi
pelatihan yang diperlukan), pengukuran (sejauh mana keefektifan pelatihan
sehingga dapat dievaluasi).

Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian agar Design program dapat
berjalan dengan lancar untuk langkah selanjutnya, yaitu :
o Penentuan kriteria awal atau tingkat pengetahuan pembelajar yang
harus ditunjukkan sebelum pelatihan.
o Mengembangkan sasaran pelatihan untuk setiap tugas yang diberikan.
o Mengidentifikasi struktur dan langkah pelatihan yang dibutuhkan untuk
melakukan penugasan, mulai dari yang termudah sampai yang tersulit.
o Berdasarkan alokasi waktu yang disediakan pada pelatihan, tentukan
kisaran berapa lama penyampaian program pelatihan sesuai dengan
kecepatan instruktur, format pelatihan, dan moda pemberian pelatihan
sesuai dengan isi dan tampilan program.
o Jika dimungkinkan, lakukan presentasi mini mengenai program pelatihan
agar diperoleh gambaran apakah program sudah dapat memvalidasi
sasaran pelatihan.

5) Implementasi dan Evaluasi Dari Perencanaan Bisnis


a. Implementasi Perencanaan Usaha
Sejumlah pendekatan dapat diterapkan oleh perusahaan baru. Implementasi
perencanaan strategis diklasifikasikan menjadi tiga pendekatan, yaitu:
 Pendekatan Manajemen Kesempatan
Pendekatan manajemen kesempatan didasarkan pada analisis lingkungan
dengan mempertimbangkan :
 Evaluasi sumber daya internal
 Ramalan kondisi pasar eksternal
 Evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan
 Formulasi tujuan perusahaan
 Pendekatan Perencanaan Titik Awal
Pendekatan perencanaan titik awal berdasarkan pencapaian tujuan
pengembangan yang diperlukan sebuah perusahaan baru dari awal melalui
reformulasi strategi.Langkah pada setiap tahapan yang penting diselesaikan
sebelum melangkah ke tahapan berikutnya, dan semua tahapan terikat
dalam satu kesatuan rencana strategi yang utuh. Pendekatan titik awal
memiliki tiga manfaat utama, yaitu :
 Penggunaan titik awal yang praktis dan logis.
 Terhindar dari kesalahan yang fatal karena kegagalan dalam
mempertimbangkan bagian penting dari rencana
 Metodologi untuk perencanaan kembali didasarkan pada umpan
balik berkesinambungan dari lingkungan.
 Pendekatan Model Strategis
Beberapa perusahaan baru mengikuti pendekatan model
strategis.Pendekatan ini pendekatan ini sering dianggap normative karena
menggambarkan susunan yang dianjurkan oleh pakar perencanaan
strategis.Problem paling besar dalam pendekatan ini terletak pada
kecenderungannya menjadi lebih idealistis daripada realistis. Meskipun
demiakian, analisis tahapannya penting untuk suatu pemahaman cara
menggunakan perencanaan strategis.
 Keputusan untuk perencanaan
 Analisis situasi
 finansiall
 Tujuan perusahaan dan pribadi
 Spesifikasi pokok persoalan
 Menciptakan opsi
 Evaluasi dan seleksi
 Implementasi
 Pengendalian dan umpan balik

 
6) Evaluasi Perencanaan Usaha

Program evaluasi yang direncanakan dengan baik dan jelas, harus dikembangkan
untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan spesifik personil pada bidang-bidang yang
berbeda dalam lingkup usaha. Terus melakukan pengembangan bentuk evaluasi yang paling
sesuai dengan bidang yang membentuk karakter usaha. 

Fungsi Evaluasi

 Mengetahui Posisi Usaha


 Mengetahui Kemajuan atau Kemunduran Usaha
 Tahapan awal sebelum melakukan langkah perbaikan atau pengembangan
 Menetapkan target usaha berikutnya

Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah sebagai berikut:

 Kondisi keuangan
 Situasi pasar
 Pesaing usaha
 Dampak lingkungan dan sosial
 Kinerja karyawan

Tahapan-tahapan dalammengevaluasi kelayakan usaha adalah sebagai berikut:

