OLEH :
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1. Gambaran Umum SAK ETAP
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan Standar
Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau The
Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan
oleh Dewan tandar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal
19 Mei 2009. DSAK IAI sendiri beranggotakan 17 orang yang mewakili: Akuntan Publik,
Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI menerbitkan standar
ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang jumlahnya
hampir dari 90% dari total perusahaan di Indonesia) dalam menyusun laporan keuangan
mereka. Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung
dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
Perlu pula diketahui bahwa karakter SAK-ETAP:
1. Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-Umum
2. Menggunakan historical cost
3. Hanya mengatur transaksi umum yang terjadi pada ETAP
4. Lebih sederhana
5. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan
SAK berbasis IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan kecil
dan menengah untuk menerapkannya. SAK-ETAP mengadopsi sebagian IFRS (International
Financial Reporting Standards) untuk usaha kecil-menengah (IFRS for Small-Medium-sized
Entities/SMEs). Dalam definisi IFRS, Usaha Kecil Menengah atau UKM menurut
IFRS diartikan sebagai :
1
Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan
dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Dua kriteria
yang menentukan apakah suatu entitas tergolong entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP)
yaitu:
2. Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statements) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.
2
• SAK ETAP hanya menggunakan model cost untuk aset tetap, aset tidak berwujud
dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih cost model atau model
reavaluasi.
4
Biaya pembelian
Biaya konversi
Biaya lain-lain
Biaya persediaan pemberian jasa
Teknik pengukuran biaya
Rumus biaya
Nilai realisasi bersih
Pengakuan sebagai beban
Pengungkapan
10 Investasi pada Ruang lingkup: entitas asosiasi Ruang lingkup: entitas asosiasi dan
perusahaan Metode akuntansi entitas anak
asosiasi dan Metode biaya Metode akuntansi
entitas anak Metode ekuitas Entitas asosiasi : metode biaya
Model nilai wajar (ED PSAK 15) Entitas anak :
metode ekuitas
11 Jointly controlled operation, asset, and
Investasi pada Sama dengan PSAK kecuali metode
perusahaan entity akuntansi hanya menggunakan metode
asosiasi dan Metode akuntansi biaya.
entitas anak Metode konsolidasi proporsional
Metode ekuitas
Model nilai wajar (ED PSAK 12 :
PBA/PBO/PBE)
12 Property Metode akuntansi Metode akuntansi:
Investasi Model nilai wajar Model biaya
Model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan komponenisasi Sama dengan PSAK
Pengukuran menggunakan model biaya kecuali:
atau model revaluasi Tidak menggunakan pendekatan
Pengukuran biaya perolehan komponenisasi.
Pengakuan pengeluaran selanjutnya Revaluasi diijinkan jika dilakukan
Penyusutan berdasarkan Peraturan Pemerintah. Hal
Tidak perlu review nilai residu, metode ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
penyusutan, dan umur manfaat setiap akhir Tidak perlu review nilai residu.
periode pelaporan, tetapi jika ada indikasi
perubahan saja
14 Asset Tidak Prinsip umum untuk pengakuan Sama dengan PSAK, kecuali aset tidak
Berwujud Pengakuan awal, pengukuran selanjutnya berwujud yang diperoleh dari
Amortisasi selama umur manfaat atau 10 penggabungan usaha.
tahun
5
Penurunan nilai Tidak diatur
Menggunakan metode pembelian
Goodwill dimaortisasi 5 tahun atau 20
tahun dengan justifikasi manajemen
15 Sewa Mengatur perjanjian yang mengandung Tidak mengatur perjanjian yang
sewa mengandung sewa (ISAK 8)
Klasifikasi bersifat principle based
Laporan keuangan lessee dan lessor
Klasifikasi sewa: kombinasi IFRS for
SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan lessee dan lessor
menggunakan PSAK 30 (1990):
Akuntansi Sewa Guna Usaha
Kewajiban diestimasi Sama dengan PSAK
Kewajiban kontinjensi
Aset kontinjensi
16 Ekuitas Penjelasan Sama dengan PSAK,
Akuntasi ekuitas untuk badan usaha bukan kecuali :
PT � Reorganisasi
Akuntansi ekuitas untuk badan usaha � Selisih penilaian Kembali
berbentuk PT
Reorganisasi
Selisih penilaian kembali
17 Pendapatan Penjualan barang Sama dengan PSAK.
Penjualan jasa
Kontrak konstruksi
Bunga, dividen dan royalti
Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
18 Biaya Komponen biaya pinjaman Biaya pinjaman langsung dibebankan
Pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman
19 Penurunan Penurunan nilai persediaan Sama dengan PSAK,
Nilai Aset Penurunan nilai non-persediaan kecuali:
Penurunan nilai goodwill Ruang lingkup yang meliputi semua
jenis aset.
Tidak mengatur penurunan nilai
goodwill
Ada tambahan penurunan nilai untuk
pinjaman yang diberikan dan piutang
yang menggunakan PSAK 31:
6
Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan
17.
