Anda di halaman 1dari 20

PENGGABUNGAN

USAHA
Irman firmansyah
Content:
• Definisi Penggabungan Usaha
• Jenis Penggabungan Usaha
• Masalah dalam Penggabungan Usaha
• Contoh Kasus
Pada umumnya perusahaan menginginkan dan selalu berusaha agar
dapat berkembang. Untuk mengembangkan perusahaan dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara internal maupun eksternal

Pengembangan Internal Pengembangan


(Internal Business Eksternal (External
Expansion) Business Expansion)

Dalam pengembangan ini dilakukan Penggabungan


hanya dengan melibatkan unit-unit yang
berada dalam organisasi perusahaan, Usaha
contohnya :
1. Mengembangkan atau menambah
jenis produk baru.
2. Membuka daerah pemasaran baru.
3. Megembangkan proses produksi
baru.
Penggabungan usaha (business combination)
adalah penyatuan entitas-entitas bisnis yang sebelumnya terpisah.
Meskipun tujuan utamanya adalah meningkatkan profitabilitas, namun
banyak perusahaan yang dapat menjadi lebih efisien dengan
mengintegrasikan operasi secara horizontal ataupun vertical dengan
mendiversifikasikan risiko usaha melalui usaha konglomerasi. (Beams,
et al, 2004)
Bentuk Penggabungan
Usaha

Merger
Yaitu salah satu perusahaan yang bergabung akan
hidup (berdiri) terus dan mengambil alih semua aset
dan utang perusahaan yang lain dan perusahaan yang
tetap berdiri harus berbentuk Perseroan Terbatas.

Konsolidasi
Yaitu semua perusahaan yang bergabung
menyerahkan semua aset bersihnya kepada
perusahaan baru

Afiliasi
Dalam hal ini perusahaan yang bergabung tetap berdiri
dan tetap menjalankan kegiatan operasional, akan
tetapi salah satu akan menguasai perusahaan lain.
THE LEGAL FORM OF BUSINESS
COMBINATIONS

A B

Merger

Merger:
Penggabungan badan usaha dimana salah satu perusahaan
yang bergabung akan terus hidup dan mengambil alih semua
aset dan hutang perusahaan lain.
The Legal Form of Business Combinations

A B

Consolidation
C

Konsolidasi
Didirikan sebuah perusahaan baru untuk mengambil alih
semua aktiva dan hutang perusahaan yang telah ada
sebelumnya yang bergabung.
The Legal Form of Business Combinations

A B

Acquisitions

A B

Hubungan afiliasi/akuisisi
Masing-masing perusahaan masih tetap hidup dan tetap
menjalankan kegiatan operasional, akan tetapi salah satu akan
menguasai perusahaan yang lain ( Hubungan Induk dan Anak
Perusahaan ).
Penggolongan Penggabungan Usaha

Integrasi Vertikal
Terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha
tersebut mempunyai kegiatan yang berbeda akan tetapi saling berhubungan,
yaitu sebagai rekanan dan langganan, Keuntungannya:
1. Resiko terjadinya kesulitan dalam memperoleh bahan baku.
2. Mutu produksi lebih baik.
3. Biaya produksi per unit turun, karena proses produksi terintegrasi.
4. Pembayaran PPN ditunda.

Integrasi Horizontal
Terjadi apabila perusahaan yang melakukan penggabungan badan usaha
tersebut mempunyai usaha yang sama, Keuntungannya:
1. Menghilangkan terjadinya persaingan di antara mereka.
2. Meningkatkan daya saing
3. Menurunkan biaya produksi

Integrasi Konglomerasi
Penggabungan ini dapat berbentuk penggabungan vertikal maupun
horisontal, keuntungannya adalah menurunkan resiko yang diperoleh melalui
diversifikasi.
Masalah dalam Penggabungan Usaha

Ditinjau dari segi akuntansinya, penggabungan badan usaha


menimbulkan 2 masalah :

1. Penentuan dan pembagian modal saham


2. Akuntansi penggabungan badan usaha
Penentuan dan Pembagian Modal Saham

Penentuan Jenis Modal Saham


Untuk menentukan jenis modal saham yang akan diterbitkan sebaiknya
memperhatikan tingkat keuntungan masing-masing perusahaan yang
melakukan penggabungan badan usaha. Tingkat keuntungan masing-
masing perusahaan ini ada 2 kemungkinan :

• Tingkat keuntungan relatif sama.


Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan sama maka
sebaiknya diterbitkan 1 jenis saham saja

• Tingkat keuntungan relatif berbeda.


Jika tingkat keuntungan masing-masing perusahaan berbeda maka
sebaiknya diterbitkan lebih dari 1 jenis saham
Penentuan Jumlah Modal Saham
Untuk menentukan jumlah nilai modal saham sebaiknya memperhatikan
tingkat keuntungan relatif masing-masing.
Dasar penentuan jumlah dan pembagian modal saham yang dapat
dipergunakan ada 3, yaitu : 1) Kontribusi aset bersih, 2) Kontribusi
laba, 3). Gabungan kontribusi aset bersih dan laba.

1. Kontribusi aset bersih


Jumlah modal saham yang diterbitkan akan sama jumlahnya dengan
jumlah aset bersih yang diterima secara proporsional dengan kontribusi
aset bersihnya.

2. Kontribusi laba.
Nilai modal saham diterbitkan akan ditentukan dengan mengkapitalisasi
laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi tertentu tingkat laba normal.
Prosedur penentuan modal sahamnya :
1. Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan.
2. Menentukan tingkat kapitalisasi yang dipakai. Sebaiknya tingkat
kapitalisasi TIDAK melebihi tingkat laba terendah dari perusahaan
yang bergabung.
3. Menghitung jumlah modal saham, sama dengan jumlah kontribusi
laba dibagi dengan tingkat kapitalisasi yang telah ditentukan
3. Gabungan kontribusi aset bersih dan laba.
Cara ini merupakan penggabungan dari cara Kontribusi aset bersih dan
Kontribusi Laba, untuk menghidari kelemahan yang terdapat dari cara (1)
dan (2). Jadi tujuannya adalah untuk menghilangkan terjadinya
ketidakadilan pembagian laba atau pembagian kas.

Prosedur penentuan jumlah modal sahamnya :


1. Menentukan kontribusi laba masing-masing perusahaan.
2. Menentukan tingkat kapitalisasi.
3. Menghitung jumlah modal saham secara keseluruhan.

Agar tujuan tersebut dapat dicapai diperlukan syarat-syarat berikut :


1. Tingkat kapitalisasi tidak melebihi tingkat laba terendah dari
perusahaan yang bergabung.
2. Diterbitkan 2 jenis saham (Saham Biasa dan Istimewa). Besarnya
masing-masing jenis saham tergantung pada hak prioritas saham
Istimewa, yang dalam hal ini ada 2 kemungkinan
a. Saham Istimewa mempunyai hak prioritas di dalam pembagian laba.
b. Saham Istimewa mempunyai hak prioritas di dalam pembagian aset
di saat dilikuidasi
Kasus 1: Kontribusi Aset Bersih
Pada awal tahun 2020 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan
usaha membentuk PT. ABC. Ikhtisar Laporan Posisi Keuangan masing-masing
sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total


Aset 300 450 600 1.350
Hutang 50 100 200 350
Modal (Aset bersih) 250 350 400 1.000
Kontribusi relatif 25% 35% 40% 100%
Laba 50 70 80 200
Tingkat Laba 20% 20% 20% 20%
Kontribusi Laba 25% 35% 40% 100%

JURNALNYA : Aset 1.350.000.000


Hutang 350.000.000
Modal Saham 1.000.000.0000
Contoh 2: Kontribusi Laba
Pada awal tahun 2020 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan
penggabungan badan usaha membentuk PT. ABC. Disepakati tingkat
kapitalisasi adalah 20%. Ikhtisar Posisi Keuangan (Neraca) masing-
masing sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total


Aset 300 450 600 1.350
Hutang 50 100 200 350
Modal (Aset bersih) 250 350 400 1.000
Kontribusi relatif 25% 35% 40% 100%
Laba 50 70 80 200
Tingkat Laba 20% 20% 20% 20%
Kontribusi Laba 25% 35% 40% 100%
Jadi sepertinya halnya contoh (1), maka PT. ABC akan menerbitkan modal
saham sebesar Rp. 1.000.000.000 yang akan dibagi sbb :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total


Laba 50 70 80 200
Tingkat Laba 20% 20% 20% 20%
Jumlah modal saham 250 350 400 1000
Kontribusi Aset Bersih dan Laba
Pada awal tahun 2020 PT. A, PT. B, PT. C, sepakat melakukan penggabungan badan
usaha membentuk PT. ABC. Ikhtisar Posisi Keuangan (Neraca) masing-masing
sebelum penggabungan (dalam jutaan rupiah) :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total


Aset 250 400 700 1.350
Hutang 50 100 200 350
Modal (Aset bersih) 200 300 500 1.000
Kontribusi relatif 20% 30% 50% 100%
Laba 60 60 80 200
Tingkat Laba 30% 20% 16% 20%
Kontribusi Laba 30% 30% 40% 100%
Dari data di atas ditentukan :
1. Perusahaan menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham istimewa 16% dan
saham biasa.
2. Saham istimewa mempunyai hak prioritas dalam pembagian laba,
berpartisipasi penuh dan kumulatif tidak terbatas.
3. Penentuan modal saham didasarkan pada tingkat kapitalisasi 16%.
Dalam hal ini besarnya modal saham dapat dihitung sbb :

Keterangan PT. A PT. B PT. C Total


Laba 60 60 80 200
Tingkat Kapitalisasi 16% 16% 16% 16%
Jumlah modal saham 375 375 500 1.250
Jumlah modal saham biasa 200 300 500 1.000
Jumlah modal saham istimewa 175 75 0 250
Jadi PT. ABC akan menerbitkan modal saham sebesar Rp.
1.250.000.000 yang terdiri atas :

Modal Saham Biasa sebesar Rp. 1.000.000.000


PT. A : Rp. 200.000.000
PT. B : Rp. 300.000.000
PT. C : Rp. 500.000.000
Modal Saham Istimewa sebesar Rp. 250.000.000
PT. A : Rp. 175.000.000
PT. B : Rp. 75.000.000
Jurnalnya :

1.350.000.00
Aset
0
Goodwill 250.000.000
Hutang 350.000.000
Modal Saham Istimewa
250.000.000
16%
1.000.000.000
Modal Saham Biasa
0
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai