Standar audit mewajibkan prosedur audit untuk memverifikasi peristiwa yang terjadi
setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah transaksi atau peristiwa tersebut
mempengaruhi kewajaran penyajian atau pengungkapan laporan keuangan atau tidak.
Prosedur audit tersebut disebut review atas subsequent events atau post-balance-sheet-re
view. Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang mewajibkan pertimbangan oleh
manajemen dan evaluasi oleh auditor:
Prosedur audit yang dapat dilakukan auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian,
antara lain:
1. Membaca dan menganalisis laporan keuangan interim terbaru setelah tanggal neraca
serta membandingkannya dengan laporan keuangan tahunan.
2. Mengajukan pertanyaan kepada manajer atau eksekutif perusahaan mengenai apakah
laporan keuangan interim telah disajikan dengan dasar yang sama dengan
penyusunan laporan keuangan tahunan.
3. Mengajukan pertanyaan kepada pejabat atau eksekutif yang bertanggung jawab atas
masalah keuangan dan akuntansi. Membaca notulen rapat para pemegang saham,
direktur, komite resmi lainnya.
4. Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien mengenai adanya tuntutan
hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
5. Mendapatkan surat representasi dari manajer yang berwenang mengenai peristiwa
kemudian yang perlu penyesuaian dan pengungkapan, yang bertanggal sama dengan
tanggal laporan audit.
6. Mengajukan pertanyaan tambahan.
7. Melaksanakan beberapa prosedur yang dipertimbangkan perlu dan semestinya
dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan prosedur, pengajuan pertanyaan, dan pembicaraan
yang telah dilaksanakan.
Menelaah Notulen Rapat
Notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya (komite
keuangan dan komite audit), dapat berisi hal-hal yang secara signifikan berkaitan erat dengan
audit yang dilaksanakan. Informasi yang diperoleh dari penelaahan tersebut dapat
menyebabkan auditor Melakukan pengujian substantif tambahan, meminta klien
mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan dan pemahaman auditor atas
notulen rapat harus didokumentasikan dalam kertas kerja.
1. Keberadaan keadaan, situasi, atau kondisi yang meliputi ketidakpastian yang mungkin
mengakibatkan kerugian pada perusahaan sebagai akibat adanya tuntutan hukum, klaim,
dan keputusan pengadilan.
2. Periode atau waktu terjadinya kejadian yang menyebabkan tindakan hukum: tersebut.
3. Tingkat kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan. d. Jumlah kerugian potensial.
Prosedur yang dapat dilaksanakan auditor untuk itu, adalah Mengajukan pertanyaan
kepada dan diskusi dengan manajemen,Membaca notulen rapat dewan komisaris,Menelaah
perjanjian kontrak atau pinjaman,Konfirmasi dengan bank mengenai adanya jaminan
(agunan) pinjaman., Auditor meminta manajemen perusahaan membuat letter of inquiry yang
isinya meminta penasihat hukum klien menerangkan secara langsung mengenai masalah
hukum klien kepada auditor.
Menghimpun Surat Representasi Klien
Auditor disyaratkan untuk memperoleh representasi tertulis dari manajemen sebagai
bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar pengauditan. Apabila auditor
dapat memperoleh representasi klien, maka laporan bentuk audit bentuk standar dapat
dikeluarkan. Apabila ada pembatasan lingkup, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu
materialitasnya. Representasi klien melengkapi dan mendukung prosedur audit lainnya.