20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Sama dengan PSAK, kecuali untuk
Imbalan pasca kerja, untuk manfaat pasti manfaat pasti menggunakan PUC dan jika
menggunakan PUC tidak bisa, menggunakan metode yang
Imbalan jangka panjang lainnya disederhanakan
Pesangon pemutusan kerja
21 Pajak Menggunakan deferred tax concept Menggunakan tax payable concept
Penghasilan Pengakuan dan pengukuran pajak kini Tidak ada pengakuan dan pengukuran
Pengakuan dan pengukuran pajak pajak tangguhan
tangguhan
22 Mata Uang Mata uang pencatatan dan pelaporan Sama dengan PSAK.
Pelaporan Mata uang fungsional Mata Uang Pelaporan
Penentuan saldo awal Mata uang fungsional
Penyajian komparatif Pelaporan transaksi mata uang asing
Perubahan mata uang pencatatan dan dalam mata uang fungsional
pelaporan Perubahan mata uang fungsional (Pada
prinsipnya sama)
23 Peristiwa Peristiwa yang memerlukan penyesuaian Sama dengan PSAK
setelah akhir Peristiwa yang tidak memerlukan
periode penyesuaian
pelaporan
24 Pengungkapa Pengertian pihak-pihak yang mempunyai Sama dengan PSAK 7
n pihakpihak hubungan istimewa
yang Pengungkapan
mempunyai
hubungan
istimewa
25 Aktivitas Akuntansi perkoperasian Tidak diatur
Khusus Akuntansi minyak dan gas bumi
Akuntansi pertambangan umum
Akuntansi perusahaan efek
Akuntansi reksa dana
Akuntansi perbankan dan asuransi
26 Ketentuan Retrospektif atau prospektif (jika tidak
Transisi praktis) yang diterapkan secara
prospective catchup (dampak ke saldo
laba)
Perpindahan dari dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Berlaku efektif untuk
7
Efektif laporan keuangan yang dimulai pada
tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini 1
Januari 2010
SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 Januari 2011. Entitas yang laporan
keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara
penuh (explicit and unreserved statement) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan
keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika
mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAK-ETAP,
maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada
SAK-ETAP. Penerapan SAK ETAP pada lembaga keuangan (Bank Perkreditan Rakyat atau
BPR) dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
Amortisasi provisi diakui sebagai Amortisasi provisi diakui sebagai bagian dari
pendapatan non-bunga. pendapatan bunga (penambah pendapatan
bunga).
Biaya transaksi diakui sekaligus sebagai Amortisasi biaya transaksi diakui sebagai
beban periode berjalan, biasanya sebagai bagian dari pendapatan bunga (pengurang
beban pemasaran atau beban umum. pendapatan bunga).
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga kredit performing diakui Sama
secara akrual, sedangkan non-performing
atas dasar kas.
Amortisasi provisi (rupa-rupa pasiva) diakui Amortisasi provisi dan biaya transaksi diakui
sebagai pendapatan non-bunga sebagai pendapatan bunga, baik kredit
performing maupun non-performing
8
PPAP L 0,5% dari baki debet
L 0,5% dari baki debet
KL 10% dari baki debet – agunan minimal
SAK ETAP cocok digunakan oleh LPD. Dengan adanya penggunaan SAK ETAP pada LPD
maka LPD bisa menyusun laporan keuangannya sendiri dan laporan keuangan LPD bisa diaudit
(auditable) dan mendapatkan opini audit, sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya
untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usaha. Penggunaan SAK ETAP pada LPD bisa
menjadikan pelaporan keuangan LPD menjadi lebih transparan, komprehensif, dan relevan.
Selain itu dengan menggunakan SAK ETAP, LPD sebagai usaha mikro bisa dibandingkan
dengan usaha-usaha lainnya. LPD menggunakan dasar pengakuan accrual basis yang merujuk
pada SAK ETAP.
LPD harus dapat mengadaptasi perkembangan-perkembangan global. Sementara itu, SAK
ETAP adalah standar akuntansi keuangan yang juga sudah sesuai dengan perkembangan jaman di
mana SAK ETAP ini sudah merupakan penyederhanaan dari SAK Umum yang diharapkan
penggunaannya bisa mempermudah pembuatan laporan keuangan, sehingga SAK ETAP ini
sudah sesuai dengan LPD yang harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Setelah
menerapkan SAK ETAP banyak manfaat yang didapat, diantaranya laba menjadi lebih stabil,
pelaporan lebih transparan dan berstandar Internasional. SAK ETAP murah dari sisi biaya. SAK
ETAP relatif konsisten, sehingga dengan penggunaan SAK ETAP bagi LPD tidak perlu
disusahkan oleh perubahan standar akuntansi. Namun, kendala utama penerapan kebijakan ini
terletak pada kualitas SDM yang belum memadai.
9
DAFTAR REFERENSI
Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI.
Tim Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. 2010. Pedoman Akuntansi Bank
Perkreditan Rakyat. Jakarta: Diterbitkan atas kerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) ISBN: 978 - 979 - 9020 - 33 – 8.
10