Analisa Aspek Pasar


 PenentuanPasar
Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial
dari suatu produk. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar
yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran,
yaitu:
 Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan
yang mempunyai minat terhadap suatu penawaran pasar.
 Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai
minat, penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu
 Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat
dan juga bersedia untuk dimasuki perusahaan kita.
 Peramalan Permintaan
Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama,
yaitu:
 Metode Kuantitatif
Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan,
yaitu metoda rata dan metoda eksponensial smoothing.
 Metoda Kualitatif
Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-
metode yang digunakan yaitumetode eksploratori dan metode
normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal
pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa datang.
Metode normatif bermula darikondisi ideal dan melihat
kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.
 Peramalan Tanpa Data Statistik
 Peramalan analisis menurut sektor pemakai,
 Memperhatikan faktor-faktor politik,
 Evaluasi akhir ukuran pasar.
 AnalisaAspek Teknis
Analisis Aspek finansial
Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui
karakteristik finansial dari suatuperusahaan melalui data-data akuntansinya.
Karena dari data-data finansial tersebut dapat ditentukan bagaimana
prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau
tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan
suatu dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi
investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi
diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan pengeluaran
yang terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek
dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk
menganalisa investasi yang ada, harus memperhatikan nilai depresiasi.
Depresiasi atau penyusutan merupakan proses pengalokasian harga
perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara
yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai dalam suatu
perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk menghasilkan barang
atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun
fungsinya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang
akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Ada 3 (tiga) komponen penting
yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan bisnis atau business plan, yaitu: konsep
bisnis, market/pasar, finansial.

Sistematika perencanaan usaha terdiri dari halaman pembuka, ringkasan eksekutif-dua sampai tiga
halaman yang meringkas rencana bisnis secara lengkap, analisis industri, diskripsi perusahaan,
rencana produksi, rencana operasional, rencana pemasaran, rencana organisasi, penilaian resiko,
rencana finansial, lampiran (memuat material pendukung). Analysis kebutuhan menurut Daryanto
dan Bintoro adalah kegiatan memilah – milah semua kesenjangan dan ketidaksesuaian antara yang
dibutuhkan dengan apa yang sudah ada atau dimiliki. Sedangkan di dalam diklat analysis kebutuhan
berkaitan dalam hal performa kerja sumber daya manusia.

Sejumlah pendekatan dapat diterapkan oleh perusahaan baru. Implementasi perencanaan strategis
diklasifikasikan menjadi tiga pendekatan, yaitu: pendekatan manajemen kesempatan, pendekatan
perencanaan titik awal, pendekatan model strategis. Rencana bisnis harus mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan semua pembaca atau evaluator yang potensial dan harus mencerminkan
kekuatan dari manajemen dan dan karyawan, produk atau jasa, dan sumber-sumber yang tersedia.
Terdapat banyak cara yang berbeda untuk menyampaikan sebuah rencana bisnis yang berkualitas.
Program evaluasi yang direncanakan dengan baik dan jelas, harus dikembangkan untuk menemukan
kebutuhan-kebutuhan spesifik personil pada bidang-bidang yang berbeda dalam lingkup usaha.

1.
DAFTAR PUSTAKA

Amriani Hamzah Dara Daeng, Desain Program Diklat, Makasar, 2013, diakses


pada http://amrianihamzah.blogspot.co.id/2013/01/desain-program-diklat.html, 5 Desember 2017
pukul 06.10 WIB.

Durmmond, Training Need Analysis, https://scholar.google.co.id/scholar?


cluster=2799212921814882811&hl=id&as_sdt=0,5, 1993, diakses pada 10 Oktober 2017 pukul 12.43
WIB.

Gud Qax, Model Perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan, 2011, diakses


pada  http://pendidikan-keilmuan.blogspot.co.id/2011/06/model-perancangan-program-
pendidikan.html, 5 Desember 2017 pukul 06.05 WIB.

Jackie Ambadar, dkk., Rencana Usaha Yang Rasional, Yayasan Bina Karsa Mandiri, Jakarta, 2005.

Java Net Beans STMIK AMIK Bandung, Analisa Kebutuhan, Bandung, 2012, diakses
pada https://javanetbean.wordpress.com/2012/10/29/analisa-kebutuhan/, 5 Desember 2017 pukul
06.00 WIB.

Jusuf Irianto, Prinsip Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan (Dari Analisis Kebutuhan Sampai Evaluasi
Program Pelatihan), Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2007.

Jusuf Irianto, Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pelatihan, Insan Cendekia, Surabaya, 2001.

Leonardus Saiman, Kewirausahaan Teori Praktik dan Kasus-Kasus Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta,
2015.

Mas’ud Machfoedz, Kewirausahaan Metode, Manajemen, Dan Implementasi, BPFE-Yogyakarta,


Yogyakarta, 2005.

Munjiati Munawaroh, dkk., Perencanaan Bisnis Untuk Program Strata 1, LP3M UMY, Yogyakarta,
2016.

Robert D. Hisrich, dkk., Entrepreneurship Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Robert D. Hisrich, dkk.,Entrepreneurship Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta, 2008.

Supriyanto, Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha, Jurnal Ekonomi & Pendidikan,
Volume 6 Nomor 1, Yogyakarta, 2009.
Profil bisnis
1. Pengertian Profil Usaha dan Bisnis.

Profil adalah Menggambarkan, menjelaskan, mengenalkan yang mencakup suatu


objek. Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. (Skinner, 1992).

Badan usaha sebagai wadah untuk melakukan usaha (bisnis) yang sebagian besar
didirikan untuk tujuan mencari keuntungan (profit oriented organization) Memahami
ekonomi merupakan merupakan dasar untuk memahami bisnis. Ada beberapa kunci untuk
memahami ekonomi, yaitu:

a. Sumber - sumber daya.


Sumber daya terdiri dari tiga kelompok yaitu: sumber daya alam, kapital, dan tenaga
kerja.
Sumber modal (current assets):
 Modal jangka pendek, digunakan habis dalam proses produksi
 Modal jangka panjang (modal tetap / fixed capital), dapat digunakan
berulangkali dalam proses produksi
Sumber daya manusia (tenaga kerja)
merupakan kemampuan manusia dari suatu bangsa. Tanpa adanya sumber
daya manusia ini tidak mungkin produktif dalam menggunakan baik sumber daya
alam maupun sumber daya modal.
b. Barang – Barang dan Jasa.
Sumber daya digunakan untuk menghasilkan barang – barang dan jasa yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
c. Alokasi Sumber Daya.
Dapat diketahui bahwa ekonomi menggambarkan adanya fungsi sosial pada
masyarakat yang tertuju pada tercapainya kondisi  kesejahteraan fisik, yaitu dengan
memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang ada pada masyarakat.

2. Fungsi-fungsi Bisnis.
Fungsi merupakan rangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang dapat
dibedakan dengan rangkaian pekerjaan lainnya yang dilakukan oleh organisasi yang berbeda.
Fungsi yang dilakukan oleh aktivitas bisnis dapat dikelompokkan ke dalam tiga fungsi dasar,
yaitu acquiring raw materials, manufacturingraw materials into products, dandistributing
product to consumer.
Acquiring raw materials, merupakan fungsi bisnis yang pertama, yaitu memperoleh
bahan baku.
Manufacturingraw materials into products, merupakan fungsi bisnis yang mengolah
suau bahan baku menjadi produk.
Distributing product to consumer, merupakan suatu fungsi bisnis yang
mendisttribusikan suatu produk dari produsen  kepada konsumen.
3. Ruang Lingkup Bisnis.
Menurut Philip Kotler  (2001:7) produk yang dipasarkan dalam suatu kegiatan bisnis
mencakup 10 entitas produk, yaitu:
 Informations,  media massa baik cetak maupun elektronik merupakan pelaku bisnis
info   rmasi.
 Places, kategori places misalnya tempat wisata, tempat tujuan wisata memiliki objek
wisata yang dapat dijual kepada para wisatawan baik wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara.
 Experiences, manusia senang melakukan berbagai aktivitas untuk memperoleh
pengalaman – pengalaman tertentu dalam hidupnya. Dengan pengalaman tersebut
manusia dapat mencapai kepuasan yang diinginkan sehingga aktivitas yang dilakukan
menjadi hal yang dibutuhkan oleh manusia.
 Organizations, suatu perusahaan menghasilkan produk bermutu dan memuaskan
kebutuhan konsumen serta memiliki kinerja keuangan yang baik, menyebabkan
perusahaan memiliki nilai yang berbeda dibanding perusahaan yang lain dimata
konsumen maupun investor. Apabila perusahaan menghasilkan produk baru, maka
produk baru yang dihasilkan perusahaan tersebut pada umumnya akan dinilai
memiliki kualitas yang baik oleh konsumen karena konsumen memiliki rujukan
pengalaman mengkonsumsi produk- produk perusahaan tersebut sebelumnya.
 Ideas, seluruh produk yang dipasarkan saat ini pada awalnya berasal dari suatu ide
produk. Ide dapat melahirkan inovasi produk yang berkualitas dan mempunyai nilai
jual yang baik dipasaran.
 People, manusia dengan segala kemampuan dan talenta yang dimilikinya dapat
menjadi komoditi bisnis.
 Properties, hak kepemilikan seseorang terhadap benda – benda berharga dapat
dijadikan komoditi bisnis.
 Events, suatu wahana yang dapat di jual kepada publik dan menjadi bagian dari
kegiatan bisnis.
 Tangible goods, suatu produk berkualitas dan yang memiliki kandungan jasa di
dalamnya atau sudah banyak dikenal konsumen serta dapat diperjualbelikan
sehingga membentuk aktivitas bisnis.
 Services, jasa bersifat intangible yang berarti keberadaan jasa tak dapat dilihat secara
kasat mata, tetapi bisa dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengonsumsi jasa
tersebut. Jasa bersifat inseparable, yaitu tak dapat dipisahkan dari si pemberi jasa
sehingga kualitas jasa yang akan diperoleh konsumen sangat bergantung pada si
pemberi jasa tersebut.  Jasa juga memiliki sifat variability, artinya jasa yang diberikan
oleh pemberi jasa memiliki variasi antara satu pemberian jasa dengan pemberian jasa
yang lainnya meskipun dilakukan pemberi jasa yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh
suasana psikologis pemberi jasa pada saat melakukan pemberian jasa.
4.  Bentuk Dasar Kepemilikan Bisnis.
Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada
beberapa bentuk yang dianggap umum:
o Perusahaan perseorangan: bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh satu orang.
Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta
perusahaan. Artinya, apabila bisnis mengalami kerugian, pemilik lah yang harus
menanggung seluruh kerugian itu. Hal ini sangat besar keuntungan akan tetapi besar
pula resiko yang harus kita dapatkan.
o Persekutuan: bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja sama
mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan profit. Sama seperti perusahaan
perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan) memiliki tanggung jawab tak
terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan dapat dikelompokkan
menjadi persekutuan komanditer dan firma.
o Perseroan: bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa orang dan diawasi
olehdewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung jawab yang terbatas atas
hartaperusahaan.
o Koperasi: adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi
bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Karateristik utama koperasi yang
membedakan dengan badan usaha lain adalah anggota koperasi memiliki identitas
ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus
pengguna jasa koperasi.

DAFTAR PUSTAKA
 Anoraga, Panji. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta: 2000
 http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis. Kamis, 27 April 2017. Pukul 11.55 WITA  
 http://igoman.blogspot.com/2009/05/prinsip-dasar-konsep-bisnis.html. Kamis, 27
April 2017. Pukul 11.20 WITA
 http://id.shvoong.com/business-management/management/1825411-konsep-bisnis-
islam/Kamis, 27 April 2017. Pukul 11.27 WITA
 http://konsepbisnisindonesia.blogspot.com/.Kamis, 27 April 2017. Pukul 11.30
WITA.
 https://wiwidtrylestari.wordpress.com/2015/11/12/pengertian-badan-usahaperbedaan-
cv-pt-pte-ltd-inc-corp-mnc-tbk-ud-sdn-bhd-nv-firma-koperasi-yayasan.html. Kamis,
27 April 2017. Pukul 11.15 WITA.
 http://www.orangterkayaindonesia.com/chairul-tanjung-kiat-sukses-
berwirausaha.html Kamis, 27 April 2017. Pukul 11.42 WITA.
 Nickels, McHugh. Pengantar Bisnis: Understanding Busines. Salemba Empat.
Jakarta: 2009.
 Madura, Jeff. Introduction Business: Pengantar Bisnis. Salemba Empat. Jakarta: 2007

Anda mungkin juga menyukai