Berikut ini adalah penjelasan singkat dari beberapa jasa forensik dalam tabel di atas:
1. Analytic&Forensic Technology- ini adalah jasa-jasa yang dikenal sebagai
computer forensics, seperti data imaging (termasuk memulihkan kembali data
computer yang hilang atau dihilangkan) dan data mining. Beberapa perangkat
lunak ini dilindungi hak cipta, seperti Dtect
2. Fraud Risk Management- Serupa dengan FOSA dan COSA. Beberapa
peralatan analisisnya terdiri atas perangkat lunak ini dilindungi hak cipta,
seperti Tip-Offs Anonymous, DTermine, dan Dtect.
3. FCPA Reviews and Investigations. FCPA adalah undang-undang di Amerika
Serikat yang memberikan sanksi hokum kepada entitas tertentu atau
pelakunya (agent) yang menyuap pejabat atau penyelenggara negara di luar
wilayah Amerika Serikat. FCPA orientasinya adalah pada potensi pelanggaran
terhadap FCPA. FCPA Investigations merupakan jasa investigasi ketika
pelanggaran terhadap FCPA sudah terjadi.
4. Anti Money Laundering Services – Money Laundering. Jasa yang diberikan
kantor akuntan adalah pada potensi pelanggaran terhadap undang-undang
pemberantasan pencucian uang.
5. Whistleblower Hotline-Whistleblower. Banyak fraud terungkap karena
whistleblower memberikan informasi secara diam-diam atau tersembunyi
tentang fraud yang sudah atau sedang berlangsung.
6. Busines Intelligence Services. Jasa ini diperlukan oleh perusahaan yang akan
melakukan akuisisi, merger, atau menanamkan uangnya pada perusahaan lain.
ASSET RECOVERY
Asset Recovery adalah upaya pemlihan kerugian denggan cara menemukan
dan menguasai kembali aset yang dijarah, misalnya dalam kasus korupsi,
penggelapan dan pencucian uang.
Inilah tantangan besar yang dihadapi akuntan forensik Indonesia. Setiap tahun
kita melihat laporan berbagai lembaga mengenai asset negara yang berhasil
diselamatkan. Jumlahnya cukup besar, namun masih relatif kecil dibandingkan
dengan seluruh kerugian keuangan negara dan kerugiann negara karena melawan
hukum.
EXPERT WITNESS
Pemberian jas forensik berupa penampilan Ahli (Expert Winess) di
pengadilan negara-negara Anglo Saxon begitu lazim.
Secara Teknis Akuntansi Forensik berarti menyiapkan seorang akuntan
menjadi saksi ahli dalam litigasi, sebagai bagian dari tim penuntut umum atau
pembela dalam perkara yang berkenaan dalam fraud. Namun, dalam perkembangan
selanjutnya istilah “Akuntansi Forensik” bermakna sama dengan akuntansi
investigatif.
Masalah yang timbul dalam penggunaan akuntan forensik sebagai ahli
dipersidangan, khususnya dalam tindak pidana korupsi , adalah kompetensi dan
independensi. Masalah kompetensi dan independensi sering dipetanyakan tim
pembela atau pengacara terhadap akuntan forensik yang membantu penuntut umum.
Sebaliknya, tidak ada pertanyaan mengenaikompetensi dan independensi akuntan
forensik yang membantu tim pembela ( Pengacara)
FRAUD DAN AKUNTANSI FORENSIK
Akuntansi forensik pada dasarnya menangani fraud. Oleh karena itu para
akuntan forensik di Amerika Serikat menamakan asosiasi mereka Association of
Certified Fraud Examiners (ACFE). ACFE ini mempublikasikan penelitiannya
tentang fraud , seperti konsep Fraud Tree dan Report to the Nation.
BAB 4
ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR
AUDIT INVESTIGATIF
18. Pemeriksa dapat mengandalkan pekerjaan penasihat hukum dalam hal: (1)
menentukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan
terhadap tujuan pemeriksaan, merancang pengujian untuk menilai kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan, dan (3) mengevaluasi hasil pengujian
tersebut.
26. Suatu pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan Standar Pemeriksaan ini
akan memberikan keyakinan yang memadai bahwa telah dilakukan deteksi atas
penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan atau kecurangan yang
secara signifikan dapat mempengaruhi hasilpemeriksaan.