Anda di halaman 1dari 14

ATRIBUTE,

STANDARD,
KODE ETIK
AKUNTAN
FORENSIK
Kelompok I
(Satu)
RIKO SAWINDRA (2010241843)
YANTO HENDRIK SETIADI (2010241844)
UTARI ESA NANDA (2010241673)
Pembahasan Atribut Seorang Akuntan
01 Forensik

02 Karakteristik Seorang
Pemeriksa Fraud

03 Kualitas Akuntan Forensik

04 Kode Etik Akuntan


Forensik

05 Standar Audit Investigatif

06 Standar Akuntansi
Forensik
01. Atribut Seorang Akuntan Forensik
Atribut seorang akuntan forensik adalah bagaimana
seorang auditor memahami suatu entitas dengan kaitannya
entitas lain

Kekhususannya dalam fraud audit mewarnai ciri-ciri atau


atribut seorang akuntan forensik.

Ciri lain dari anggota suatu profesi adalah, ia tunduk


pada kode etik profesinya.
Hal yang sama berlaku untut akuntan forensik. Di
sektor publik, tuntutan untuk menaati kode etik bahkan
lebih intens karena wewenang yang relatif besar yang
dimiliki akuntan forensik yang merupakan bagian dari
sistem penegakan hukum.
01. Atribut Seorang Akuntan Forensik
Atribut seorang akuntan forensik adalah bagaimana seorang
auditor memahami suatu entitas dengan kaitannya entitas lain

Howard R. Davia dalam Tuanakotta (2010 : 99) 

1. Menghindari pengumpulan fakta dan data yang


berlebihan secara prematur.
2. Fraud auditor harus mampu membuktikan “niat
pelaku melakukan kecurangan”.
3. Seorang auditor forensik harus kreatif, berpikir
seperti pelaku fraud, jangan dapat ditebak.
4. Auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan
dilakukan dengan persekongkolan.
5. Memilih proactive fraud detection strategy
02. Karakteristik seorang Pemeriksa Fraud
Association of Certified Fraud Exeminers (ACFE), menjelaskan bahwa
karakteristik pemeriksa fraud yang harus memiliki kemampuan yang unik.
1.Keahlian teknis,
2.Pemeriksa mempunyai kemampuan mengumpulkan fakta-fakta dari
berbagai saksi secara adil (fair),
3. Tidak memihak,
4. Sahih (mengikuti perundang-undangan) dan akurat,
5. Melaporkan fakta-fakta yang dikumpukan dan kemudian melaporkannya
dengan akurat dan lengkap.
Hati-hati (tidak gegabah), Memiliki kemampuan dalam
menjaga kerahasiaan
pekerjaannya, kreatif dalam
Allan pendekatan dengan manusia
dan ketangguhan mencari
menemukan hal-hal baru,
pantang menyerah, berani, dan di Pinkerton informasi seluas-luasnya
dengan segera dan secara
atas segala-galanya adalah jujur. efektif.

Selanjutnya Art Buckwalter mengatakan, rahasia menjadi private investigator


adalah menjadi sosok yang disukai orang lain.
03. Kualitas Akuntan
Forensik
Menurut Robert J. Lindquist,
kualitas tersebut :

Independen, Objektif dan Skeptis 1. Kreatif


2. Rasa Ingin Tahu
3. Tidak Menyerah
Tiga sikap dan tindak-pikir yang selalu harus melekat
pada diri seorang auditor, yakni independen, objektif, dan 4. Akal Sehat
skeptis. Ketiga sikap dan tindak pikir juga tidak dapat 5. Business Sense
dipisahkan dari pekerjaan akuntan forensik. 6. Percaya Diri
.
Para akuntan dan praktisi hukum mengenal kode etik. Kode
etik merupakan bagian dan kehidupan berprofesi. Kode
etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan
04. Kode Etik sesamanya, dengan pemakai jasanya dan stakeholder
lainnya, dan dengan masyarakat luas.
Akuntan Forensik Kode etik berisi nilai-nilai luhur yang amat penting bagi eksistensi
profesi, dan integritas (sikap jujur walaupun tidak diketahui
orang lain), rasa hormat dan kehormatan, dan nilai-nilai luhur
lainnya yang menciptakan rasa percaya dari pengguna dan
stakeholders lainnya.

Seorang ahli hukum berkebangsaan Inggris, Lord (John


Fletcher) Moulton membedakan tiga wilayah tingkah manusia.
 Wilayah hukum positif, di mana orang patuh karena ada
hukum dan hukuman untukketidakpatuhan.
 Wilayah kebebasan memilih, di mana orang mempunyai
kebebasan penuh u ntuk menentukan sikapnya.
 Wilayah yang ketiga merupakan wilayah yang berada di
tengah-tengah kedua wilayahyang telah disebutkan
sebelumnya atau disebut Lord Moulton sebagai kesopan
santunan
05. Standar Audit Investigatif
K. H. Spencer Pickett dan
Jennifer Pickett
merumuskan beberapa
Dalam Audit Investigasi ada prinsip-prinsip standar :
yang dijadikan pedoman : 1. Accepted best practices
1. Investigasi mencari kebenaran dengan 2.Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-
hatian (due care)
memperhatikanAdd Text keadilan dan Ad Text
3. Pastikan bahwa dokumentasi dalam keadaan
berdasarkan Simple PowerPoint
Ketentuan yang berlaku Simple PowerPoint
Presentation aman, terlindungi dan diindeks; dan jejak audit
Presentation
2. Mencakup pemanfaatan sumber bukti tersedia.
yang mendukung fakta 4. Pastikan bahwa para investigator mengerti
3. Mengumpulkan fakta sedemikian rupa hak-hak asasi pegawai dan senantiasa
4. Investigator harus mempertimbangkan menghormatinya.
segala kemungkinan untuk memperoleh 5. Beban pembuktian ada pada yang
“menduga”
informasi
6. Cakup seluruh substansi investigasi dan
5. Pengamatan, informasi dan wawancara “kuasai” seluruh target yang sangat kritis
merupakan bagian penting ditinjau dan segi waktu.
7. Liput seluruh tahapan kunci dalam proses
investigasi,
06. Standar
Akuntansi
Forensik
06. Standar Akuntansi
Forensik

1. Indepedensi: Akuntan Forensik Harus Independen dalam Melaksanakan Tugas


1. Garis Pertanggungjawaban
2. Objektifitas: Akuntan forensik hahus objektif (tidak berpihak) dalam
melaksanakan telaah akuntansi forensiknya.
2. Kemahiran dan kehati-hatian
Standar ini diambil dari buku Tuannakotta (2010:121) Akuntansi forensik harus dilaksanakan dengan kemahiran dan kehati- hatian
professional.

yang juga merupakan saduran dari buku William 3. Lingkung Penugasan


Akuntan forensik harus memahami dengan baik penugasan yang diterimanya.
Ia harus mengkaji penugasan itu dengan teliti untuk menentukan apakah
T.Thornhill, Forensic Accounting: How to Investigate penugasan dapat diterimasecara professional, dan apakah ia mempunyai
keahlian yang diperlukan atau dapat memperoleh sumberdaya yang mempunyai
keahlian tersebut. Lingkup penugasan ini dicantumkan dalam kontrak.
Financial Fraud. Adapun standar tersebut adalah sebagai

berikut: 4. Pelaksanaan Tugas Akuntansi Forensik


Pelaksanaan tugas akuntansi forensik harus meliputi:
1. Perumusan masalah dan evaluasinya
2. Perencanaan
3. Pengumpulan Bukti
4. Evaluasi Bukti
5. Komunikasikan Hasi Penugasan
Standar Akuntansi
Forensik
Place Your Picture Here
• Harus Bertangggung jawab dan objektif atau tidak memihak dalam melaksanakan
telaahan akuntansi forensiknya.
Kemahiran Profesional; akuntansi forensik harus dilaksanakan dengan kemahiran dan
kehati-hatian professional.
• Lingkup Penugasan; akuntan harus memahami tugasnya dengan baik,. mengkajinya
.
dengan teliti dan melaporkannya dalam kontrak.
• Pelaksanaan Tugas Telaahan; akuntan harus memahami permasalahan dengan baik,
seperti rumusan masalah, perencanaan dan pengumpulan bukti dan evaluasinya,
sampai pada tahap komunikasi hasil penugasan berupa laporan akhir yang berisi fakta
dan kesimpulan
Akuntan forensik merupakan pihak yang memiliki keahlian dalam
menginvestigasi, mengungkapkan, dan melaporkan tindakan fraud
dengan pendekatan ilmu akuntansi. Akuntan forensik sangat berperan
KESIMPULAN penting dalam menginvestigasi dan mengungkapkan contohnya seperti
kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Pelaksana akuntansi forensik di
Indonesia antara lain adalah BPK, KPK, BPKP, PPATK dan KAP. Dalam
melakukan tugasnya akuntan forensik tentu memiliki standar yang harus
di patuhi. Selain itu Auditor sendiri merupakan pekerjaan yang
Dengan menerapkan kode etik maka tanggung jawab professional, oleh karena itu auditor diharapkan mampu menerapkan
atribut dan kode etik dalam melaksanakan auditnya. Karena di dalam
seorang audior akan semakin meningkat, sehingga mendeteksi kode etik berisi nilai-nilai luhur yangamat penting bagi eksistensi
kecurangan pun akan lebih meninggkat. Hal itu memperkecil profesi.

kemungkinan terjadinya kecurangan. Rasa tanggung jawab


yang tinggi juga mempengaruh Sihasil opini dari seorang
auditor.
Bagi instansi, juga harus mendukung auditor dalam
melakukan pekerjaannya guna meningkatkan penerapan
kode etik untuk dapat memaksimalkan pendeteksian fraud.
Sehingga dapat menekan dampak fraud yang muncul.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai