“ Ekonomi Syari’ah”
Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Islam menganjurkan umatnya untuk
melakukan kegiatan bisnis (berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka.
Rasulullah SAW sendiri terlibat di dalam kegiatan bisnis selaku pedagang bersama istrinya
Khadijah.
Segala aturan yang diturunkan Allah swt dalam system Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan,
kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula dalam hal ekonomi,
tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di akhirat.
Tujuan Ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar dalam islam yaitu tauhid dan berdasarkan
rujukan pada Alquran dan Sunnah adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu papan, sandang, pangan kesehatan dan
pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat.
2. Memastikan kesamaan kesempatan bagi semua orang.
3. Mencegah terjadi pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan dana distribusi
pendapatan dan kekayaan di masyarakat.
4. Memastikan untuk setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral.
5. Memastikan stabilitas dan juga pertumbuhan ekonomi.
Saat ini kita membagi sistem ekonomi konvensional menjadi 2 jenis yaitu kapitalisme dan
sosialisme. Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai oleh
berkuasanya uang atau modal yang dimiliki seseorang sedangkan sosialisme adalah suatu
sistem ekonomi yang secara jelas ditandai dengan berkuasanya pemerintah dalam kegiatan
ekonomi yang menghapus penguasaan faktor-faktor produksi milik pribadi. Adapun
perbedaan antara sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme dengan sistem ekonomi islam
yaitu :
Contoh masalah yang saya ambil dari kehidupan sehari hari adalah warga muslim
diindonesia menganggap zakat hanya sebuah kewajiban Normatif bukan sebagai kewajiban
Positif (bagaimana mendistribusikan zakat dengan melihat masyarakat disekitar). Artinya
rata-rata orang muslim di Indonesia melakukan kewajiban zakat hanya memandang sudut
amal dan ibadah dari tuntunan agama, tidak melihat dampak dari pemberian kepada
masyarakat luas, yang menjadikan efek bagi perekonomian masyarakat menjadi terabaikan.
Karena menurutnya memberi atau berderma sama saja dengan ibadah dan cara mendekatkan
diri kepada Allah melalui zakat dengan memberikan kepada orang-orang miskin.