Anda di halaman 1dari 10

Perbedaan PSAK dan SAK

ETAP Dalam Penyajiannya


by
AkuntansiPedia Admin
posted on
March 7, 2017
0

Pastinya Anda familiar dengan PSAK dan SAK ETAP, tetapi apakah
Anda sudah paham mengenai standar akuntansi tersebut di
Indonesia? Ada berapakah standar akuntansi di Indonesia?
Pertanyaan ini sebenarnya sangat penting ketika Anda baru
memulai bisnis dan memulai pencatatan akuntansi di perusahaan
Anda. Karena ada beberapa Standard Akuntansi yang diterapkan di
Indonesia dan semuanya berlaku untuk jenis transaksi dan jenis
perusahaan yang berbeda. Dalam artikel ini akan dibahas satu per
satu mengenai standard akuntansi yang ada di Indonesia, sehingga
Anda dapat mengetahui apakah standard tersebut terlalu tinggi atau
terlalu rendah.

Beberapa standard akuntansi yang ada di Indonesia diantaranya


adalah:

1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis


konvergensi dengan International Financial Reporting Standard
(IFRS)
2. Standard Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP)
3. Standard Akuntansi Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK
EMKM) berlaku efektif 2018
4. Standard Akuntansi Syariah
5. Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Artikel ini hanya akan membahas mengenai dua standard saja yaitu
PSAK dan SAK ETAP, sementara SAK EMKM terlalu jauh dan
belum berlaku seacara efektif. PSAK dan SAK ETAP memiliki
perbedaan signifikan begitupun kriteria penggunanya, namun pada
praktik di Indonesia bisa saja tipis perbedaannya.

 Sekilas perbedaan mengenai PSAK


dan SAK ETAP
PSAK berbasis IFRS (pada percakapan sehari-hari biasanya disebut
PSAK umum atau PSAK besar karena memang ukurannya yang
tebal dan bisa berlaku bagi semua pihak) dan SAK ETAP bersumber
dari International Best Practice yaitu International Financial
Reporting Standard for Small Medium Enterprise. Namun setelah
sumber SAK ETAP (International Financial Reporting Standard
for Small Medium Enterprise) ditelaah oleh dewan penerbit
standard yaitu Dewan Standard Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAK IAI) banyak kesamaan dengan PSAK.
Dengan kata lain tidak akan ‘jauh’ jarak antara PSAK dan SAK
ETAP. Sehingga dalam mengkonvergennya DSAK membuat banyak
penyesuaian. Sementara dalam menerapkan konvergensi PSAK dari
IFRS tidak terlalu banyak perubahan yang terjadi.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa SAK ETAP memiliki


kualitas informasi di bawah PSAK umum, bahkan SAK ETAP
dianalogikan sebagai ‘versi kecil’ dari PSAK umum. Secara khusus
dan poin per poin perbedaanya akan dijelaskan di artikel ini.

 Siapa yang boleh menggunakan SAK ETAP dan siapa


yang harus menggunakan PSAK?

Ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah entitas bila ingin
menerapkan SAK ETAP yaitu:

1. Menerbitkan laporan keuangan yang betujuan umum untuk


pengguna eksternal
2. Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan

Seperti apa akuntabilitas publik yang signifikan itu? Dalam SAK


ETAP dijelaskan bahwa akuntabilitas publik yang siginfikan dimiliki
apabila:
1. Bila entitas terdaftar di bursa pasar modal sehingga modal
perusahaan dimiliki oleh publik atau sedang dalam proses
pendaftaran pada otoritas pasar modal
2. Perusahaan memiliki posisi sebagai fidusia (yaitu memegang
harta pihak lain). Seperti bank, asuransi, manajer investasi, dan
pegadaian.

Maksud modal disini diartikan sebagai capital, bukan modal


ekuitas, dalam bahasan keuangan modal adalah hutang
(debt dan bond) dan ekuitas. Kenapa demikian? Apa bedanya
perusahaan yang terdaftar di bursa dengan perusahaan yang tidak
terdaftar di bursa? Kenapa ada hutang dibagi menjadi debt dan
bond? Kenapa ekuitas dan debt dibedakan dalam pasar modal?