Melaksanakan Prosedur Analitis Komprehensif
Prosedur analitis ini bertujuan untuk membantu auditor dalam mengambil kesimpulan
mengenai audit, dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Dalam melakukan penelaahan menyeluruh, auditor membaca dan menganalisis laporan
keuangan dan catatan atas laporan keuangan, dan mempertimbangkan kecukupan bukti yang
dihimpun untuk mengatasi adanya saldo yang jumlahnya tidak wajar atau tidak seperti yang
diharapkan. Prosedur analitis kemudian diterapkan pada laporan keuangan untuk menentukan
apakah ada hubungan yang tidak wajar yang masih ada
Pengevaluasian Temuan
Tahap ini perlu dilakukan sebelum memutuskan pendapat yang akan diberikan atas
laporan keuangan klien. Titik awal proses ini adalah menjumlahkan seluruh salah saji yang
ditemukan dalam pemeriksaan atas seluruh akun yang tidak dikoreksi oleh klien. Langkah
selanjutnya dalam proses ini adalah menentukan pengaruh jumlah seluruh salah saji pada laba
bersih dan elemen laporan keuangan lain yang terkait dengan salah saji, seperti aktiva lancar
dan utang lancar.
Daftar yang sudah lengkap, ditelaah lagi oleh manajer atau partner. Checklist meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan bentuk dan isi setiap laporan keuangan, dan hal-hal lain
yang harus diungkapkan. Checklist yang telah lengkap, dan temuan yang diperoleh melalui
penelaahan, harus dimasukkan dalam kertas kerja.
Sebelum mencapai keputusan pendapat yang final, auditor perlu berdiskusi dengan
klien. Auditor dapat meminta klien (manajer perusahaan) untuk melakukan penyesuaian atau
pengungkapan tambahan. Manajer perusahaan dapat menyanggahnya dan mempertahankan
posisinya. Apabila diskusi tersebut menghasilkan kesepakatan bersama, auditor dapat
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Tetapi apabila diskusi tersebut tidak dapat
menghasilkan kesepakatan bersama, auditor dapat memberikan pendapat selain pendapat
wajar tanpa pengecualian.
Setiap kertas kerja telah ditelaah oleh supervisor. Hal ini dimaksudkan untuk menilai
kualitas pekerjaan yang dilakukan, bukti yang dihimpun, dan kesimpulan yang ditarik oleh
pembuat kertas kerja. Manajer dapat melakukan penelaahan atas kertas kerja yang dibuat oleh
seorang auditor, maupun yang dibuat oleh asisten atau junior auditor yang telah ditelaah oleh
senior auditor. Partner dapat melakukan penelaahan atas kertas kerja yang dibuat oleh
manajer, penelaahan atas kertas kerja lain yang dipilih.
Dalam menentukan permasalahan apa saja yang merupakan kondisi yang dapat
dilaporkan, auditor harus mempertimbangkan berbagai faktor yang berhubungan dengan
satuan usaha tersebut, seperti ukuran, kerumitan dan keanekaragaman aktivitas, struktur
organisasi, dan karakteristik pemilikan. Komunikasi sebaiknya dilaksanakan dalam bentuk
suatu laporan tertulis. Distribusi tersebut harus dibatasi pada komite audit, manajemen, dan
anggota organisasi klien lain yang berwenang.
Selama melaksanakan audit, auditor mengamati berbagai operasi dan organisasi bisnis
klien. Management letter berisi rekomendasi-rekomendasi yang tidak disyaratkan untuk
dikomunikasikan dengan komite audit. Rekomendasi tersebut biasanya berkaitan erat dengan
usaha peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan klien. Oleh karena itu,
management letter menunjukkan pelayanan yang diberikan auditor agar klien puas.
Pelayanan ini menunjukkan adanya perhatian auditor terhadap kesejahteraan dan masa depan
klien.
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan tanggal
dipublikasikannya laporan audit.
2. Penemuan fakta-fakta baru. Fakta-fakta baru yang ditemukan mungkin mempengaruhi
penyajian laporan keuangan yang akan berakibat menyesatkan para pengguna laporan
keuangan.
3. Penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan. Prosedur yang belum dilaksanakan
akan mempengaruhi tingkat efektivitas audit. Bila efektivitas audit lemah ada
kemungkinan auditor tidak dapat mencapai tingkat risiko deteksi yang direncanakan.
Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Laporan Audit Dan Tanggal
Dipublikasikannya Laporan Audit