Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK

PRAKTIK DI SEKTOR SWASTA


Bologna dan Lindquist, perintis mengenai akuntansi forensik mengemukakan
beberapa istilah dalam perbendaharaan akuntansi ,yakni: frauda uditing, forensic
accounting, investigative accounting, litigation support, dan valuation analysis.
Namun, istilah tersebut tidak didefinisikan secara jelas. Mereka menambahkan bahwa
dalam penggunaan sehari-hari litigation support merupakan istilah yang paling luas
serta mencakup keempat istilah lainnya.
Mereka juga menambahkan bahwa akuntan tradisional masih ingin
membedakan pengertian fraud auditing dan forensic accounting. Menurut kelompok
akuntan ini, fraud auditing berurusan dengan pendekatan dan metodologi yang
bersifat proaktif untuk meneliti fraud. Sedangkan akuntan forensic baru dipanggil
ketika bukti-bukti terkumpul atau ketika kecurigaan (suspicion) naik ke permukaan
melalui tuduhan (allegation), keluhan (complaint), temuan (discovery), atau tip-off
dari whistleblower.

Jasa-jasa di bidang forensik antara lain:


No. Forenic Services Jasa-Jasa di Bidang Akuntansi
1 Fraud & financial Investigasi Keuangan dan Fraud
investigation
2 Analityc & forensic Teknologi analitik dan forensik
technology
3 Fraud risk management Manajemen risiko terhadap Fraud
4 FCP Areviews and FCPA- Review dan investigasi
investigation
5 Anti money laundering Jasa Pencegahan Pencucian Uang
service
6 Whistleblower hotline Whistleblower hotline
7 Litigation support Dukungan dalam litigasi
8 Intellectual property Perlindungan hak intelektual
protection
9 Client training Pelaitahann bagi klien dibidang forensik
10 Business Intelligence Jasa intelegen bisnis
Service

Berikut ini adalah penjelasan singkat dari beberapa jasa forensik dalam tabel di atas:
1. Analytic&Forensic Technology- ini adalah jasa-jasa yang dikenal sebagai
computer forensics, seperti data imaging (termasuk memulihkan kembali data
computer yang hilang atau dihilangkan) dan data mining. Beberapa perangkat
lunak ini dilindungi hak cipta, seperti Dtect
2. Fraud Risk Management- Serupa dengan FOSA dan COSA. Beberapa
peralatan analisisnya terdiri atas perangkat lunak ini dilindungi hak cipta,
seperti Tip-Offs Anonymous, DTermine, dan Dtect.
3. FCPA Reviews and Investigations. FCPA adalah undang-undang di Amerika
Serikat yang memberikan sanksi hokum kepada entitas tertentu atau
pelakunya (agent) yang menyuap pejabat atau penyelenggara negara di luar
wilayah Amerika Serikat. FCPA orientasinya adalah pada potensi pelanggaran
terhadap FCPA. FCPA Investigations merupakan jasa investigasi ketika
pelanggaran terhadap FCPA sudah terjadi.
4. Anti Money Laundering Services – Money Laundering. Jasa yang diberikan
kantor akuntan adalah pada potensi pelanggaran terhadap undang-undang
pemberantasan pencucian uang.
5. Whistleblower Hotline-Whistleblower. Banyak fraud terungkap karena
whistleblower memberikan informasi secara diam-diam atau tersembunyi
tentang fraud yang sudah atau sedang berlangsung.
6. Busines Intelligence Services. Jasa ini diperlukan oleh perusahaan yang akan
melakukan akuisisi, merger, atau menanamkan uangnya pada perusahaan lain.
ASSET RECOVERY
Asset Recovery adalah upaya pemlihan kerugian denggan cara menemukan
dan menguasai kembali aset yang dijarah, misalnya dalam kasus korupsi,
penggelapan dan pencucian uang.
Inilah tantangan besar yang dihadapi akuntan forensik Indonesia. Setiap tahun
kita melihat laporan berbagai lembaga mengenai asset negara yang berhasil
diselamatkan. Jumlahnya cukup besar, namun masih relatif kecil dibandingkan
dengan seluruh kerugian keuangan negara dan kerugiann negara karena melawan
hukum.

EXPERT WITNESS
Pemberian jas forensik berupa penampilan Ahli (Expert Winess) di
pengadilan negara-negara Anglo Saxon begitu lazim.
Secara Teknis Akuntansi Forensik berarti menyiapkan seorang akuntan
menjadi saksi ahli dalam litigasi, sebagai bagian dari tim penuntut umum atau
pembela dalam perkara yang berkenaan dalam fraud. Namun, dalam perkembangan
selanjutnya istilah “Akuntansi Forensik” bermakna sama dengan akuntansi
investigatif.
Masalah yang timbul dalam penggunaan akuntan forensik sebagai ahli
dipersidangan, khususnya dalam tindak pidana korupsi , adalah kompetensi dan
independensi. Masalah kompetensi dan independensi sering dipetanyakan tim
pembela atau pengacara terhadap akuntan forensik yang membantu penuntut umum.
Sebaliknya, tidak ada pertanyaan mengenaikompetensi dan independensi akuntan
forensik yang membantu tim pembela ( Pengacara)
FRAUD DAN AKUNTANSI FORENSIK
Akuntansi forensik pada dasarnya menangani fraud. Oleh karena itu para
akuntan forensik di Amerika Serikat menamakan asosiasi mereka Association of
Certified Fraud Examiners (ACFE). ACFE ini mempublikasikan penelitiannya
tentang fraud , seperti konsep Fraud Tree dan Report to the Nation.

PRAKTIK DI SEKTOR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


Pada sektor publik praktik akuntan forensik serupa dengan apa yang
digambarkan pada sektor swasta, perbedaannya adalah tahap-tahap dalam seluruh
rangkaian akuntansi forensik di antara berbagai lembaga.
Disamping itu keadaan politik dan macam-macam kondisi lain akan memepengaruhi
lingkup akuntansi forensik yang diterapkan.termasuk pendekatan hukum dan non
hukum.

AKUNTANSI FORENSIK DI SEKTOR PUBLIK DAN SWASTA


Untuk Indonesia, Akuntansi Forensik disektor publik jauh lebih dominan
dibandingkan akuntansi forensik disektor swasta.

Perbandingan antara akuntansi forensik di sektor publik dan swasta


Dimensi Sektor publik Sektor swasta
Landasan penugasan Amanat undang-undang Penugasan tertulis secara
spesifik
Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan biaya
Hukum Pidana umum dan khusus, Perdata, arbitrase, administratif,
hukum administrasi negara aturan intern perusahaan
Ukuran keberhasilan Memenangkan perkara pidana Memulihkan kerugian
dan memulihkan kerugian
Pembuktian Dapat melibatkan instansi lain Bukti intern, dengan bukti
di luar lembaga yang ekstern yang terbatas
bersangkutan
Teknik audit investigatif Sangat bervariasi karena Relatif lebih sedikit
kewenangan relatif besar dibandingkan di sektor publik,
kreativitas dalam pendekatan
lebih menentukan
Akuntansi Tekanan pada kerugian negara Penilaian bisnis
dan kerugian keuangan negara

BAB 4
ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR
AUDIT INVESTIGATIF

ATRIBUT SEORANG AKUNTANSI FORENSIK


Howard R. Davia mengatakan bahwa dalam melaksanakan investigasi terhadap fraud,
auditor pemula sebaiknya:
1. Tidak hanya fokus pada pengumpulan fakta dan data, tetapi fokus pada siapa
pelakunya.
Pada kesempatan pertama auditor menemukan petunjuk awal, ia harus mulai
berspekulasi secara cerdas, siapa yang berpotensi menjadi pelakunya atau
otak pelakunya.
2. Mampu membuktikan niat pelaku melakukankecurangan.
Tujuan proses pengadilan adalah menilai orang, dan bukan mendengar celoteh
yang berkepanjangan tentang kejahatannya.
3. Kreatif dan berpikir seperti pelaku kejahatan, jangan mudah ditebak.
Seorang fraud auditor harus berpikir seperti pelaku fraud atau seperti
penjahat. Ia harus dapat mengantisispasi langkah-langkah berikut pelaku fraud
atau koruptor ketika mengetahui perbuatan mereka terungkap.
4. Tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan denganpersekongkolan.
Ada persekongkolan yang sifatnya sukarela, dan pesertanya memang
mempunyai niat jahat. Ada pula pseudoconspiracy dan peserta tidak
menyadari kalau keluguannya dimanfaatkan oleh rekan kerjanya.
5. Dalam menyusun strategi, perlu mempertimbangkan apakah kecurangan
dilakukan di dalam pembukuan atau di luarpembukuan.
Auditor harus mempertimbangkan apakah kecurangan dilakukan di dalam
pembukuan atau di luar pembukuan.

Nasihat Davia tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:


 Dari awal upayakan menduga siapa pelakufraud.
 Fokus pada pengambilan bukti dan barang bukti untukpengadilan.
 Kreatif, jangan mudahditebak.
 Investigator harus memiliki intuisi yang tajam untuk merumuskan teori
mengenaipersekongkolan.
 Kenali polafraud.

KARAKTERISTIK SEORANG PEMERIKSA FRAUD


Karakteristik Pemeriksa Fraud Berdasarkan Association of Certified Fraud Examine:
 Memiliki kemampuan yang unik, mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai
saksi secara fair, tidak memihak, sahih dan akurat, serta pelaporan secara
lengkap dan akurat.
 Mempunyai kepribadian yang menarik dan mampu memotivasi orang lain
untuk membantunya.
 Mampu berkomunikasi dalam “bahasa”mereka.
 Memiliki kemampuan teknis untuk mengerti konsep-konsep keuangan dan
mampu untuk menarik kesimpulan.

KUALITAS AKUNTAN FORENSIK


Kualitas Akuntan Forensik menurut Robert J. Lindquist
 Kreatif;
 Rasa ingintahu;
 Tak mudahmenyerah;
 Memiliki akalsehat
 Business sense;dan
 Percaya diri.

INDEPENDEN, OBJEKTIF, DAN SKEPTIS


Ketiga sikap yang harus melekat pada diri seorang auditor dan tidak dapat dipisahkan
dari pekerjaan akuntan forensik.
Lampiran A menyajikan contoh dari dua dokter forensik di Amerika Serikat yang
sama-sama mempunyai banyak pengalaman. Mereka berhadapan sebagai ahli dalam
situasi yang berseberangan.
Contoh kasus tersebut merupakan pembelajaran bagi akuntans forensik. Pengadilan
bisa menghadirkan dua akuntan forensik yang mewakili pihak-pihak yang
berseberangan, yakni penuntut umum dan tim pembela/terdakwa. Kedua akuntan
forensik harus jujur, independen, dan memegang teguh profesional skepticism.

KODE ETIK AKUNTANSI FORENSIK


Kode etik berisi nilai-nilai luhur yang amat penting bagi eksistensi profesi. Profesi
bisa eksis karena ada integritas (sikap jujur walaupun tidak diketahui orang lain),
rasa hormat dan kehormatan, dan nilai-nilai luhur lainnya yang menciptakan rasa
percaya dari pengguna dan stakeholders lainnya.
PELAKSANAAN KODE ETIK
Mempunyai dokumen mengenai Standar dan Kode Etik adalah langkah awal yang
baik. Namun, tanpa penegakan yang tegas dan konsisten, kredibilitas profesi
dipertanyakan.
Contohnya pada Kotak 4.5 pimpinan KPK tetap bersikap tegas dan cepat dalam
menangani kasus pemerasan yang dilakukan oleh penyidiknya.

STANDAR AUDIT INVESTIGATIF


Standar Audit Investigatif menurut K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett:
 Seluruh investigasi harus dilandasi praktik terbaik yangdiakui
 Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian sehingga bukti tadi dapat
diterima dipengadilan
Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan
diindeks, dan jejak audit tersedia.
 Pastikan bahwa para investigator mengerti hak-hak asasi pegawai dan
senantiasamenghormatinya.
 Beban pembuktian ada pada yang menduga pegawainya melakukan
kecurangan. dan pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut
baik dalam kasus hukum administratif maupun hukum pidana
 Mencakup seluruh substansiinvestigasi
 Meliputi seluruh tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk
perencanaan, pengumpulan bukti dan barang bukti, wawancara, kontak
dengan pihak ketiga, pengamanan mengenai hal-hal yang
bersifatrahasia,ikutitatacaraatauprotokol,dokumentasidanpenyelenggaraanc
atatan,keterlibatan polisi, kewajiban hukum, dan persyaratan
mengenaipelapor.

STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA


Terdapat beberapa point penting mengenai pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya
penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan; kecurangan (fraud) dan
Ketidakpatutan (Abuse); Kotak 4.10.

16. Pemeriksa harus menentukan ketentuan peraturan perundang-undanganyang


mempunyai pengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan, dan harus
memperhitungkan risiko bahwa penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-
undangan, dan kecurangan maupun penyalahgunaan wewenang dapat terjadi.
17. Tidak praktis bagi pemeriksa untuk menetapkan suatu ketentuan peraturan
perundang-undangan berpengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan.

18. Pemeriksa dapat mengandalkan pekerjaan penasihat hukum dalam hal: (1)
menentukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan
terhadap tujuan pemeriksaan, merancang pengujian untuk menilai kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan (3) mengevaluasi hasil pengujian
tersebut.

19. Dalam merencanakan pengujian untuk menilai kepatuhan terhadap ketentuan


peraturan perundang-undangan, pemeriksa harus menilai risiko kemungkinan
terjadinya penyimpangan.

20. Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksa harus mempertimbangkan risiko


terjadinya kecurangan (fraud5) yang secara signifikan dapat mempengaruhi tujuan
pemeriksaan.

21. Ketika pemeriksa mengidentifikasi faktor-faktor atau risiko-risiko kecurangan


yang secara signifikan dapat mempengaruhi tujuan atau hasil pemeriksaan, pemeriksa
harus merespon masalah tersebut dengan merancang prosedur untuk bisa memberikan
keyakinan yang memadai bahwa kecurangan tersebut dapat dideteksi.

22. Pemeriksa harus waspada terhadap situasi atau transaksi-transaksi yang


berindikasi kecurangan.

23. Pelatihan, pengalaman, dan pemahaman pemeriksa terhadap program yang


diperiksa dapat memberikan suatu dasar bagi pemeriksa untuk lebih waspada bahwa
beberapa tindakan yang menjadi perhatiannya bisa merupakan indikasi adanya
kecurangan.

24. Ketidakpatutan berbeda dengan kecurangan atau penyimpangan dari ketentuan


peraturan perundang-undangan.
25. Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam menelusuri
indikasi adanya kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-
undangan atau ketidakpatutan, tanpa mencampuri proses investigasi atau proses
hukum selanjutnya, atau kedua-duanya.

26. Suatu pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan Standar Pemeriksaan ini
akan memberikan keyakinan yang memadai bahwa telah dilakukan deteksi atas
penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan atau kecurangan yang
secara signifikan dapat mempengaruhi hasilpemeriksaan.

Standar Akuntansi Forensik


Ringkasan Standar Umum Dan Khusus Akuntansi Forensik
100 Independensi : Akuntan Forensik Harus Independen Dalam Melaksanakan
Tugas
120 Objektivitas : Akuntan Forensik Harus Objektif (Tidak Berpihak) Dalam
Melaksanakan Telaah Akuntansi Forensik
200 Kemahiran Profesional : Akuntansi Forensik Harus Dilaksanakan Dengan
Kemahiran Dan Kehati-Hatian Profesional
210 Sumber Daya Manusia
220 Pengetahuan, Pengalaman, Keahlian, Dan Disiplin
230 Supervisi
240 Kepatuhan Terhadapt Standar Perilaku
250 Hubungan Manusia
260 Komunikasi
270 Pendidikan Berkelanjutan
280 Kehati-Hatian Profesional
300 Lingkup Penugasan : Akuntansi Forensik Harus Memahami Dengan Baik
Penugasan Yang Diterima
310 Keandalan Informasi
320 Kepatuhan Terhadap Kebijakan, Rencana, Prosedur, Dan Ketentuan
Perundang-Undangan
330 Pengamanan Asset
340 Penggunaan Sumber Daya Secara Efisien Dan Ekonomis
350 Penggunaan Sumber Daya Secara Efisien Dan Ekonomis
400 Pelaksaanaan Tugas Telaahan :
410 Perumusaln Masalah Dan Evaluasinya
420 Perencanaan
430 Pengumpulan Bukti
440 Evaluasi Bukti
450 Komunikasi Hasil Penugasan

Anda mungkin juga menyukai