Bond adalah hutang jangka pendek, biasanya bertenor kurang dari


5 tahun. sementara Debtadalah hutang jangka panjang yang
tenornya bisa 10-30 tahun. Ada perusahaan yang hanya
menerbitkan bond saja tanpa menerbitkan saham, seperti PLN.
Artinya perusahaan hanya tertarik untuk menerima hutang
(kreditor) namun tidak tertarik untuk menerbitkan saham (terbuka
untuk shareholder). Hal ini bisa saja dikarenakan PLN adalah
perusahaan negara, sehingga dikhawatirkan bila perusahaan
‘membuka diri’ maka akan membahayakan kepentingan orang
banyak.
Disisi lain, ada perusahaan yang menerbitkan saham dan
menerbitkan hutang, seperti waskita karya dan mayoritas
perusahaan lainnya. Namun jarang sekali perusahaan yang hanya
menerbitkan saham tanpa menerbitkan hutang.

Apakah ada perbedaan akuntabilitas antara perusahaan yang


menerbitkan hutang saja, saham saja, dan menerbitkan keduanya?
Jawabannya adalah semuanya memiliki akuntabilitas publik yang
signifikan karena terdaftar di bursa efek dan capitalnya di
perdagangkan secara bebas antara individu-individu. Bila Anda
bertindak sebagai investor Anda dapat mengecek kenaikan dan
penurunan harga obligasi serta saham, sehingga Anda sebagai
investor harus mendapatkan informasi yang penuh atas perusahaan
Anda. Atas alasan tersebut, maka perusahaan diharuskan untuk
menggunakan PSAK umum dibanding SAK ETAP.

Kenapa perusahaan yang masih mendaftarkan diri atau dalam


proses pengajuan untuk didaftarkan di bursa juga dikategorikan
memiliki akuntabilitas publik yang signifikan? Karena perusahaan-
perusahaan tersebut sedang dalam proses untuk menjadi memiliki
akuntanbilitas publik yang signifikan. Seleksi untuk IPO (Initial
Public Offering) dari OJK (dulu Bapepam LK) dan BEI sangat ketat,
sehingga bila mereka tidak mampu menerapkan PSAK umum maka
dikhawatirkan ketika sudah terdaftar di bursa tidak mampu
memberikan informasi yang relevan kepada investor.
Selanjutnya perusahaan yang bertindak sebagai fidusia harus
menggunakan PSAK umum, tidak boleh menggunakan SAK ETAP
karena mereka bertindak atas pengelolaan orang lain. Perusahaan
fidusia bertindak sebagai ‘agent’ sementara investor bertindak
sebagai ‘principal’ (pemilik sebenarnya) sehingga sebagai agent
mereka harus memberikan informasi yang penuh dan relevan
kepada investornya agar mereka terinformasikan dengan benar
tentang digunakan untuk apa saja uang mereka.

Contoh dari perusahaan fidusia adalah Bank, mulai dari Bank


Konvensional hingga Bank syariah, kecuali Bank Pekreditan Rakyat
(BPR), Perusahaan asuransi, manajer investasi dan perusahaan
sekuritas, pegadaian, termasuk koperasi simpan pinjam. BPR tidak
menggunakan PSAK umum karena regulasi dari Bank Indonesia
yang mensyaratkan BPR tidak usah menggunakan PSAK umum
cukup menggunakan SAK ETAP. Hal ini mengingat kapasitas BPR
yang masih belum kecil dan belum mumpuni untuk menggunakan
PSAK yang rumit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk
mematuhinya.

Sehingga dengan demikian perusahaan besar sekalipun, bila tidak


tedaftar di bursa dan tidak bertindak sebagai fidusia cukup
memakai SAK ETAP. Tidak usah terlalu memaksakan untuk
menggunakan PSAK dengan alasan perusahaan ini adalah
perusahaan yang besar dengan omzet yang tinggi.
Dalam sudut pandang akuntansi kesesuaian perusahaan untuk
menggunakan standard yang mana tergantung dari akuntabilitas
nya. Semakin tinggi akuntabilitasnya maka semakin tinggi
informasi yang dibutuhkan, standard mengatur ‘jumlah’ dari
informasi. Jika stakeholder (pemegang kepentingan) perusahaan
Anda sedikit, untuk apa menyajikan informasi yang berlebihan toh
tidak ada yang menggunakan?

