Anda di halaman 1dari 11

INVESTIGASI SISTEM

KASUS KASUS TENTANG


KEAMANAN SISTEM

NAMA : RAIS AKBAR


SIDIK
NIM : 20110156
MATKUL : ASI
Penyerangan terhadap jaringan internet KPU
Kasus forgery, hacking-cracking, sabotage and extortion, atau cyber terorism

Jaringan internet di Pusat Tabulasi Nasional Komisi Pemilihan Umum sempat


down (terganggu) beberapa kali (15 April 2009). Menurut Husni, tim kepolisian
pun sudah mendatangi Pusat Tabulasi Nasional KPU di Hotel Brobudur di Hotel
Brobudur, Jakarta Pusat. Mereka akan mengusut adanya dugaan kriminal dalam
kasus kejahatan dunia maya dengan cara meretas. “Kamu sudah melaporkan
semuanya ke KPU. Cybercrime sudah datang,” ujarnya. Sebelumnya, Husni
menyebut sejak tiga hari dibuka, Pusat Tabulasi berkali-kali diserang oleh
peretas.” Sejak hari lalu dimulainya perhitungan tabulasi, samapai hari ini kalau
dihitung-hitung, sudah lebuh dari 20 serangan”, kata Husni, Minggu(12/4).
Seluruh penyerang itu sekarang, kata Husni, sudah diblokir alamat IP-nya oleh
PT. Telkom. Tim TI KPU bias mengatasi serangan karena belajar dari
pengalamn 2004 lalu. “Memang sempat ada yang ingin mengubah tampilan
halaman tabulasi nasional hasil pemungutan suara milik KPU. Tetapi segera
kami antisipasi.” Kasus di atas memiliki modus untuk mengacaukan proses
pemilihan suara di KPK. Motif kejahatan ini termasuk ke dalam cybercrime
sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan para penyerang dengan
sengaja untuk melakukan pengacauan pada tampilan halaman tabulasi nasional
hasil dari Pemilu.
Pencurian dan penggunaan account internet milik orang lain.
cybercrime uncauthorized access dan hacking-cracking

Dunia perbankan dalam negeri juga digegerkan dengan


ulah Steven Haryanto, yang membuat situs asli tetapi
palsu layanan perbankan lewat Internet BCA. Lewat
situs-situs “Aspal”, jika nasabah salah mengetik situs
asli dan masuk ke situssitus tersebut, identitas
pengguna (user ID) dan nomor identifikasi personal
(PIN) dapat ditangkap. Tercatat 130 nasabah tercuri
data-datanya, namun menurut pengakuan Steven pada
situs Master Web Indonesia, tujuannya membuat situs
plesetan adalah agar publik memberi perhatian pada
kesalahan pengetikan alamat situs, bukan mengeruk
keuntungan.
 Fenomena Ransomware WannaCry

Beberapa tahun lalu jagat digital


sempat diramaikan dengan
kemunculan virus komputer
Ransomware WannaCry yang
mampu mengunci data
komputer seseorang.
Untuk bisa membuka dan
mengakses data tersebut syarat
yang harus Anda lakukan adalah
membawar sejumlah uang
tebusan melalui wallet Bitcoin.
Deface situs DPR

 Website DPR RI dengan alamat


 dpr.go.id sempat mengalami
peretasan oleh pihak yang tak
dikenal, kemarin (7/10/2020)
hingga Kamis (8/10/2020) pagi
tadi. Peretas berhasil mengubah
nomenklatur "Dewan Perwakilan
Rakyat" menjadi "Dewan
Penghianat Rakyat".

Beberapa akun Twitter sempat


mengabarkan hal tersebut dan
menjadi viral.
SPAMING DAN CARDING DI ONLIEN SHOP

Polda Jawa Timur mengungkap kejahatan ITE


yang dilakukan dengan spamming dan carding.
Pelaku mencuri data kartu kredit milik orang lain
yang kemudian digunakan untuk membeli barang
melalui online dengan kartu tersebut.

"Kasus ini berkembang dari transaksi online,


menggunakan kartu kredit yang sudah dimodifikasi
untuk melakukan kejahatan," ujar Wadireskrimum
Polda Jatim AKBP Arman Asmara Syarifuddin di
Kantor Humas Polda Jatim, Jalan Ahmad Yani
Surabaya, Selasa (20/3/2018)

Baca artikel detiknews, "Pelaku Spamming dan


Carding Dibekuk Bobol Kartu Kredit Rp 500 Juta"
selengkapnya 
Pembobolan Data Akun Tokopedia
 Sniffing,Phising

Pada bulan Mei 2020, 91 juta akun dan 7 juta akun


pedagang di marketplace tokopedia dibobol oleh para
peretas dan kemudian data tersebut dijual di
RaidForums.
Pihak tokopedia sendiri menyatakan bahwa data yang
bocor hanya berupa data email, nama, alamat dan
informasi pribadi lainnya. Namun untuk password dan
data informasi keuangan dinyatakan aman.
Hacker Surabaya Jebol Situs di 42 Negara
Hacking

Di tahun 2018 lalu. 6 mahasiswa IT yang tergabung


dalam komunitas Surabaya Black Hat ditangkap
Kepolisian Republik Indonesia setelah meretas
website pemerintah Los Angeles, Amerika Serikat
dan ribuan website dalam dan luar negeri lainnya.
Kasus ini terungkap setelah Polri mendapat laporan
dari FBI tentang aktivitas kelompok ini. Tercatat ada
sekitar 3000 sistem yang diretas. Modus dari para
pelaku sendiri adalah meminta tebusan pada setiap
pihak yang sistemnya berhasil mereka retas.
Demikian artikel singkat mengenai cyber crime atau
kejahatan siber dunia maya, mulai dari pengertian,
jenis-jenis dan juga contoh cyber crime di Indonesia. 
Bocor nya Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014
hacking-cracking, sabotage and extortion

Jutaan data kependudukan milik warga Indonesia diduga bocor dan dibagikan
lewat forum komunitas hacker. Data tersebut diklaim merupakan data Daftar
Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014. Temuan dugaan kebocoran data pemilih tetap
KPU ini pertama kali diungkap oleh akun Twitter @underthebreach pada 21 Mei
2020 lalu. Data tersebut dibagikan di forum komunitas hacker dalam bentuk file
berformat PDF. Sang peretas mengklaim telah mengantongi 2,3 juta data
kependudukan. Data yang dihimpun mencakup sejumlah informasi sensitif, seperti
nama lengkap, nomor kartu keluarga, Nomor Induk Kependudukan (NIK), tempat
dan tanggal lahir, alamat rumah, serta beberapa data pribadi lainnya. Tak cuma itu,
hacker juga mengklaim masih memiliki 200 juta data warga Indonesia yang bakal
dibocorkan di forum tersebut. Kendati begitu, Komisioner KPU, Viryan Aziz
mengatakan bahwa data tersebut bersifat terbuka untuk memenuhi kebutuhan
publik dan sudah sesuai dengan regulasi. Viryan juga menepis bahwa jumlah DPT
pada Pilpres 2014 tak sampai 200 Juta, melainkan hanya 190 Juta.
Bocor nya data ShopBack
hacking-cracking, sabotage

Kasus kebocoran data yang menimpa platform cashback


rewards serta kurator e-commerce asal Singapura,
ShopBack terjadi pada September 2020 lalu. Dalam
keterangan resmi yang dibagikan ShopBack lewat e-mail
kepada seluruh penggunanya, disebutkan bahwa ShopBack
mengaku menemukan adanya akses ilegal ke sistem yang
memuat data pengguna. Saat itu, ShopBack memastikan
bahwa informasi penting pengguna seperti password masih
tetap aman dan terlindungi lewat enkripsi. Data kartu kredit
pun juga tidak disimpan di dalam sistem Shopback. Meski
demikian, ShopBack tetap menganjurkan penggunanya
untuk mengganti password dan membedakan kata sandi
baru mereka dengan aplikasi lainnya demi keamanan akun.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai