Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI PERHOTELAN
SAP 13
“Menganalisis Informasi Keuangan
Berdasarkan USALI pada Usaha Perhotelan”

OLEH:
KELOMPOK 6
EKA 443 BP2
I PUTU BAYU SUYADNYA PRATAMA 1406305035/6
NI LUH PUTU DIAN SUKMAYANTI 1406305069/14
I MADE ADHI WIRAYANA 1406305094/19

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017
A. Analisis Vertikal dan Horizontal
Laporan keuangan hotel yang terdiri dari neraca, laporan perubahan
ekuitas, laporan laba rugi dan laporan arus kas memuat informasi penting bagi
pihak – pihak yang berkepentingan atas kinerja dan prospek hotel. Laporan
keuangan hotel dianalisis dengan membandingkan pos – pos laporan
keuangan.
Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan
yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya
satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos – pos
yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu
periode saja dan perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil
analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu
ke periode yang lain.

B. Analisis Rasio
Beberapa rasio keuangan yang lazim diterapkan untuk mengevaluasi
kinerja keuangan hotel diantaranya:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang – hutang jangka pendeknya. Rasio
likuiditas terdiri dari beberapa rasio diantaranya:
1) Current Ratio
Current ratio membandingkan antara aktiva lancar dengan utang
lancar, karena rasio ini mengukur kemampuan hotel dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Bila hasil rasio ini = 1, berarti bahwa
setiap Rp1 utang lancar dijamin dengan Rp1 aktiva lancar. Makin

1
tinggi rasio ini, makin besar aktiva lancar untuk menjamin utang
lancar.
Penekanan arti penting rasio ini berbeda – beda sesuai dengan
tujuan pihak yang memerlukan informasi keuangan hotel. Bagi pemilik
dan manajemen hotel, current ratio yang relatif kecil akan lebih baik
karena pada rasio ini terdapat unsur persediaan bahan makanan yang
bila dimiliki dalam jumlah yang relatif besar akan memberikan
pengaruh pada kinerja operasional hotel, yaitu kemungkinan kerusakan
dan menurunnya mutu persediaan bahan makanan. Kreditur pada sisi
lain lebih mementingkan bila rasio ini relatif tinggi. Rasio yang relatif
tinggi menggambarkan kemampuan hotel dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
2) Rasio Cepat (Acid Test Ratio)
Rasio ini membandingkan aktiva lancar yang benar – benar likuid
dengan kewajiban lancar hotel. Dalam rasio ini pos – pos yang kurang
likuid tidak disertakan, seperti persediaan dan pembayaran dimuka.
Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
Kas + Piutang + Surat Berharga Jangka Pendek
𝐴𝑐𝑖𝑑 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Utang Lancar
3) Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover – ARTO)
Rasio ini mengukur tingkat perputaran piutang hotel menjadi kas.
Informasi yang dapat diungkap dari rasio ini adalah makin tinggi rasio
ini berarti bahwa piutang makin cepat menjadi kas. Dengan kata lain,
makin tinggi rasio ini, usia piutang relatif singkat karena cepat tertagih
menjadi kas. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐴𝑅𝑇𝑂 =
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

2
4) Jangka Waktu Pengutipan Piutang (Average Collection Period – ACP)
Rasio ini mengukur jangka waktu piutang menjadi kas. Makin
pendek jangka waktu yang dihasilkan, makin pendek usia piutang
sehingga makin cepat pula menjadi tunai. Lazimnya, usia piutang
selama 30 hari. Jangka waktu ini diperlukan karena hotel memiliki
kewajiban jangka pendek pembayaran tunai yang bersifat pasti, yaitu
membayar gaji karyawan. Salah satu sumber kas hotel adalah
penjualan tunai dan pengutipan piutang.
Hasil rasio ini dapat dianalisis lebih lanjut untuk mengungkap
informasi berikut:
a. Kualitas kebijakan kredit yang diberikan oleh hotel.
b. Aktivitas penagihan yang dilakukan bagian kredit/penagihan hotel,
yang mencerminkan kepatuhan pada kebijakan kredit hotel.
c. Kualitas debitur hotel.
Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
365 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐴𝐶𝑃 =
𝐴𝑅𝑇𝑂
5) Arus Kas Operasional atas Utang Lancar (Operating Cash Flows To
Current Liabilities Ratio – OCFCL)
Rasio ini mengungkapkan informasi mengenai besaran arus kas
dari kegiatan operasional hotel dibandingkan dengan kewajiban jangka
pendek hotel. Hasil rasio ini mengungkapkan informasi bahwa makin
tinggi rasio ini, makin baik sumber kas hotel dari kegiatan
operasionalnya. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑓𝑙𝑜𝑤𝑠
𝑂𝐶𝐹𝐶𝐿 =
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan hotel untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio – rasio ini
mengungkapkan seberapa besar hotel menggunakan utang jangka panjang
sebagai sumber pendanaan hotel. Investor umumnya lebih menyukai risiko

3
yang lebih kecil dengan mengamati rasio solvabilitas hotel. Rasio
solvabilitas terdiri dari beberapa rasio diantaranya:
1) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini membandingkan jumlah aset yang dimiliki oleh hotel
dengan kewajiban hotel. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa
besar aset hotel didanai oleh utang hotel, yang biasa disebut dengan
financial leverage. Makin kecil rasio ini, makin tinggi financial
leverage yang dilakukan oleh hotel yang bersangkutan.
Penekanan arti penting rasio ini berbeda dari pihak yang
memerlukan informasi keuangan hotel. Pemilik memerlukan rasio
yang rendah karena dapat memaksimalkan kapasitas hotel dengan
utang jangka panjang dan beban bunga yang harus ditanggung. Di sisi
lain, kreditur menginginkan rasio yang tinggi untuk keamanan dana
yang ditanamkan pada hotel dalam jangka panjang. Formula untuk
menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑆𝑜𝑙𝑣𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
2) Rasio Ekuitas Utang (Debt Equity Ratio – DER)
Rasio ini digunakan dalam mengukur kemampuan pemilik hotel
untuk memenuhi seluruh kewajiban hotel. Dengan rasio ini, dapat
diungkapkan berapa besar modal sendiri (ekuitas) pemilik hotel
dibandingkan dengan total utang dalam pendanaan hotel. Rasio ini
juga mengungkapkan informasi seberapa besar kemampuan hotel
bertahan atas gejolak ekonomi makro yang mungkin terjadi di luar
kendali manajemen seperti krisis moneter.
Makin tinggi rasio ini, makin tinggi risiko yang dihadapi oleh
kreditur untuk dana yang diinvestasikan pada hotel. Bila rasio ini
adalah 3, maka pemilik hotel memiliki modal Rp100 untuk setiap
Rp300 utang. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝐷𝐸𝑅 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑤𝑛𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

4
3) Number of Times Interest Earned Ratio – NTIE
Rasio ini mengukur kemampuan hotel dalam menutupi beban
bunga jangka panjang dibandingkan dengan laba sebelum bunga dan
pajak (EBIT) yang dihasilkan oleh hotel. Makin tinggi rasio ini, makin
baik dan makin besar kemungkinan kreditur mendapatkan pembayaran
bunga dari hotel. Bila hasil rasio ini adalah 3 kali, maka laba sebelum
pajak dan biaya bunga adalah 3 kali lebih besar daripada biaya bunga
hotel. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑁𝑇𝐼𝐸 =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio untuk mengungkapkan informasi
mengenai efektivitas manajemen dalam mengelola sumber daya hotel.
Pengelolaan sumber – sumber ekonomis hotel akan lebih baik bila semua
digunakan (semua berputar untuk waktu tertentu). Rasio aktivitas terdiri
dari beberapa rasio diantaranya:
1) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover − ITO)
Rasio ini mengungkapkan informasi tingkat kecepatan berputar
persediaan bahan makanan dan minuman dalam satu periode, misalnya
sebulan. Pengertian perputaran persediaan bahan makanan dan
minuman adalah dari saat bahan makanan dan minuman diterima dari
rekanan, disimpan di gudang, keluar gudang untuk diproduksi, dijual
di restoran. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑀𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛/𝑀𝑖𝑛𝑢𝑚𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝑎𝑛
𝐼𝑇𝑂 =
𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
2) Jangka Waktu Perputaran Persediaan (Days Of Turnover−DTO)
Rasio ini merupakan varian dari ITO, yaitu mengukur berapa lama
waktu (hari) yang diperlukan untuk satu kali perputaran bahan
makanan untuk periode satu bulan. Formula untuk menghitung rasio
ini adalah sebagai berikut:
30 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐷𝑇𝑂 =
𝐼𝑇𝑂

5
3) Perputaran Aset (Asset Turnover − ATO)
Rasio ini mengungkapkan efektivitas manajemen dalam mengelola
aset hotel yang digunakan. Bisnis hotel menggunakan aset dalam
jumlah besar untuk kegiatan operasionalnya, seperti kamar, restoran,
bar dan lainnya. Dalam bangunan hotel, ada bagian – bagian hotel
yang tidak dapat menghasilkan penjualan karena berfungsi untuk
menunjang layanan dan tidak terpisahkan dari kegiatan layanan seperti
lobby, corridor (jalan hotel), ruang taman, dan ruang parkir.
Dalam menentukan perputaran aset ini, hal yang perlu diperhatikan
adalah bahwa nilai aset yang diterapkan dalam perhitungan adalah nilai
buku aset. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
𝐴𝑇𝑂 =
𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
4) Persentase Tamu yang Bayar (Paid Occupancy Percentage − POP)
Rasio ini membandingkan jumlah kamar yang dijual kepada tamu
dengan jumlah kamar yang ditawarkan oleh hotel. Makin tinggi rasio
ini, makin tinggi persentase kamar hotel yang berhasil dijual kepada
tamu.
𝑟𝑜𝑜𝑚𝑠 𝑜𝑐𝑐𝑢𝑝𝑖𝑒𝑑
𝑃𝑂𝑃 =
𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑜𝑚𝑠
5) Persentase Tamu Komplimen (Complimentary Occupancy Percentage
− COP)
Memberikan jasa kamar dengan gratis kepada pihak – pihak
tertentu misalnya agen perjalanan, pada saat check-out
(complimentary) merupakan salah satu cara promosi hotel. Untuk
tujuan pengendalian, jumlah complimentary harus dilaporkan. Formula
untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑖𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎𝑟𝑦 𝑟𝑜𝑜𝑚𝑠
𝐶𝑂𝑃 =
𝑟𝑜𝑜𝑚𝑠 𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒
6) Persentase Hunian Ganda (Double Occupancy Percentage − DOP)
Rasio ini mengungkapkan informasi jumlah kamar yang dihuni
oleh lebih dari satu orang atau dihuni oleh dua orang. Tingkat hunian
ganda yang tinggi akan memberikan pengaruh positif atas penjualan

6
kamar. Pada sisi lain, makin tinggi tingkat hunian ganda, peluang
penjualan jasa – jasa hotel yang lain seperti makanan, minuman, dan
yang lain pun diharapkan akan lebih tinggi. Formula untuk menghitung
rasio ini adalah sebagai berikut:
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑚𝑢 − 𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑢𝑛𝑖)
𝐷𝑂𝑃 =
𝑘𝑎𝑚𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑢𝑛𝑖
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang memberikan gambaran pada
pihak – pihak yang berkepentingan tentang kemampuan manajemen hotel
dalam menghasilkan laba untuk periode tertentu. Manajemen hotel yang
efektif dan efisien mengelola sumber daya hotel akan memberikan tingkat
profitabilitas yang berarti bagi pemilik, kreditur, dan pihak manajemen
sendiri. Rasio profitabilitas terdiri dari beberapa rasio diantaranya:
1) Marjin Laba (Profit Margin – PM)
Rasio ini mengungkapkan informasi kemampuan manajemen
dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Formula untuk
menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑃𝑀 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
2) Rasio Efisiensi Operasional (Operating Efficiency Ratio – OER)
Rasio ini mengungkapkan informasi efisiensi manajemen dalam
menghasikan tingkat laba sebelum beban – beban tetap hotel. Formula
untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑒𝑑 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒𝑠 (𝐼𝐴𝑈𝑂𝐸)
𝑂𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
3) Imbal Hasil Aset (Return On Asset – ROA)
Rasio ini mengungkapkan informasi besaran laba yang diberikan
oleh asset hotel. Bila pengelolaan hotel baik, pengendalian biaya –
biaya dilakukan dengan baik dan manajemen selalu berusaha
meningkatkan penjualan maka ROA yang relatif tinggi bisa dicapai.
Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑅𝑂𝐴 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑀 × 𝐴𝑇𝑂
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
4) Imbal Hasil Ekuitas (Return On Owner’s Equity – ROE)

7
Rasio ini mengungkapkan informasi laba yang diperoleh oleh
investor untuk dana yang diinvestasikan hotel. Formula untuk
menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝑅𝑂𝐸 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅𝑂𝐴 ×
𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑤𝑛𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
5) Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share – EPS)
Rasio ini menggambarkan jumlah laba yang dihasilkan untuk
setiap lembar saham yang dimiliki oleh pemilik atau investor. Formula
untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝐸𝑃𝑆 =
𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒𝑠 𝑜𝑢𝑡𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔
5. Rasio Operasional
Dengan menganalisis rasio – rasio operasional, manajemen hotel
mendapatkan informasi mengenai operasional hotel, baik untuk revenue
generating departments seperti room dan food and beverages, maupun
untuk non-revenue department seperti marketing, administrative and
general dan lainnya. Rasio operasional terdiri dari beberapa rasio
diantaranya:
1) Rerata Harga Kamar Harian (Average Daily Rate – ADR)
ADR dipengaruhi oleh jenis kamar yang terjual seperti single
standard, deluxe, suite, dan jenis kamar yang lain. Disamping itu,
ADR dipengaruhi oleh tingkat hunian ganda dan tunggal serta struktur
harga yang ditawarkan oleh hotel. Rasio ini mencerminkan efektivitas
suatu departemen dalam menghasilkan penjualan kamar. Formula
untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑟𝑜𝑜𝑚 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
𝐴𝐷𝑅 =
𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑟𝑜𝑜𝑚𝑠 𝑠𝑜𝑙𝑑
2) Pendapatan Untuk Setiap Kamar (Revenue Per Available Room –
REVPAR)
Rasio ini memberikan informasi mengenai penjualan yang
dihasilkan untuk setiap kamar yang dimiliki hotel yang dapat dijual
kepada tamu. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:

8
𝑟𝑜𝑜𝑚 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
𝑅𝐸𝑉𝑃𝐴𝑅 =
𝑎𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑜𝑚𝑠
3) Rerata Pengeluaran Tamu Restoran (Average Food Service Check –
AFC)
Rasio ini mengukur efektivitas penjualan makanan di restoran
hotel. Rasio ini memberikan gambaran secara rerata berapa rupiah
tamu berbelanja/makan di restoran hotel. Makin tinggi rasio ini, makin
efektif pengelolaan restoran hotel oleh manajer restoran. Formula
untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑓𝑜𝑜𝑑 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
𝐴𝐹𝐶 =
𝑓𝑜𝑜𝑑 𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠
4) Persentase Harga Pokok Makanan (Food Cost Percentage – FCP)
Rasio ini menggambarkan efisiensi kinerja bagian produksi
makanan hotel. Efisiensi diukur dari persentase harga pokok makanan
yang dijual dengan harga pokok makanan baku. Formula untuk
menghitung rasio ini adalah sebagai berikut:
𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑓𝑜𝑜𝑑 𝑠𝑜𝑙𝑑
𝐹𝐶𝑃 =
𝑓𝑜𝑜𝑑 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠
5) Persentase Harga Pokok Minuman (Beverage Cost Percentage – BCP)
Rasio ini mengungkapkan informasi mengenai efisiensi bagian
minuman hotel. Formula untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
𝑐𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑏𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑠𝑜𝑙𝑑
𝐵𝐶𝑃 =
𝑏𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠

9
Daftar Referensi

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Wiyasha, IBM. 2010. Akuntansi Perhotelan: Penerapan Uniform System of


Accounts for The Lodging Industry. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai