Anda di halaman 1dari 5

1.

Manfaat mengetahui Elastisitas Permintaan


Elastisitas permintaan memiliki banyak manfaatnya, di antaranya adalah:
1) Bagi pemerintah, elastisitas permintaan bisa dipergunakan untuk mengukur sejauh mana
kebergantungan masyarakat terhadap komoditas tertentu
Misalnya, sejauh mana perubahan permintaan terhadap beras ketika harga beras berfluktuatif.
Bila masyarakat “tak peduli” dengan perubahan harga beras, itu artinya kebergantungan
masyarakat terhadap beras masih tinggi. Namun, bila naik turunnya harga beras sangat
berpengaruh pada permintaan, maka itu artinya masyarakat sudah tak terlalu bergantung lagi
pada beras. Mungkin, masyarakat sudah menemukan sumber energi lain yang tidak berasal dari
beras sehingga beras tak lagi menjadi bahan kebutuhan primer.
2) Bagi produsen, elastisitas permintaan adalah salah satu cara untuk mengukur bagaimana
sifat dari barang yang diproduksi.
Di daerah panas, kipas angin bukanlah barang mewah. Hal tersebut semakin dibuktikan ketika
harga kipas angin berubah, jumlah pemintaan terhadap kipas angin tak terlalu berubah.
Sebaliknya, di daerah pegunungan kipas angin bisa jadi adalah barang mewah karena
keberadaannya memang tak sepopuler di daerah panas. Sehingga, naik turunnya harga kipas
angin di daerah pegunungan, akan membawa pengaruh pada jumlah permintaannya.
Dari kasus sederhana tersebut, produsen bisa mengambil kebijakan untuk memperbanyak
menjual kipas angin di daerah panas daripada di daerah dingin. Hal ini berlaku juga bagi hal
yang lain - lain.
3) Bagi konsumen
Secara pribadi, konsumen bisa mengukur tingkat kemampuan finansialnya dari elastisitas
permintaan yang ia miliki. Bagi seseorang, fluktuasi harga AC tak terlalu bermasalah karena dia
memiliki kemampuan finansial yang cukup. Namun, bisa jadi hal tersebut tak berlaku untuk yang
lain. Oleh karena itu, elastisitas permintaan bisa mewakili individu untuk menilai sejauh mana
kemampuannya atau daya belinya. Semakin sensitif, maka daya belinya semakin lemah karena
itu artinya si konsumen baru akan “melirik” barang tersebut ketika harga sudah murah.
Sedangkan, semakin tidak sensitif, maka daya belinya semakin bagus karena konsumen tak
terlalu peduli dengan harga.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Elastisitas Permintaan

1) Banyaknya barang pengganti yang tersedia.


Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaanyya
cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga yang kecil saja akan
menimbulkan perubahan yang vesar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli
akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang
lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu
harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada barang-barang
penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaannya
bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah
bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pemelinya sukr memperoleh barang pengganti
dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak
banyak tambahan pembeli yang pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak
bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang
bersaingan dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak
jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat permintaannya.
2) Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah sikap orang dalam
membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika seseorang itu sudah menyukai suatu
jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi
permintaannya. Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal.
Sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga dari berbagai
jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk
membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Jadi dapat
dikatakan bahwa semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu
barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
3) Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat
permintaan suatu barang. Dalam jangka wakt yang singkat perminataan besifat lebih tidak elastis
karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh
sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun
harganya mengalami kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para
pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak
mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka
panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan
menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.
4) Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan
harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah
cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih
mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
5) Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga permintaan
menjadi elastis.
3. Jenis-jenis Elastisitas Permintaan

1) Elastisitas Harga (Price Elasticity Of Demand)


Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi)
berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase
perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Persentase perubahan harga
Ep = P/Q . ΔQ/ΔP
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep=2 mempunyai arti bila harga barang naik 1%,
permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu juga sebaliknya, semakin besar
nilai negatifnya semakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar
dibanding perubahan harga. Angka Ep dapat disebut dalam nilai absolute. Ep=2 artinya sama
dengan Ep=-2.
a. Angka Elastisitas Harga

a) Elastis (Ed > 1)


Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan harga suatu barang
menyebabkan perubahan permintaan yang besar. Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan
permintaan naik 20%. Contoh : barang mewah seperti mobil.
b) Inelastis (Ed < 1)
Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga. Apabila harga naik 10%
menyebabkan permintaan barang turun sebesar misalnya 6%. Contoh : perubahan harga beras
tidak berpengaruh besar terhadap perubahan permintaan terhadap beras.
c) Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga)
Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Elastisitas jenis ini hanya sebatas teori
karena pada kenyataannya tidak ada harga yang tetap saat permintaan berfluktuasi. Harga pasti
berubah saat permintaan berfluktuasi walau hanya sedikit.
d) Inelastis Sempurna (Ed = 0)
Berapapun harga yang ada di pasaran, jumlah barang yang diminta cenderung tetap. Hampir
sama seperti inelastis, biasanya inelastis sempurna berlaku untuk barang- barang komoditi
internasional yang harganya sudah ditentukan secara internasional. Kopi, adalah salah satu
contohnya. Berikut ini grafiknya.
e) Unitary Elastis (Ed = 1)
Jenis elastisitas yang terakhir adalah elastisitas uniter. Persentasi perubahan harga sama dengan
persentasi perubahan permintaan. Biasanya, elastisitas jenis ini terjadi pada barang- barang
sekunder.
Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat darislope (kemiringan) kurva permintaan. Bila
kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastic sempurna (perfect inelastic), perubahan
harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Bila kurva sejajar sumbu datar,
permintaan elastic tak terhingga (perfect elastic), perubahan harga sedikit saja, menyebabkan
perubahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya. Permintaan dikatakan elastis
unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu (kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat
disimpulkan, semakin datar kurva permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.
2) Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastissitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada titik tertentu. Konsep
elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga
mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif besar.
Dalam kasus ini, lebih tepat bila diukur dengan elastisitas busur (arch elasticity), yang mengukur
elastisitas permintaan antara dua titik.
Rumus Elastisitas Busur :

Rumus Elastisitas Titik :

Keterangan :
 Ed = Koefesien elasatistas
 Q1 = Jumlah barang yang diminta mula-mula
 Q2 = Jumlah barang yang diminta setelah ada perubahan harga
 P1 = Harga barang mula-mula
 P2 = Harga barang setela ada perubahan
 Nilai elastisitas akan selalu positif karena hasil perhitungan berharga mutlak
3) Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Koefisiean yang menunjukkan sampai di mana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu
barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan
silang atau denga ringkas elastisitas silang. Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan
permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan di antara keduanya digambarkan
elastisitas silang. Elastisitas silang (Ec) mengukur persentase perubahan permintaan suatu barang
sebagai akibat perubahan harga barang lain sebesar 1%.
4) Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)
Koefisien yang menunjukkan sampai di mana besarna perubahan permintaan terhadap sesuatu
barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan
pendapatan atau secara ringkas elastisitas pendapatan. Elastisitas pendapatan (Ey) mengukur
berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila pendapatan berubah sebesar satu
persen.
Elastisitas pendapatan dikatakan tidak elastis apabila koefisien elastisitasnya adalah kurang dari
satu, yaitu apabila perubahan pendapatan menimbulkan perubahan yang kecil saja terhadap
jumlah yang diminta. Elastisitas pendapatan dinamakan elastis apabila perubahan pendapatan
menimbulkan pertambahan permintaan yang lebih besar daripada perubahan pendapatan.
Berbagai jenis makanan dan hasil pertanian mempunyai elastisitas pendapatan yang kurang
elastis, yaitu pertambahan permintaannya berkembang lebih lambat daripada pertambahan
pendapatan. Barang-barang tahan lama dan mewah adalah lebih elastis jika dibandingkan dengan
barang makanan dan pertanian.

Anda mungkin juga menyukai