Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

BENDA DAN HAK KEBENDAAN DI INDONESIA

“BEZIT SEBAGAI HAK KEBENDAAN”

PENDAHULUAN

Manusia dalam pergaulan hidup memerlukan benda-benda baik untuk dipergunakan


langsung ataupun sekedar sebagai alat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Benda
merupakan hal yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dan hal tersebut tidak pernah
lepas dalam pergaulan hidup manusia di seluruh dunia. Dalam setiap interaksi manusia yang
melibatkan benda yang berkembang sesuai dengan perkembangan pola hidup manusia
menjadikan benda sebagai sesuatu perlu untuk diatur. Keberadaan adanya suatu benda pun
cukup mempengaruhi segala perbuatan-perbuatan yang timbul antar sesama manusia.
Manusia dalam pergaulan hidup memerlukan benda-benda baik untuk dipergunakan
langsung ataupun sekedar sebagai alat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Benda
merupakan hal yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dan hal tersebut tidak pernah
lepas dalam pergaulan hidup manusia di seluruh dunia. Dalam setiap interaksi manusia yang
melibatkan benda yang berkembang sesuai dengan perkembangan pola hidup manusia
menjadikan benda sebagai sesuatu perlu untuk diatur. Keberadaan adanya suatu benda pun
cukup mempengaruhi segala perbuatan-perbuatan yang timbul antar sesama manusia.
Manusia dalam pergaulan hidup memerlukan benda-benda baik untuk dipergunakan
langsung ataupun sekedar sebagai alat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Benda
merupakan hal yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari, dan hal tersebut tidak pernah
lepas dalam pergaulan hidup manusia di seluruh dunia. Dalam setiap interaksi manusia yang
melibatkan benda yang berkembang sesuai dengan perkembangan pola hidup manusia
menjadikan benda sebagai sesuatu perlu untuk diatur. Keberadaan adanya suatu benda pun
cukup mempengaruhi segala perbuatan-perbuatan yang timbul antar sesama manusia.
Pada saat ini pengaturan tehadap suatu benda secara umum masih diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer). Beberapa perkara menyangkut perbuatan hukum
tidak jarang berkaitan dengan hak-hak perseorangan yang bersifat kebendaan. Pasal 499
KUHPerdata manyatakan "Menurut paham undang-undang ypng dinamakan kebendaan ialah,
tiap-tiap barang dan tiaptiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak milik sehingga pengertian benda
disini dapat dipahami sebagai benda yang dapat dilekatkan hak atau dijadikan sebagai hak
milik. Hak milik belum dapat dilekatkan ke suatu benda sebelum adanya suatu kepemilikan
terhadap benda tersebut. Suatu benda tentu ada yang memiliki. Kepemilikan atas benda itu
merupakan suatu bentuk yang menunjukkan bahwa benda itu ada pemiliknya dan berada dalam
suatu penguasaan dari si pemilik benda tersebut.
Kepemilikan terhadap suatu benda terlihat dari adanya hak kebendaan atas benda.
Dalam hal memiliki sebuah benda akan melekat terhadapnya suatu hak milik. Hak milik
merupakan hak yang paling kuat diantara hak-hak kebendaan lainnya. Hak milik ini bersifat
penuh. Menurut ketentuan Pasal 570 KUHPerdata menyebutkan hak milik adalah hak untuk
menikmati suatu barang secara lebih leluasa dan untuk berbuat terhadap barang itu secara bebas
sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang dan asal tidak mengganggu hak orang lain. Kesemuanya
itu tidak mengurangi kemungkinan pencabutan hak demi kepentingan umum dan penggantian
kerugian yang pantas, berdasarkan peraturan perundang-undangan.1
Hukum perdata menurut Subekti adalah seluruh hukum private materiil berupa segala
hukum pokok mengatur kepentingan perseorangan.Kemudian, Sudikno mertokusumo juga
mengartikan hukum perdata adalah segala peraturan yang berkaitan dan berkenaan
mempelajari hubungan antara orang yang satu dan juga dengan yang lainnya, termasuk dalam
hal hubungan keluarga dan pergaulan masyarakat. Salah satu kamar atau ruang lingkup dari
hukum perdata adalah berkenaan dengan hukum kebendaan.2
Terkait dengan kepemilikan suatu benda ini ialah bezit. Bezit kedudukan menguasai
atau menikmati suatu barang yang ada dalam kekuasaan seseorang secara pribadi atau dengan
perantara orang lain, seakan akan barang itu miliknya sendiri. Pihak yang menjalankan bezit
adalah subjek hukum yang pada kenyataannya mempunyai hak kuasa, jadi merupakan
kekuatan nyata atas suatu benda sehingga benda itu kepunyaannya.

PERMASALAHAN

Dari pembahasan diatas, penulis ingin menyampaikan inti permasalahan dari apa yang
dimaksud dengan Hak Kebendaan dalam hak bezit ?

1 https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4133/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5&isAllowe d-y (di akses pada


19 Juni 2023. pukul 15:32)
2 Siti Malikhatun Badriyah, Penemuan Hukum dan Penciptaan Hukum Oleh Hakim Untuk Mewujudkan Keadilan,Jurnal

MMH, Volume 40, Nomor 3, 2011, hlm. 387.


PEMBAHASAN

Pemahaman tentang benda berwujud adalah semua barang yang berwujud yang dapat
ditangkap dengan panca indra, sedangkan benda tidak berwujud adalah hak tertentu yang dapat
dijadikan objek hak milik, seperti hak atas bunga, perutangan, penagihan, dan sebagainya.
Untuk pengertian mengenai benda berwujud, sistem hukum KUHPerdata Indonesia membagi
lagi dalam pengertian benda bergerak, misalnya sepeda motor, jam tangan, radio, televisi,
termasuk beberapa hak tidak bergerak, antara lain tanah dan segala sesuatu yang melekat di
atasnya, seperti bangunan permanen dan tanaman, serta mesin- mesin pabrik yang tertanam
dan digunakan secara tetap.3 Hak kebendaan dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Hak kebendaan yang bersifat memberikan kenikmatan: bezit, eigendom, detentie.

Bezit :

a. benda bergerak, berlaku Bezit : eigendom dan


b. benda tidak bergarak, tidak berlaku bezit : eigendom
2. Hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan: gadai, hipotik, hak
tanggungan,jaminan fidusia.4

Pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II KUHPerdata mempergunakan sistem


tertutup. Artinya, orang tidak diperbolehkan mengadakan hak-hak kebendaan selain dari yang
telah diatur dalam undangundang ini. Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend
recht), artinya harus dipatuhi, tidak boleh disimpangi, termasuk memuat peraturan baru yang
menyimpang dari yang telah ditetapkan.' Dalam KUHPerdata benda dibagi atas dua jenis
macam, yaitu benda berwujud dan benda tidak berwujud serta benda bergerak dan benda tidak
bergerak.5

Menurut KUHPerdata kepemilikan sebuah benda diterapkan dalam bentuk hak-hak atas
kebendaan. Hak tersebut diantaranya hak milik, bezit, dan hak-hak kebendaan di atas
kebendaan milik orang lain. Menurut KUHPerdata kepemilikan sebuah benda diterapkan
dalam bentuk hak-hak atas kebendaan. Hak tersebut diantaranya hak milik, bezit, dan hak-hak
kebendaan di atas kebendaan milik orang lain. Hak milik adalah hak untuk menikmati
kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu

3 Neng Yani Nurhayani, Hukum Perdata, Bandung, CV Pustaka Setia, 2015, hlm. 163.
4 Siti Malikhatun Badriyah, Hukum Benda, Semarang, 2021, hlm 5-9.
5 Ibid hlm 165.
dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan
umum yang ditetapka oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannnya, dan tidak
mengganggu hak-hak orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan
pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan undang- undang dan
dengan pembayaran ganti rugi. (Pasal 570 KUH Perdata). Sedangkan bezit merupakan suatu
bentuk menguasai atas sebuah benda yang mana benda tersebut ada dalam kekuasaan seseorang
atau dengan perantara orang lain. Serta hak-hak kebendaan di atas kebendaan milik orang lain
merupakan suatu hak yang dimiliki oleh seseorang yang benda tersebut merupakan milik orang
lain, seperti hak tanggungan, hak guna bangunan, hak gadai. Selain itu Bezit dan bezitter
merupakan istilah yang dapat kita temui dalam hukum kebendaan. Dimaksud dengan bezit
adalah suatu keadaan lahir, di mana seorang menguasai suatu benda seolah-olah kepunyaannya
sendiri. yang oleh hukum dilindungi, dengan tidak mempersoalkan hak milik atas benda
sebenarnya ada pada siapa.6 Bezit juga merupakan keadaan memegang atau menikmati sesuatu
benda di mana seorang menguasainya baik sendiri ataupun dengan perantaraan orang lain
seolah- olah itu adalah kepunyaan sendiri.7

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, pengertian bezit mendekati atau hampir sama


dengan pengertian hak milik (eigendom). Bedanya pada eigendom lebih menunjukkan suatu
hubungan hukum dengan pemiliknya, sedangkan pada bezit lebih menunjukkan adanya
hubungan nyata antara si pemegang dengan bendanya. Selain itu pada eigendom, seseorang
dapat bertingkah sebagai pemilik (eigenaar) suatu benda karena ia memang pemiliknya. Tetapi,
ada juga yang bertindak atau bersikap seakan-akan ia pemilik suatu benda tanpa diketahui
apakah ia pemilik sesungguhnya atau bukan. Kalau ia memenuhi persyaratan telah ditentukan,
maka ia akan memperoleh perlindungan hukum sebagai penguasa (bezitter) tanpa wajib
membuktikan haknya.8 Dalam pasal 538 KUH perdata pengaturan tentang cara memperoleh
bezit tidaklah di atur secara jelas tetapi jika kita melihat literature dan pendapat para sarjana
maka kita akan menemukan 2 cara memperoleh bezit,

• Occupatio (pendakuan/menduduki), cara ini juga biasa di sebutkan seagai cara asli atau
originair, artinya memperoleh barang/benda secara mandiri tanpa bantuan orang lain
atau dari bezziter sebelumnya. Contohnya, berburu satwa liar di hutan, mengambil ikan
di sungai

6 Subekti, pokok-pokok hukum perdata, PT. Intermasa, 2003, hlm 63.


7 Ibid glm 67.
8 Ibid
• Traditio cara ini adalah memperoleh benda dengan bantuan dari bezziter lain terlebih
dahulu, jadi sifatnya adalah penyerahan secara langsung dari bezziter lama kepada
bezziter yang baru.Contoh, saat terjadinya sewa-menyewa, benda warisan

Fungsi Bezit

Bezit memiliki 2 fungsi yaitu fungsi Polisionil dan fungsi zakenrechttelijk.

• Fungsi Polisionil adalah bahwa bezit mendapatkan perlindungan hukum, dimana


perlindungan hukum ini tidak memandang siapa sebenarnya pemilik sejati dari benda
itu, siapapun yang mejadi bezziter suatu bezit maka mendapatkan suatu perlindungan
hukum meskipun dia pencuri, sampai dengan ia terbukti di pengadilan bukan orang
yang berhak atas benda itu. Barang siapa yang merasa haknya di langgar maka harus
minta dapatpenyelesaian di pengadilan. Fungsi ini terdapat pada semua bezit tanpa
terkecuali.9
• Fungsi zakenrechtelijk adalah bahwa setelah bezit itu berjalan beberapa waktu tanpa
adanya protes dari pemilik sah atau eigenar bezit itu dapat berubah menjadi eigendom
atau menjadi sah atas kepemilikannya dengan bantuan lembaga Verjaring fungsi ini
tidak ada dalam setiap bezit akan tetapi hanya pada Burgerlijk bezit.10

Pembagian/ Macam-macam Bezit

Bezit atas benda dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu:

• Bezit yang beriktikad baik (bezit te goeder trouw), bezit ini adalah bagi mereka yang
menguasai suatu benda tanpa tahu sebelumnya bahwa benda yang berada di
kekuasaanya bukan miliknya, atau tanpa cacat
• Bezit yang beriktikad tidak baik (bezit te kwader trouw), adalaha bezit yang
pemegannya mengetahui bahwa benda yang di kuasainya itu bukan miliknya tau di
peroleh dari orang yang salah atau dengan cacat.11

Hak-Hak Bezziter

Hak hak bezziter dibagi atas dua hal yaitu terhadap bezziter beriktikad baik dan beriktikad
buruk.

9 Prof.Dr.Ny.Sri Soedewi M. Sofyan,1981, Hukum perdata: Hukum Benda, Yogyakarta, Penerbit liberty, Halaman 78
10 Ibid
11 Salim HS, S.H, M.S., 2002, Pengantar hukum perdata tertulis (BW), Jakarta, Sinar Grafika Halaman 105
1. Hak Bezziter yang beriktikad baik dalam pasal 548 KUH Perdata adalah
• orang yang menguasai benda dianggap sebagai pemiliknya sampai dapat
dibuktikan sebaliknya di muka pengadilan;
• orang yang menguasai benda itu dapat memperoleh hak milik atas benda itu
karena daluarsa (verjaring);
• orang yang menguasai benda itu berhak menikmati segala hasilnya sampai
saat penuntutan kembali benda itu di muka pengadilan;
• orang yang menguasai benda itu berhak mempertahankan penguasaannya
terhadap gangguan atau berhak dipulihkan kembali apabila kehilangan
penguasaannya
2. Hak Bezziter yang beriktikad buruk dalam pasal 549 KUHPER adalah
• orang yang menguasai benda dianggap sebagai pemiliknya sampai dapat
dibuktikan sebaliknya di muka pengadilan;
• orang yang menguasai benda itu apabila telah menikmati segala hasilnya wajib
mengembalikannya kepada yang berhak;
• orang yang menguasai benda itu berhak mempertahankan penguasaannya
terhadap gangguan atau berhak dipulihkan kembali apabila kehilangan
penguasaannya

Teori mengenai bezit terhadap benda bergerak

Menurut ketentuan Pasal 1977 KUHPerdata “terhadap benda bergerak yang tidak berupa
bungan maupun piutang yang tidak atas tunjuk (aan toonder), maka siapa yang menguasainya
dianggap sebagai pemiliknya” terdapat dua teori terkenal tentang bagaimana pasal ini di
terapkan pada bezit pada benda bergerak.12
1. Eigendomstheorie, dikemukakan oleh Meijers yang melakukan penafsiran Pasal 1977
KUH Perdata secara gramatikal (kata perkata). Penguasaan atas benda bergerak berlaku
alas (dasar) hak yang sempurna adalah hak milik (eigendom). Dengan demikian, siapa
yang menguasai benda bergerak secara jujur (te goeder trouw) ia adalah pemilik benda
itu tanpa memperhatikan apakah ada alas hak yang sah atau tidak, apakah berasal dari
orang yang berwenang menguasai benda itu atau tidak.

12 Riduan Syahrani, Op.cit, Halaman 131


2. Legitimatietheorie, dikemukakan oleh Paul Scholten, yang menyatakan bahwa
penguasaan itu bukan hak milik, penguasaan tidak sama dengan hak milik. Penguasaan
hanya berfungsi ‘mengesahkan’ orang yang menguasai benda itu sebagai pemiliknya.
Tujuan Paul Scholten dengan teori ini ialah untuk melindungi pihak ketiga yang jujur.
Tetapi tidak semua pihak ketiga yang jujur harus dilindungi. Oleh karena itu di dalam
menafsirkan Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata itu sedemikian rupa sehingga
perlindungan hukum oleh pasal tersebut hanya berlaku terhadap perbuatan-perbuatan
perdagangan (handelsdaden). Seseorang yang jujur menerima suatu benda sebagai
hadiah dari orang yang bukan pemilik benda tersebut tidak perlu dilindungi terhadap
pemilik asli, karena menerima hadiah bukanlah perbuatan perdagangan
Berakhirnya Bezit
Berakhirnya bezit terbagi atas dua yaitu atas kehendak si Bezziter Sendiri atau tidak
atas kehendak Bezziter itu sendiri. Hal ini di atur dalam Pasal 543 KUH Perdata sampai dengan
Pasal 547 KUH Perdata.

• Berakhirnya bezit atas kehendak si bezziter adalah bahwa bezitter menyerahkan benda
tersebut secara sukarela kepada orang lain atau meninggalkan barang yang sudah
dikuasainya.
• Sedangkan berakhirnya bezit tanpa kehendak bezitter adalah barang yang dikuasai
olehnya beralih kepada pihak lain tanpa ada kehendak dari bezitter untuk
menyerahkannya.13

PENUTUP

Menurut KUHPerdata, hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu
kebendaan dengan leluasa, dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan
sepenuhnya, asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang
ditetapka oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannnya. dan tidak mengganggu hak-hak
orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi
kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti
rugi. Sedangkan bezit merupakan suatu bentuk menguasai atas sebuah benda yang mana benda
tersebut ada dalam kekuasaan seseorang atau dengan perantara orang lain.

13 Salim HS, S.H, Op.cit Halaman 107


DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU:

Subekti, S.H, 1992, Pokok-pokok hukum Perdata, Jakarta, PT Intermasa

HS , Salim, 2002, Pengantar hukum perdata tertulis (BW), Jakarta, Sinar Grafika

Siti Malikhatun Badriyah, Penemuan Hukum dan Penciptaan Hukum Oleh Hakim Untuk
Mewujudkan Keadilan, Jurnal MMH, Volume 40, Nomor 3, 2011.

Subekti. 2003. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Intermasa.

Neng Yani Nurhayani, Hukum Perdata, Bandung, CV Pustaka Setia, 2015, hlm. 163.
KUHPerdata.

Syahrani, Riduan, S.H, 1992, Seluk beluk dan asas asas hukum perdata, Bandung, Penerbit
Alumni.

Sofyan , Sri Soedewi M.,1981, Hukum perdata: Hukum Benda, Yogyakarta, Penerbit liberty

Siti Malikhatun Badriyah, 2021, Hukum Benda, Semarang, BaronRock.

B. PERATURAN UNDANG-UNDANG:

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPER)

Anda mungkin juga menyukai