Disisi lain, perusahaan yang omzet dan profitnya kecil namun


terdaftar di bursa maka perusahaan harus menyajikan informasi
yang maksimal untuk para stakeholder. Hal ini dikarenakan
stakeholder membutuhkan informasi yang penuh atas penggunaan
dananya pada perusahaan.

 Perbedaan Antara Tampilan Laporan Keuangan PSAK


dan SAK ETAP

Dari sisi tampilan, terdapat perbedaan antara minimum line antara


PSAK dan SAK ETAP. Bila menggunakan SAK ETAP neraca sisi aset
cukup berisi;

1. Kas dan setara kas


2. Piutang usaha dan piutang lainnya
3. Persediaan
4. Properti Investasi
5. Aset Tetap
6. Aset Tidak berwujud

Sementara neraca sisi kewajiban dan ekuitas cukup berisi:

1. Utang usaha dan utang lainnya


2. Aset dan kewajiban pajak
3. Kewajiban diestimasi
4. Ekuitas

Untuk laporan laba rugi, minimum line item (hal-hal) yang harus
tersedia adalah:

1. Pendapatan
2. Beban keuangan
3. Bagian laba atau rugi investasi dengan metode ekuitas
4. Beban pajak
5. Laba atau rugi neto

Beberapa pos yang ada di PSAK umum namun pengaturannya tidak


ada di PSAK diantaranya adalah penggunaan pos luar biasa dan
penghasilan komprehensif lainnya. Namun SAK ETAP mengenal
laba/rugi yang langsung diatribusikan ke ekuitas yang secara
substansi tidak jauh berbeda dengan penghasilan komprehensif
lain.
Sementara untuk laporan perubahan ekuitas secara umum sama
dengan PSAK 1 yaitu:

1. Laba rugi untuk periode tersebut


2. Pendapatan dan beban yang dapat diatribusikan langsung
dalam ekuitas (secara substansi serupa dengan penghasilan
komprehensif lainnya)
3. Komponen ekuitas yang dipengaruhi oleh perubahan
kebijakan dan estimasi akuntansi
4. Rekonsiliasi antara jumlah yang tercatat antara awal dan akhir
periode

Ada sedikit keunikan dalam laporan perubahan ekuitas yaitu


laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi boleh digabung
dalam satu susunan apabila memenuhi syarat di bab 3 paragraf 14
yaitu:

“Bila perusahaan hanya mengalami perubahan ekuitas yang


muncul dari laba rugi, pemabayaran dividen, koreksi kesalahan
periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi selama periode
laporan keuangan tersebut.”

Dengan kata lain, perubahan ekuitas yang muncul hanya dari


operasi normal perusahaan tanpa adanya rugi atau laba yang harus
diatribusikan ke ekuitas secara langsung, dapat menyajikan laporan
laba rugi dan saldo laba dalam satu susunan
Bagaimana dengan peraturan dalam laporan arus kas? Secara
umum peraturannya sama dengan PSAK 2, atas pendapatan dan
beban bunga serta deviden dalam SAK ETAP, juga memberikan
pilihan antara menjadi bagian dari aktivitas operasi atau investasi
dengan syarat konsisten dalam penerapannya. Demikian juga
dengan Pajak Penghasilan harus dicatat dalam arus kas operasi
kecuali dapat diidentifikasi secara spesifik sebagai investasi atau
pendanaan.

Perbedaan yang signifikan lainnya adalah SAK ETAP mengharuskan


pencatatan arus kas operasi dengan metode tidak langsung
sementara PSAK 2 memberikan pilihan antara metode langsung
atau tidak langsung. SAK ETAP juga tidak mengatur tentang arus
kas dari mata uang asing.

Demikianlah pembahasan mengenai tampilan dari SAK ETAP dan


PSAK. Semoga membantu Anda dalam menentukan apakah
perusahaan Anda menggunakan SAK ETAP atau PSAK.

Anda mungkin juga menyukai